Anda di halaman 1dari 23

TUGAS KELOMPOK

BAHASA INDONESIA

IDENTIFIKASI WACANA
ANGGOTA KELOMPOK :

 DENNIAR SURYATIKA (125070218113002)


 DHEVI MELIANAWATI (125070218113004)
 MAHELVIVA NEVI P (125070218113058)
 MUFTIYA DWI CAHYANI (125070218113020)
 SORAYA DWI KUSMIANI (125070218113032)
IDE POKOK
WACANA
Ide pokok 1 - Ide pokok 6
Ide pokok 2 - Ide pokok 7
Ide pokok 3 - Ide pokok 8
Ide pokok 4 - Ide pokok 9
Ide pokok 5 - Ide pokok 10
IDE POKOK 1:
Penyayang bahasa indonesia, sebetulnya layak berbangga dalam perkara peradilan atas
penjual eceran iPad. Terdakwa tersandung kasus hukum karena dituduh tidak menyertakan
petunjuk penggunaan (manual) dalam bahasa indonesia. Selain berdimensi perlindungan
konsumen, kasus ini mengandung pembelaan kepada bahasa nasional kita. Logis belaka, bila
apapun barang asing yang dijajakan di Indonesia diwajibkan menyertakan petunjuk berbahasa
Indonesia. Namun, mengingat konteroversinya, memang terlalu sederhana kalau kasus penjual
sabak elektronik itu ditinjau dari sudut ini. Apalagi, dalam dua kasus di Jakarta ini terdakwanya
mendekam di tahanan. Dalam kasus pertama, Dian dan Randy, sempat menginap 46 haridi
“hotel gratis” itu. Untuk kasus kedua, terdakwanya, Calvin alias Winoto, masih ditahan di
Rutan Salemba. Mereka masuk bui karena bahasa Indonesia!
IDE POKOK 2 :

Memang, terasa sekali “penegakan hukum” dalam kasus ini


lebay. Apalagi, kemudian dikaitkan dengan iPad yang pernah
digunakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (sebelum kasus
ini menyebar di media). Adil jika ada yang bertanya apakah iPad
Pak Presiden, yang digunakan dalam jumpa pers, itu ada manual
bahasa indonesianya?
IDE POKOK 3 :

Yudhoyono juga tersentil kasus ini. Sebab, untuk kasus pengecer iPad itu
penggunaan bahasa indonesia begitu dijunjung, tapi presiden tak disoal ketika pidato
berbahasa Inggris di Forum Gerakan Nonblok di Bali. Padahal, itu ternyata tidak
sejalan dengan UU 24/2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta
Lagu Kebangsaan. Itu juga menyimpang peraturan Presiden yang ditekennya sendiri,
yakni Peraturan Presiden 16/2010 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia dalam
pidato resmi Presiden dan/atau Wakl Presiden serta Pejabat Negara lainnya.
Kabarnya, waktu berpidato di depan delegasi Parlemen Asia empat hari lalu, SBY
juga tetap ber-Inggris ria(detikcom,27/9).
IDE POKOK 4:

Yah, kita bisa apa?

Kerja hukum kita memang sudah lama dirasakan sperti pisau


bermata satu yang hanya tajam ke bawah. Kalau ke atas, kita sudah
tau ketumpulannya.
IDE POKOK 5:

Selain efek samping politis itu, yang menarik untuk dicermati adalah
salah satu peraturan yang dijadikan bahan argumentasi hukum di
persidangan. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 19/M-Dag/Per/5/2009
tentang Pendaftaran Putunjuk Penggunaan (Manual) dan Kartu
Jaminan/Garansi Purnajual dalam Bahasa Indonesia bagi Produk Telematika
dan Elektronik. Peraturan itu mendaftar 45 jenis barang elektronikdan
telematika yang wajib menyertakan petunjuk penggunaan berbahasa
Indonesia. Dan, memang tidak termasuk iPad.
IDE POKOK 6:

Karena yang ditonjolkan adalah bahasa indonesia, nama-nama barang asing


yang ada di sana diterjemahkan. Bahasa Inggrisnya sebagian disertakan, sebagian
tidak. Penerjemahan ini menarik. Misal, frizer rumahan (home freezer), mesin
pelumat (blender), pencampur (mixer), mesin pencetak (printer), pemanas nasi
(magic jar), penanak nasi (rice cooker), penanak nasi serbaguan (magic com),
pengejus (juicer), atau tudung hisap/sungkup hisap (cooker hood), pompa air
listrik untuk rumah tangga (water pump). Ada juga penerjemahan yang lebih ala
kadarnya, seperti dispenser (water dispenser) atau mikropon (microphone).
IDE POKOK 7:

Upaya interpretasi nama-nama barang yang lebih dikenal bahasa


inggrisnya di masyarakat ini layak di apresiasi. Penerjemahan itu cukup
mengena meskipun kadang sekadar penyesuaian huruf ejaan. Misalnya, dari
freezer ke frizer. Interpretasi atas kata printer juga menarik. Dengan
menyebut sebagai “mesin pencetak”. Alat yang biasanya melengkapi
computer ini menjadi pembeda dengan “mesin cetak”, atau percetakan
(printer machine).
IDE POKOK 8 :

Pada peraturan Menteri Marie Elka Pangestu ini juga ada


jenis-jenis barang yang namanya sudah dianggap Indonesia, seperti
cakram optic atau kalkulator. Adajuga yang sebagian diserap
langsung dari bahasa inggris seperti organ/keyboard elektrik. Kata
keyboard jelas masih ejaan Inggris, tapi tak berusaha tapi tak
berusaha diserap dengan misalnya, kibor. Memang pernah ada yang
berusaha memperkenalkan “kibor” tapi tak laku.
IDE POKOK 9:

Penerjemahan itu ada batasnya. Peraturan menteri yang mewajibkan


manual berbahasa Indonesia ini “terpaksa” membiarkan beberapa barang
tetap dalam keadaan berbahasa inggris dan dicetak miring. Misalnya
amplifier, set top box, dan Sembilan jenis pengeras suara (active speaker,
horn speaker, column speaker). Ironis memang. Peraturan yang
mewajibkan manual berbahasa Indonesia malah tidak bisa sepenuhnya
membahasaindonesiakan nama barang yang menjadi objek aturan.
IDE POKOK 10:

Upaya mengindonesiakan banyak barang maupun istilah asing


ini memang seperti menentang angin kencang. Ini karena para
remaja dan anak muda kita ini akrab dengan bahas inggris, bahkan
menjadi penekanan disekolah . Tapi, upaya tetap mengindonesiakan
manual barang impor itu patut diapresiasi. Sanksi masuk bui boleh
diterapkan kalau tujuan tidak menyertakan manual bahasa Indonesia
untuk mengelabui atau menipu komsumen (niat jahat).
KOMENTAR IDE POKOK 1 :

Memang sudah seharusnya bahasa indonesia disertakan dalam


buku petunjuk penggunaan suatu barang apalagi barang elektronik
yang diimpor dari luar negeri. Karena untuk memudahkan dalam
petunjuk penggunaan selain itu membatasi bahasa asing yang akan
mendominasi bahasa di indonesia. Dan untuk menghindari
penipuan akibat tidak mengertinya bahasa petunjuk penggunaan.
KOMENTAR IDE POKOK 2 :

Seharusnya kasus ini tidak terlalu mempermasalahkan hal


yang tidak terlalu rumit. Dan tidak melibatkan iPad milik Presiden
yang dipertanyakan menggunakan bahasa indonesia atau tidak.
KOMENTAR IDE POKOK 3 :

Sebagai bangsa yang baik kita juga harus menghargai


kebudayaan yang bersifat global seperti penggunaan bahasa
internasional seperti bahasa inggris sebagai bahasa pengantar dalam
suatu forum internasional. Jadi tidak perlu di permasalahkan apabila
Presiden memakai bahasa inggris sebagai bahasa pengantarnya.
Namun beda dengan penggunaan bahasa dalam petunjuk penggunaan
suatu barang. Yang juga harus disertai dengan bahasa indonesia.
KOMENTAR IDE POKOK 4 :

Hukum itu seharusnya diibaratkan seperti boomerang yang


miliki kedua sisi antara kanan dan kirinya sama, dalam artian
hukum tidak boleh memihak satu sisi. Sesuai dengan UUD 1945
pasal 27 ayat 1 menyatakan bahwa “setiap warga negara sama
kedudukannya didalm hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kekecualian”.
Komentar ide pokok 5 :
Seharusnya segala jenis barang eleoktronik dan telematika harus menyertakan bahasa indonesia.
Tidak hanya sebatas 45 jenis barang tersebut.

Komentar ide pokok 6 :


Setuju, perlu diapresiasi karena mengacu pada sumpah pemuda 28 oktober 1928 bahwa kita
berbahasa satu yaitu bahasa indonesia. Dengan adanya interpretasi bahasa asing dalam bahasa
indonesia maka lebih mudah bagi orang awam mengerti arti dari bahasa asing tersebut.
KOMENTAR IDE POKOK 7 :

Setuju, karena penulisan bahasa asing tersebut sudah sesuai


dengan EYD, namun kedepannya perlu dikembangkan lagi
penerjemahan bahasa asing ke bahasa indonesia agar tidak ada
ketimpangan.
Komentar ide pokok 8 :
Peraturan yang kurang komprehensif menimbulkan kekurangan yang seharusnya lebih
disempurnakan lagi.

Komentar ide pokok 9 :


Memang saat ini bahasa inggris sangat diwajibkan disetiap sekolah-sekolah, seharusnya sekolah
memberikan solusi seperti mempunyai program dimana murid wajib menggunakan bahasa inggris atau
bahasa indonesia. Dan sekolah mengadakan kegiatan yang dapat meningkatkan rasa nasionalisme.
KOMENTAR IDE POKOK 10 :

Memang kasus ini sangat langka karena biasanya orang masuk


penjara karena kasus kriminal namun pada kasus ini
permasalahannya hanya karena tidak mencantumkan bahasa
Indonesia. Namun hal ini tidak dapat disepelekan begitu saja
namun harus mendapat tindakan hukum yang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Terima
Kasih 

Anda mungkin juga menyukai