Anda di halaman 1dari 30

KEPANITRAAN KLINIK ILMU

OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN)

Pembimbing:
dr. A. Hardiyanto, Sp.OG
Definisi
Asuhan Persalinan Normal (APN) adalah asuhan yang bersih dan aman
dari setiap tahapan persalinan yaitu mulai dari kala satu sampai dengan
kala empat dan upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan
pasca persalinan, hipotermi serta asfiksia pada bayi baru lahir
Faktor yang mempengaruhi persalinan
1. Power
• Kekuatan yang mendorong bayi keluar
• His adalah kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim bekerja dengan
baik dan sempurna dengan sifat: kontraksi simetris, dominan di fundus
uteri, dan diikuti relaksasi
• Pada seluruh trimester kehamilan : adanya kontraksi ringan, amplitudo 5
mmHg, tidak teratur
• His mulai meningkat pada kehamilan diatas 30 minggu
• Akhir kala I : his meningkat sampai 60 mmHg, frekuensi 2-4 kontraksi
setiap 10 menit
• Pada kala II : amplitudo 40-60 mmHg, durasi his meningkat dari 20
detik menjadi 60-90 detik setiap kali kontraksi, jarak waktu kontraksi
2-4 menit
2. Passage
• Passage adalah keadaan jalan lahir
• Bagian keras

Jenis panggul
• Bagian lunak
Tersusun atas segmen bawah uterus, serviks uteri, vagina, muskulus
dan ligamentum

3. Passanger
• Passanger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir yang merupakan
akibat interaksi beberapa faktor yakni ukuran kepala janin, presentasi,
letak, sikap dan posisi janin.
4. Psikologis
Memberi dukungan kepada ibu dapat membantu ibu lebih rileks
sehingga ibu dapat menghemat tenaga, mengendalikan rasa nyeri dan
mengurangi kecemasan pasien. Dukungan psikologi dari orang terdekat
akan membantu memperlancar proses persalinan yang sedang
berlangsung.
5. Penolong
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini adalah mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses
tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam
menghadapi proses persalinan.
Tahap Persalinan
Kala I
• Dimulai dengan kontraksi uterus yang teratur dan diakhiri dengan
dilatasi serviks lengkap
• Tanda dan gejala dimulainya impartu kala satu:
- Penipisan dan pembukaan servix
- Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan servix
- Cairan lendir bercampur darah (bloody show) melalui vagina
• Fase kala I persalinan :
1. Fase laten : dimulai dari awal kontraksi sampai servix membuka < 4
cm, berlangsung selama 8 jam
2. Fase aktif :
• Fase akselerasi
Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm.
• Fase dilatasi maksimal
Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4
cm menjadi 9 cm.
• Fase deselerasi
Pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam,
pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.
Kala II
• Dimulai ketika pembukaan servix lengkap sampai dengan lahirnya bayi
• His menjadi lebih kuat dan lebih cepat
Gejala dan tanda kala II persalinan:
• Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan kontraksi
• Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan atau vagina
• Perineum menonjol
• Vulva-vagina dan sfingter ani membuka
• Meningkatnya pengeluaran lendir darah

Tanda pasti kala II (melalui pemeriksaan dalam) :


• Pembukaan servix telah lengkap
• Terlihat bagian kepala bayi melalui introitus vagina
Kala III
• Berlangsung sejak lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta
dan selaput ketuban
• Tanda-tanda lepasnya plasenta :
- Perubahan bentuk dan tinggi fundus
- Tali pusat memanjang (tanda Ahfeld)
- Semburan darah mendadak dan singkat
Kala IV
• Dimulai dari plasenta lahir sampai 2 jam setelahnya
• Pada kala ini dilakukan observasi terhadap ibu untuk mengamati
adanya perdarahan post partum dan adanya penyulit lain pasca
persalinan
Asuhan Persalinan Normal
MELIHAT GEJALA DAN TANDA KALA II
1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan Kala II
• Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
• Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina
• Perineum tampak menonjol
• Vulva dan sfingter ani membuka
MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong persalinan
dan menataksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk asfiksia
• Menggelar kain di atas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal bahu bayi
• Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set
3. Pakai celemek plastik
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan
dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue
atau handuk pribadi yang bersih dan kering
5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk periksa dalam
6. Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang memakai
sarung tangan DTT dan steril (pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik)

MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN BAIK


7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke
belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT
• Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan
dengan seksama dari arah depan ke belakang
• Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang tersedia
• Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan dan rendam
dalam larutan klorin 0,5 %
8. Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap
• Bila selaput ketuban dalam pecah dan pembukaan sudah lengkap
maka lakukan amniotomi
9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan
yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan larutan
klorin 0.5% kemudian lepaskan dan rendam dalam keaadaan
terbalik dalam larutan 0,5% selama 10 menit. Cuci kedua tangan
setelah sarung tangan dilepaskan
10. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi / saat relaksasi
uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-
160x/menit)
11. Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan bantu
ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya
• Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan kondisi dan
kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan
dokumentasikan semua temuan yang ada
• Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk
mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran secara benar
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran. (bila ada rasa ingin
meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk
atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman)
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk
meneran :
• Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
• Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran
apabila caranya tidak sesuai
• Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya
(kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama)
• Anjurkan ibu untuk ber istirahat di antara kontraksi
• Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu
• Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum)
• Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
• Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah
120 menit (2 jam) meneran (primigravida) atau 60 menit (1 jam)
meneran (multigravida)
• Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi
yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran
dalam 60 menit
PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
14. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu,
jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm
15. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu
16. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat
dan bahan
17. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
MENOLONG KELAHIRAN BAYI
Lahirnya Kepala
18. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan
kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi
dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau
bernapas cepat dan dangkal
19. Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi dengan kain atau
kassa bersih
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai
jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi
• Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala
bayi
• Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan
potong di antara dua klem tersebut
21. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
Lahirnya Bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental.
Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan
kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah
arkus pubis dan kemudian gerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan
bahu belakang
Lahirnya Badan dan Tungkai
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu
untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan
tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan
telunjuk di antara kaki dan pegang masing- masing mata kaki dengan
ibu jari dan jari-jari lainnya)
PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
25. Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), kemudian meletakkan bayi diatas perut ibu
dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya ( bila tali pusat bayi terlalu
pendek, meletakkan bayi ditempat yang memungkinkan). Bila bayi mengalami asfiksia,
lakukan resusitasi.
26. Segera membungkus kepala bayi dan badan bayi dengan handuk dan biarkan kontak
kulit ibu-bayi. Lakukan penyuntikan oksitosin IM
27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Melakukan
urutan pada tali pusat mualai dari klem kearah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari
klem pertama( kearah ibu)
28. Memegang tali pusat dengan 1 tangan , melindungi bayi dari gunting dan memotong
tali pusat diatara dua klem tersebut
29. Mengeringkan bayi , mengangganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan
kain atau selimut yang bersih dan kering, menutupi bagian kepala, membiarkan tali
pusat terbuka. Jika bayi mengalami kesulitan bernapas, ambil tindakan yang sesuai
30. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan
memulai pemberian ASI jika ibu menghendaki
OKSITOSIN
31.Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen untuk menghilangkan
kemungkinan adanya bayi kedua
32. Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik
33. Dalam waktu 2 menit setelah melahirkan bayi, berikan suntikan oksitosin 10 unit IM di
gluteus atau 1/3 atas paha kanan ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu

PENEGANGAN TALI PUSAT TERKENDALI


34. Memindahkan klem pada tali pusat
35. Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat diatas tulang pubis, dan
menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus.
Memegang tali pusat dan klem dengan tangan lain
36. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan kearah bawah pada
tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah
uterus dengan cara menekan uterus kearah atas dan belakang (dorso kranial) dengan hati-
hati untuk membantu mencegah terjadinya inversion uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah
30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu kontraksi berikut mulai. Jika
uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang anggota keluarga untuk melakukan
rangsangan pusing susu
MENGELUARKAN PLASENTA
37. Setelah plasenta terlepas,meminta ibu untuk meneran sambal menarik tali pusat
kearah bawah dan kemudian kearah atas, mengikuti kurva jalan lahir sambal
meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus
• Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10
cm dari vulva
• Jika plasenta tidak lepas tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat
selama 15 menit:
• Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM
• Menilai kandung kemih dan dilakukan kateterisasi kandung kemih dengan
menggunakan Teknik aseptik jika perlu
• Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan
• Mengulangi penegangan tali pusatt selama 15 menit berikutnya
• Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak kelahiran bayi
38. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta
dengan mengguanakn kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua
tangan dan dengan hat-hatimemutar plasenta hingga selaput ketuban
terpilin. Dengan lembut perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut
Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfektan tingkat
tinggi atau steril meriksa vagiba dan serviks ibu dnegan seksama.
Mengguakan jari-jari tangan atau klem atau forseps disinfeksi tingkat
tinggi atau steril untuk melepaskan bagian selaput yang tertinggal

PEMIJATAN UTERUS
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase
uterus , meletakkan telapak tangan difundus dan melakukan masase
dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi
(fundus menjadi keras)
MENILAI PERDARAHAN
40. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu
maupun janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa
plasenta dan selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan
plasenta didalam kantung plastik atau tempat khusus
Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase selama 15
detik mengambil tindakan yang sesuai
41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan
segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif
MELAKUKAN PROSEDUR PASCA PERSALINAN
42. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik
43. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam
larutan klorin 0,5%; membilas kedua tangan yang masih berssarung
tangan terseut dengan air disinfeksi tingkat tinggi dan
mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering
44. Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril
atau mengikatkan tali disinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati
sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat
45. Mengikat lagi simpul mati dibagian pusat yang bersebrangan
dengan simpul mati yang pertama
46. Melepaskan klem bedah dan meletakkkannya ke dalam larutan
klorin 0,5%
47. Menyelimuti Kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya.
Memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering
48. Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI
49. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan
pervaginam:
• 2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan
• Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan
• Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan
• Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, laksanakan perawatan
yang sesuai untuk menatalaksanakan atonia uteri
• Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjaitan, lakukan
penjahitan dengan anestesi local dan menggunakan teksnik yang
sesuai
50. Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase
uterus dan memeriksa kontaksi uterus
51. Mengevaluasi kehilangan darah
52. Memeriksa tekanan darah, nadi, dan keadaan kandung kemih
setiap 15 menit selama satu jam pertama pascapersalinan dan
setiap 30 menit selama jam kedua pascapersalinan
• Memeriksa temperature tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam
petama pascapersalinan
• Melakukan tindakan yang sesuai unutk temuan yang tidak normal
KEBERSIHAN DAN KEAMANAN
53. Menempatkan semua peralatan didalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi(10
menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah dekontaminasi
54. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi kedalam tempat sampah yang sesuai
55. Membersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat tinggi. Membersihkan
cairan ketuban, lender, dan darah. Membantu ibu memakai pakaian bersih dan kering
56. Memastikan bahwa ibu nyaman. Memnatu ibu memberikan ASI. Menganjurkan
keluarga untuk memberikan ibu minuman dan makanan yang diinginkan
57. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan larutan klorin
0,5 % dan membilas dengan air bersih
58. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, membalikkan bagian
dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
59. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir

DOKUMENTASI
60. Melengkapi patograf
TERIMAKASIH
Mohon Bimbingannya Dokter

Anda mungkin juga menyukai