Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN IBU

HAMIL DENGAN HIV / AIDS


KELOMPOK 2
Ahmad Mudhofir Oktaghina Jennisya
Andini Delly Putri Pendi Gunawansyah
Anggi Putri Nurpha Rada Putri Agusti
Anita Rahayu Rahmi Zikri
Della Fatimah Raisatul Mahmudah
Dera Rahmi Gusti F Rheynanda
Dina Annisa Utami Rizky Cahaya Putri
Dina Rahmiyanti Saputri Salmi Dianita Nasution
Fajar Alifah Syafitri Wulandari
Fatria Surisna Teguh Wiradharma
Fitriatul Munnawarroh Three Nur Oktavia
Intan Putri Andriani Vivi Ramadhani
Maya Rosita Windi Wahyuni
Nadiya Ayu Nopihartati Yoga Marsa Dinata
Agenda Style
01 PENGKAJIAN

02 DIAGNOSA

03 INTERVENSI
PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
Nama, umur, agama, alamat, pendidikan,
4. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
pekerjaan, alamat No.MR, tanggal masuk
rumah sakit, dan diagnose medis DAN SEKARANG
Menurut Romauli (2011) berikut adalah riwayat
kesehatan yang mempengaruhi ibu hamil:

2. KELUHAN UTAMA
Yang menjadi alasan pasien sehingga datang
S  Anemia yang dapat menyebabkan kematian janin
dalam kandungan
 TBC Paru, janin akan tertular TBC setelah lahir.
Bila TBC berat, maka akan menurunkan kondisi
ke Rs untuk meminta pertolongan

T
ibu hamil, tenaga dan ASI berkurang, dapat terjadi
abortus, bayi lahir lama, dan perdarahan

W
postpartum
 Jantung yang bahanya adalah payah jantung
3. RIWAYAT KESEHATAN
bertambah berat bahkan sampai gagal jantung,
KELUARGA atau kelahiran prematur
Mengetahui ada atau tidaknya penyakit yang bersifat  Diabetes mellitus, yang akan menyebabkan
genetic dalam keluarga pasien seperti DM, jantung
ataupun hipertensi (Potter, 2015). Namun dalam hal
ini HIV bukanlah merupakan penyakit keturunan,
tetapi penyakit ini dapat menular melalui hubungan
O persalinan premature, hydramnion, kelainan
bawaan, BBL besar, dan kematian janin dalam
kandungan
 HIV/AIDS yang bisa tertular ke janin
seksual antara suami-istri dan dapat pula melalui
penularan ibu ke anak. Hal inilah yang menyebabkan
perlunya dikaji riwayat kesehatan keluarga
Riwayat Obstetri
RIWAYAT RIWAYAT KEHAMILAN, RIWAYAT KELUARGA
MENSTRUASI PERSALINAN DAN NIFAS BERENCANA
umur menarche, siklus menstruasi, riwayat kehamilan sebelumnya (umur
jumlah, lamanya, banyak ataupun kehamilan dan faktor penyulit saat jenis akseptor KB dan
karakterisik darah yang keluar dan kehamilan), riwayat persalinan sebelumnya lamanya
keluhan yang dirasakan saat (jenis, penolong, dan penyulit), komplikasi menggunakan KB
menstruasi serta mengetahui Hari nifas (laserasi, infeksi, perdarahan), dan
Pertama Haid Terakhir (HPHT) jumlah anak yang dimiliki.

RIWAYAT RIWAYAT KEHAMILAN


PERNIKAHAN SAAT INI
(GPPAH, umur
jumlah pernikahan kehamilan (dalam
dan lamanya minggu), tafsiran partus,
pernikahan dan jumlah kunjungan
ANC)).
POLA PENGKAJIAN GORDON POLA KOGNITIF DAN PERSEPSI
POLA PERSEPSI DAN PENANGANAN KESEHATAN
Pasien cenderung mengalami stress berhubungan dengan Pasien dapat berbicara dengan baik tetapi mengalami ansietas
kehilangan, menguartirkan penampilan, mengingkari berat, keterampilan interaksi mengalami penurunan.
diagnose, putus asa.

POLA PERAN DAN HUBUNGAN


POLA NUTRISI DAN METABOLISME
Masalah yang ditumbulkan oleh diagnosis yaitu isolasi social,
Mengalami Anoreksia, mual muntah, disfagia. Ditandai
kesepian, adanya trauma ditandai dengan perubahan
dengan turgor kulit buruk, lesi rongga mulut, kesehatan gigi
interaksi.
dan gusi yang buruk, edema

POLA ELIMINASI POLA SEKSUALITAS DAN REPRODUKSI


Pasien mengalami diare intermitten, terus menerus, sering Memiliki Riwayat berprilaku seks dengan resiko tinggi,
dengan atau tanpa kram abdominal, nyeri panggul, rasa menurunnya libido, penggunaan pil pencegahan kehamilan
terbakar saat miksi . Ditandai dengan feses encer dengan ditandai dengan adanya herpes genetalia.
atau tanpa mucus atau darah, diare pekat dan sering, nyeri
tekan abdominal, lesi atau abses rectal, perianal, perubahan
 jumlah, warna dan karakteristik urine. POLA KOPING- TOLERASNSI STRESS
Kondisi ibu hamil dengan HIV /AIDS takut akan penularan
POLA AKTIVITAS DAN OLAHRAGA pada bayi yang dikandungnya. Bagi keluarga pasien
Mudah lelah, intoleransi activity, progresi malaise. Pasien cenderung untuk menjauh sehingga akan menambah
mengalami kelemahan otot, menurunnya massa otot, tekanan psikologis pasien
respon fisiologis aktifitas (perubahan TD, frekuensi jantung
dan pernafasan) POLA KEYAKINAN NILAI
Cenderung pasrah dengan keadaan dan menyerahkan
POLA TDUR
segala keputusan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Mengalami perubahan pola tidur
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN UMUM

SISTEM NEUROSENSORIK

SISTEM MUSKOLOSKELETAL 05
SISTEM ELIMINASI 04
SISTEM PENCERNAAN 03
02 Mengalami pusing, sakit kepala, perubahan status mental,kerusakan
status indera,kelemahan otot,tremor,perubahan penglihatan.
01
Kaji respon klien, apakah mengalami kesulitan bergerak,reflek pergerakan. pada
ibu hamil kebutuhan akan kalsium meningkat,periksa apabila ada resiko
osteoporosis. Hal itu dapat memburuk dengan bumil HIV/AIDS
Biasanya saat imunitas menurun resiko infeksi pada uretra klien.

Keadaan sistem pencernaan pada bumil akan mengalami


gangguan. Kebanyakan gangguan tersebut adalah diare yang
lama
PEMERIKSAAN UMUM
KEADAAN UMUM
01 Content Here Tingkat kesadaran bumil dengan HIV/AIDS terkadang mengalami penurunan
karena proses penyakit. Hal itu dapat disebabkan oleh gangguan imunitas
pada bumil.
TANDA TANDA VITAL
SUHU
02 Content Here NADI
TEKANAN DARAH
PERNAPASAN
TB DAN BB

03 Content Here
PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE
SELANJUTNYA
Kaji kesimetrisan kepala, rambut
Inspeksi : simetris, rambut kusam dan kering
Palpasi : tidak ada benjolan

Kaji Konjungtiva, kelopak mata


Inspeksi : sedikit anemis, ada atau tidaknya pembengkakkan kelopak mata

Kaji hidung penciuman


Inspeksi : tidak ada benjolan, tidak ada sekret

Kaji bibir, gigi


Inspeksi : bibir kering, terdapat stomatis, terdapat karies gigi

Kaji telinga
Inspeksi : tidak ada sekret

Kaji adanya pembesaran kelenjar getah beningm thyroid


Palpasi : terdapat pembesaran kelenjar limfe

Auskultasi jantung paru


Auskultasi : auskultasi dengan menggunakan stetoskop pada intracosta II

Payudara
Inspeksi : payudara kiri dan kanan simetris, areola mamae menghitam, puting susu menonjol kedua
Abdomen
Inspeksi : simetris
Palpasi : Leopold I : digunakan untuk menentukan usia kehamila
Leopold II : digunakan untuk menentukan letak punggung anak dan letak bagian kecil pada anak
Leopold II : digunakan untuk bagian apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah bagian bawah anak sudah atau
belum PAP Leopold IV : digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan seberapa masuknya bagian
bawah tersebut ke dalam rongga panggul
Auskultasi DJJ: Pemeriksaan auskultasi DJJ dapat menggunakan dopler atau monoaural

Pemeriksaan pelvimentri
Tulang panggul diperiksa pada awal kehamilan untuk menentukan diameternya yang berguna untuk persalinan pervaginam

Kaji kebersihan perineum


Inspeksi : terdapat jamur

Kaji adanya perdarahan/ pengeluaran pervaginam, hemoroid, verises, lekorhea, luka parut, massa, cairan
Inspeksi : adanya lesi, apakah ada varises pada vagina/vulva, apakah ada keputihan, luka perut, dan massa

Edema
Palpasi: edema pada ekstremitas bawah

Varises
Inspeksi : adakah varises didaerah kaki atau belakang lutut ibu
PEMERIKSAAN PENUNJANG

GLUKOSA KADAR HB ANTI HIV


DALAM URIN

PROTEIN HBSAg TES ANTIBOI


URIN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL PADA IBU HAMIL DENGAN HIV/AIDS DIANTARANYA:

Resiko infeksi di buktikan dengan imunosupresi


01

Defisit nutrisi di buktikan dengan ketidakmampuan menelan makanan


02

Intoleransi antivitas dibuktikan dengan Kelemahan dan


imobilitas
03

I hope and I believe that this Template will your Time, Money and Reputation. Get a modern
PowerPoint Presentation that is beautifully designed.
04
INTERVENSI KEPERAWATAN
N Diagnosa SLKI SIKI
O Keperawatan
1. Risiko Infeksi
Definisi : Berisiko mengalami peningkatan
SLKI:
Setelah dilakukan intervensi keperawatan,
SIKI
Pencegahan Infeksi
terserang organisme patogenik diharapkan tingkat infeksi menurun dengan kriteria  
  hasil: Observasi
Faktor Risiko: Demam menurun 1. Monitor tanda dan gejala infeksi local dan
a. Penyakit kronis (mis, diabetes mellitus) Kemerahan menurun sistemik
b. Efek prosedur invasif Nyeri menurun Terapeutik
c. Malnutrisi Bengkak menurun 2. Batasi jumlah pengunjung
d. Peningkatan paparan organisme patogen Kadar sel darah putih membaik 3. Berikan perawatan kulit pada daerah edema
lingkungan 4. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
e. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer pasien dan lingkungan
1. Gangguan peristaltic 5. Pertahankan teknik aseptic pada pasien berisiko
2. Kerusakan integritas kulit tinggi
3. Perubahan sekresi Ph Edukasi
4. Penurunan kerja siliaris 6. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
5. Ketuban pecah lama 7. Ajarkan cara memeriksa luka
6. Ketuban pecah sebelum waktunya 8. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
7. Merokok Kolaborasi
8. Status cairan tubuh 9. Kolaborasi pemberian imunisasi jika perlu.
f. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh
sekunder
9. Penurunan hemoglobin
10. Imunosupresi
11. Leukopenia
12. Supresi respon inflamasi
13. Vaksinasi tidak adekuat.
INTERVENSI KEPERAWATAN

NO Diagnosa SLKI SIKI


Keperawatan
2. Defisit Nutrisi SLKI : SIKI :
Definisi : asupan nutrisi tidak cukup untuk Status Nutrisi Manajemen Nutrisi
memenuhi kebutuhan metabolisme. Kriteria hasil :  
Gejala dan tanda mayor :   1. Kaji adanya alergi makanan.
Objektif : berat badan menurun minimal 10% 1. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi 2. Identifikasi status nutrisi
dibawah rentang ideal badan 3. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
Gejala dan tanda minor : 2. Mengetahui tentang pilihan makanan yang 4. Monitor asupan makanan
Subjektif : sehat 5. fasilitasi menentukan pedoman diet
1. Cepat kenyang setelah makan 3. Mengetahui tentang standar asupan nutrisi 6. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
2. Kram atau nyeri abdomen yang tepat dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
3. Nafsu makan menurun 4. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi 7. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi.
Objektif : 5. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi 8. Ajarkan diit yang diprogramkan
4. Bising usus hiperaktif    
5. Otot pengunyah lemah    Pemantauan Nutrisi
6. Otot menelan lemah Berat Badan 9. Identifikasi faktor yang mempengaruhi asupan gizi (mis.
7. Membran mukosa pucat Kriteria hasil : pengetahuan, ketersediaan makanan,agama, budaya,
Faktor penyebab : 6. Adanya peningkatan berat badan sesuai mengunyah tidak adekuat, gangguan menelan, penggunaan
8. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien dengan tujuan obat-obatan atau pasca operasi)
9. Peningkatan kebutuhan metabolisme 7. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi 10. Identifikasi perubahan berat badan
Ketidakmampuan mencerna makanan badan 11. Identifikasi kelainan pada kulit (mis. memar, luka yang sulit
Kurang asupan makanan 8. Tidak terjadi penurunan berat badan yang sembuh atau perdarahan)
Factor psikologis (keengganan untuk makan) berarti 12. Identifikasi kelainan pada rambut (mis. kering, ti[is, kasar dan
mudah patah)
13. Identifikasi kelainan pada kuku (mis. berbentuk sendok, tipis,
kasar dan mudah patah)
14. Monitor mual dan muntah.
15. Monitor warna konjungtiva
16. Monitor asupan oral
17. Memonitor hasil laboratorium (mis. Kadar kolesterol, albumin
serum, kreatinin, hemoglobin, hematokrit, transfernin, dan
elektrolit darah)
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO Diagnosa SLKI SIKI
Keperawatan

3. Intoleransi Aktivitas SLKI : SIKI :


Definisi : Setelah dilakukan intervensi keperawatan, Manajemen Energi
Observasi
Ketidakcukupan energy untuk melakukan diharapkan toleransi aktivitas meningkat, 1. Identifkasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahanMonitor kelelahan fisik
aktivitas sehari-hari dengan kriteria hasil: dan emosional
Gejala dan tanda mayor : 1. Frekuensi nadi menurun 2. Monitor pola dan jam tidur
Subjektif : 2. Keluhan lelah menurun 3. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
Mengeluh Lelah 3. Dispnea saat aktivitas menurun Terapeutik
4. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. cahaya, suara, kunjungan)
Objektif : 4. Dispnea setelah aktivitas menurun 5. Lakukan rentang gerak pasif dan/atau aktif
frekuensi jantung meningkat >20% dari 5. Perasaan lemah menurun 6. Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan
kondisi istirahat 6. Aritmia saat aktivitas menurun Edukasi
Gejala dan tanda minor : 7. Aritmia setelah aktivitas menurun 7. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
Subjektif : 8. Sianosis menurun 8. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang
9. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
1. dispnea saat/setelah aktivitas 9. Tekanan darah membaik Kolaborasi
2. merasa tidak nyaman 10. EKG iskemia membaik 10. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
3. setelah beraktivitas Terapi Aktivitas
4. merasa lemah. Observasi
11. Identifikasi deficit tingkat aktivitas
Objektif : 12. Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam aktivitas tertentu
5. tekanan darah berubah >20% dari 13. Monitor respon emosional, fisik, social, dan spiritual terhadap aktivitas
kondisi istirahat Terapeutik
6. gambaran EKG menunjukkan aritmia 14. Fasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan tujuan aktivitas yang konsisten sesuai kemampuan
saat/setelah aktivitas fisik, psikologis, dan social
15. Fasilitasi aktivitas fisik rutin (mis. ambulansi, mobilisasi, dan perawatan diri), sesuai
7. gambaran EKG menunjukkan iskemia kebutuhan
8. sianosis. 16. Tingkatkan aktivitas fisik untuk memelihara berat badan, jika sesuai
Faktor penyebab : 17. Fasilitasi aktivitas motorik untuk merelaksasi otot
9. Ketidakseimbangan antara suplai dan 18. Libatkan keluarga dalam aktivitas, jika perlu
kebutuhan oksigen 19. Fasilitasi pasien dan keluarga memantau kemajuannya sendiri untuk mencapai tujuan
20. Jadwalkan aktivitas dalam rutinitas sehari-hari
10. Tirah baring 21. Berikan penguatan positfi atas partisipasi dalam aktivitas
11. Kelemahan Edukasi
12. Imobilitas 22. Anjurkan melakukan aktivitas fisik, social, spiritual, dan kognitif, dalam menjaga fungsi dan
13. Gaya hidup monoton kesehatan
  23. Anjurkan keluarga untuk member penguatan positif atas partisipasi dalam aktivitas 
Kolaborasi
24. Kolaborasi dengan terapi okupasi dalam merencanakan dan memonitor program aktivitas, jika
sesuai
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO Diagnosa SLKI SIKI
Keperawatan
4. Penurunan Koping Keluarga Setelah dilakaukan tindakan keperawatan Dukungan Koping Keluarga
3 x 24 jam perilaku anggota keluarga  
dalam mendukung , memberi rasa nyaman Observasi :
dan mmemotivasi keluarga membaik 1. Identifikasi respon emosional terhadap kondisi saat ini
Dengan Kriteria Hasil : 2. Identifikasi beban prognosis secara psikologis
1. Perasaan Diabaikan menurun 3. Identifikasi pemahaman tentang keputusan perawatan setelah pulang
2. Kekhawatiran tentang anggota  
keluarga menurun Terapeutik :
3. Kemampuan memenuhi kebutuhan 4. Dengarkan masalah, perasaan dan pertanyaan keluarga
anggota keluarga meningkat 5. Terima nilai-nilai keluarga dengan cara tidak menghakimi
4. Komitmen pada perawatan 6. Diskusikan rencana medis dan perawatan
/penggobatan meningkat 7. Fasilitasi dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan dan peralatan yang
5. Komunikasi antara anggota keluarga diperlukan untuk mempertahanakan keputusan perawatan pasien
meningkat 8. Hargai dan dukung mekanisme koping adaptif yang digunakan
 
Edukasi :
9. Informasikan kemajuan pasien secara berkala
10. Informasikan fasilitas perawatan kesehatan yang tersedia
 
Kolaborasi :
11. Rujuk untuk terapi keluarga jika perlu
 
Promosi Koping :
12. Identifikasi kegiatan jangka pendek dan panjang sesuai tujuan
13. Identifikasi kemampuan yang dimiliki
14. Identifikasi sumber daya yang tersededia untuk memenuhi tujuan
15. Identifikasi pemahaman proses penyakit
16. Identifikasi dampak situasi terhadap peran
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai