Anda di halaman 1dari 45

Laporan Kasus

NEFROLITHIASIS
BAB I

PENDAHULU
AN
Batu ginjal merupakan
penyebab terbanyak
Hasil dari konkresi kristal
kelainan di
saluran kemih

umur 55-64
tahun (1,3%) angka kejadian rata-rata
sebesar 0,6% di seluruh
Indonesia.

<
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Anatomi Ginjal
ETIOLOGI
Kebanyakan pasien dengan
nefrolitiasis membentuk batu kalsium
(80%), yang sebagian besar terdiri dari
kalsium oksalat atau kalsium fosfat.
ETIOLOGI

Faktor Risiko - Dipengaruhi oleh penyakit,


kebiasaan, komposisi urin tertentu.

• Riwayat pribadi batu ginjal sebelumnya atau


di keluarga
• Infeksi saluran kemih mengubah pH urin
• Asupan cairan rendah
• Riwayat diabetes, obesitas, asam urat, dan
hipertensi
• Urine asam (pH <5,5), yang mendorong
pembentukan asam urat
Mekanisme Terbentuknya Batu Ginjal

S U P E R S AT U R A S I

K R I S TA L I S A S I
Proses pembentukan batu Tidak bergejala

Dipengaruhi oleh
batu mulai berkembang di
daerah papilla renal atau sistem
Konsentrasi Konsentrasi collectivus
Volume urin
kalsium fosfat
memasuki ureter atau
menyebabkan oklusi pada
Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi ureteropelvic junction
oksalt natrium asam urat

Konsentrasi
alami inhibitor pH urin
kalkulus
Timbul gejala nyeri
GEJALA
● Pasien dengan nefrolitiasis, bila terbatas
pada ginjal, akan asimtomatik. Gejala
umum yang terkait dengan batu ginjal,
termasuk nyeri akut yang menjalar ke
selangkangan, terjadi begitu batu mulai
turun ke ureter dari ginjal
● Nyeri ini sering dikaitkan dengan mual
dan muntah karena nyeri yang parah.

● Jika batu terinfeksi, pasien mungkin


mengalami demam, menggigil, atau
tanda-tanda lain dari tanda-tanda infeksi
sistemik yang memburuk
Tujuan utama tatalaksana pada pasien nefrolitiasis adalah

Tatalaksana
mengatasi nyeri, menghilangkan batu yang sudah ada, dan
mencegah terjadinya pembentukan batu yang berulang.

PRIMARY SURVEY

1. ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy) Bekerja dengan menggunakan gelombang kejut untuk
menghancurkan batu di dalam tubuh.
2. PCNL (Percutaneus Nephro Litholapaxy) (1st Choice)Merupakan salah satu tindakan endourologi untuk
mengeluarkan batu yang berada di saluran ginjal dengan cara memasukan alat endoskopi ke dalam
kalises melalui insisi pada kulit.
3. Bedah terbuka
4. Terapi Konservatif atau Terapi Ekspulsif Medikamentosa (TEM)
peningkatan asupan minum, pemberian diuretik, manajemen rasa nyeri pasien (simpatolitik, atau
antiprostaglandin, analgesik)
Komplikasi

Several complications can arise due to kidney


stones, and subsequently, stones that cause
obstruction. These include:
● Abscess formation
● Urosepsis
● Urinary fistula formation
● Ureteral scarring and stenosis
● Ureteral perforation
● Renal function loss due to long-standing
obstruction
Prognosis

Batu ginjal obstruktif  gagal ginjal akut/


infeksi (life threatening) .
BAB II
LAPORAN
KASUS
IDENTITAS
ANAMNESIS DAN
PEMERIKSAAN FISIK
Anamnesis
Keluhan Utama :
Penurunan Kesadaran

Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien datang dengan keluhan penurunan kesadaran yang dirasakan sejak 4 hari SMRS.
Penurunan kesadaran dirasakan secara perlahan-lahan, sebelumnya pasien dirawat di Rumah
Sakit Meuraxa selama 4 hari.

Pasien sebelum mengalami penurunan kesadaran sering mengeluhkan nyeri pinggang


yang hilang timbul timbul sejak 1 bulan SMRS, dan mengeluhkan penurunan selera makan.
Riwayat mual (+) muntah (+), BAK dirasa mulai berkurang 1 minggu terakhir.
Nyeri pinggang berat, BAK berdarah tidak dikeluhkan
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu :
DM tipe 2 sejak 2007
Hipertensi sejak 2007

Riwayat Penggunaan Obat


Glimepirid 5mg
Obat hipertensi dan pengencer darah (pasien tidak ingat namanya)
Pemeriksaan Fisik IGD
TD : 119/60 mmHg
HR : 88x/menit
RR : 24x/menit
T : 37 C

Pemeriksaan Fisik (14-12-2020)


• Keadaan Umum : Lemah
• Airways : Clear Mallampati 1, buka mulut > 3 jari
• Breathing : RR 16 kali, Sp02 100% RA, Ves (+/+),
rh (-/-), wh (-/-)
• Circulation : TD 155/90 mmHg, HR 60 kali/menit, murmur (-)

• Disability : GCS E4M6V5, BB 55 kg, pupil isokor


Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
• Mata : Pupil Isokor, Mata cekung (-/-), konjungtiva anemis (+/+),
sklera ikterik (-/-)
• Mulut : Buka mulut > 3 jari, gigi palsu (-), mallampati 1
• Leher : Trakea terletak di tengah leher, massa (-)
Pemeriksaan Fisik
Thoraks
Inspeksi : Dinding dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Palpasi : Stem Fremitus Kanan = Kiri, Pergerakan Dinding Dada Simetris
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : Cor : BJ I/II reguler, Murmur (-), Gallop (-)
Pulmo : Vesikuler (+/+), Wheezing (-/-), Ronkhi (-/-)
Pemeriksaan Fisik
Tulang Belakang : Luka (-), infeksi (-)
Ekstremitas : Superior : Akral hangat/hangat, Kering/Kering,
CRT < 2 detik, edema (-/-), Parese (-/-)
Inferior : Akral hangat/hangat, Kering/Kering,
CRT < 2 detik,edema(-/-), Parese (-/-)
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Laboratorium

Tanggal : 26 November 2020


Hb : 8,3
Ht : 25
Eritrosit : 3,1
Trombosit : 361
Leukosit : 19,9
DiffTell
Eos/Bas/NB/NS/L/M: 2/1/0/85/7/5
Ur/Cr : 168/7,5
Na/K/Cl : 134/6,1/106
Laboratorium Tanggal : 30 November 2020
Urinalisis
Tanggal : 29 November 2020 Warna : Kuning
Kejernihan : Keruh
Berat Jenis : 1,014
Hb : 8,2 pH :5
Leukosit : 10,9 Leukosit : POSITIF
Protein : POSITIF (+2)
DiffTell Glukosa : POSITIF (+1)
Eos/Bas/NB/NS/L/M : 3/1/0/74/15/7 Darah : POSITIF
Ur/Cr : 196/6,2 Sedimen urin
Leukosit : 50-60
Na/K/Cl : 134/6/106 Eritrosit : 8-10
Kultur urin
Organism : Eschericia coli > 105 CFU/ml
Laboratorium

26/11 29/11 2/12 3/12 6/12 10/12 13/12

HB 8,3 8,2 8,5 7,8 10,5 9,9

Leukosit 19,9 10,9 11,5 10,7 8,4 7,1

Ureum 168 196 202 210 159 125

Creatinin 7,5 6,2 4,1 3,8 2,3 1,9


USG Ginjal

Tanggal : 27 November 2020


Bentuk dan ukuran nomal, sistem pelvikalises tidak melebar.
Tampak batu ukuran sekitar 1,2 cm di Ginjal kiri dan batu dengan
ukuran 1 cm di ginjal kanan.
Kesan : Nefrolithiasis bilateral
CT Scan Pelvis Tanpa Kontras

Tanggal : 03 Desember 2020


CT Scan Pelvis Tanpa Kontras

Tanggal : 03 Desember 2020


• Alignment : Kedudukan tulang pembentuk pelvis normal
• Lumbo-sacral joint : tak tampak fraktur, tak tampak erosi dan destruksi
• Urology :
RK : Bentuk normal, Tampak stone opaque a/r Pelvis Renis : ukuran 2x3 cm
LK : Bentuk normal, Tampak stone opaque, multiple, a/r hilus dan kortex.
Ukuran 0,5 s.d 1 cm
• Ureter dan Vesica urinaria tampak normal
Kesimpulan : Nephrolythiasis RK et LK
Diagnosis (14-12-2020)

1. Penurunan Kesadaran ec.dd/


- Uremic ensefalopati
– Sepsis
- Hipoglikemi
2. Multiple Nefrolithasis dextra et sinistra
3. AKI Stage III post renal
4. Anemia sedang ec dd 1.Penyakit kronis
5. DM Tipe 2
6. Hipertensi stage II
Tatalaksana IGD Tatalaksana 14/11
26/11
• 02 2Lpm via nasal canul • Diet DM 1700 kkal/hari
• Diet DM 1700 kkal/hari • IVFD RL 500cc/24jam
• IV Ceftriaxone 2 g/24jam • IV Meropenem 500mg/12jam
• IV Omeprazole 40mg/12 jam • IV Omeprazole 40mg/12 jam
• Lenal Ace 169mg/12jam • Sc Lantus 0-0-0-10 unit
• Kalitake 1 sach/8jam • Sc Novorapid 10-10-10 unit
• Drip Paracetamol 1gr/8 jam
• Lenal Ace 169mg/12jam
• Kalitake 1 sach/8jam
• Amlodipin 10mg/24 jam
Tatalaksana

• Cystoscopy memeriksa kondisi saluran kemih


• RPG (Retrograde Pyelograpgy)
• PCNL (pengangkatan batu ginjal invasif dengan insisi pada pinggang
sektar 1,5cm)
BAB IV
ANALISIS
MASALAH
Kasus Literatur
Seorang perempuan umur 67 tahun dengan Nefrolithiasis
keluhan nyeri pinggang hilang timbul. merupakan salah satu
masalah urologis yang
USG Ginjal paling sering
ditemukan
Kesan : Nefrolithiasis bilateral

Sistoskopi dilakukan dengan menggunakan sistoskop,


TataLaksana Bedah : yaitu alat berbentuk selang kecil yang dilengkapi lampu
dan kamera di ujungnya
• Cystoscopy
Pielogram retrograde adalah prosedur pencitraan
• RPG (Retrograde Pyelograpgy) medis di mana agen radiokontras disuntikkan ke dalam
• PCNL ureter untuk memvisualisasikan ureter, kandung kemih,
dan ginjal dengan fluoroskopi atau radiografi,
menggunakan sinar-X polos
PCNL (Percutaneus Nephro Litholapaxy) (1st
Choice)Merupakan salah satu tindakan endourologi
untuk mengeluarkan batu yang berada di saluran ginjal
dengan cara memasukan alat endoskopi ke dalam
kalises melalui insisi pada kulit.
ANALISIS MASALAH Teori

Kasus Acute Kidney Injury (AKI)  penurunan


cepat dan tiba-tiba atau parah pada fungsi
AKI Stage III Post Renal filtrasi ginjal. AKI merupakan penyakit life
threatening disease
Hasil Ur/Cr : : 168/7,5
Ditandai oleh peningkatan konsentrasi
kreatinin serum dan menurunnya output urin
ANALISIS MASALAH
Kasus Teori

Urinalisis ISK penyebab infeksi paling sering yang


Leukosit : POSITIF menyebabkan sepsis setelah infeksi saluran
Protein : POSITIF (+2) napas
Glukosa : POSITIF (+1) Wanita berisiko 5 kali mengalami ISK
Darah : POSITIF
Eschericia coli penyebab utama infeksi saluran
Kultur urin kemih
Organism : Eschericia coli > 105 CFU/ml ISK Komplikata : infeksi yang dihubungnkan dengan
suatu kondisi (kelainan struktural -> meningkatkan
Laboratorium risiko menderita infeksi)
Leukosit : 19,9 103/mm3
Procalcitonin : 48,68 ug/ml
Urosepsis
● Urosepsis sebaiknya didiagnosa terutama pada ISK Komplikata
● Sepsis : infeksi disertai tanda inflamasi sistemik dan mengarah
ke disfungsi organ
● Pasien rentan urosepsis : orang tua, DM, respon imun menurun,
dll
DIAGNOSIS
● Bakteriuria + Leukosituria
● Bakteri pada kultur darah dan urin
● Terdapat situasi infeksi akibat obstruksi saluran
Kriteria kemih
disfungsi organ :
● Penanda procalcitonin meningkat Oliguria
Hipotensi
Leukositosis
Hiperlaktemia
Hiperglikemia
Kenaikan c-reactive protein dan procalcitonin
Kasus

• IV Meropenem 500mg/12jam Meropenem digunakan untuk mengobati


• Sc Lantus 0-0-0-10 unit berbagai macam infeksi bakteri. 
InsulinDiabetes Melitus Tipe 2
• Sc Novorapid 10-10-10 unit
Amlodipin  Calcium Channel Blockers (CCB)
• Drip Paracetamol 1gr/8 jam Lenalace membantu memenuhi kebutuhan
• Lenal Ace 169mg/12jam kalsium didalam tubuh.
• Kalitake 1 sach/8jam Ca polystyrene sulfonate. Kalitake digunakan
• Amlodipin 10mg/24 jam untuk mengobati hiperkalemia karena gagal
ginjal akut dan kronik.
ANALISIS MASALAH
Kasus Teori

High Care Unit (HCU) adalah unit pelayanan


Pasien menjalani tindakan PCNL pada tanggal 14 rawat inap bagi pasien dengan kondisi stabil
Desember 2020. Pasien dipindahkan keruangan Hcu dari fungsi respirasi, hemodinamik, dan
(High care unit) setelah tindakan pembedahan untuk kesadaran namun masih memerlukan
dilakukannya monitoring pengobatan, perawatan dan pemantauan
secara ketat.
TD : 130/80 mmHg
HR : 18x/menit Pemantauan:
RR: 65x/menit • Tingkat kesadaran
• Fungsi Pernapassan dan sirkulasi
UO : 700cc/24j = 0,53 cc/kgbb/jam • Oksigenasi
• Keseimbangan cairan
Indikasi Masuk HCU
● Pasien dengan gagal organ organ tunggal yang mempunyai risiko
tinggi terjadi komplikasi
● Pasien yang memerlukan perawatan perioperatif

Indikasi Keluar HCU


● Pasien sudah stabil, tidak lagi membutuhkan pemantauan ketat
● Pasien yang memburuk sehingga perlu pindah ke ICU
THAN
K
YOU!

Anda mungkin juga menyukai