Bantuan hidup dasar (BHD) atau Basic Life Support (BLS) merupakan
serangkaian pertolongan pertama yang dilakukan untuk membantu siapa pun
yang mengalami kondisi henti nafas dan henti jantung. Bantuan ini tidak hanya
dilakukan para petugas medis, namun setiap warga pada umumnya dapat
melakukan BHD dengan mempelajari langkah langkahnya.
Tujuan pemberian bantuan hidup dasar (BHD)
Jika seseorang yang henti nafas dan henti jantung tidak segera di tangani,
otak dan jantung akan mengalami kerusakan serta kehilangan fungsinya dalam
6 menit.
Secara garis besar, tindakan pertolongan pertama ini bermanfaat untuk :
Mencegah pernafasan dan sirkulasi darah berhenti.
Memberi bantuan dari luar terhadap sirkulasi darah dan pernafasan korban
henti jantung atau henti napas melalui Resusitasi Jantung Paru (RJP).
Pemeriksaan Nafas
Jalan nafas (airway) adalah hal yang pertama kali harus diperiksa
untuk mengkaji kelancaran nafas pasien. Keberhasilan jalan nafas
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses ventilasi
(pertukaran gas antara atmosfer dengan paru).
Membuka Jalan Nafas Dengan Alat (OPA)
• OPA (Oro-Pharyngeal Airway atau yang disebut juga guedel adalah alat
bantu jalan nafas untuk menahan pangkal lidah dari dinding belakang faring.
Tujuan :
o Untuk mempertahan kan jalan nafas dari pasien yang tidak sadar
tube.
Indikasi :
o Kejang yang akan berkembang menjadi tonik atau gerakan klonik
o Tidak sadar
o Untuk mempertahankan jalan nafas tetap terbuka
Prosedur OPA
Peralatan :
o OPA atau Guedel
o Penekan lidah
o 1 cm plester
Prosedur :
1. Cuci tangan
2. Pilihlah ukuran OPA /guedel yang sesuai dengan pasien. Hal ini mungki
dilakukan dengan menempatkan jalan nafas dipipi pasien dengan bagian
datar pada bibir. Ujung dari jalan nafas harus pada dagu pasien.
Alat -Alat
3. Memasukkan jalan nafas dengan mengikuti salah satu cara dibawah ini :
a) Balik jalan nafas sehingga bagian atasnya menghadap kemuka. Mulai untuk
memasukkan jalan nafas ke mulut. Sebagaimana jalan nafas mendekati
dinding posterior faring dekat lidah belakang, putar jalan nafas pada posisi
yang seharusnya.
b) Gunakan penekan lidah, gerakkan lidah keluar untuk menghindari
terdorong ke belakang masuk faring posterior. Masukkan OPA / guedel
kedalam posisi yang seharusnya dengan bagian atas menghadap kebawah.
Tidak perlu diputar.
4. Jika reflek cegukan pasien terangsang, cabut jalan nafas dengan segera dan
masukkan kembali
5. Untuk digunakan sebagai penahan, jalan nafas dipotong, sehingga hampir
mendekati 2 cm keluar dari bagian yang datar (pada pasien dewasa)
6. Fiksasi jalan nafas dengan plaster diletakkan di pipi dan melintasi bagian
datar dari bagian jalan nafas,pada bibir pasien. Jangan menutupi bagian
terbuka dari jalan nafas. Harus berhati-hati untuk menjamin pasien tidak
cegukan terhadap jalan nafas ketika direkatkan pada tempatnya. Perekatan
dapat mencegah pasien dari dislokasi jalan nafas, karena itu pasien akan
muntah segera ketika ia sadar kembali.
Membuka Jalan Nafas Tanpa Alat
Pengertian :
Tindakan yang dilakukan untuk membebaskan jalan nafas dengan
tetap memperhatikan kontrol servikal.