Anda di halaman 1dari 48

BIOFARMASI

SEDIAAN
ORAL
N A D I YA A L I F YA F ( 1 4 0 0 2 5 ) VA N E S S A D E B O R A (120024)
A N FA A D N I A F (120001) PA U L U S M E G U M I P ( 1 2 0 0 2 7 )
MEISI ISLAMI B (120007) DIKA NURHAFIZA (140032)

W I N A F R AT I W I (120020) MEGA RISMA Y (140034)


Pendahuluan
Obat yang diberikan secara oral melewati
berbagai bagian kanal enteral, termasuk rongga
mulut, kerongkongan, dan berbagai bagian dari
saluran pencernaan. Residu akhirnya keluar dari
tubuh melalui anus.
•Tempat yang paling penting untuk absorpsi obat
adalah usus kecil. Waktu transit usus kecil
berkisar dari 3 sampai 4 jam untuk subyek
sehat.

•Obat dapat diabsorpsi secara difusi pasif dari


semua bagian dari saluran pencernaan termasuk
sublingual, bukal, G I , dan absorpsi dubur.
Anatomi & Fisiologi
[ RONGGA MULUT ]
Rongga mulut atau mulut merupakan tempat masuknya
makanan dan udara ke dalam tubuh.
Mulut memanjang dari bibir ke orofaring di bagian
belakang dan dibagi menjadi dua daerah:
(a) Ruang depan oral luar (the outer oral vestibule), yang
berbatasan dengan pipi dan bibir
(b) Ruang depan interior mulut (the interior oral vestibule),
yang dibatasi oleh gigi maksila dan lengkungan
mandibula.
Anatomi & Fisiologi
[ FARING & ESOFAGUS ]
Faring terletak di belakang hidung, mulut, dan
laring. Faring berupa saluran berbentuk kerucut
dari bahan membran berotot dengan bagian
terlebar di sebelah atas dan berjalan dari dasar
tengkorak sampai di ketinggian vertebra
servikal keenam, yaitu ketinggian tulang rawan
krikoid, tempat faring bersambung dengan
esofagus

Esofagus adalah sebuah tabung berotot yang


panjangnya 20 – 25 cm di mulai dari faring
sampai pintu masuk kardiak lambung.
Anatomi & Fisiologi
[LAMBUNG]
Lambung terletak terutama di daerah epigastrik dan sebagian di sebelah
kiri daerah hipokondriak dan umbilikal. Fungsi lambung :
1. Menerima makanan dari esofagus melalui orifisium kardiak dan bekerja sebagai
penimbun sementara
2. Semua makanan dicairkan dna dicampur dengan asam hidroklorida. Dan dengan
cara ini disiapkan ntuk dicerna oleh usus.
3. Protein diubah menjadi pepton
4. Susu dibekukan dan kasein dikeluarkan
5. Pencernaan lemak dimulai di dalam lambung
6. Faktor antianemia dibentuk
7. Kime, yaitu isi lambung yang cair disalurkan masuk duodenum.
• pH puasa lambung sekitar 2 sampai 6. Dengan adanya
makanan, pH lambung sekitar 1,5 sampai 2, karena
asam klorida disekresikan oleh sel parietal.
• Sekresi asam lambung distimulasi oleh gastrin dan
histamin. Gastrin dilepaskan dari sel G , terutama di
mukosa antral dan juga dalam duodenum.
• Pelepasan gastrin diatur oleh distensi lambung
(pengembangan) dan adanya peptida dan asam
amino.
Anatomi & Fisiologis
[ USUS HALUS ]
• Usus Halus terletak di daerah umbilikus dan
dikelilingi usus besar. Fungsi usus halus adalah
mencerna dan mengabsorpsi kime dari lambung.
• Absorpsi di dalam usus halus melalui dua saluran,
yaitu pembuluh kapiler darah dan saluran limfe di
vili di sebelah dalam permukaan usus halus.
• Bagi kebanyakan obat, tempat optimum untuk
absorpsi obat setelah pemberian oral adalah
bagian atas dari usus kecil atau daerah
duodenum.
Anatomi & Fisiologis [ USUS
BESAR ]
• Fungsi usus besar :
◦ Absorpsi air, garam dan glukosa
◦ Sekresi Musin
◦ Penyiapan selulosa
◦ Defekasi
Obat yang diabsorpsi dengan baik di area
ini merupakan kandidat yang baik untuk
bentuk sediaan pelepasan-berkelanjutan oral
(sustained release )
Pembuluh Darah Yang
Melewati Saluran Cerna
Pengaturan Aliran Darah Gastrointestnal

Zat Nutrisi non lemak diabsorpsi


Sirkulasi darah pada sistem dari usus sekaligus ditransport
gastrointestinal disebut sirkulasi didalam darah vena porta ke
splanknik. sinusoid-sinusoid hati . Disini sel-sel
hati, menyerap dari darah dan
menyimpan untuk sementara
setengah sampai tiga seperempat
Semua darah yang melaui usus, seluruh zat nutrisi yang diabsorpsi
limpa, dan pankreas mengalir ke
dalam hati melalui vena porta.
Zat nutrisi lemak hampir semuanya
diabsorpsi ke saluran limfatik usus
dan kemudian dialirkan ke dalam
darah melalui duktus torasikus.
Pengontrolan saraf terhadap aliran darah
gastrointestinal

Perangsangan simpatis, sebaliknya memberi


efek langsung pada hampir seluruh traktus
Rangsangan saraf parasimpatis terhadap gastrointestinal menyebabkan vasokonstriksi
lambung dan kolon bagian bawah akan yang kuat pada arteriol dengan penurunan
meningkatkan aliran darah setempat pada aliran darah.Setelah beberapa menit
saat yang bersamaan dengan peningkatan mengalami vasokonstriksi, aliran darah sering
sekresi kelenjar. kali kembali menjadi hampir normal melalui
mekanisme yang disebut ” autoregulatory
escape”.
Perangsangan simpatis dapat menghambat
aliran darah splanknik hampir selama 1 jam.
Perangsangan simpatis juga menyebabkan
vasokonstriksi kuat pada vena-vena intestinal
dan mesenterik. Selanjutnya, vasokonstriksi
vena ini tidak ”escape”. Sebaliknya
vasokonstriksi menurunkan volume vena-vena
ini.
Motilitas
Gastrointestinal dan
Waktu Transit
Motilitas Gastrointestinal
Gastrointestinal : Sal. Pencernaan dari mulut sampai anus (sekitar 9 m)
1. oropharing
2. esophagus,
3. lambung,
4. usus halus
5. usus besar
Motilitas Gastrointestinal
Secara garis besar terdapat 4 aspek dalam motilitas lambung, yaitu : 
1. Pengisian lambung (Gastric filling ).
Volume lambung kosong yaitu 1,5L dan saat terisi dapat mencapai 3-4 L. Saat terisi, ia akan
relaksasi oleh relaksasi reseptif.
2. Penyimpanan lambung (Gastric storage ).
Berlangsung di daerah korpus dimana kontraksi peristaltik lemah karena lapisan otot tipis.
3. Pencampuran makanan (Gastric mixing ).
Berlangsung di antrum yangberotot tebal. Hal ini menyebabkan kontraksi perustaltiknya
kuat.
4. Pengosongan lambung (Gastric emptying ).
Laju pengosongan lambung dipengaruhi oleh volume dan fluiditas makanan yang dicerna di
lambung, gelombang peristaltik, obat yang diberikan bersamaan,dan sebagainya.
Motilitas Gastrointestinal
- Motilitas dan sekresi lambung mek. sistem saraf dan humoral.
- Komponen saraf: refleks autonom lokal, yang melibatkan neuron
kolinergik dan impuls dari SSP melalui nervus vagus.
- Rangsangan vagus meningkatkan sekresi gastrin.
- Serabut vagus lain melepaskan asetilkolin

Secara garis besar, motilitas dan sekresi lambung dikontrol oleh hormon
gastrin, hormon enterogastron(sekretin, CCK, GIP), serta respon vagus
dan saraf intrinsik.
Waktu Transit
Waktu transit obat di dalam saluran pencernaan tergantung pada:
-sifat fisikokimia dan farmakologi dari obat
-jenis bentuk sediaan
-faktor fisiologis yang beragam.

Fisiologis pergerakan obat dalam saluran tergantung pada


1. Apakah saluran pencernaan mengandung makanan yang baru dicerna (kondisi
pencernaan atau makan)
2. Atau dalam kondisi berpuasa atau interdigestive.

Selama keadaan berpuasa atau interdigestive, siklus alternatif kegiatan yang dikenal
sebagai motor bermigrasi kompleks (MMC) bertindak sebagai pendorong gerakan
yang mengosongkan saluran pencernaan atas ke sekum.
Waktu transit
Awalnya, saluran pencernaan adalah diam. Kemudian, kontraksi tidak
teratur diikuti oleh kontraksi reguler dengan amplitudo tinggi
(bergelombang) mendorong setiap isi sisa distal atau jauh di bawah
saluran pencernaan.
Dalam kondisi makan, kompleks motor bermigrasi digantikan oleh
kontraksi tidak teratur, yang memiliki efek pencampuran isi usus dan
memajukan aliran usus menuju kolon pada segmen pendek.
Pilorus dan katup ileocecal mencegah regurgitasi atau gerakan makanan
dari distal ke arah proksimal.
Faktor – faktor yang
mempengaruhi
biofarmasetik sediaan
per oral
Faktor Fisiologis yang
Mempengaruhi Absorbsi Obat
pada Saluran Gastrointestinal
1. Motilitas Gastrointestinal
dan Usus
Motilitas gastrointestinal memungkinkan obat bergerak melewati saluran cerna, sehingga obat
bisa saja tidak berada pada tempat penyerapan optimumnya. Gerakan obat dalam saluran
cerna juga bergantung pada keberadaan makanan yang baru dicerna dan keadaan indigestive
(puasa) (Shargel et al, 2016).
Gerakan peristaltik menyebabkan terjadi kontak antara partikel obat dengan sel mukosa usus.
Obat harus memiliki waktu transit yang cukup agar dapat diserap secara optimal.
Motilitas tinggi di saluran pencernaan, seperti diare, → waktu transit singkat → tidak dapat
diserap secara optimal.
Dalam keadaan normal, rata-rata waktu transit di usus adalah 4-8 jam pada keadaan puasa, dan
8-12 jam pada keadaan makan (Shargel et al, 2016).
2. Waktu Pengosongan
Lambung
• Suatu zat aktif yang sukar diserap lambung seharusnya tidak tinggal lama dilambung →
waktu pengosongan lambung sebaiknya diusahakan terjadi lebih cepat.
• Suatu zat aktif dengan transit diusus berjalan lambat → Menguntungkan zat aktif yang
hanya diserap pada bagian tertentu saluran cerna. Contoh : riboflavin yang diserap pada
bagian atas usus halus. Bila obat dalam keadaan terlarut melewati daerah penyerapan
terlalu cepat maka penyerapannya menjadi sangat sedikit.
• Sejumlah faktor mempengaruhi waktu pengosongan lambung. Beberapa faktor cenderung
menunda waktu pengosongan lambung, seperti konsumsi makanan kaya lemak, minuman
dingin, dan obat antikolinergik (Burks et al, 1985).
• Makanan dapat mempengaruhi bioavaibilitas obat dengan cara mempengaruhi laju dan/
banyaknya obat yang diarbsorbsi. Misal makanan dapat memperlambat obat enteric coated
karena waktu pengosongan lambung yang lebih lama.
3. Perfusi pada Saluran Gastrointestinal

• Jaringan kapiler dan pembuluh limfa banyak tersebar di daerah duodenum dan peritoneum
• Tingkat perfusi yang tinggi → mempertahankan gradien konsentrasi penyerapan obat.
• Obat terserap di usus halus → melalui pembuluh mesentric ke vena porta hepatik → hati
sebelum mencapai sirkulasi sistemik (Shargel et al, 2016).
4. pH Saluran Cerna

•Hanya bentuk zat aktif tak terionkan yang mengalami penyerapan pasif
• Zat aktif yang bersifat asam lemah → diserap di lambung
• Zat aktif yang bersifat basa lemah → diserap di usus.

•pH duodenum dan bagian pertama jejunum masih agak asam, dan dengan
besarnya luas permukaan penyerapan maka masih dimungkinkan terjadi
penyerapan senyawa asam lemah dalam jumlah yang berarti.
5. Isi Saluran Cerna yang Dapat
Mengubah Aksi Zat AKtif

1.Musin
◦ Senyawa ini merupakan mukopolisakarida alami yg melapisi saluran cerna,
membentuk kompleks dengan zat aktif dan menghambat proses penyerapan.
Contohnya: streptomisina, dihidrostreptomisin, antikolinergik dan penurun tekanan
darah golongan ammonium kuartener.
2.Flora Usus
◦ Flora usus mengeluarkan enzim misalnya penisilinase yg menginaktifkan zat aktif
tertentu.
3.Enzim
◦ Merusak zat aktif tertentu, misalnya zat aktif peptide yg akan dirusak oleh
enzim proteolitik (insulin, ositosin).
◦ Merangsang pembentukan metabolit aktif yg semula tidak aktif, misalnya
esterase menghidrolisa kloramfenikol palmitat menjadi kloramfenikol
aktif.
◦ Menyebabkan peningkatan pelepasan obat dan mempengaruhi sifat
sediaan yg tahan asam atau sediaan lepas lambat, misalnya lipase usus
akan menghidrolisa penyalut lemak tahan – asam.
Faktor Patologi yang
Memengaruhi Absorbsi
Obat pada Saluran
Gastrointestinal
1. Gangguan Fungsi Penggetahan

• Pengeluaran getah lambung meningkat : keadaan tukak duodenum yang mana kelebihan
asam dapat merusak aktivitas enzim pankreatik
• Pengeluaran getah lambung yang berkurang pada keadaan pH yang meningkat akibat
tukak lambung, gastritis kronis dan diabetes. Tidak cukupnya pengeluaran getah empedu
disebabkan pembuntuan (obstruksi) saluran empedu yang akan menghambat
penyerapan lemak dan vitamin yang larut lemak.
• Psikis merupakan faktor yang dapat meningkatkan atau menghambat proses
pengeluaran getah. Pada orang pemarah terjadi peningkatan pengeluaran getah dan
pada orang depresif akan terjadi hambatan pengeluaran getah.
2. Gangguan Transit
• Waktu tinggal dalam lambung umumnya meningkat pada keadaan penyempitan pylorus,
tukak lambung, kelainan pembuluh darah tertentu, sprue dan myxcodemia (salah satu
bentuk peradangan kelenjar).
• Duodenal = luka terbuka yang timbul di dinding usus 12 jari, yaitu bagian awal dari usus
halus.
3. Gangguan Penyerapan

• Gangguan penyerapan dapat terjadi apabila adanya pengurangan luas permukaan


penyerapan yang dapat diakibatkan adanya pembedahan seperti gastrectomie,
pemotongan usus, pemotongan pada bagian distal dan lainnya. Kemudian karena adanya
anomaly atau cacat pada mukosa permukaan baik karena bawaan atau karena
perolehan.
• Selanjutnya gangguan penyerapan dapat terjadi karena adanya perubahan media usus
yang diakibatkan penambahan senyawa anti mikroba atau anti parasit (memutuskan
ikatan konjugasi garam empedu sehingga terjadi kesalahan penyerapan lemak dan
merusak zat aktif sebelum diserap) dan adanya bahan obat antibiotika berspektrum luas
yan dapat mengganggu kesembangan flora usus (misalnya neomisin dapat merintangi
kerja lipase pankreatik dan garam empedu).
Faktor Formulasi yang
Mempengaruhi Absorbsi Obat
pada Saluran Gastrointestinal
Eksipien ditambahkan ke suatu formulasi obat untuk memberikan sifat
fungsional tertentu. Eksipien yang digunakan akan mempengaruhi kinerja
produk obat secara in vivo (Amidon et al 2007). Beberapa sifat fungsional
eksipien digunakan antara lain untuk menstabilkan obat, melawan degradasi,
mengurangi iritasi lambung, mengendalikan laju penyerapan obat,
mengendalikan dimana obat akan diserap, meningkatkan bioavailabilitas
obat, dan lain-lain.
•Agen suspensi akan meningkatkan viskositas obat dan dengan demikian akan mengurangi
kecepatan pelepasan obat
•Lubrikan pada tablet, seperti magnesium stearat, dapat mengurangi air sehingga
penggunaan dalam jumlah besar dapat memperlambat pelepasan obat
•Natrium bikarbonat, dapat mengubah pH media. Suatu obat asam dalam bentuk padat,
seperti aspirin, suatu media alkali yang berdekatan dengan obat asam → obat melarut
secara cepat dengan membentuk suatu garam yang larut dalam air
•Eksipien berinteraksi dengan obat membentuk kompleks yang larut atau tidak larut dalam
air. Misal tetrasiklin yang diformulasi dengan kalsium karbonat → kompleks kalsium
tetrasiklin yang tidak larut → laju pelarutan lambat, absorbsi kecil
EVALUASI BIOFARMASETIKA SEDIAAN
ORAL
UJI WAKTU HANCUR
UJI WAKTU HANCUR
•Agar bahan obat dapat secara utuh diserap pada sistem pencernaan,
maka tablet harus hancur dan melepaskan bahan obat kecairan tubuh.
Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan oleh tablet untuk menjadi
partikel-partikel kecil. Tablet biasanya diformulasikan dengan bahan
pengembang yang menyebabkan tablet hancur didalam air atau cairan
lambung.   
•Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa sediaan atau bahan aktifnya
terlarut sempurna. Sediaan dinyatakan hancur sempurna bila sisa
sediaan yang tertinggal pada kasa alat uji merupakan masa lunak yang
tidak mempunyai inti yang jelas, kecuali bagian dari penyalut atau
cangkang kapsul yang tidak larut.
ALAT UJI HANCUR
•Alat yang digunakan adalah disintegration tester berbentuk keranjang dan
memiliki 6 silinder plastik yang terbuka dibagian atas, sementara dibagian
bawah dilapisi dengan ayakan no 10 mesh. Tablet yang akan diuji
dimasukkan dalam tiap silinder, ditutup dengan penutup dan dinaik-
turunkan keranjang tersebut dalam medium air dengan suhu 37oC. Waktu
hancur dihitung berdasarkan tablet yang paling terakhir hancur.
PROSEDUR UJI
1. Tablet tidak bersalut
Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, masukkan satu takaran pada tiap tabung
dan jalankan alat gunakan air bersuhu 370 ±20 sebagai media kecuali dinyatakan menggunakan cairan lain
dalam masing-masing monografi. Pada batas akhir waktu seperti yang tertera dalam monografi, angkat
keranjang dan amati semua tablet: semua tablet harus hancur sempurna.

2. Tablet bersalut bukan enterik


Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, bila tablet mempunyai penyalut luar yang dapat larut,
celupkan keranjang dalam air pada suhu kamar selama 5 menit. Kemudian masukkan cakram pada tiap tabung dan
jalankan alat, gunakan cairan lambang buatan LP bersuhu 370±20 sebgai media. Setelah alat dijalankan selama 30 menit ,
angkat keranjang dan amati semua tablet. Bila tablet tidak hancur sempurna, ganti dengan cairan usus buatan LP bersuhu
370±20 dan teruskan waktu pengujian hingga waktu keseluruhan termasuk pencelupan kedalam air dan cairan lambung
buatan LP adalah sama dengan batas waktu yang dinyatakan dalam masing-masing monografi ditambahkan 30 menit,
angkat keranjang dan amati semua tablet. Semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur
sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.
UJI DISOLUSI
MANFAAT UJI DISOLUSI

Persyaratan farmakope,Pengendalian mutu spesifikasi produk,Kinerja klinik , Sistem


penghantaran obat , Pengembangan produk.

PRINSIP KERJA ALAT DISOLUSI

1.Metode keranjang

2.Metode dayung
Definisi Disolusi Obat
• Disolusi obat adalah suatu proses pelarutan senyawa aktif dari bentuk sediaan padat ke dalam
media pelarut.

Definisi Uji Disolusi


• Uji yang digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi yang tertera dalam
masing – masing monografi untuk sediaan tablet dan kapsul.
1.Metode Keranjang
Alat terdiri dari sebuah wadah tertutup yang terbuat dari kaca atau bahan transparan yang inert, suatu
batang logam yang digerakkan oleh motor dan keranjang yang berbentuk silinder dan dipanaskan  dengan
tangas air pada suhu 370C.
2.Metode Dayung
Alat yang digunakan adalah dayung yang terdiri dari daun dan batang sebagai pengaduk. Batang
berada pada posisi sedemikian sehingga sumbunya tidak lebih dari 2 mm pada setiap titik dari sumbu
vertikel wadah dan berputar dengan halus tanpa goyangan yang berarti.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai