Orde reaksi atau tingkat reaksi, sebagai orde kinetic berbeda dengan
orde molekuler. Orde molekuler menyangkut banyaknya molekul
zat yang bereaksi sesuai persamaan reaksinya (jumlah koefisien
reaksi), orde ini sebenarnya diperoleh dari hasil eksperimen akan
tetapi nilainya persis sama dengan koefisien reaksi, sedangkan orde
Kinetic diperoleh melalui eksperimen yang nilainya tidak sama
dengan koefisien reaksi.
A. Reaksi Orde Nol
Kadang-kadang laju suatu reaksi sama sekali tidak bergantung pada konsentrasi pereaksi.
Laju reaksi seperti ini dapat ditentukan oleh parameter lain, misalnya peranan intensitas
cahaya dalam proses reaksi fotokimia, atau tersedianya enzim dalam reaksi-reaksi biokimia
yang dikatalis oleh enzim, dan sebagainya. Pada reaksi seperti itu, laju reaksi akan tetap.
Marilah kita memperhatikan contoh persamaan reaksi hipotetik berikut:
A P (hasil reaksi)
dA
Laju reaksi, k[ A]0 k
dt
”4
B. Reaksi Orde Satu
Reaksi peruraian hidrogen peroksida dalam larutan air, sesuai persamaan reaksi berikut:
H2O2 (aq) H2O + 1/2 O2 (g)
Reaksi tersebut merupakan reaksi orde satu terhadap H 2O2, artinya bahwa [H2O2] pada
persamaan laju reaksinya berpangkat satu. Selama reaksi berlangsung, oksigen akan
dilepaskan dari campuran sampai reaksi sempurna. Reaksi ini berlangsung sangat lambat, dan
umumnya digunakan katalis untuk mempercepat reaksi. Persamaan laju reaksinya adalah laju
reaksi = k [H2O2]. Identik dengan kasus di atas, reaksi hipotetik berikut:
A → P (hasil reaksi)
dA
Laju reaksi, k[ A]1
dt
dA
k .dt
[ A] 5
C. Reaksi Orde Dua
Jika kita memperhatikan reaksi hipotetik berikut ini, maka persamaan laju reaksinya
menunjukkan nilai pangkat m = 2 untuk pereaksi, A, yang berarti bahwa reaksi tersebut
merupakan reaksi orde dua terhadap pereaksinya.
2 A P (hasil reaksi)
dA
Laju reaksi, k[ A] 2
dt
dA
k .dt
[ A] 2
A t
dA
Ao A 2 k t0 dt
7
4. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI
1.Sifat Pereaksi
Jika zatnya berbeda, maka laju reaksinya dapat berbeda terhadap suatu pereaksi
yang sama. Sebagai contoh, logam natrium denga air akan bereaksi lebih cepat
dibandingkan reaksi logam magnesium denga air. Demikian pula, jika kedua logam
tersebut direaksikan dengan oksigen. Magnesium dapat bereraksi dengan cepat
hanya dengan adanya bantuan nyala, tetapi logam natrium tidak.
Dalam kehidupan sehari-hari, perbedaan laju reaksi sebagai akibat sifat/bahan
yang berbeda, juga dapat diamati dengan mudah.
2 Konsentrasi
Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi dapat diterangkan melalui pendekatan
teori tumbukan. Makin besar konsentrasi zat yang terlibat dalam suatu reaksi
berarti makin banyak partikel atau molekul yang bertumbkan. Akibatnya, jumlah
tumbukan persatuan luas, persatuan waktu, juga mengalami kenaikan dan reaksi
bertambah cepat
8
3 . Suhu
Pengetahuan praktis mengajarkan pada kita bahwa reaksi-reaksi kimia
umumnya cenderung berlangsung lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi.
Reaksi pelarutan gula di dalam air, misalnya akan lebih cepat jika
menggunakan airpanas dibandingkan jika menggunakan air dingin.
Sebaliknya, penurunan suhu dapat memperlambat reaksi. Hal ini dapat
diamati pada reaksi-reaksi biokimia, seperti proses pendinginan atau
pembekuan untuk mencegah pembusukan.
9
4 Katalisator
Katalisator mempercepat reaksi dengan jalan menurunkan energy aktivasi reaksi
sehingga laju reaksi pembentukan produk menjadi lebih cepat tercapai.
Ea1 Ea2
E E
A+B A+B
C+D C+D
t t
Tanpa katalis Dengan katalis
10
Peruraian asam formiat (HCOOH) berlangsung dengan laju yang sangat lambat, karena untuk
memecahkan ikatan C-O, salah satu atom hidrogen harus dpindahkan terlebih dahulu dari
salah satu bagian molekul asam formiat ke bagian lain. Energi yang dibutuhkan untuk
pemindahan tersebut sangat besar, sehingga energy aktivasinya juga besar, mengakibatkan
reaksi berjalan lambat. Berbeda halnya dengan peruraian asam formiat dengan katalisator
asam, sesuai persamaan berikut:
O
H+
H-C-OH H2O + CO
11
TERIMA KASIH
12