Anda di halaman 1dari 17

PROSES

MANAGEMEN
RESIKO

Ns.Nur hasanah.,S.Kep.,MMR
PENGERTIAN
Risiko : sesuatu yang berpeluang untuk terjadinya
kematian, kerusakkan, atau sakit yang dihasilkan
karena bahaya.

Manajemen Risiko : organisasi yang dapat


menerapkan metode pengendalian risiko apapun
sejauh metode tersebut mampu mengidentifikasi,
mengevaluasi, memilih prioritas dan
mengendalikan risiko dengan melakukan
pendekatan jangka pendek dan jangka panjang.
FAKTOR RESIKO K3 DI LUAR
GEDUNG RS
1. Ruang bangunan dan halaman : semua ruang/unit dan halaman
yang ada dalam batas pagar RS (bangunan fisik dan
kelengkapannya ) yang dipergunakan untuk berbagai keperluan
dan kegiatan RS.
2. Lingkungan bangunan RS harus mempunyai batas yang jelas,
dilengkapi dengan pagar yang kuat dan tidak memungkinkan
orang atau binatang peliharaan keluar masuk dengan bebas

3. Lingkungan bangunan RS harus bebas dari banjir, jika berlokasi


di daerah rawan banjir harus menyediakan fasilitas/teknologi
untuk mengatasinya.
4. Lingkungan RS harus bebas dari asap rokok, tidak berdebu,
tidak becek, atau tidak terdapat genangan air, dan dibuat landai
menuju ke saluran terbuka atau tertutup, tersedia lubang penerima
air masuk dan disesuiakan dengan luas halaman
5. Pencahayaan : jalur pejalan kaki harus cukup terang, lingkungan
bangunan RS harus dilengkapi penerangan dengan intensitas cahaya
yang cukup terutama pada area dengan bayangan kuat dan yang
menghadap cahaya yang menyilaukan
6. Kebisingan : terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki sehingga
mengganggu atau membahayakan kesehatan. Dengan menanam
pohon (green belt), meninggikan tembok dan meninggikan tanah
(bukit buatan) yang berfungsi untuk penyekatan/ penyerapan bising

7. Kebersihan : halaman bebas dari bahaya dan risiko minimum


untuk terjadinya infeksi silang, masalah kesehatan dan
keselamatan kerja
8. Saluran air limbah domestic dan limbah medis harus tertutup
dan terpisah, masing-masing dihubungkan langsung dengan
instalasi pengolahan air limbah.
9. Luas lahan bangunan dan halaman harus disesuaikan dengan
luas lahan keseluruhan, sehingga tesedia tempat parkir yang
memadai dan dilengkapi dengan rambu parkir
10. Di tempat parkir, halaman, ruang tunggu dan tempat-
tempat tertentu yang menghasilkan sampah harus disediakan
tempat sampah

11. Lingkungan, ruang, dan bangunan RS harus selalu


dalam keadaan bersih dan tersedia fasilitas sanitasi
secara kualitas dan kuantitas yang memenuhi
persyaratan kesehatan sehingga tidak memungkinkan
sebagai tempat berenang dan berkembang biaknya
serangga, binatang pengerat, dan binatang pengganggu
lainnya.
12. Jalur lalulintas pejalan kaki dan jalur kendaraan harus dipisahkan.
Jalur pejalan kaki :lebar, tidak licin, mengakomodasi penyandang cacat,
memiliki rambu atau marka yang jelas, bebas penghalang dan memiliki rel
pemandu
Jalur kendaraan : cukup lebar, konstruksi kuat, tidak berlubang,
drainase baik, memiliki pembatas kecepatan (polisi tidur),marka jalan jelas,
memiliki tanda petunjuk tinggi atau lebar maksimum, memungkinkan titik
perlintasan dan parkir, menyediakan penyebrangan bagi pejalan kaki

13. Ketetapan yang diatur oleh the environment protection act 1990
mendefenisikan :
Polutan : limbah padat dibuang ke tanah,limbah cair dibuang ke
tanah atau saluran air, dibuang ke atmosfir, bising dalam
komunitas masyarakat
Limbah terkendali : limbah rumah tangga, limbah industri,
limbah usaha komersial
Limbah khusus : limbah terkendali yang berbahaya sehingga
membutuhkan prosedur pembuangan khusus
PROSES MANAGEMEN
RESIKO
1. Identifikasi Resiko
Salah satu aspek penting dalam identifikasi risiko adalah
mendaftar risiko yang mungkin terjadi sebanyak mungkin.
Teknik-teknik yang
apat digunakan dalam identifikasi risiko antara lain:
· Brainstorming
· Survei
· Wawancara
· Informasi historis
· Kelompok kerja, dll.
Identifikasi resiko terbagi menjadi dua, yaitu
1. identifikasi resiko proaktif
2. identifikasi resiko reaktif.

Identifikasi risiko proaktif adalah kegiatan identifikasi


yang dilakukan dengan cara proaktif mencari risiko
yang berpotensi menghalangi rumah sakit mencapai
tujuannya. Metode yang dapat dilakukan diantaranya:
pendapat ahli, belajar dari pengalaman rumah sakit
lain, survey.
Identifikasi risiko reaktif adalah kegiatan
identifikasi yang dilakukan setelah risiko muncul dan
bermanifestasi dalam bentuk insiden/gangguan.
Metoda yang dipakai biasanya adalah melalui
pelaporan insiden. 

Bagi rumah sakit, cara paling mudah dan terstruktur


untuk melakukan identifikasi adalah lewat setiap unit.
Setiap unit diminta untuk mengidentifikasi risikonya
masing-masing. Setelah terkumpul, seluruh data
identifikasi itu dikumpulkan menjadi satu dan menjadi
identifikasi risiko rumah sakit
2. Analisa Risik

Analisa risiko adalah proses untuk memahami


sifat risiko dan menentukan peringkat risiko.
Analisa risiko dilakukan dengan cara menilai
seberapa sering peluang risiko itu muncul; serta
berat ringannya dampak yang ditimbulkan.
Analisa peluang dan dampak ini paling mudah
jika dilakukan dengan cara kuantitatif.
3. Evaluasi Risiko 

Evaluasi risiko adalah proses membandingkan


antara hasil analisa risiko dengan kriteria risiko
untuk menentukan apakah risiko dan/atau besarnya
dapat diterima atau ditoleransi. Dengan evaluasi
risiko ini, setiap risiko dikelola oleh orang yang
bertanggung jawab sesuai dengan peringkatnya.
4. Penanganan Risiko 

Penanganan risiko adalah proses untuk memodifikasi risiko.


Bentuk-bentuk penanganan risiko diantaranya: 
Menghindari risiko dengan memutuskan untuk tidak
memulai atau melanjutkan aktivitas yang menimbulkan
risiko; 
Mengambil atau meningkatkan risiko untuk mendapat
peluang (lebih baik, lebih menguntungkan);
Menghilangkan sumber risiko; . Mengubah
kemungkinan; . Mengubah konsekuensi;  Berbagi risiko
dengan pihak lain (termasuk kontrak dan pembiayaan
risiko); Mempertahankan risiko dengan informasi pilihan. 
5. Pengawasan (Monitor) dan Tinjauan (Review) 

Pengawasan dan tinjauan memang merupakan


kegiatan yang umum dilakukan oleh organisasi
manapun. Alat bantu itu adalah Risk Register (daftar
risiko). 
Risk Register adalah alat manajemen yang
memungkinkan suatu organisasi memahami profil
resiko secara menyeluruh, ini merupakan sebuah
tempat penyimpanan untuk semua informasi resiko.
Menetapkan Lingkup Manajemen
Risiko
Contoh : risiko terkait perawatan pasien
Identifikasi risiko
( audit, komplain, klaim, insiden )

Analisis Risiko
Berat ringan risiko & analisis akar penyebab

Evaluasi risiko
Menetapkan apakah risiko memerlukan treatmen atau tidak.
Jika Iya, susun rencana tindakan

Ongoing Monitoring

Komunikasi
MENETAPKAN
PENGENDALIAN
PENERAPAN LANGKAH
PENGENDALIAN
Tahapan – Tahapan Pengendalian
1. Mengembangkan Prosedur Kerja
Tujuannya, sebagai alat pengatur dan pengawas terhadap
bentuk pengendalian bahaya yang kita pilih.
2. Komunikasi
Menginformasikan pada pekerja tentang penggunaan alat
pengendali bahaya dan alasan penggunaannya.
3. Menyediakan Pelatihan
Agar pekerja dan personel lainnya lebih mengenal alat
pengendali yang diterapkan
4. Pengawasan
Memastikan alat pengendali bahaya potensial digunakan secara
benar.

Anda mungkin juga menyukai