MENGGAMBAR REKAYASA

KULIAH 9
12 DESEMBER 2015

08.00 – 09.40

DINDING
 DINDING

A. PENGERTIAN

BAGIAN DARI SUATU BANGUNAN YANG

KEBERADAANNYA VERTIKAL DAN MEMANJANG
SERTA BERFUNGSI UNTUK MEMBATASI SUATU
DINDING RUANG / BAGIAN TERHADAP RUANG / BAGIAN YANG
LAIN ( NON STRUKTURAL ), YANG KADANG-KADANG
JUGA BERFUNGSI SEBAGAI PEMIKUL BEBAN
( STRUKTURAL )
BAHAN DINDING

1. KAYU • UMUMNYA BERFUNGSI SEBAGAI PEMBATAS

• TIDAK MAMPU MENAHAN BEBAN ( NON STRUKTURAL )
• DISEBUT JUGA DINDING PARTISI
• BAHAN YANG SERING DIPAKAI : PAPAN, TRIPLEKS,
MULTIPLEKS DLL.

2. BATU • LEBIH KAKU $ KOKOH DIBANDING DINDING KAYU

• DAPAT BERSIFAT STRUKTURAL / NON STRUKTURAL,
TERGANTUNG BESARNYA PEMBEBANAN DAN TEBALNYA
DINDING
• DISEBUT DENGAN DINDING BATU / TEMBOK
• BAHAN YANG DIPAKAI : BATU KALI, BATU GUNUNG, BATU
BATA YANG DISUSUN SATU SAMA LAIN DENGAN
MENGGUNAKAN PEREKAT = LULUH

3. BETON BERTULANG
• BERSIFAT STRUKTURAL
• SERING DIPAKAI UNTUK MEMIKUL BEBAN /
GAYA HORIZONTAL ( MIS. : SHEAR WALL )
• TEBUAT DARI BAHAN BETON BERTULANG
B. STRUKTUR DINDING

PEMBEBANAN ELEMEN SUATU BANGUNAN : - STRUKTURAL

- NONSTRUKTURAL
1. BAGIAN STRUKTURAL = BAGIAN / ELEMEN YANG MAMPU MENERIMA
PEMBEBANAN DAN MAMPU MENERUSKANNYA ATAU MENAHANNYA
SEHINGGA BANGUNAN TERSEBUT TETAP BERDIRI TEGAK (STABIL)
2. BAGIAN NON STRUKTURAL = BAGIAN / ELEMEN YANG TIDAK MAMPU
MENERIMA PEMBEBANAN SEHINGGA BILA DIBEBANI AKAN LABIL
( BERUBAH BENTUK, BERGESER ATAU RUNTUH )

CONTOH
• BAGIAN / ELEMEN BANGUNAN NON STRUKTURAL :
GENTENG, TEGEL / KERAMIK, DINDING PARTISI, KUSEN, PINTU DLL
• BAGIAN / ELEMEN BANGUNAN STRUKTURAL :
GORDING, KUDA-KUDA, BALOK PENYANGGA, TIANG DLL
• BATA = * MATERIAL NON STRUKTURAL, SETELAH DISUSUN MENJADI
PASANGAN BATA / TEMBOK MENJADI STRUKTURAL TERBATAS, KARENA
KEKUATANNYA JUGA TERBATAS
* TEMBOK HANYA MAMPU MENAHAN BEBAN ATAP TETAPI LANTAI TIDAK
( BEBAN LANTAI > BEBAN ATAP )
* TIDAK DAPAT LANGSUNG MENAHAN BEBAN, HARUS DIBERI ELEMEN
STRUKTUR LAIN ( MIS. : RING BALOK )
* TEMBOK = STRUKTURAL THD BEBAN ATAP, NON STRUKTURAL TERHADAP
BEBAN LANTAI
STRUKTURAL
1. DINDING STRUKTURAL = DINDING YANG DAPAT BERDIRI SENDIRI, TETAP
TEGAK DAN TIDAK BERUBAH AKIBAT BEBAN-BEBAN YANG BEKERJA PADA
DIRINYA ( STABIL )
CONTOH : a. TEMBOK - dengan beban yang tidak terlalu besar ( beban atap )
- dengan bentang yang tidak terlalu besar ( maks. 3 m )
b. DINDING BETON BERTULANG

2. DINDING NON STRUKTURAL = DINDING YANG TIDAK DAPAT MENAHAN BEBAN

, UNTUK KESTABILANNYA DIPERLUKAN SUATU PENGUATAN DAN
PERKAKUAN (TANPA ITU AKAN RUNTUK/BERUBAH BENTUK). PENGERTIAN
STABIL DISINI = KAKU/TEGAK DAN KUAT/KOKOH
CONTOH : a. DINDING KAYU
b TEMBOK (PASANGAN BATA) terhadap beban yang besar (mis. Lantai)

C. DINDING KAYU
• UMUMNYA HANYA BERFUNGSI SEBAGAI PEMBATAS
(PARTISI)
• TIDAK MAMPU MEMIKUL BEBAN, JIKA HARUS MEMIKUL
PEMIKULANNYA PADA TIANG STRUKTUR
• MATERIAL PENUTUP LEMAH, PERLU RANGKA UNTUK
STABIL
BAHAN PENUTUP DINDING

1. PAPAN • KAYU DENGAN DIMENSI PIPIH DAN PANJANG

mis : 2/20, 2/25, 2/30, 3/20 – 2m, 3m, 4m
• PEMAKAIAN TEBAL TIPIS NYA TERGANTUNG KELAS
KUAT KAYU
kayu jati (kelas kuat 1) bisa lebih kecil dibanding meranti (kelas
kuat 3) tapi harga lebih mahal
2. TRIPLEKS, TEAKWOOD, PLYWOOD
• BERUPA LEMBARAN TIPIS
mudah berubah bentuk (menggelembung, melipat, mengelupas)
lebih-lebih jika terkena air
• TERDIRI DARI 3 LAPISAN TIPIS (1-1,5MM) DENGAN SERAT
SALING TEGAK LURUS
tebal maksimal 6mm, ukuran 3’x7’ atau 4’x8’

3. MULTIPLEKS
• LEBIH TEBAL DARI TRIPLEKS
lebih dari 3 lapis, tebal 10mm – 30mm
• TETAP BERSIFAT NON STRUKTURAL
• DIPERLUKAN RANGKA UNTUK MEMPERKUAT &
MEMPERKAKUNYA
 LUBANG PADA DINDING
BANGUNAN YANG NYAMAN, PERLU ADA UDARA & CAHAYA YANG
MASUK

STRUKTUR LUBANG PERLEMAHAN LUBANG PADA DINDING

1. BEBAN DIATAS LUBANG DAPAT DISALURKAN SEHINGGA DINDING TETAP

STABIL
2. BERUPA BALOK ( = BALOK LATEI/LINTEL )
3. TERBUAT DARI KAYU, BETON BERTULANG, BAJA ATAU PAS. BATA ( ROLAG )
4. LUBANG : MASUKNYA UDARA, CAHAYA, ATAU ORANG (KUSEN, PINTU,
JENDELA)
5. LUBANG DAPAT DIGANTI DENGAN ROSTER
D. TEMBOK / PASANGAN BATA
1. BATU BATA
a. BAHAN YANG DIGUNAKAN SEBAGAI UNSUR BANGUNAN TERBUAT
DARI TANAH LIAT DENGAN ATAU TANPA CAMPURAN BAHAN LAIN
YANG DIBAKAR SAMPAI MERAH DAN TIDAK HANCUR BILA
DIRENDAM DALAM AIR
b. UNTUK KEMUDAHAN DAN KESERAGAMAN, UKURAN BATA 240MM X
120MM X 60MM DENGAN PERBANDINGAN P : L : T = 4 : 2 : 1 (KOSONG )
c. PANJANG P = 1 BATU, L = ½ BATU, T = ¼ BATU (KLESOR)
d. BILA SUDAH BERUPA PASANGAN ( DIBERI LULUH DAN PLESTERAN )
UKURAN MENJADI 300MM X 150MM X 75MM
e. TEBAL TEMBOK 1 BATU = 300MM, ½ BATU = 150MM
f. BERAT = * PASANGAN BATA = 1.700KG/M3
* BATA (TANPA LULUH) = 1.200KG/M3
PPIUG’83 (PERATURAN PEMBEBANAN INDONESIA UNTUK GEDUNG :
* BERAT PAS. ½ BATU = 250 KG/M2
* BERAT PAS. 1 BATU = 450 KG/M2
* JML. BATA/M3 = 500 BUAH
2. PASANGAN BATA
DINDING YANG TERBUAT DARI SUSUNAN BATA YANG DIREKATKAN
SATU SAMA LAIN DENGAN SUATU PEREKAT YANG BERUPA SUATU
CAMPURAN MORTAR YANG DISEBUT LULUH

YANG HARUS DIPERHATIKAN

:
a. BATA BERSIFAT POROUS, SEBELUM DIPASANG HARUS DIRENDAM
TERLEBIH DAHULU SEHINGGA AIR LULUH TIDAK TERSERAP
BATA & LULUH MENGERING DENGAN PERLAHAN.
b. SEBALIKNYA JIKA BATA KERING, AIR LULUH TERSERAP BATA &
MENGERING DENGAN CEPAT, MENYEBABKAN LULUH SUSUT
SEHINGGA PASANGAN BATA RETAK
c. PENYUSUNAN BATA TIDAK BOLEH > 11/2 M TINGGINYA AGAR
TIDAK SUSUT KEARAH VERTIKAL DAN JUGA DAPAT
MENYEBABKAN RETAK / MIRING
d. WAKTU BERHENTI PEMASANGAN, PINGGIR TEMBOK DIBIARKAN
BERGIGI (TIDAK RATA) AGAR PENYAMBUNGAN SELANJUTNYA
DAPAT MENYATU
e. SIAR TEGAK ANTARA LAPIS SATU DENGAN DIATASNYA ATAU
DIBAWAHNYA TIDAK BOLEH BERTEMU ( DAPAT MENIMBULKAN
RETAK )
3. CAMPURAN PEREKAT / LULUH
UNTUK MEREKATKAN BATA SATU SAMA LAIN DENGAN BAHAN-
BAHAN PASIR (PS), KAPUR (KP), SEMEN MERAH (SM) DAN SEMEN (PC)
YANG DICAMPUR DENGAN PERBANDINGAN TERTENTU SEHINGGA
MEMBENTUK MORTAR YANG BAIK DAN RATA (TIDAK CAIR TIDAK
PADAT)
BAHAN PEREKAT :
a. KAPUR (KP)
b. SEMEN / PORTLAND CEMENT (PC)
Mempunyai sifat merekatkan, tetapi karena butir-butirnya terlalu kecil
(Ø<0,2mm), bahan ini mempunyai rongga (void) yang besar sehingga mudah
susut, bila kelebihan bahan perekat menimbulkan keretakan

BAHAN PENGISI :
a. PASIR (PS)
b. SEMEN MERAH (SM) / TRASS
c. KERIKIL (KR) untuk beton
CONTOH LULUH / PEREKAT :
1 PC : 2 PS UNTUK PASANGAN BATA KEDAP AIR ( BAK AIR )
1 PC : 3 PS UNTUK TRASRAAM ( PASANGAN BATA YANG
DIBUAT UNTUK MENCEGAH AIR TANAH
MEREMBES KE ATAS ) DIPASANG DIATAS SLOOF
SETINGGI +0.25 CM
1 PC : 5 PS CAMPURAN PASANGAN BATA BIASA ( TANPA
KAPUR )
1 PC : 4 PS UNTUK PASANGAN KERAMIK
1 PC : 3 KP : 8 PS UNTUK PASANGAN BATA BIASA
1 PC : 5 KP : 3 PS UNTUK PASANGAN TEGEL YANG DIPOLES
DENGAN MESIN POLES ( GETARAN )
TEBAL LULUH = 1,5 – 2,0 CM
TEBAL LULUH TEGEL = 2,0 – 3,0 CM
TEBAL LULUH KERAMIK = 1,0 – 2,0 CM
3. PENGAKU PASANGAN BATA
PASANGAN BATA TEBAL ½ BATA (NON STRUKTUR)
• HANYA BERFUNGSI SEBAGAI DINDING
PEMBATAS
• TIDAK DAPAT MEMIKUL BEBAN
PERLU PENGAKU
• UNTUK MENAHAN BEBAN TERBATAS ( ATAP )
• UNTUK BANGUNAN TIDAK BERTINGKAT
• BAGIAN LANTAI PALING ATAS DARI BANGUNAN
BERTINGKAT
• DENGAN CARA MENGELILINGI PASANGAN BATA DENGAN
KOLOM DAN BALOK
• LUAS MAKSIMUM 12 M²
• DIPASANG JUGA PADA SETIAP SUDUT PERTEMUAN ANTAR
TEMBOK-TEMBOK
BENTUK-BENTUK PENGAKU PASANGAN
BATA :
1. PILASTER, PENGAKU DARI PASANGAN BATA YANG DIPASANG LEBIH
TEBAL DAN MENJADI SATU DENGAN TEMBOKNYA
2. KOLOM, PENGAKU DARI STRUKTUR BETON BERTULANG.
ADA DUA MACAM KOLOM :
a. KOLOM STRUKTUR : KOLOM YANG SELAIN BERFUNGSI SEBAGAI
PENGAKU JUGA SEBAGAI PENAHAN BEBAN. UMUMNYA
BERUKURAN LEBIH BESAR DARIPADA TEBAL TEMBOK
b. KOLOM PRAKTIS (NON STRUKTUR) : KOLOM YANG HANYA
BERFUNGSI SEBAGAI PENGAKU TEMBOK. UKURANNYA SAMA
DENGAN TEBAL TEMBOK ( 15X15 CM² ) DAN DITEMPATKAN
UNTUK MEMBATASI TEMBOK SELUAS ≤12 M².
SELAIN ITU JUGA DITEMPATKAN PADA TIAP-TIAP PERTEMUAN
TEMBOK
4. ROLLAG
PASANGAN BATA YANG BATA-BATANYA DISUSUN SECARA TEGAK
(BERDIRI)
• SIAR-SIAR YANG TERJADI ADALAH SIAR TEGAK
• BEBAN YANG BERADA DIATASNYA AKAN DISEBARKAN MERATA
SEPANJANG ROLLAG (DALAM BATAS-BATAS KEKUATANNYA)
• LULUH YANG DIPAKAI = 1PC : 3 PSR ATAU 1PC : 2PSR
PEMAKAIAN / FUNGSI ROLLAG :
• SEBAGAI PERATA BEBAN (SEPERTI SLOOF DI ATAS PONDASI)
• AKHIRAN ATAS DARI SUATU TEMBOK
• BALOK LATEI / BALOK PEMIKUL (DIATAS KUSEN)
Terima Kasih…..

ichonez@yahoo.com
TUGAS :

• KERTAS UKURAN A3
• SKALA 1 : 2
• UKURAN BALOK 8/12, PAPAN/SLIMAR 3/10

BUAT GAMBAR MACAM2 SAMBUNGAN KAYU

1. SAMBUNGAN ARAH MEMANJANG
• SAMBUNGAN BIBIR MIRING BALOK
• SAMBUNGAN BIBIR LURUS DENGAN KAIT BALOK

2. SAMBUNGAN ARAH MELEBAR

• UNTUK LANTAI PAPAN
• UNTUK PLAFOND PAPAN
3. SAMBUNGAN ARAH MENYUDUT
• SAMBUNGAN LUBANG PEN TERBUKA SLIMAR
• SAMBUNGAN GIGI TUNGGAL PERTEMUAN MIRING BALOK
 RENCANA PERKULIAHAN

1. PENDAHULUAN 1. SAMBUNGAN KAYU ELEMENTER

 Perkenalan  Ukuran Kayu & Sambungan Elementer
 Rencana Perkuliahan  Sambungan Kayu Lebih dari 2 Batang
2. GAMBAR REKAYASA 2. DINDING
 Huruf Teknik  Pengertian Dinding
 Normalisasi Ukuran Kertas  Struktur Dinding
 Cara melipat kertas  Dinding Kayu
3. GAMBAR REKAYASA [lanjutan] 3. DINDING TEMBOK
 Jenis dan Tebal Garis  Hubungan Batu Bata
 Skala & Ukuran  Pasangan 1 Bata
 Simbol / Penampang Bahan 4. KUSEN & PINTU
4. MEMBUAT DAN MENATA GAMBAR  Kusen/Daun Pintu, Jendela
 Membuat & Menata Gambar  Detail Sambungan Kusen
 Peralatan Gambar  Macam-macam Pintu
5. GAMBAR PROYEKSI 5. PONDASI
 Proyeksi Miring  Macam-macam Pondasi
 Proyeksi Ortogonal  Pondasi Langsung Batu Belah
6. GAMBAR POTONGAN / IRISAN 6. ATAP
 Penyajian & Cara membuat Potongan  Macam-macam bentuk Atap
 Membuat garis arsir  Bahan Penutup Atap
 Latihan  Dasar Bentuk Konstruksi Atap
7. REVIEW & PENGUMPULAN TUGAS 7. REVIEW & PENGUMPULAN TUGAS