Anda di halaman 1dari 14

SURFACE HARDENING

Oleh:
BUDHI WURAGIL W.N
WIWIT DAMAYANTI
ACHMAD SIGIT S
MARDIKA DWI A
SUTANSYAH M.A.S
MUHAMMAD NUR
HIDAYAT
ALDO ARMANDO
FEISAL HINDANI

MARINE ENGINEERING 1A 2013


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
Surface hardening(case hardening)
Case Hardening dapat dikatakan sebagai suatu proses Heat Treatment
untuk memperoleh pengerasan hanya pada lapisan permukaan saja, atau
dengan kata lain lapisan permukaan mempunyai kekerasan yang lebih tinggi
sedangkan bagian yang lebih dalam tetap seperti semula (kekerasan rendah
tetapi keuletannya tinggi).
Tujuannya banyak, industri yang membutuhkan material yang keras(pada
permukaanya, tahan aus) tetapi bagian dalamnya masih ulet/tangguh. Dengan
kondisi ini pada lapisan permukaan terdapat tegangan sisa yang berupa
tegangan tekan (tahan terhadap kelelahan, fatigue limitnya naik) dan secara
keseluruhan material tersebut masih ulet. Contoh pengerasan pada gigi-gigi dari
roda gigi, poros, beberapa tool dan die.

Ada 5 cara yang banyak dilakukan dalam Case Hardening :


1. Carburising
2. Nitriding
3. Cyaniding/ carbonitriding
4. Pengerasan api (flame hardening)
5. Pengerasan induksi (induction hardening)

Tiga yang teratas dengan merubah komposisi kimia, dua cara berikutnya dengan
membuat martensit hanya pada permukaan saja (shallow hardening methods, syarat
kadar karbon tidak kurang dari 0.30%)
1. CARBURISING
Cara paling murah dan metode paling sering yang digunakan dalam
pengerasan permukaan. dilakukan Pada baja dengan keuletan tinggi, yang
memiliki kadar karbon =< 0.2%.
Karena kadar karbon rendah maka harus ditambah dengan mendifusikan
karbon melalui permukaannya sehingga mampu dikeraskan dengan
quenching (pembentukan martensit).
Tahapan carburising :
a. Penembahan carbon
b. Pengerasan

c. Penembahan karbon (carburising)


Pemanasan pada temperatur cukup tinggi di lingkungan yang
mengandung karbon aktif dimana atom karbon berdifusi ke dalam baja
sampai kadar tertentu & kedalaman tertentu
Selanjutnya proses quenching
Ada 3 cara penambahan karbon (carburising):
i. Solid carburising,
ii. gas carburising,
iii. liquid carburising
i. Solid carburising
Benda kerja dimasukkan dalam suatu kotak ditimbun dengan
carburising compound, kotak ditutup (kedap udara), dipanaskan sampai
900-950oC selama beberapa jam, kotak dikeluarkan dari dapur, dibiarkan
dingin, dibongkar & benda kerja dibersihkan kemudian dipanaskan kembali
untuk pengerasan (quenching).

 Carburising compound
Berupa serbuk arang kayu/coke 70-80%, barium/natrium
karbonat20-25%, kalsiumkarbonat2,5-3,5%. Selama pemanasan udara
yang terperangkap dalam kotak akan bereaksi dengan arang menjdi CO:
2C + O2 -----> 2CO

Selanjutnya CO akan berdissosiasi menjadi karbon aktif(C.at) yang


dapat berdifusi ke dalam baja:
2CO -----> CO2 + C.at

(C.at) ini adalah atom karbon aktif, yang dapat berdifusi ke dalam
baja, karbon aktif pada carburisingcompound berfugsi sebagai energizer
atau
activator yang mempercepat proses carburising yaitu
dengan menghasilkan sejumlah CO2 dari reaksi
dekomposisinya:
BaCO3 ----> BaO+ CO2
Yang kemudian bereaksi dengan carbon membentuk
CO.
Karena pada temperatur tinggi baja mampu melarutkan banyak karbon
maka dalam waktu singkat permukaan baja akan menyerap karbon hingga
mencapai batas jenuhnya.
Mengingat bahwa bagian dalam baja hanya mengandung sedikit
karbon maka karbon akan berdifusi masuk lebih kedalam. Tebal lapisan
permukaan yang mengalami penambahan karbon(case depth) ini
tergantung pada temperatur pemanasan dan panjangnya holding time
pada temperatur pemanasan itu.

ii. Gas Carburising


Baja dipanaskan dalam dapur dengan atmosfernya banyak
mengandung gas CO dan/atau gas hydrokarbon yang sudah
berdekomposisi pada temperatur carburising (900-950 C) akan
berdekomposisi menghasilkan (C.at) yang nantinya berdifusi ke dalam baja
Reaksi dekomposisinya:
2CO <----> C.at + CO2
CH4 <----> C.at + H2
CO + H2 <----> C.at +
H2O

Diffusion Period
Pada gas carburising lapisan hypereutektoid dapat dihilangkan
dengan memberikan suatu diffusion period yaitu dengan menghentikan
aliran gas carburising tetapi mempertahankan temperatur pemanasan.
Dengan demikian karbon akan berdifusi lebih kedalam dan merata pada
lapisan kulit. Benda kerja akan lebih bersih sehingga dapat langsung
diquench, sehingga dapur lebih efisien
I iii. Liquid Carburising
Pemanasan dilakukan dalam saltbath yang tadi campuran sodium
cyanide (NaCN) atau potassium cyanide (KCN) yang berfungsi sebagai
carburising agent yang aktif, dengan sodium carbonat (Na2CO3) yang
berfungsi sebagai energiser.
4 NaCN + 2O2 ----> 4 NaCNO
4 NaCNO ----> 2NaCN + Na2CO3 + CO + 2 N.at
2 CO ----> CO2 + C.at

Terlihat bahwa selain atom carbon, atom nitrogen juga ikut berdifusi
ke dalam baja. Nitrogen ini bereaksi membentuk nitrida yang juga keras.
Tebal kulit pengerasan (case depth) juga tergantung pada kandungan
cyanide dalam saltbath (biasanya digunakan campuran dengan
40-50% NaCN), sedangkan selama pemakaian kandungan cyanide ini
terus berkurang, karena itu secara periodik komposisi saltbath harus
selalu diperiksa/dipertahankan konstan.

b. Pengerasan (Quenching)
Setelah lapisan kulit mengandung cukup karbon, proses dilanjutkan
dengan pengerasan (quenching) untuk mencapai kekerasan yang tinggi &
tempering, untuk mengurangi kegetasan & tegangan sisa yang berlebihan.
Pada pack carburising quenching dilakukan setelah pemanasan kembali,
tetapi pada gas & liquid carburising quenching dapat dilakukan langsung
sesudah pemanasan untuk penambahan karbon.
Saat carburising baja dipanaskan pada temperatur cukup tinggi di daerah
austenit, sehingga kemungkinan terjadi pertumbuhan butir yang
berlebihan coarse grained steel
Jika langsung diquench maka material menjadi getas/terdistorsi.
Baja yang mengandung unsur paduan dapat mencegah terjadi nya
pertumbuhan butir fine grained steel(yang dapat langsung diquench)
2. NITRIDING
Nitriding dilakukan dengan memanaskan baja di dalam dapur dengan
atmosfer yang mengandung atom nitrogen aktif yang akan berdifusi ke dalam
baja dan bereaksi dengan unsur dalam membentuk nitrida.
Nitrida yang terbentuk sangat keras dan stabil, nitrigen aktif
diperoleh dari gas amonia yang bila dipanaskan pada temperatur nitriding
(500-600C) akan berdissosiasi menjadi nitrogen aktif dan gas hidrogen:
2 NH3 ------> 2 N.at + 3 H2
Pada dasarnya smua baja dapat dinitriding, tetapi hasil yang baik
akan diperoleh bila baja mengandung unsur paduan yang membentuk
nitrida (nitride forming element) seperti aluminium, chrom atau molybden.
Benda kerja dimasukkan dalam dapur yang kedap udara, gas amonia
dialirkan secara kontinyu selama proses pemanasan pada temperatur 500-
600C.
Proses nitriding berlangsung lama (bisa dalam beberapa
hari).
Kekerasan yang dihasilkan sangat tinggi (sehingga tidak perlu
quenching) sehingga benda kerja terhindar dari distorsi, retak atau tegangan
sisa. Nitrida yang terbentuk sangat stabil, kekerasannya tidak berubah selama
pemanasan walaupun sampai dengan suhu 600C.

Walaupun proses nitriding berlangsung lama sekali tetapi tebal kulit


yang terjadi tipis sekali. Baja untuk dinitriding tidak boleh terlalu lunak (>=
0,3-0,4%C) agar mampu mendukung kulit yang sangat tipis tadi.
Benda kerja setelah dinitriding disarankan tidak dilakukan proses
machining (selain polishing/lapping). Baja hasil nitriding mempunyai sifat
tahan aus yang sangat baik, mempunyai sifat tahan terhadap kelelahan dan
juga tahan terhadap korosi.
3. CYANIDING & CARBONITRIDING
Cyaniding menyerap karbon dan nitrogen dengan perbandingan yang
lebih seimbang. Proses cyaniding merupakan modifikasi liquid carburising,
proses dengan menggunakan saltbath tetapi dengan konsentrasi garam
cyanide yang lebih rendah dan temperatur pemanasan yang lebih rendah,
sehingga diffusi nitrogen cukup banyak.
Saltbath mengandung 25-45% NaCN pada 550-600C dan holdingtime
5-30men didapatkan kulit (case) yang sangat tipis (0.02-0.04mm). Kulit
tipis ini tahan aus dan kekerasan sangat tinggi, sering dilakukan terhadap
baja perkakas (HSS, high speed steel).
Pada cyaniding komposisi saltbath dan temperatur pemanasan
sangat berpengruh terhadap tebal dan kompss kimia dari kulit. Dengan
temperatur pemanasan makin tinggi dan kandungan NaCN dalam saltbath
yang makin rendah akan menghasilkn case depth yang makin besar, dan
kadar karbon dari kulit yang makin tinggi (kadar nitrogen makin rendah)
Untuk proses yang menghasilkn kulit dengan kadar karbon yang cukup
tinggi (>0.4%C) perlu dilakukan quenching dan tempering.
Corbonitriding merupakan modifikasi proses gas carburising, dengan
menggunakan campuran gas-gas tadi karbonmonoksida dan gas
hidrokarbon yang diperkaya dengan gas amonia. Sehingga yang berdifusi
tidak hanya karbon tetapi juga nitrogen, proses berlangsung dengan
temperatur yang lebih rendh.
Kekerasan yang dihasilkan dari cyaniding ataupun carbonitriding
(sesudah quenching) akan lebih stabil daripada yang diperoleh dari
carburising, lebih tahan terhadap pemanasan, tidak mudah menjadi lunak
karena pemanasan.

4. FLAME HARDENING
Pada flame hardening dan induction hardening komposisi kimia dari
permukaan benda kerja tidak berubah. Pengerasan dilakukan dengan
memanaskan hanya bagian permukaan. Flame hardening dilakukan
dengan menyembulkan api dengan intensitas tinggi ke permukaan,
biasanya api dari brander oxyacetylene (sehingga sebelum panas sempat
menjalar ke bagian dalam di bagian permukaan sudah mencapai
temperatur austenitising, kemudian segera diquench. Sehingga bagian
permukaan terbentuk martensit sedang di bagian dalam tetap seperti
semula.
Benda kerja (baja) harus mempunyai hardenability yang memadai
kadar karbonnya (0,3-0,6%C) Proses sederhana (manual), menggunakan
welding torch (brander las oxyasetylen), permukaan dipanaskan sampai
temperatur austenitising kemudian dicelupkn dalam air/minyak. Hanya
bisa untuk ukuran benda kerja kecil. Kekerasan kulit terutama tergantung
pada kadar karbon dari baja, sedangkan tebal kulit tergantung pada
seberapa tebal bagian permukaan yang mengalami pemanasan sampai
menjadi austenit dan didinginkan dengan laju pendinginan kritis. Pada
proses pemanasan tergantung intensitas pemanasan, jarak permukaan
benda kerja dengan brander, lamanya pemanasan, kecepatan gerakan
antara brander dan benda kerja.
Gambar Flame Hardening
5. INDUCTION HARDENING
Pada prinsipnya sama dengan flame hardening, hanya saja
pemanasan ditimbulkan oleh arus induksi yang terjadi karena adanya
medan magnet yang berubah-ubah dengan sangat cepat (di sekitar
konduktor yang dialiri arus listrik akan timbul medan magnet yang besar
dan arahnya tergantung pada besar dan arah arus yang mengalir).
Arus induksi ini akan menimbulkan panas, karena arus
induksi ini
terjadi di permukaan maka panas akan terjadi di permukaan
(panas yang timbul akan sangat intens jika arus induksi ditimbulkan oleh
arus bolak- balik dengan frekwensi tinggi.
Untuk menimbulkan pemanasan yang merata pada permukaan
maka benda kerja diletakkan di dekat koil yang dialiri arus bolak-balik
frekwensi tinggi. Tebal kulit tergantung pada tebalnya permukaan yang
mengalami pemanasan sampai ke temperatur austenit sebelum diquench.
Baja yang di-induction hardening akan memperlihatkan distorsi lebih
sedikit daripada yang diquench dari dapur. Baja yang telah
diquench & ditemper dapat dikeraskan dengan kulit yang sangat tipis
dan kekerasan yang cukup tinggi.

Anda mungkin juga menyukai