PEMOTONGAN
DAN
PEMUNGUTAN
(Witholding Tax)
Yang Masuk PPh Pot-Put
PPh Pasal 21;
PPh Pasal 22;
PPh Pasal 23;
PPh Pasal 26;
PPh Pasal 4 ayat (2)/
PPh Final.
PPh Pasal 22
Pajak Penghasilan Pasal 22
adalah
PPh yang dipungut oleh Bendahara
Pemerintah Pusat/Daerah, instansi atau
lembaga pemerintah dan lembaga negara
lainnya, berkenaan dengan pembayaran
atas penyerahan barang;
Tarif 15%
Perkiraan
Penghasilan
Penghasilan
Bruto
Neto
Yang dikecualikan dari pemotongan
PPh Pasal 23
a. penghasilan yang dibayar atau terutang kepada Bank;
b. sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan
sewa guna usaha dengan hak opsi (Leasing);
c. dividen yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas
sebagai WP dalam negeri, koperasi, BUMN/D, dari penyertaan
modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat
kedudukan di Indonesia dengan syarat :
1) dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan
2) bagi perseroan terbatas, BUMN/D yang menerima dividen,
kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen
paling rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah
modal yang disetor dan harus mempunyai usaha aktif di
luar kepemilikan saham tersebut;
Yang dikecualikan dari pemotongan PPh Pasal 23
(lanjutan)
Perkiraan
Penghasilan
Penghasilan
Bruto
Neto
Tarif PPh Pasal 26
20%/tax treaty dari jumlah bruto:
dividen;
bunga, termasuk premium, diskonto, premi swap
dan imbalan sehubungan dengan jaminan
pengembalian utang;
royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan
dengan penggunaan harta;
imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan
kegiatan;
hadiah dan penghargaan;
pensiun dan pembayaran berkala lainnya;
Penghasilan Kena Pajak (PKP) sesudah dikurangi
pajak dari suatu BUT di Indonesia.
20% dari perkiraan penghasilan neto :
Perkiraan Tarif
Penghasilan Efektif PPh
Neto
Premi asuransi yang dibayarkan
kepada perusahaan asuransi luar
negeri:
- Oleh tertanggung 50% 10%
- Oleh perusahaan asuransi 10% 2%
- Oleh perusahaan reasuransi 5% 1%
a. Subjek : Nasabah
Pajak
b. Pemotong : Bank dan Bank Indonesia
Pajak
c. Objek PPh : Bunga deposito/tabungan, Jasa
Giro, dan Diskonto SBI
d. Tarif PPh : - 20% dari Penghasilan Bruto
(untuk WP dalam negeri dan
BUT)
Pengecualian {tidak terkena PPh Pasal 4
ayat (2)}
Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI
sepanjang jumlah pokok deposito dan tabungan serta
SBI nya tidak melebihi Rp.7.500.000,00 dan bukan
merupakan jumlah yang dipecah-pecah;
bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh bank
dalam negeri;
Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI yang
diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan
sepanjang dananya diperoleh dari sumber pendapatan
sbb :
→ iuran pemberi kerja;
→ iuran peserta;
PPh atas hadiah
undian
a. Subjek Pajak : Penerima Undian
b. Pemotong : Penyelenggara Undian
Pajak : Hadiah Undian (diundi didepan notaris)
c. Objek PPh : 25% dari jumlah bruto hadiah undian atau
d. Tarif PPh nilai pasar apabila hadiah tersebut
PPhTerutang diserahkan
atas penghasilan dalam bentuk
dari pengalihan natura.
hak atas tanah &
atau bangunan
a. Subjek : Penjual atau pihak yang
Pajak : mengalihkan hak
b. Pemotong : Pembeli atau pihak yang menerima
Pajak pengalihan hak
c. Objek Penghasilan dari pengalihan hak
PPh atas tanah dan atau bangunan
(penjualan, tukar-menukar,
Pengecualian (tidak terkena PPh atas pengalihan tanah & atau
bangunan)
Transaksi pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan yang dilakukan
oleh WP Badan termasuk Koperasi yang usaha pokoknya melakukan
transaksi pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan (perusahaan real
estate) tidak dikenakan PPh yang bersifat final melainkan PPh dengan
ketentuan umum;
Orang Pribadi atau badan yang melakukan pengalihan tanah dan atau
bangunan sehubungan dengan hibah yang diberikan kepada keluarga
sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, dan kepada badan
keagamaan/pendidikan/sosial/ pengusaha kecil termasuk koperasi yang
ditetapkan Menteri Keuangan, sepanjang hibah tersebut tidak ada
hubungannya dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan
antara pihak-pihak yang bersangkutan;
Orang Pribadi yang menerima atau memperoleh penghasilan dari
pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan yang jumlah brutonya
kurang dari Rp.60.000.000,00 (bukan merupakan jumlah yang dipecah-
pecah) dan total penghasilannya dalam tahun tersebut dibawah PTKP;
Pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan kepada pemerintah guna
pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum yang memerlukan
persyaratan khusus seperti pembebasan tanah oleh pemerintah untuk
proyek jalan umum, saluran pembuangan air, waduk, saluran irigrasi,
pelabuhan laut, Bandar udara, tanggul, dan fasilitas ABRI;
Pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan sehubungan dengan
warisan.
h atas penghasilan dari persewaan tanah dan atau bangunan