Anda di halaman 1dari 39

dr.

Rosmaryati Manalu
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Tumbang
*) Penyebab gangguan pertumbuhan dan
perkembangan di negara maju
FAKTOR LINGKUNGAN
 Merupakan faktor yang menentukan
optimalisasi potensi bawaan
 Lingkungan meliputi “bio-fisio-psiko-sosial”
 Faktor lingkungan secara garis besar dibagi
menjadi:
a. Faktor pranatal (anak masih dalam kandungan)
b. Faktor postnatal (anak setelah lahir)
FAKTOR LINGKUNGAN
Menentukan optimalisasi
potensi bawaan
BIOLOGIS
JENIS KELAMIN: tumbuh kembang laki perempuan beda
UMUR: kebutuhan anak sesuai umur, balita mudah kurang
gizi, masa pembentukan kepribadian
GIZI: gizi tdk sesuai tumbang terhambat
FAKTOR KESEHATAN: perawatan tdk hanya pd saat sakit,
pencegahan
KEPEKAAN TERHADAP PENYAKIT: pemberian imunisasi unt
mencegah penyakit
PENYAKIT KRONIS
FUNGSI METABOLISME: beda usia beda metabolisme
HORMON: cth. hormon somatotropin
FISIK
CUACA DAN MUSIM: pergantian musim
menyebabkan terjadinya berbagai penyakit
SANITASI
POLUSI UDARA
RUMAH
RADIASI
KEAMANAN??
KEADAAN GEOGRAFIS
PSIKOLOGIS
STIMULASI: rangsang terarah
MOTIVASI: dorongan yg membangun
POLA ASUH DAN KASIH SAYANG
KELOMPOK SEBAYA
SEKOLAH
SOSIAL
KELUARGA: pekerjaan&pendapatan keluarga
PENDIDIKAN ORTU: pendidikan ortu tinggi
JUMLAH SAUDARA: sedikit anak
KEPRIBADIAN AYAH IBU
ADAT ISTIADAT
AGAMA
a. Faktor Lingkungan Pranatal
Gizi ibu pada waktu hamil
Mekanis
Zat kimia
Hormon
Radiasi
Infeksi
Stres
Kekebalan tubuh
Anoksia embrio (menurunnya oksigen janin)
b. Faktor Lingkungan Postnatal
1. Biologis: jenis kelamin, umur, gizi, perawatan
kesehatan, kepekaan terhadap penyakit,
penyakit kronis, fungsi metabolisme, hormon
2. Fisik: cuaca, musim, keadaan geografis, sanitasi,
keadaan rumah, radiasi
3. Psikososial: stimulasi, motivasi belajar, sekolah,
dll.
4. Faktor keluarga dan adat istiadat: ekonomi
keluarga, pendidikan ortu, agama, adat-istiadat,
dll.
Perkembangan penglihatan
Saat lahir, kedua retina & korteks oksipital belum
sempurna. Perkembangan organ-organ ini tergantung
pd penggunaannya.
Jika mata tidak menerima stimulus cahaya, maka
penglihatan akan menjadi lemah & jalur-jalur saraf
penglihatan tidak sepenuhnya berkembang.
lanjutan
Perkembangan penglihatan bertambah secara bertahap.
Salah satu periode yg vital adalah saat periode bayi. Jadi
anak yg mengalami katarak kongenital harus dioperasi
seawal mungkin, utk menghindari defek visual yg
permanen, yg akan terjadi bila operasi ditunda di atas usia
1 tahun.
Pengalaman visual pertama didapat dari objek-objek
dekat, kemudian secara bertahap dari jarak yg lebih jauh
Perkiraan Perkembangan Ketajaman
Penglihatan Anak
Ketajaman
Usia
Penglihatan
2 bulan 20/400

6 bulan 20/100

1 tahun 20/50

3 tahun 20/20
Penyebab gangguan penglihatan pd anak
Idealnya setiap anak menjalani tes ketajaman
penglihatan.
Kejadian saat kehamilan atau persalinan dapat
mempengaruhi penglihatan anak 
Rubela saat kehamilan katarak?
Oksigen saat lahir kebutaan?
Bayi lahir kecil/kembardefek visual?
Kelompok berisiko tinggi
1. Anak dg riwayat keluarga mengalami gangguan
penglihatan
2. Anak dg kelainan fisik/mental
3. Anak tuli
Deteksi dini
Screening saat usia 2 tahun:

defek normal meragukan


tes ulang scr periodik
 harus dipastikan bahwa pd usia 2 tahun, tidak ada
gangguan penglihatan berat.
lanjutan
 Usia 5 tahun dilakukan tes:
1. Penglihatan (jauh, dekat)
2. Penglihatan warna

 Usia > 5 tahun: tes ada/tidaknya miop


Penglihatan kurang (low vision)

Penglihatan normal: 6/6


Penglihatan hampir normal: 6/9; 6/18
tidak menimbulkan masalah yg gawat, ttp perlu
diketahui penyebabnya.
Low vision sedang: 6/24 dg kaca mata kuat/kaca
pembesar masih dapat membaca dg cepat.
Low vision berat: 6/60 masih mungkin orientasi &
mobilitas umum, tetapi mendapat kesukaran mengenali
tanda-tanda lalu lintas. Untuk membaca perlu lensa
pembesar kuat membaca menjadi lambat.
Hampir buta penglihatan kurang 4 kaki utk menghitung
6 jari; penglihatan tidak bermanfaat, harus mengunakan
alat non visual.
Buta total: tidak mengenal rangsangan sinar sama sekali.
Kelainan Mata Kongenital
Kelainan bola mata
Kelainan kelopak mata
kelainan kornea: glaukoma kongenital
Kelainan iris dan pupil
Kelainan lensa: katarak kongenital
Kelainan saraf optikus
Kelainan Bola Mata
Salah satu atau kedua mata gagal berkembang
secara semputna
Anopththalmos degeneratif – tidak berkembangnya
mata sama sekali
Microphthalmos – satu atau kedua mata secara
signifikan lebih kecil dari ukuran normal
Macrophthalmus – satu atau kedua mata secara
signifikan lebih besar dari ukuran normal
Kelainan kornea
Glaukoma kongenital
Tiga gelombang krista neuralis bermigrasi ke arah
tengah (center) membentuk endothelium, stroma
kornea, stroma iris
Jika defek/kerusakan pada endotel membran
Descemmet dimana lensa menempel pada kornea
berakibat pemisahan tidak sempurna lensa
dinamakan Internal ulcer of von Hippel (ulkus von
Hippel)
Kelainan Lensa
Katarak kongenital  aniridia, koloboma,
mikroftalmus, buftalmos (pada glaukoma kongenital)
Ketiadaan lensa
Peter’s Anomaly
 Lensa berkembang melekat pada kornea, terdapat
defek pada kornea bagian posterior (endothelium,
corneal stroma, Bowman’s) yang berakhir pada
membran Descemet’ dimana lensa menempel pada
kornea (ulkus von Hippel)
Abnormalitas Bentuk Lensa
Koloboma  tidak sempurnanya fusi prosessus maksilaris saat
embrional, kegagalan fusi ini menyebabkan celah pada
berbagai adneksa mata (medial palpebra superior, inferionasal
iris)
CHARGE (coloboma, heart disease, choanal atresia, retarded
growth, genital anomalies, ear anomalies)
Lentikonus  kelainan lensa dimana pada permukaan anterior
atau posterior lensa terdapat deformasi berbentuk konus
Lentiglobus  kelainan deformasi berbentuk sferis pada
permukaan lensa
Lensa kecil (mikrofakia)
Ektopia lentis  lensa tidak pada tempatnya sindrom
Marfan
Kelainan Badan Kaca
Persistent Hyperplastic Primary Vitreous (PHPV)
- Vaskulatur (jaringan darah fetus) menetap di sebelah
depan  tunica vasculosa lentis, memicu timbulnya
tonjolan yang dinamakan Mittendorf’s dot dan
terbentuknya saluran yang dinamakan Cloquet’s canal
di sebelah belakang
- Vaskularisasi ke arah retina mungkin berkurang
- Badan vitreus (zonule) tidak terbentuk secara tepat
sehingga pars plicata tidak terpisah dari ekuator lensa
menyebabkan terbentuknya “traction” atau
perpanjangan prosessus siliaris
Kelainan Kongenital Iris
Aniridia  ketiadaan iris
Iris hipoplasia  variasi kurang berkembangnya iris
dimana pigmen epitel iris, sfingter iris dan dilator iris
yang berkembang dari ektoderm neural tidak lengkap
Akibatnya sudut yg terbentuk mungkin sangat sempit
 glukoma
Kaitan dengan sindrom lain: Tumor Wilm
(nefroblastoma), Oculocerebrorenal syndrome of
Miller  nonfamilial aniridia, Wilms tumor,
microcephaly, genitourinary anomalies.
Kelainan Kongenital Retina
Retinal detachment— robekan retina antara bagian
dalam dan luar dari derivat mangkok optik
congenital—failure of fusion
acquired—trauma

Defects atau gangguan pada penutupan fissura khoroid


 Koloboma retina
Kelainan Kongenital Kelopak
Mata – Sistem Lakrimal
Koloboma palpebra  hilangnya sebagian kulit mata atau
adneksa mata akibat kegagalan menyelesaikan
pertumbuhan. Bisa meliputi palpebra, glandula lakrimalis,
dan bag adneksa lainnya
Epikantus  ada lipatan kuulit vertikal pada sisi idung
kadang menutupi kantus sebelah dalam dapat merupakan
ciri normal dapat pula anomali bawaan
Entropion yaitu penggulungan margo palpebra ke arah
dalam sedangkan ektropion ke arah luar.
Blefarokalasis yaitu adanya lipatan kulit sejajar dengan
margo palpebra akibat atrofi jaringan interseluler
Kelainan Kongenital Kelopak
Mata – Sistem Lakrimal
Epiblefaron yaitu anomali pertumbuhan yang lipatan
horizontal kulitnya terentang melewati margo palpebra
sehingga menekan bulu mata kearah kelopak mata
Ankiloblefaron yaitu tidak adanya celah palpebra arean
ada perlekatan margo palpebra superior et inferior
Blefarofimosis yaitu celah palpebra kecil
Ptosis yaitu turunnya atau jatuhnya kelopak mata atas
Distikhiasis yaitu adanya baris bulu mata ganda pada
satu kelopak mata, satu atau keduanya menekuk
kedalam bola mata
Kelainan Mata Postnatal
Konjungtivitis: bakteri, virus, bahan kimia,
klamidia
Uveitis: peradangan pada lensa mata
Retinopati prematuritas: lahir prematur, berat
badan lahir rendah, oksigen tambahan yang
berlebihan
Retinoblastoma: tumor ganas
Strabismus (juling)
Ambliopia (penurunan ketajaman salah satu
mata)
Trauma: tajam, tumpul, kimia, sinar
Penyebab Kebutaan pada Anak
1. Xeroftalmia
2. Katarak
3. Trakoma
Xeroftalmia
Merupakan penyakit yang sering menyebabkan
kebutaan pada bayi terutama di India,
Bangladesh, Indonesia, dan Filipina.
Disebabkan karena kekurangan vitamin A dari
makanan atau karena adanya gangguan
penyerapan di saluran cerna.
Secara klinis terdapat bercak bitot yang khas dan
terjadi pelunakan kornea.
Kekurangan protein dapat menyebabkan
penyakit semakin menyebar dan menjadi resisten
terhadap pengobatan.
Bayi yang terkena sering tidak dapat bertahan
sampai dewasa, meninggal karena malnutrisi,
pneumonia, atau diare.
Dapat dicegah dengan perbaikan gizi secara
umum dan pemberian suplemen vitamin A
Rata-rata kebutuhan vitamin A untuk anak-anak:
1500-15000 IU perhari
Katarak
Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata
± 39% kebutaan pada anak disebabkan karena
katarak
Penyebab katarak pada anak:
- Genetik
- Infeksi rubella, toksoplasmosis, itomegalovirus,
varisela pada saat kehamilan trimester pertama
- Bayi lahir prematur
- Trauma mata
- Metabolik galaktosemia, hipoglikemia, dan
hipokalsemia, sindrom Lowe
Trakoma
Salah satu penyebab kebutaan di negara
berkembang
Penyakit trakoma banyak ditemukan di daerah
panas dan kering
Endemik pada daerah dengan sanitasi dasar yang
kurang (cuci tangan dan muka)
Berkaitan erat dengan kemiskinan
Menyebar cepat pada pemukiman yang padat dan
kumuh
Disebabkan oleh bakteri Chlamidia Trachomatis
Infeksi bakteri Chlamidia Trachomatis menyebabkan
konjungtivitis (belekan) berulang, mengiritasi mata,
dan mengeluarkan cairan yang kental (discharge
mukus)
Penyebaran infeksi: Disharge (cairan yang
mengandung bakteri) dari mata orang yang terinfeksi
dibawa oleh lalat yang mendarat di kulit orang lain
yang sehat.
Bagaimana trakoma menyebabkan
kebutaan?
 Trakoma menyebabkan kerusakan pada kornea
mata karena:
1. Produksi air mata berkurang
2. Sulit untuk menutup kelopak mata (gerakan
menutup kelopak mata akan meningkatkan
produksi air mata dan mengeluarkan kotoran
yang masuk ke mata)
3. Menyebabkan trikiasis (kelopak dan bulu mata
masuk ke dalam mata)
Trakoma dapat diobati dengan antibiotik
Pencegahan: penyediaan sarana sanitasi yang layak,
termasuk air bersih untuk minum dan mencuci →
lebih efektif untuk mengeliminasi penyakit

Anda mungkin juga menyukai