DENGAN GANGGUAN
OKSIGENASI
OLEH:
Ns. Sri Dewi Afsari
PERUBAHAN POLA NAPAS
6. Hipoventilasi
Penurunan udara yang masuk ke paru
7. Dispnea
Kesulitan dalam bernafas
8. Orthopnea
Ketidakmampuan untuk bernafas, kecuali
pada posisi tegak atau berdiri
9. Cheyne stokes
Pernafasan yang makin lama makin dalam
dan dangkal lalu terhenti sejenak
bergantian secara teratur
Berikut beberapa macam gangguan yang umum terjadi pada
saluran pernapasan manusia
c) Perkusi
Mengkaji resonansi pulmoner, organ yang ada di sekitarnya, dan
pengembangan (ekskursi) diafragma. Ada dua suara perkusi yaitu:
Suara perkusi normal:
Resonan (sonor) : dihasilkan pada jaringan paru normal, umumnya
bergaung dan bernada rendah.
Dullness : dihasilkan di atas jantung atau paru.
Tympany : dihasilkan di atas perut yang berisi udara.
Suara perkusi abnormal:
Hiperesonan : lebih rendah dari resonan seperti paru abnormal yang
berisi udara.
Flatness : nada lebih tinggi dari dullness seperti perkusi pada paha,
bagian jaringan lainnya.
d) Auskultasi
Suara napas normal
Bronchial/ tubular sound seperti suara dalam
pipa, keras, nyaring, dan hembusan lembut.
Bronkovesikuler sebagai gabungan antara suara
napas bronchial dengan vesikuler.
Vesikuler terdengar lembut, halus, sperti
hembusan angin sepoi – sepoi.
Jenis suara tambahan
Wheezing : suara nyaring, musical, terus –
menerus akibat jalan napas yang menyempit.
Ronchi : suara mengorok karena ada sekresi
kental dan peningkatan produksi sputum.
Pleural friction rub : suara kasar, berciut, dan
seperti gessekan akibat inflamasi dim pleura,
nyeri saat bernapas.
Crakles :
Fine cracles : suara meletup akibat melewati daerah
alveoli, seperti suara rambut digesekkan.
Coars cracles: lemah, kasar, akibat ada cairan di
jalan saluran napas yang besar. Berubah jika
pasien batuk.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Tes untuk menentukan keadekuatan system konduksi
jantung.
EKG
Exercise stress test
b. Tes untuk menentukan kontraksi miokardium aliran darah.
Echocardiography
Kateterisasi jantung
Angiografi
c. Tes untuk mengetahui ventilasi dan oksigenasi
Tes fungsi paru – paru dengan spirometri.
Tes astrup
Oksimetri
Pemeriksaan darah lengkap.
d. Melihat struktur system pernapasan
X- Ray thoraks
Bronkhoskopi
CT scan paru
e. Menentukan sel abnormal/ infeksi system
pernapasan
Kultur apus tenggorok
Sitologi
Specimen sputum (BTA)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
D. IMPLEMENTASI
Tentukan kebutuhan suction oral dan atau trakheal
Auskultasi suara nafas sesudah dan sebelum melakukan suction
Informasikan kepada klien dan keluarga tentang suction
Monitor status oksigen pasien (tingkat SaO2 dan SvO2) dan status
hemodinamik (tingkat MAP [mean arterial pressure] dan irama
jantung) segera sebelum, selama dan setelah saksion
Perhatikan tipe dan jumlah sekresi yang dikumpulkan
E. EVALUASI
S: pasien mengatakan tidak susah lagi dalam bernafas
dan tidak ada lagi secret yang mengganggu
O: pernafasan pasien mulai stabil
A: Dx ketidakefektifan jalan nafas (dilanjutkan)
P: lanjutkan intervensi
2) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …
X24 jam diharapkan pola napas efektif dengan
kriteria :
Memiliki RR dalam batas normal
Mampu inspirasi dalam
Memiliki dada yang mengembang secara simetris
Dapat bernafas dengan mudah
Tidak menggunakan otot-otot tambahan dalam bernafas
Tidak mengalami dispnea
IMPLEMENTASI
Monitor rata-rata, irama, kedalaman dan usaha respirasi
Perhatikan pergerakan dada, amati kesemetrisan, penggunaan oto-
otot aksesoris, dan retraksi otot supraklavikuler dan interkostal
Monitor respirasi yang berbunyi, seperti mendengkur
Monitor pola pernafasan: bradipneu, takipneu, hiperventilasi,
respirasi Kussmaul, respirasi Cheyne-Stokes, dan apneustik Biot dan
pola taxic
Perhatikan lokasi trakea
Monitor peningkatan ketidakmampuan istirahat, kecemasan, dan
haus udara, perhatikan perubahan pada SaO2, SvO2, CO2 akhir-tidal,
dan nilai gas darah arteri (AGD), dengan tepat.
EVALUASI
S: pasien mengatakan sesaknya berkurang
O: ritme nafas klien normal, tidak adanya penggunaan otot bantu
pernafasan
A: Dx ketidakefektifan pola nafas (dilanjutkan)
P: lanjutkan intervensi
3). Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
….X 24 jam diharapkan pertukaran gas baik dengan
kriteria :
Dapat bernafas dengan mudah
Tidak mengalami dispnea
Tidak mengalami sianosis
Tidak mengalami somnolen
Memiliki perfusi ventilasi yang seimbang
Posisikan klien untuk memaksimalkan potensi
ventilasinya.
Identifikasi kebutuhan klien akan insersi jalan nafas
baik aktual maupun potensial.
Lakukan terapi fisik dada
Auskultasi suara nafas, tandai area penurunan atau
hilangnya ventilasi dan adanya bunyi tambahan
Monitor status pernafasan dan oksigenasi, sesuai
kebutuhan
4). Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24
jam diharapkan tidak terjadi intoleransi aktivitas sesuai
kriteria:
Activity Tolerance
Frekuensi jantung dalam rentang normal saat merespon
aktivitas
Frekuensi napas dalam rentang normal saat merespon
aktivitas