Anda di halaman 1dari 36

ANTISEPTIKA DAN

DISINFEKTANSIA

KELOMPOK
6
■ANGGIH
F.M
D-III Analisa Farmasi &■ KHAFIEDH
Makanan
Pendahuluan
Antiseptik adalah istilah yang
diberikan pada desinfektansia
yang terutama digunakan pada
jaringan hidup. Zat zat ini
khusus nya digunakan dalam
dermatologi untuk desinfeksi
kulit dan selaput lendir (mulut,
tenggorokan, dan sebagainya).
Syarat Antiseptik & Desinfektan
Antiseptik Desinfektan
Mulai kerjanya capat dan tahan lama Berspektrum luas
Berkhasiat mikrobisida yang luas Toksisitas rendah
terhadap kuman, jamur dan sporanya, ragi, Baunya tidak merangsang
virus, serta protozoa Daya absorbsinya rendah pada karet, zat
Toksisitasnya rendah dan daya sintesis dan bahan lain dan tidak korosif.
absorbsinya melalui kulit dan selaput
lendir yang rendah
Tidak merangsang lendir dan daya
kerjanya tidak di kurangi zat-zat organis,
seperti nanah dan darah.
Khasiat
Pada umumnya, antiseptik dan
desinfektansia memiliki
khasiat
Spektrumbakterisida
kerja
Spektrum kerja luas yang meliputi bakteri gram positif dan gram
negatif, virus, dan fungi. Mycobacteria (basil TBC dan lepra) relatif
resisten terhadap banyak desinfektansia berat.
Fungsi
Membersihkan luka terbuka
ataupun dalam operasi (sebelum
dilakukan operasi)
Menghambat pertumbuhan kuman
yang terdapat pada jaringan yang
hidup.
Antiseptik juga dapat membunuh
bakteri, tetapi hal ini sangat
Golongan Antiseptik & Desinfektan
Golongan Fenol
■Klorofen ; Bersifat bakterisid
terhadap kuman gram positif &
gram negatif. Juga bersifat
virusidal.
■Timol ; Bersifat antibakterial dan
antifungal. Digunakan untuk
pengobatan jerawat (dalam bentuk
■Orto fenil fenol ; Bersifat lebih
poten dari fenol, sering di pakai
untuk obat kumur, dan lysol
■Paratertiari Amil Fenol ;
Bersifat bakterisidal terhadap
kuman gram positif dan gram
negatif serta Kandida.
Penggunaanya hanya untuk
dengan kombinasi lain
Golongan Alkohol
■Etanol ; Bersifat bakterisidal
pada hampir semua kuman
patogen, serta bersifat fungisid,
virusid tetapi tidak aktif untuk
spora. Mengendapkan protein dan
menghancurkan membran lipid.
Benzil Alkohol ; Merupakan
golongan etanol yang sering
digunakan pada kadar 90% untuk
Golongan Halogen
■Iodium ; Iodium tinkur banyak
di pakai sebab eketif, ekonomis,
toksitasnya rendah terhadap
jaringan. Iodium bersifat poten
dan kerjanya cepat.
■Toksitas Iodium ; Iodium
dalam aqua bersifat kurang
toksis tetapi pemberian pada
kulit dengan konsentrasi tinggi
Golongan Asam

■Asam asetat. bersifat


bakterisidal pada kadar 5% dan
bersifat bakteriostik pada kadar
yang lebih rendah. Kadar 1 %
sebagai profilaks pada kain
bedah.
■Asam benzoat. Bersifat
nontoksis dan tidak berasa, aman
Golongan Aldehid
■Formaldehid ; Efekif melawan
bakteri, fungi dan virus, tetapi
bekerjanya lambat.
■Glutaraldehid ; sejenis
formaldehid yang lebih poten dan
sering menyebabkan dermatitis
kontak dan efektif terhadap
penyakit yang di tularkan melalui
Mekanisme Kerja Desinfektan
Desinfektan bekerja berdasarkan
berbagai proses kimiawi atau
fisika dengan tujuan guna
meniadakan risiko transmisi dari
jasad renik. Proses-proses ini
adalah :
■Denaturasi protein,
mikroorganisme yakni perubahan
Efek Samping
Halogen dan senyawanya
Betadine
Hati-hati bila di gunakan pada
permukaan kulit rusak yang luas
(misalnya luka bakar), karena
iodium dapat di resorpsi dan
meningkatkan kadarnya dalam
serum sehingga dapat
menimbulkan asidesis, neutropeni
G11, Dermisan, *Topicide
Penggunaan sedian ini harus
dengan sangat hati-hati, karena
obat yang di adsropsi kulit,
terutama pada yang terluka dan
pada bayi dapat mengakibatkan
keracunan sistemis yang
mungkin saja fatal (kerusakan
SSP).
Pendahuluan
Trikomoniasis merupakan infeksi saluran
urogenital bagian bawah pada wanita maupun pria,
dapat bersifat akut atau kronik, disebabkan oleh
Trichomonas vaginalis dan penularannya biasanya
melalui hubungan seksual. 
Gejala Klinis
■Trikomoniasis pada wanita
Yang diserang utama adalah
dinding vagina.
Pada kasus akut terlihat sekret
vagina seropurulen berwarna
kekuning-kuningan, kuning-hijau,
berbau tidak enak (malodorous),
dan berbusa. Pada kasus kronik
gejala lebih ringan dan sekret
2. Trikomoniasis pada laki-laki
Pada laki-laki yang diserang
terutama uretra, kelenjar prostat,
kadang-kadang preputium,
vesikula seminalis, dan
epididimis.
Pada umumnya gambaran klinis
lebih ringan dibandingkan dengan
wanita.
Pengobatan
Pengobatan dapat diberikan secara topikal atau sistematik.
a) Secara topikal, dapat berupa :
■Bahan cairan berupa irigasi, misalnya hidrogen peroksida 1-2% dan
larutan asam laktat 4%
■Bahan berupa supositoria, bubuk yang bersifat trikomoniasidal
■Gel dan krim, yang bersifat zat trikomoniasidal

b) Secara sistemik (oral)


Obat yang sering digunakan tergolong derivat nitromidazol seperti :
– Metronidazol
– Nimorazol
– Tinidazol
– Omidazol
Amebiasis

Amebiasis (juga disebut disentri amuba) merupakan infeksi


saluran pencernaan yang disebabkan Entamoeba histolytica.
Penyakit ini dapat akut atau kronik, dengan berbagai tahapan
keluhan pasien, mulai tanpa gejala, diare ringan sampai disentri
hebat. Diagnosis dibuat dengan mengisolasi E.histolytica dalam
feses segar.

.
Penggolongan Obat Antiprotozoa
1. Amebisid Sistemik
Amebisid sistemik atau amebisid jaringan yaitu obat yang
bekerja terutama pada bagian dinding usus, hati dan jaringan
intestinal lainnya. Obat amebisid-jaringan antara lain :
– Emetin
– Dihidroemetin
– Klorokuin
– Zat nitroimidazol
Emetin dan dihidroemetin

Cara kerja:
Emetin membunuh E.histolytica secara langsung, dan lebih efektif
terhadap bentuk motil daripada terhadap bentuk kista. In vitro,
dosis terapi emetin akan segera membunuh trofozoit. Untuk
membunuh kista diperlukan dosis besar, yang sering menimbulkan
efek samping. Emetin menghambat sintesis protein sel-sel
eukariotik (parasit dan mamalia) dengan jalan menghambat
translokasi peptidil-tRNA.
Farmakokinetik
Emetin diserap baik dari tempat suntikan, kemudian dimetabolisme
dan diekskresi secara lambat. Sehingga emetin sudat ditemukan di
urin 20-40 menit setelah suntikan, dan masih dapat ditemukan 40-60
hari setelah pengobatan dihentikan.
Oleh karena itu, efek toksis kumulatif merupakan bahaya yang selalu
ada. Kadar tertinggi didapat dalam hati, dan ini sangat penting
artinya bagi pengobatan amubiasis hati. Emetin ditemukan juga di
paru, ginjal dan limpa dalam jumlah yang cukup.
Efek Samping
Reaksi lokal
Rasa sakit, nyeri tekan, kekakuan dan kelemahan otot setempat
akibat terjadinya miositis yang timbul sesudah penyuntikan
emetin. Emetin tidak diberikan secara oral karena sangat
merangsang saluran cerna.

Reaksi sistematik
Reaksi ini merupakan efek toksik yang terjadi karena kumulasi
obat pada penggunaan berulang dengan selang waktu terlalu
pendek. Reaksi ini terutama mengenai saluran cerna, otot rangka
dan sistem kardiovaskular.
Klorokuin

Selain berkhasiat anti malaria dan


anti radang juga berkhasiat
amebisid terhadap bentuk-
jaringan (amebisid sistematik).
Klorokuin mempunyai daya kerja
yang kurang kuat, maka biasanya
digunakan bersama metronidazol
dan diloksanid furoat.
2. Amebisid Luminal (amebisid kontak)
Amebisid luminal disebut juga amebisid kontak yang bekerja dalam
usus. Obat amebisid-kontak berdaya mematikan.
Obat-obat ini terdiri dari beberapa senyawa kimia, yakni:
Senyawa nitro-imidazol: metronidazol, tinidazol, dan lain-lain.
Dianggap obat amebisida umum. Disamping itu senyawa ini
berkhasiat terhadap protozoa lain.
Diloksanida: khusus digunakan untuk mematikan kista pada
pembawa amuba, tidak untuk disentri amuba.
Kliokinol: karena efek sampingnya terhadap mata. Maka obat ini
tidak dianjurkan lagi oleh WHO.
Antibiotika amebisid: tetrasiklin, eritromisin, azitromisin, dan
paramomisin. Paramomisin berkhasiat langsung amebisid.
Diloksanid Furoat
Diloksanid furoat merupakan bubuk kristal putih yang
hampir tidak larut dalam air. Di dalam lumen atau mukosa
usus sebagian besar ester ini dihidrolisis menjadi diloksanid
yang bersifat amubisid, dan asam furoat sehingga dalam
sirkulasi sistemik terdapat sebagai diloksanid.
Farmakokinetik
Proses absorpsi berlangsung cepat melalui saluran cerna. Kadar puncak dalam
darah dicapai dalam waktu satu jam dan menurun sesudah 6 jam. Ekskresi melalui
urin dalam waktu 48 jam sebanyak 60–90 % dan sebagian yaitu 4-9 % melalui
feses. Diloksanid diekskresi dalam bentuk glukuronidnya.

Efek Samping
Efek samping yang berat belum atau tidak ditemukan. Sering timbul keluhan
saluran cerna yang ringan misalnya meteorismus dan muntah. Pruritus dan
urtikaria kadang-kadang terjadi.
Paromomisin
Hanya efektif untuk bentuk intestinal E. histolytica dan cacing pita,
karena sulit diabsorbsi dan saluran pencernaan.
Merupakan obat alternatif untuk kristosporidiosis. Meskipun amebisid
langsung, paramomisin juga bersifat antiamuba dengan menurunkan
populasi flora intestinal.
Sangat sedikit obat diabsorbsi pada pemberian oral yang dikeluarkan
dalam urin.
Gangguan pencernaan dan diare merupakan efek samping utama.
Seperti aminoglikosid lain paromomisin sangat toksik terhadap ginjal.
Paromomisin sulfat diberikan per oral disebut juga humatin
3. Amebisid Campuran
Metronidazol
Metronidazol berbentuk kristal kuning muda dan sedikit larut dalam air atau
alkohol. Amebiasis umumnya diobati dengan kombinasi metronidazol plus obat
amebisid luminal seperti diloksanid furoat. Kombinasi ini memberikan angka
kesembuhan lebih dari 90%.

Cara kerja
Metronidazol secara selektif bersifat toksik bukan hanya terhadap amuba tetapi
juga organisme anerob (termasuk bakteri), dan untuk sel-sel anoksik atau
hipoksik. Beberapa parasit protozoa anaerob (termasuk amuba) mengandung
protein yang memberikan elektron berpotensi redoks rendah, bekerja dalam reaksi
pemindahan elektron dalam metabolisme.
Farmakokinetik

Metronidazol diabsorbsi
sempurna dan cepat setelah
pemberian oral dan untuk
pengobatan amebiasis. Obat
tersebar ke seluruh jaringan dan
cairan tubuh.
Obat dalam kadar terapeutik
dapat ditemukan dalam cairan
Spektrum antimikroba
Metronidazol merupakan obat pilihan untuk infeksi yang disebabkan E.histolytica
dengan membunuh trofozoid E.histolytica, Giardia lamblia dan Trichomonas
vaginalis pada pria dan wanita. Metronidazol juga digunakan pada infeksi yang
disebabkan kokus anaerob dan basil gram negatif anaerob (misal, spesies
bakteroides).

Resistensi
Resistensi bukan masalah terapi meskipun sejenis trikomonad yang resisten
terhadap metronidazol pernah dilaporkan.
Efek Samping
■Mual, muntah, nyeri epigastrik,
anoreksia, diare, dan kram perut
■Rasa logam yang tidak enak
terasa di mulut.
■Efek lain termasuk moniliasis
rongga mulut (infeksi jamur
dalam mulut)
■Efek samping yang jarang
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda, Adhi. 2008. Ilmu
penyakit kulit dan kelamin.
Edisi 5. Jakarta : FK-UI
Ganiswarna SG. 1987.
Farmakologi dan terapi. Edisi
3. Jakarta : Fak. Kedokteran UI.
Mycek MJ, Harvey RA,
Champe PC. 2001. Farmakologi

Anda mungkin juga menyukai