Anda di halaman 1dari 16

DIKSI

Oleh:

KELOMPOK 4

Siti Magfirah (160210102024)


Rena Rindi Astuti (180210102131)
Sinta Nuriyah (180210102106)
Bayu Edy PraBowo (180210102097)
Nur Iliatin Nazilaturrohma (180210102122)
Pengertian Diksi

 Diksiialah pilihan kata, yang berarti memilih kata


yang tepat untuk menyatakan sesuatu.
 Kata yang tepat membantu seseorang
mengungkapkan dengan tepat apa yang
disampaikannya, baik lisan maupun tulisan.
 Oleh sebab itu pemilihan kata harus sesuai dengan
situasi dan tempat penggunaan kata kata
Fungsi Diksi
 Membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan
tidak salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara
atau penulis.
 Untuk mencapai target komunikasi yang efektif.
 Melambangakan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
 Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat sehingga
menyenangkan pendengar atau pembaca.
 Serangkaian kalimat harus jelas dan efektif sehingga sesuai
dengan gagasan utama.
 Cara mengimplementasikan situasi kedalam sebuah situasi.
 Sejumlah kosakata yang didengar masyarakat
harus benar-benar dikuasai.
MANFAAT DIKSI
Manfaat Diksi bagi Pembaca atau Pendengar:
Agar pembaca atau pendengar bisa membedakan
secara baik terhadap kata-kata denotative,
konotatif, sinonim, antonym, dan juga kata yang
hampir memiliki ejaan yang mirip.
Manfaat Diksi bagi Penulis :
Agar penulis bisa membedakan kata-kata yang
ditulisnya sendiri dan kata-kata yang dikutipnya dari
orang lain.
SYARAT DIKSI

 Untuk dapat memilih kata secara tepat perlu dipahami


hal-hal yang berkaitan dengan makna seperti macam-
macam hubungan makna dan makna kata
MACAM-MACAM
HUBUNGAN MAKNA
 Sinonim
Sinonim sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau
kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna
ungkapan lain.
Contoh : Kata buruk dan jelek. 
 Antonim
Merupakan ungkapan (berupa kata,frase, atau kalimat)
maknanya di anggap kebalikan dari makna atau ungkapan lain.
Contoh : Kata bagus berantonim dengan kata buruk.
 Polisemi  
Adalah sebagai satuan bahasa yang memiliki makna
lebih dari satu.
Contoh :
Kata kepala bermakna ; bagian tubuh dari leher keatas ,
seperti terdapat pada manusia dan hewan. Bagian dari
suatu yang terletak di sebelah atas atau depan, seperti
kepala meja, kepala kereta api dan lain-lain.

 Hiponim

suatu kata yang maknanya telah tercakup oleh kata


yang lain,sebagai ungkapan yang maknanya dianggap
merupakan bagian dari makna suatu ungkapan.
Contoh :
Kata tongkol adalah hiponim terhadap kata ikan,
sebab makna tongkol termasuk makna ikan.
 Hipernim

Merupakan suatu kata yang mencakup


makna kata lain.
Contoh : Buah, sayuran, handphone dan lain-lain.

 Homonim

Merupakan kata-kata yang memiliki kesamaan


ejaan dan bunyi namun berbeda arti.
Contoh :
Kata bisa yang mempunyai arti racun dan dapat.
Malam yang mempunyai arti keterangan waktu
dan sejenis lilin yang digunakan untuk membatik.
 Homofon
Merupakan kata-kata yang memiliki bunyi sama tetapi
ejaan dan artinya berbeda.
Contoh :
Sangsi dengan sanksi yang maknanya ragu dan hukuman.
Rok dan rock.
 
 Homograf
Merupakan kata-kata yang memiliki tulisan yang sama
tetapi arti dan bunyinya berbeda.
Contoh :
Apel artinya (buah atau kumpul),
Serang artinya ( perang atau nama tempat).
MAKNA KATA
 Makna Denotatif
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara
eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai
dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang
dikandung sebuah kata secara objektif.Makna denotative
sering disebut juga makna konseptual. Misalnya
kata makan, bermakna memasukkan ke dalam mulut,
dikunyah, dan ditelan.
 Makna Konotatif
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang
timbul dari sikap social, sikap pribadi, dan kriteria
tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual.
Kata makan dalam makna konotatif dapat berarti untung
atau pukul.
 MAKNA UMUM DAN MAKNA KHUSUS
Kata umum adalah kata yang cakupannya lebih luas.
Kata khusus adalah kata yang memiliki cakupan yang lebih
sempit atau khusus. Misalnya bunga
termasuk kata umum, sedangkan kata khusus dari bunga
adalah mawar, melati, anggrek.
 MAKNA LEKSIKAL
Makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan hasil
observasi alat indera atau makna yang sungguh-sungguh nyata
dalam kehidupan. Contoh:
kata nyamuk, makna leksikalnya adalah binatang yang
menyebabkan timbulnya penyakit.
 MAKNA GRAMATIKAL
Makna gramatikal adalah untuk menyatakan makna jamak
Bahasa Indonesia, menggunakan pengulangan kata, seperti
kata: meja yang bermakna “sebuah buku,” menjadi meja-
meja yang bermakna “banyak meja.”
 MAKNA PERIBAHASA
Makna peribahasa adalah makna yang bersifat
memperbandingkan atau mengumpamakan, maka lazim juga
disebut dengan nama perumpamaan. Contoh:
Bagai, bak, laksana dan umpama lazim digunakan
di peribahasa.
 MAKNA KIAS DAN LUGAS
Makna kias adalah kata ataupun kalimat yang tidak
mengandung arti yang sebenarnya.
Contoh: Raja siang, bermakna matahari.
 KATA KONKRET DAN KATA ABSTRAK
Kata konkret adalah kata yang dapat diserap oleh panca
indra. Misalnya meja, air, dan suara. Sedangkan kata
abstrak adalah kata yang sulit diserap oleh panca indra.
Misalnya kemerdekaan, kebebasan.
 MAJAS ATAU GAYA BAHASA
Dalam karangan, kadang kadang perlu digunakan kata-
kata berbentuk ungkapan agar lebih hidup dan terlihat
konkret. Makna yang dikandung dari ungkapan-ungkapan
disebut majasi. Sedangkan kata-kata yang mengandung
majasi disebut majas.
MACAM-MACAM MAJAS :
 Majas Persamaan atau Simile
Majas persamaan yaitu, persamaan dua hal.kedua hal
tersebut dapat disela oleh kata seperti, ibarat dan bagai
 Majas Perumpamaan
Hampir sama dengan simile, tetapi persamaan tidak
mempunyai unsur disamakan
 Majas Metafora
Metafora adalah majas yang mengimplisitkan persamaan
atau menyatakan secara langsung dua benda yang sama
 Majas Metonimi
Metonimi adalah majas yang beriontasi pada bagian kecil
suatu benda
 Majas Personifikasi
Majas ini adalah pemanusiaan alam. Alam dianggap
seperti manusia, dapat berbicara, bertindak dan bergerak
 Majas Litotes
Majas litotesadalah majas yang merendahkan diri secara
berlebihan.
 Majas Hiperbola
Hiperbola adalahmajas yang melebih-lebihkan sesuatu
dengan cara meninggikan hal-hal yang tidak semestinya.
 Klimaks
Gaya bahasa klimaks diturunkan dari kalimat yang
bersifat periodik
 Antiklimaks
Antiklimaks dihasilkan oleh kalimat-kalimat yang
berstruktur mengendur
 Anthitetis
Adalah sebuah gaya bahasa yang mengandung gagasan-
gagassan yang pertentangan, dengan mempergunakan
kata-kata atau kelompok kata yang berlawanan
 Repetisi
Adalah pengulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian
kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan
dalam sebuah konteks yang sesuai
 Erotesis atau Pertanyaan Retoris
Semacam pertanyaan yang digunakan dalam pidato atau
tulisan dengan tujuan untuk mencapai efek yang lebih
mendalamdan penekanan yang wajar, dan sama sekali
tidak menghendaki adanya suatu jawaban.
 Sinekdoke
Adalah semacam bahasa figurative
 Eufimisme
Adalah ungkapan yang halus untuk menggantikan kata-
kata yang dirasakan menghina.
 Sarkasme
Sindiran langsung dan kasar
 Pleonasme
Disebut pleonasme apabila kata yang belebihan yang jika
dihilangkan artinya tetap utuh.

Anda mungkin juga menyukai