Anda di halaman 1dari 57

2.

PERSYARATAN DAN PELAKSANAAN


KOMISIONING DAN SLO
INSTALASI PROYEK PEMBANGKIT

1
Persyaratan Administrasi
Persyaratan Administrasi meliputi :
1.Persyaratan Adminitrasi dalam pelaksanaan komisioning
2.Persyaratan Adminitrasi dalam pelaksanaan SLO
3.Perijinan yang diperlukan dari stakeholder terkait untuk
melaksanakan komisioning
4.Perijinan yang diperlukan dari stakeholder terkait untuk
melaksanakan

2
Persyaratan Administrasi
Persyaratan Administrasi dalam pelaksanaan Komisioning :
Kontraktor atau pengendali proyek dalam hal ini harus memberikan
kepada Tim komisioningb beberapa persyaratan administrasi dalam
pelaksanaan komisioning yaitu :
1.Dokumen kontrak
2.Design Engineering
3.Gambar konstruksi, P&ID, Logic Diagram
4.Spesifikasi Teknik peralatan
5.Initial setting untuk sistem proteksi
6.Test Report / FAT / ITP
7.Commissioning Schedule
8.Dokumen AMDAL
9.Surat Tugas / SK Tim Komisioning
10.Dokumen administrasi dengan Lembaga Inspeksi Teknik

3
Persyaratan Administrasi
Persyaratan Administrasi dalam pelaksanaan Komisioning :

Manfaat dari dokumen-dokumen tersebut adalah sebagai dasar dan


referensi dalam merencanakan pelaksanaan komisioning,
melaksanakan komisioning, mengendalikan komisioning terhadap
mutu, waktu dan biaya serta bahan evaluasi, jastifikasi dan pelaporan.

4
Persyaratan Administrasi
Persyaratan Adminitrasi dalam pelaksanaan SLO
Pemilik instalasi pembangkit dalam hal ini harus memberikan kepada Lembaga
Inspeksi Teknik beberapa persyaratan administrasi dalam pelaksanaan SLO
yaitu :
1.Ijin usaha penyediaaan tenaga listrik, atau ijin operasi
2.Lokasi instalasi
3.Jenis dan Kapasitas instalasi
4.Gambar instlasi dan Tata letak.
5.Diagram satu garis.
6.Spesifikasi peralatan utama instalasi.
7.Spesifikasi Teknik dan Standar yang digunakan.

5
Persyaratan Administrasi
Persyaratan Administrasi dalam pelaksanaan SLO :

Manfaat dari dokumen-dokumen tersebut adalah sebagai dasar dan


referensi dalam merencanakan pelaksanaan SLO, melaksanakan SLO
dan bahan evaluasi, jastifikasi dan pelaporan

6
Persyaratan Administrasi
Perijinan yang diperlukan dari stakeholder terkait untuk
melaksanakan komisioning adalah :
1.AMDAL / UKL-UPL dari Pemda setempat atau yang terkait
2.Ijin dari Departeman Perhubungan perihal Dermaga/Pelabuhan
3.Ijin Mendirikan Bangunan dari pemerintah setempat
4.Penggunaan Boiler, Bejana Tekan, Katup Keselamatan dan Pesawat
Angkat dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
5.Surat penugasan Direksi
6.Surat penugasan pengelola proyek (UIP)
7.Surat tugas dari penanggung jawab Lembaga Inspeksi Teknik
8.Serta perijinan lain yang terkait
 

7
Persyaratan Administrasi
Perijinan yang diperlukan dari stakeholder terkait untuk
melaksanakan SLO :

1.AMDAL / UKL-UPL dari Pemda setempat atau yang terkait


2.Surat penugasan dari Dep ESDM- DJK
3.Surat penugasan dari pemilik instalasi tenaga listrik
4.Surat tugas dari penanggung jawab Lembaga Inspeksi Teknik
 

8
Persyaratan Administrasi
Persyaratan dan proses finansial yang diperlukan dalam rangka
komisioning adalah sebagai berikut :
1.Pengendali proyek (UIP) mengajukan permohonan kepada PLN-Jaser
disertai deangan informasi proyek berikut jadwalnya.
2.PLN-Jaser akan membuat Rencana Anggaran dan Belanja (RAB) yang
disetujui oleh UIP.
3.Setelah RAB disetujui oleh UIP lalu dibuat surat perjanjian pekerjaan
yang ditanda tangani oleh GM masing-masing instansi.
4.Sesuai skedul komisioning maka PLN-Jaser akan mengirim petugas ke
lapangan untuk melaksanakan komisioning.
5.Pembayaran biasanya melalui nota buku sesuai peraturan dari PLN
Kantor Pusat.

9
Persyaratan Administrasi
Persyaratan dan proses finansial yang diperlukan dalam rangka SLO
adalah sebagai berikut :
1.Pemilik instalasi mengajukan permohonan kepada PLN-Jaser disertai
deangan informasi proyek berikut jadwalnya.
2.PLN-Jaser akan membuat Rencana Anggaran dan Belanja (RAB) yang
disetujui oleh pemilik instalasi
3.Setelah RAB disetujui oleh pemilik instalasi lalu dibuat surat
perjanjian pekerjaan yang ditanda tangani oleh penanggung jawab
instansi masing masing
4.Sesuai skedul komisioning maka PLN-Jaser akan mengirim petugas ke
lapangan untuk melaksanakan inspeksi SLO.

10
Persyaratan Personal
 Uji komisioning harus dilakukan oleh orang yang qualified
dalam pengujian peralatan, yaitu profesional engineer, factory
technician atau licenced electrician yang sudah berpengalaman
dalam uji proteksi.

 Penguji, yaitu orang yang melaksanakan pengujian tersebut,


harus kompeten dan harus dapat menjaga keamanannya
sendiri, juga terhadap orang lain disekitarnya, atau yang berada
ditempat lain.

 Penguji harus trampil dan mempunyai pengalaman tentang


jenis instalasi yang diujinya, sehingga tidak menimbulkan
kecelakaan kepada manusia, hewan atau harta benda.

11
Persyaratan Personal
 Setiap personil yang terlibat dalam kegiatan komisioning
dan/atau SLO wajib bersertifikat.

 Sertifikat keahlian untuk operator ketenagalistrikan dapat


diperoleh melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dibawah
MESDM, sedangkan sertifikat ahli lingkungan (K3 dan LH)
serta sertifikat keahlian untuk operator alat berat seperti crane,
buldozer, dump truck dll dapat diperoleh melalui LSP dibawah
Depnaker (Departemen Tenaga Kerja).

12
Persyaratan Fasilitas
1. Persyaratan untuk Alat Ukur/ Uji
Alat ukur/uji utama yang dimaksud adalah alat yang digunakan sebagai
pengujian dan pengukuran, misalnya;
Mekanik : Tekanan (manometer), tekanan atmosfir (barometer),
kecepatan putar (tacho meter), kecepatan angin (anemometer),
kelembaban udara (humidity meter), jarak (distance meter),suhu
(thermometer), waktu (stopwatch), aliran (flow meter), getaran
(vibrometer).
Elektrik :Arus (ampere meter), tegangan (volt meter), resistan (ohm
meter), daya listrik (watt meter), energy listrik (energi meter), frekuensi
(frekuensi meter), urutan fasa (phase sequence), sudut fasa (cos phi
meter), tangent delta (tangent delta meter).
Kimia dan lingkungan : pH (pH meter), konduktivitas (conductivity meter),
silica (silica meter), kekeruhan (turbidity meter), gas buang (flue gas
analyzer), kebisingan (noise meter).

13
Persyaratan Fasilitas
2. Persyaratan untuk Alat Kerja

Alat kerja adalah alat/peralatan yang digunakan dalam


melaksanakan tugas komisioning dan SLO.

Alat – alat tersebut antara lain yaitu APD (alat pelindung diri),
alat tulis/rekam, pedoman, instruksi kerja dan formulir serta
alat bantu kerja, misalnya Tool set.

APD yang digunakan harus memenuhi syarat kelayakan


operasi, dibuktikan dengan sertifikat uji oleh Tim PDKB.
Sedangkan alat rekam, pedoman, instruksi kerja dan formulir
dll, sebelumnya harus mendapat persetujuan dari kedua belah
pihak, yaitu pihak kontraktor dan owner.
14
Persyaratan K2, K3, dan LH
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Keselamatan kerja adalah suatu usaha pencegahan terhadap


kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan berbagai kerugian,
baik kerugian harta benda (rusaknya peralatan), maupun
kerugian jiwa manusia (luka ringan, luka berat, / cacat bahkan
tewas). Juga rusaknya sistem tenaga listrik ( Energi tidak dapat
tersalurkan akibat rusaknya peralatan ), dan citra Perusahaan
akan turun.

15
Persyaratan K2, K3, dan LH
Kecelakaan adalah Kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak
diduga /tiba-tiba yang dapat menimbulkan korban manusia
dan atau harta.
Standar K3 :
• British Standard Industry (BSI) menciptakan manajemen mutu
dalam BS 5750 pada tahun1970.
• di Eropa mempersyaratkan pemenuhan ISO 9000
• Standar manajemen lingkungan ISO 14000 memutuskan untuk
mendelegasikan standar keselamatan dan kesehatan kerja
kepada komite lain selain TC 207.

16
Persyaratan K2, K3, dan LH
Tujuan Standar K3 :
1. Pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan.
2. Menunjukkan kepatuhan terhadap peraturan perundangan.
3. Menggambarkan efektifitas manajemen K3
4. Mengurangi biaya produksi
5. Kompetisi berimbang
6. Meningkatkan kepercayaan mitra kerja
7. Meningkatkan kepercayaan konsumen

17
Persyaratan K2, K3, dan LH
Pencegahan Terhadap Terjadinya Kecelakaan Pencegahan
terhadap terjadinya kecelakaan :

Adanya Tolok ukur / kriteria / standar dapat berupa :


Peraturan perundangan
Standar nasional maupun internasional

Disusun ikhtisar kerangka dasar keselamatan peralatan dan bahan


baku serta bagian-bagian dimana unsur sumber bahaya banyak
didapat.
Dengan memperhatikan standar yang berbeda maka faktor
keamanan dapat diprediksi jauh sebelum peralatan dibuat sehingga
dapat mencegah terjadinya kecelakaan.
Semakin canggih peralatan dan teknologi yang dipakai, peranan K3
semakin penting.
18
Contoh Kepatuhan dalam menerapkan K3
dan kelalaian yang berakibat celaka
Penyebab kecelakaan
(berdasarkan rekap data)

1. Klausul safety kontrak-kontrak


2. Working permit dan JSA
3. APD
4. SOP/IK
5. Pengawasan
90 %
Dan lain-lain
Kelalaian
manajemen
1.
2.
Bekerja di luar jam kerja
Tidak mematuhi tanda- 10 %
tanda keselamatan
Kelalaian
© 2009 Sucofindo – OSH Services

Pelaksana
5

Setiap pekerjaan tenaga teknik wajib menerapkan SOP/IK

Lakukan identifikasi Potensi Bahaya


Tetapkan dan Pengendalian Risiko seluruh SOP/IK
Program K3
Terapkan JSA (Job Safety Analysis)
Di dan Sistem Ijin Kerja
Tempat
Kerja Laksanakan Inspeksi Bulanan dan Rapat Bulanan K3

Berikan pelatihan, APD dan Alat-alat K3


© 2009 Sucofindo – OSH Services

Investigasi dan Laporkan Insiden di tempat kerja

19
Persyaratan K2, K3, dan LH
Komunikasi K3

Tujuan utama dari komunikasi adalah untuk menimbulkan saling


pengertian, bukan persetujuan.
Kesalahpahaman tidak jarang terjadi dalam komunikasi karena
keterbatasan kemampuan untuk merumuskan gagasan ke dalam
lambang yang dimengerti oleh komunikan.
Pemilihan lambang. Lambang terdiri dari :
Bahasa : terdapat ribuan bahasa. Manusia harus selektif memilihnya.
Tanda : seperti rambu-rambu K3, tanda petunjuk jalan.
Gambar, peta, diagram, grafik statistika : misalnya diagram strukur
organisasi.
Isyarat : kerlingan mata, angkat bahu, menggelengkan kepala,
menggerakkan bahu, mengerutkan dahi/muka.

20
Persyaratan K2, K3, dan LH
Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

Adalah segala upaya atau langkah-langkah


pengamanan instalasi tenaga listrik dan pengamanan
pemanfaat tenaga listrik untuk mewujudkan kondisi
andal bagi instalasi dan kondisi aman dari bahaya bagi
manusia, serta kondisi akrab lingkungan (ramah
lingkungan ) dalam arti tidak merusak lingkungan hidup
disekitar instalasi tenaga listrik.

21
Persyaratan K2, K3, dan LH
Upaya untuk mewujudkan “ A 3 “ dapat dilakukan dengan :
1.Standarisasi
2.Penerapan 4 pilar K2
3.Sertifikasi
4.Penerapan SOP / IK
5.Pelaksanaan SLO
6.Adanya pengawas pekerjaan dan pengawas K3
7.Penggunaan APD sesuai fungsi dan kegunaannya

22
Persyaratan K2, K3, dan LH
Landasan Hukum / Dasar Hukum dari K2 adalah :
1.UU No.1 / 1970 tentang Keselamatan Kerja
2.UU No 30 / 2009 tentang Ketenagalistrikan
3.Keppres No.22 / 1993 ttg Penyakit Yang Timbul Karena
Hubungan Kerja
4.Kep Menaker No.5/Men/1996 ttg Sistem Manajemen K3
(SMK3)
5.Kep Direksi No.090.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan
Instalasi
6.Kep Direksi No.091.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan
Umum
7.Kep Direksi No.092.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Kerja
8.Kep Direksi No.002.E/DIR/2013 ttg Pedoman Perhitungan
Kinerja.

23
Persyaratan K2, K3, dan LH
Ketentuan Keselamatan ketenagalistrikan menurut Undang-
Undang ketenagalistrikan No 30 / 2009 :
1.Setiap usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan
keselamatan ketenagalistrikan.
2.Keselamatan ketenagalistrikan meliputi :
•Standarisasi ( standart material,standart peralatan,standart
pemasangan,standart pengujian dan standart operasi )
•Pengamanan instalasi dan pemanfaat TL untuk mewujudkan
kondisi :
Andal dan aman bagi instalasi ( Keselamatan Instalasi )
Aman dari bahaya bagi manusia :
Tenaga Kerja ( Keselamatan Kerja )
Masyarakat Umum ( Keselamatan Umum )
Akrab lingkungan ( Keselamatan Lingkungan )

24
Persyaratan K2, K3, dan LH
• Sertifikasi :
Sertifikasi laik operasi bagi instalasi penyediaan TL,
Sertifikasi kesesuaian dengan standar PUIL untuk instalasi
pemanfaatan TL (instalasi pelanggan),
Tanda keselamatan bagi pemanfaat TL (alat kerja/rumah
tangga)
Sertifikasi kompetensi bagi tenaga teknik ketenagalistrikan
Sertifikasi bagi pengawas K3

25
Persyaratan K2, K3, dan LH
Pedoman dalam melaksanakan kegiatan yang mempunyai
potensi bahaya :
Standarisasi Proses ( Pemasangan, material ,peralatan dsb)
Standarisasi Uji (Performance Test, Komisioning , SLO dsb)
Standarisasi Produk (Spesifikasi teknik material , alat kerja dsb)

26
Persyaratan K2, K3, dan LH
Empat Pilar K2

27
Persyaratan K2, K3, dan LH
Batas Tanggung Jawab Keselamatan Instalasi

28
Persyaratan K2, K3, dan LH
Sarana K3 untuk keselamatan pekerja

29
Persyaratan K2, K3, dan LH
Keselamatan kerja adalah upaya untuk Keselamatan umum adalah upaya untuk
mewujudkan kondisi aman bagi pekerja dari mewujudkan kondisi aman bagi masyarakat
bahaya yang dapat ditimbulkan oleh umum dari bahaya yang diakibatkan oleh
kegiatan Instalasi dan kegiatan kegiatan Instalasi dan kegiatan
ketenagalistrikan lainnya dari Perusahaan, ketenagalistrikan lainnya dari Perusahaan,
dengan memberikan perlindungan, dengan memberikan perlindungan,
pencegahan dan penyelesaian terhadap pencegahan dan penyelesaian terhadap
terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit terjadinya kecelakaan masyarakat umum
yang timbul karena hubungan kerja yang yang berhubungan dengan kegiatan
menimpa pekerja. Perusahaan.

Keselamatan lingkungan adalah upaya untuk Keselamatan instalasi adalah upaya untuk
mewujudkan kondisi akrab lingkungan dari mewujudkan kondisi andal dan aman bagi
Instalasi, dengan memberikan perlindungan Instalasi, dengan memberikan perlindungan,
terhadap terjadinya pencemaran dan / atau pencegahan dan pengamanan terhadap
pencegahan terhadap terjadinya kerusakan terjadinya gangguan dan kerusakan yang
lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan mengakibatkan Instalasi tidak dapat berfungsi
Instalasi. secara normal dan atau tidak dapat
beroperasi.

30
Persyaratan K2, K3, dan LH
Hubungan Antara K2 dan K3

31
Persyaratan K2, K3, dan LH
Lingkungan Hidup (LH)
adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. (UUNo.32
Tahun 2009 tentang Perlindunganan Pengelolaan Lingkungan
Hidup)

32
Persyaratan K2, K3, dan LH
Dasar Hukum Dan Tujuan Kegiatan Lingkungan Di Bidang
Ketenagalistrikan
DasarHukum :
1. UU No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2. UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungandan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
3. PP No. 27 Tahun 1999 Tentang AMDAL
4. KepMenLHNo. 11 Tahun 2006 Tentang Kriteria Wajib AMDAL
5. PP. No. 27 Tahun 2012 Tentang Ijin Lingkungan
Tujuan :
Terciptanya pembangunan berkelanjutanyang berwawasan lingkungan
dibidang ketenagalistrikan yang ANDAL, AMAN dan AKRAB
LINGKUNGAN.

33
Persyaratan K2, K3, dan LH
Membutuhkan:
1. Dokumen AMDAL/UKL & UPL
2. Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
3. Evaluasi pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
4. Pembinaan teknis/ Pengawasan Pelaksanaan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan

34
Persyaratan K2, K3, dan LH
Aspek Lingkungan Dalam UU Ketenagalistrikan
• Asas Dan Tujuan Pasal 2 Pembangunan ketenagalistrikan menganut
asas:
a)manfaat;
b)efisiensi berkeadilan;
c)berkelanjutan;
d)optimalisasi ekonomi dalam pemanfaatan sumberdaya energi;
e)mengandalkan pada kemampuan sendiri;
f)kaidah usaha yang sehat;
g)keamanan dan keselamatan;
h)kelestarian fungsi lingkungan; dan
i)otonomi daerah.

35
Persyaratan K2, K3, dan LH
Lingkungan Hidup dan Keteknikan :

• Bagian Kesatu Lingkungan Hidup Pasal 42


Setiap kegiatan usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi
ketentuan yang disyaratkan dalam peraturan perundang-
undangan di bidang lingkungan hidup.

• SK Direksi PT PLN (Persero) No.134.K/DIR/2007 tentang


Kebijakan Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (LK3).

36
Persyaratan K2, K3, dan LH
Penerapan Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Preemptive
Pengambilan keputusan & perencanaan Pelaksanaan Tingkat
produksi
•Tata Ruang
• AMDAL,UKL/UPL Studi Kelayakan
Preventive
•PengawasanBaku Mutu
•Insentif&Disinsentif(Instrumenekonomi)
•Program PROPER
•PerizinanPembuangan Limbah B3
Proactive
•ISO 14000
•Audit Lingkungan
37
Persyaratan K2, K3, dan LH
Pelaksanaan kegiatan lingkungan hidup di PLN

Kegiatan yang diwajibkan oleh peraturan lingkungan hidup :


1.Penyusunan dokumen lingkungan
2.Pelaksanaan pengelolaan lingkungan sesuai dengan RKL
3.Pelaksanaan pemantauan lingkungan sesuai dengan RPL
4.Pelaporan pelaksanaan pengelolaan lingkungan keinstansi terkait
5.Revisi AMDAL/UKL-UPL
6.Pemenuhan persyaratan PROPER (program penilaian peringkat
kinerja perusahaan dibidang pengelolaan LH)

38
Persyaratan K2, K3, dan LH
Kegiatan yang dipersyaratkan oleh peraturan pendanaan dari luar
negeri :
1.Pengisian kuisioner lingkungan dan sosial
2.Penyusunan dokumen Land A cquisition and Resettlement Plan
(LARP), Indigenous People Development Plan (IPDP)
3.Penyebarluasan informasi pengelolaan lingkungan dan sosial

Kegiatan sukarela :
-Penerapan sistem manajemen lingkungan ISO14001

39
Persyaratan K2, K3, dan LH
Jenis dokumen lingkungan

40
Persyaratan K2, K3, dan LH
Skema Penentuan Kegiatan Wajib Amdal

41
Persyaratan K2, K3, dan LH
Kegiatan Sektor Ketenagalistrikan Yang Wajib AMDAL
JENIS KEGIATAN BESARAN

1.Transmisi > 150 KV


2.PLTD/G/U/GU ≥ 100 MW
3.PLTA (dalamsatulokasi)
- DenganTinggiBendung, atau ≥ 15 M atau
- DenganGenangan, atau ≥ 200 Ha
- DenganAliranLangsung ≥ 50 MW

4.PLTP ≥ 55 MW
5.PLTN SemuaBesaran
6.PusatListrikJenisLain 10 MW

42
Persyaratan K2, K3, dan LH
UKL-UPL DAN SPPL

Upaya pengelolaan lingkungan hidup Surat Pernyataan Kesanggupan


(UKL) dan upaya pemantauan Pengelolaan dan Pemantauan
lingkungan hidup (UPL) adalah upaya Lingkungan Hidup(SPPL) adalah
yang dilakukan dalam pengelolaan dan pernyataan kesanggupan dari
pemantauan lingkungan hidup oleh penanggung jawab usaha dan/atau
penanggung jawab usaha dan atau kegiatan untukmelakukan pengelolaan
kegiatan yang tidak wajib melakukan dan pemantauan lingkungan hidup atas
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dampaklingkungan hidup dari usaha
Hidup (AMDAL). dan/atau kegiatannya di luar usaha
dan/atau kegiatan yang wajib amdal
atau UKL-UPL.

43
Persyaratan K2, K3, dan LH
DELH/DPLH

DELH (Dokumen Evaluasi Lingkungan DPLH (Dokumen Pengelolaan


Hidup) dokumen yang memuat Lingkungan Hidup) dokumen yang
pengelolaan dan pemantauan memuat pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup yang merupakan lingkungan hidup yang dikenakan bagi
bagian dari proses audit lingkungan usaha dan/atau kegiatan yang sudah
hidup yang dikenakan bagi usaha memiliki izin usaha dan/atau kegiatan
dan/atau kegiatan yang sudah memiliki tetapi belum memiliki UKL-UPL.
izin usaha dan/atau kegiatan tetapi
belum memiliki dokumen Amdal.

44
Persyaratan K2, K3, dan LH
KRITERIA kegiatan wajib DELH dan DPLH:
•Telah memiliki izin usaha dan/atau kegiatan sebelum
ditetapkannya UU Nomor 32 Tahun 2009
•Telah melakukan kegiatan tahap konstruksi sebelum
ditetapkannya UU Nomor 32 Tahun 2009
•Lokasi usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan rencana tata
ruang wilayah dan/atau rencana tata ruang kawasan
•Tidak memiliki dokumen lingkungan hidup atau memiliki
dokumen lingkungan hidup tetapi tidak sesuai

45
Persyaratan K2, K3, dan LH
Contoh UKL untuk Pembangkit

46
Persyaratan K2, K3, dan LH
Contoh UPL untuk Pembangkit

47
Persyaratan K2, K3, dan LH
Persyaratan Aspek K2/K3 :

Lingkup aspek K2 dan K3 pada pelaksanaan komisioning dan


SLO meliputi personel, peralatan, instalasi, dan lingkungan.

Sedangkan fungsi dari aspek K2 dan K3 pada pelaksanaan


komisioning dan SLO adalah tercapainya Zero accident
dengan cara melaksanakan dan mematuhi kaidah-kaidah
K2/K3 untukpersonel, peralatan, instalasi,dan lingkungan.

48
Persyaratan K2, K3, dan LH
Untuk mencapai zero accident perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
a.Personel
•Personel yang terlibat pada kegiatan komisioning dan SLO
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai fungsi dan
kegunaannya.
•Personel yang ditugaskan harus kompeten di bidangnya.
•Setiap pekerjaan wajib ada pengawas K3.
•Mematuhi prosedur komisioning peralatan yang telah disahkan.
•Mematuhi SOP/IK K2/K3.

49
Persyaratan K2, K3, dan LH
Untuk mencapai zero accident perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
b.Peralatan
•Tersedia Alat Pelindung Diri (APD)
•Tersedia sarana / prasarana P3K
•Tersedia Fire fighting system
•Relay dan proteksi telah terpasang dan berfungsi
•Tersedia grounding yang memadai
•Memasang rambu-rambu dan pembatas tanda bahaya
•Melakukan koordinasi dengan pihak terkait
•Memasang tagging
•Tersedianya sarana komunikasi yang memadai

50
Persyaratan K2, K3, dan LH
Untuk mencapai zero accident perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
c.Instalasi
•Relay dan proteksi telah terpasang dan berfungsi
•Proteksi mekanik telah terpasang dan berfungsi
•Terpasang grounding yang memadai
•Terpasang rambu yang memadai
d.Lingkungan
•Penerangan yang cukup
•Lapangan kerja yang bersih dan tertata
•Tersedia akses jalan menuju obyek yang akan diuji
•Mempertimbangkan kondisi cuaca dalam melaksanakan pengujian

51
Persyaratan K2, K3, dan LH

Pemeriksaan ROW Dalam Rangka Komisioning dan SLO

BERBAHAYA

Contoh Konduktor yang tidak layak untuk Dipasang

52
Persyaratan K2, K3, dan LH
Peralatan Keselamatan Kerja Yang Terkait
Pada Pelaksanaan Komisioning dan SLO
•Helm
•Sepatu safety
•Full Body Harnest / Safety Belt
•Sarung Tangan PENJELASAN TEKNIS

•Grounding Stick HIGH VOLTAGE SAFETY


PRODUK-PRODUK

•Tester Tegangan
•Rambu – rambu tanda Bahaya
•Rambu pembatas bahaya
•Dll

53
Persyaratan K2, K3, dan LH

Contoh Rambu-rambu Bahaya

54
Persyaratan K2, K3, dan LH
Persyaratan Personel Yang Harus Dipenuhi Terkait Dengan K2/K3
Pada Pelaksanaan Komisioning Dan SLO

Personil yang terkait dengan K2/K3 pada pelaksanaan komisioning


dan SLO adalah petugas yang mempunyai kompetensi di bidangnya
dan mendapatkan surat penugasan dari atasan langsung sertaterdaftar
dalam anggota tim komisioning dan SLO.
Dalam setiap pelaksanaan komisioning dan SLO wajib ada pengawas
K3 di setiap titik lokasi pekerjaan.
Pengawas K2/K3 yang ditunjuk wajib bersertifikat “K3
Pengawas”dari lembaga yang terakreditasi.
Pengawas K2/K3tidak boleh merangkap sebagai pelaksana
komisioning dan SLO.

55
Persyaratan K2, K3, dan LH
PersyaratanAspek Lingkungan Hidup :
Lingkup aspek lingkungan hidup (LH) pada pelaksanaan
komisioning dan SLO adalah pencemaran terhadap
lingkungan hidup yang dapat berupa padat, cair, gas, dan
suara.

Fungsi aspek lingkungan hidup (LH) pada pelaksanaan


komisioning dan SLO adalahmenciptakan suasana tertib
lingkungan, ramah lingkungan, aman terhadap lingkungan
dengan melakukantindakan-tindakan pencegahan,
pemantauan, dan pengelolaan mengenai akibat yang
ditimbulkan terhadap lingkungan hidup dari kegiatan
komisioning dan SLO.

56
SEKIAN

57

Anda mungkin juga menyukai