Anda di halaman 1dari 33

SISTEM RESPIRASI

Rita Maria, Ftr. M.Fis


Tujuan Instruksional Umum

Mengetahui dan memahami manfaat


dan kegunaan fisiologi latihan dalam
intervensi fisioterapi
Tujuan Instruksional Khusus
 Mahasiswa mampu memahami tentang
pengaruh latihan terhadap paru.
 Mahasiswa mampu memahami tentang
pengaruh latihan terhadap pernafasan.
 Mahasiswa mampu memahami dan
menginterpretasikan cara
mengoptimalisasikan pernafasan pada
exercise
Sistem Respirasi
 Fungsi utama sistem respirasi 
menjamin tersedianya O2 untuk
kelangsungan metabolisme sel tubuh,
serta mengeluarkan CO2 hasil
metabolisme.

 Respirasi terbagi 2 :
1. Respirasi Luar (External Respiratory)
2. Respirasi Dalam (Internal Respiratory)
External Respiratory
 Meliputi pertukaran O2 dan CO2 antara sel
dalam tubuh dengan lingkungan luar.
 External respiratory terbagi 4 bagian :
– Pertukaran O2 dan CO2 antara udara luar dengan
udara alveol
– Pertukaran O2 dan CO2 antara udara alveol
dengan darah di dalam pembuluh kapiler melalui
proses difusi
– Pengangkutan O2 dan CO2 oleh sistem peredaran
darah dari paru ke jaringan dan sebaliknya
– Pertukaran O2 dan CO2 darah dan pembuluh
kapiler jaringan dan sel jaringan melalui proses
difusi
Internal Respiratory

Internal Respiratory  proses metabolik


intraseluler yang terjadi di mitokondria
meliputi konsumsi O2 dan produksi CO2
selama pengambilan energi dari
molekul nutrient
Fungsi Lain Sistem Respirasi

1. Membantu pengeluaran panas dan air


dari dalam tubuh
2. Membantu meningkatkan aliran balik
darah vena
3. Membantu proses bicara
4. Mengaktifkan / menonaktifkan bahan
yang melewati sirkulasi pulmonal
Sistem Saluran Udara

 Hidung  Laring  Trakea bercabang


menjadi 2 (kanan & kiri)  disebut
bronkus primer
 Dalam paru bronkus primer bercabang
menjadi bronkus kecil  bronkiolus 
bronkiolus terminalis  bronkus
respiratorius  ductus alveolaris 
sakus alveolaris  alveolus
Sistem Saluran Udara
 Trakea dan bronkus primer merupakan tabung
udara yang kaku, terdiri dari tulang rawan
berbentuk C dan jaringan fibrosa  cegah
kolaps  berfungsi sebagai saluran udara
 Pertukaran gas dimulai pada bronkus
respiratorius
 Bronkiolus tidak mengandung tulang rawan,
tapi mengandung otot polos yang dipersarafi
saraf otonom  dapat dipengaruhi hormon
dan zat kimia tertentu
Peredaran Darah Dalam Paru

 Sirkulasi pulmonal dan sirkulasi sistemik


 Sirkulasi pulmonal berfungsi membawa
gas hasil pertukaran darah kapiler dan
udara alveol
 Sirkulasi bronkial berfungsi menyediakan
nutrien bagi jaringan paru (1 % dari
curah jantung)
Persarafan Paru

 Dipengaruhi sistem simpatis dan


parasimpatis serta kadar CO2 darah
 Simpatis  bronkodilatasi (adrenalin,
efedrin)
 Parasimpatis  bronkostriksi
(asetilkholin, histamin)
 Peningkatan CO2  bronkodilatasi
Mekanisme Pernafasan
 Paru dilapisi pleura parietal dan paru visceral
 Dalam keadaan normal tekanan intrathorakal
dan tekanan intrapleura lebih rendah daripada
tekanan atmosfer
 Proses inspirasi
– Inspirasi adalah proses aktif, akibat kontraksi otot-otot
inspirasi
– Otot inspirasi utama : M. Interkostalis Eksternus
– Otot inspirasi tambahan : M. Sternokleidomastoideus,
M. Pectoralis Mayor dan Minor, M. Levator Kostarum,
M.Scalenus, M. Serratus
Mekanisme Pernafasan
 Proses Ekspirasi
– Ekspirasi adalah proses pasif akibat
relaksasi otot inspirasi
– Otot Ekspirasi : M. Rektus Abdominalis,
M.Transversus Abdominalis, M.Interkostalis
Internus
 Ada 2 jenis Pernafasan :
– Pernafasan Dada ♀
– Pernafasan Abdominal ♂
Elastisitas Jaringan Paru
 Disebabkan oleh 2 faktor, yaitu : Daya Rekoil
dan Compliance
 Daya Rekoil  Kemampuan jaringan paru ke
bentuk semula  volume paru ke tingkat
resting level
 Compliance  kemudahan paru untuk
diregangkan
– Compliance dipengaruhi :
• Perubahan Elastisitas jaringan paru
• Tegangan permukaan alveol
• Volume paru saat pengukuran
• Iritasi jaringan paru, kongesti, udema paru  compliance
menurun
Volume Dan Kapasitas Paru
 Volume paru selama pernafasan diukur dengan
spirometer
 Berbagai volume dan kapasitas paru :
1. Tidal Volume
 Udara yang keluar-masuk paru pada pernafasan
biasa. N
 Normal : ± 500 ml.
2. Volume Cadangan Inspirasi (IRV)
 Volume udara yang masih dapat masuk ke paru
pada inspirasi maksimal setelah inspirasi biasa
 ♀:±1900 ml, ♂ :±3300 ml
Volume Dan Kapasitas Paru
3. Volume Cadangan Ekspirasi (ERV)
 Volume udara yang masih dapat dikeluarkan secara
aktif dari dalam paru, setelah ekspirasi biasa
 Normal : ♀:±700 ml, ♂:±1000 ml
4. Volume Residu (RV)
 Udara yang masih tersisa dalam paru setelah
ekspirasi maksimal
 Normal : ♀:±1100 ml, ♂: ± 1200 ml
 Kapasitas Inspirasi (IC)
 Jumlah udara maksimal yang dapat dimasukkan ke
dalam papru setelah akhir ekspirasi biasa
 IC = TV + IRV
Volume Dan Kapasitas Paru
6. Kapasitas Residu Fungsional (FRC)
 Jumlah udara dalam paru pada akhir ekspirasi
biasa ( FRC = ERV + RV ).
 Fungsi : untuk mempertahankan kadar O2 dan CO2
yang relatif stabil dalam alveol
7. Kapasitas Vital (VC)
 volume udara maksimal yang dapat masuk /
keluar paru selama satu siklus pernafasan, yaitu :
setelah inspirasi maksimal s/d ekspirasi maksimal.
 VC = IRV + TV + ERV
8. Kapasitas Paru Total (TLC)
 Jumlah udara maksimal yang dapat di kandung
paru (TLC = VC+RV).
 Normal : ♀ :4200 ml, ♂:6000 ml
Ruang Rugi
 Ruang Rugi Anatomik
– Ruang dalam sistem pernafasan yang tidak
ikut pada proses pertukaran gas
(hidung/mulut s/d bronkus terminalis)
– Normal : ±150 ml
 Ruang Rugi Fisiologik
– Volume udara total dalam saluran pernafasan
yang tidak ikut aktif dalam pertukaran gas
(jumlah ruang rugi anatomik + ruang rugi
alveolar)
Ruang Rugi
Ventilasi Pulmonal dan Ventilasi Alveolar
 Ventilasi Pulmonal : jumlah udara
keluar/masuk paru dalam 1 menit
Ventilasi pulmonal = TV X Frek. Pernafasan
(ml/menit) (ml/nafas) (nafas
/menit)
 Ventilasi Alveolar : Jumlah udara
keluar/masuk alveoli dalam 1 menit
 Ventilasi pulmonal dapat ditingkatkan dengan
menaikan TV atau mempercepat frekuensi
pernafasan
 Pada exercise peningkatan TV lebih baik
daripada peningkatan frekuensi pernafasan
Ventilasi Pulmonal dan Ventilasi Alveolar

 Berbagai jenis pernafasan akan memberikan


berbagai variasi ventilasi alveolar walaupun
volume nafas semenit sama
 Contoh :
  A B C
Frekuensi Nafas / menit 40 12 5
TV (ml) 150 500 1200
Vol. Ruang Rugi 150 150 150
Vol. Nafas / menit 6000 6000 6000
Ventilasi Alveolar 0 4200 5250

 Kesimpulan : Bila diperlukan pertukaran gas


yang besar lebih baik meningkatkan TV
Ventilasi Sewaktu Exercise
 Meningkatkan kebutuhan O2 dan produksi CO2
jaringan
 Ventilasi lebih dipengaruhi kadar CO2 dari pada O2.
 Trained mempunyai ventilasi permenit lebih kecil
pada beban kerja yang sama dibandingkan untrained
 Ventilasi maksimal dapat mencapai 130-180 lt/menit.
 Meningkat 25-30 kali daripada ventilasi istirahat
 Peningkatan ventilasi permenit disebabkan
peningkatan TV & Frek. Nafas
 Terdapat efisiensi ventilasi permenit pada trained
sewaktu istirahat, sebelum, selama dan sesudah
exercise
Perubahan Ventilasi Selama Exercise
 Sebelum Exercise
– Peningkatan ventilasi disebabkan stimulasi
Cortex Cerebri sebagai antisipasi akan
melakukan exercise
 Selama Exercise
Terdapat 2 perubahan :
1. Peningkatan yang cepat hanya dalam beberapa
detik setelah memulai exercise disebabkan
stimulasi persarafan sendi dan otot
2. Peningkatan cepat, peningkatan lambat sampai
level mendatar (steady state) oleh karena
rangsangan CO2 jaringan
Masa Recovery / Pemulihan

1. Exercise stop  ventilasi menurun


cepat oleh karena aktifitas motorik dan
rangsangan reseptor di sendi dan otot
berhenti
2. Penurunan bertahap sampai ke
level istirahat oleh karena menurunnya
produksi CO2
Ambang Anaerobik / Anaerobik
Threshold
 Intensitas kerja yang memungkinkan
konsumsi oksigen tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme
aerobik atau intensitas kerja yang
memungkinkan.
 Bisa dilihat dari kadar asam laktat ( ±20
mg%)
Second Wind

 Perasaan lega kembali dari rasa tidak


enak (dada tertekan, fatique, bicara
terputus-putus, dyspneu, nafas pendek,
sakit dada) disebabkan beralihnya
metabolisme anaerobik pada awal
exercise menjadi metabolisme aerobik
 Terjadi 2 – 10 menit exercise
Proses Difusi Gas Dalam Paru

Kecepatan Difusi bergantung :


1. Suhu
2. Beda tekanan / Konsentrasi Gas
3. Tebal membran
4. Berat molekul gas
5. Daya larut gas dalam air
Proses Difusi Gas Dalam Paru

Proses difusi gas antara udara alveol dan


darah kapiler dibagi dalam 3 fase :
1. Fase Gas  O2 lebih cepat berdifusi
daripada CO2
2. Fase membran
3. Fase cairan (darah)
Ventilasi istirahat

 Besarnya ventilasi istirahat : 4 – 15


lt/menit
 Bergantung : ukuran badan & jenis
kelamin
 TV : 400-600 ml O2
 Frekuensi : 12-16 kali/menit
Perubahan di Paru Sewaktu Olahraga

1. Aliran darah yang masuk ke dalam paru akan


meningkat akibat vasodilatasi kapiler paru
dan peningkatan curah jantung
2. PO2 darah vena sistemik yang masuk ke
dalam paru turun dari 40 mmHg sampai 25
mmHg
3. Peningkatan jumlah aliran paru dan beda
PO2 alveol-kapiler menyebabkan jumlah total
O2 yang berdifusi ke dalam darah meningkat
Perubahan di Paru Sewaktu Olahraga

4. Peningkatan ambilan O2 darah sebanding


dengan berat kerja yang dilakukan
5. Jumlah CO2 yang dikeluarkan oleh paru
meningkat
6. Perbedaan perfusi antara bagian apeks dan
basis paru akibat pengaruh gravitasi akan
hilang
7. Volume pernafasan semenit meningkat dari
6 L/menit menjadi 100-150 L/menit
Perubahan Respirasi
1. Bertambahnya ventilasi maksimal permenit
2. Peningkatan efisiensi ventilasi, artinya
jumlah udara terventilasi pada tingkat
konsumsi oksigen yang sama akan lebih
rendah pada orang yang terlatih
3. Berbagai volume paru meningkat
4. Kapasitas difusi paru meningkat, karena
latihan akan meningkatkan luas permukaan
difusi alveoli-kapiler
Perubahan Lain

 Perubahan komposisi tubuh


 Perubahan kadar kolesterol dan
trigliserida darah
 Perubahan tekanan darah
 Perubahan aklimatisasi suhu
lingkungan

Anda mungkin juga menyukai