Anda di halaman 1dari 55

Skizoafektif Tipe

Manik
Disusun oleh :

Aprina Mayang Sari (1510070100016)

Dita Purnama Sari (1510070100027)

Sari Rahma Yenti (1510070100030)

Preseptor,
dr. Shinta Brisma, Sp.KJ
DEFINISI
Gangguan skizoafektif adalah penyakit dengan gejala psikotik yang
persisten, seperti halusinasi atau delusi, terjadi bersama-sama dengan
masalah suasana (mood disorder) seperti depresi, manik, atau
episode campuran.

Gangguan skizoafektif terdiri dari tiga subtipe :

Tipe manik Tipe depresi

Tipe campuran
EPIDEMIOLOGI

• Gangguan skizoafektif lebih sering terjadi daripada


gangguan bipolar.
• Prevalensi pada pria lebih rendah dari wanita
• Onset umur pada wanita lebih besar daripada pria.
• Beberapa data menunjukan bahwa gangguan
skizofrenia dan gangguan afektif mungkin berhubungan
secara genetik.
ETIOLOGI

Penyebab dari skizoafektif sulit dilakukan.


Dugaan saat ini bahwa gangguan skizoafektif mungkin
mirip dengan etiologi skizofrenia. Oleh karena itu, etiologi
mengenai gangguan skizoafektif juga mencakup kausa
genetik dan lingkungan.
PATOFISIOLOGI
“Belum diketahui secara pasti”.
Penelitian oleh Amann et al menemukan bahwa pasien dengan
gangguan skizoafektif mengalami penurunan volume otak pada area
yang overlap dengan skizofrenia. Kerusakan otak yang relative sama
menunjukan patofisiologi keduanya melibatkan korteks frontal
medial, insula operculum, lobus temporalis, hipokampus, korteks
pre dan post centralis dan cerebellum.
Keterlibatan struktur otak yang relative sama menunjukan
kemungkinan neurontransmitter yang terlibat dalam patofisiologi
skizofrenia dan gangguan skizoafektif relative sama, yaitu
dopamine, glutamate, dan GABA
MANIFESTASI KLINIS

Adanya perasaan senang berlebihan atau tanda-tanda mania


misalnya mood hipertim, iritabel, banyak bicara, meningkatnya
aktivitas motoric) yang berlansung paling sedikit satu minggu yang
muncul bersamaan dengan pembicaraan kacau, waham, halusinasi,
perilaku kacau, atau gejala negatif.
DIAGNOSIS
Berdasarkan PPDGJ III, pedoman diagnostik gangguan skizoafektif tipe
manik adalah sebagai berikut :
•Kategori ini digunakan baik untuk episode skizoafektif tipe manik yang
tunggal maupun untuk gangguan berulang dengan sebagian besar
episode skizoafektif tipe manik
•Afek harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek yang
tak begitu menonjol dikombinasi dengan iritabilitas atau kegelisahan
yang memuncak
•Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu, atau lebih
baik lagi dua, gejala skizofrenia yang khas (sebagaimana ditetapkan
untuk skizofrenia, F20.-pedoman diagnostik (a) sampai dengan (d)).
DIAGNOSIS BANDING

• Gangguan psikotik akibat kondisi medik umum


• Delirium
• Demensia
• Gangguan psikotik akibat zat
• Skizofrenia
• Gangguan mood dengan gambaran psikotik
• Gangguan waham
TATALAKSANA
NON FARMAKO

Edukasi penting dilakukan agar keluarga siap


menghadapi deteriosasi yang mungkin dapat terjadi.
Diskusi dapat dilakukan mengenai problem sehari-hari,
hubungan dalam keluarga, dan hal-hal khusus lainnya
misalnya tentang rencana pendidikan atau pekerjaan
pasien
FARMAKO
1.Injeksi :
1. Olanzapin, dosis 10 mg/mL injeksi intramuskular, dapat
diulang setiap 2 jam, dosis maksimum 30 mg/hari.
2. Aripriprazol, dosis 9,75 mg/mL injeksi intramuskular, dapat
diulang setiap 2 jam, dosis maksimum 29,25 mg/hari
3. Haloperidol, dosis 5mg/mL injeksi intramuskular, dapat
diulang setiap setengah jam, dosis maksimum 20 mg/hari
4. Diazepam, dosis 10mg/2mL injeksi intravena/intramuskular,
dosis maksimum 30 mg/hari
2.Oral:
• Olanzapin 1x 10-30 mg/hari atau risperidon 2x1-3 mg/hari
• Lithium karbonat 2x400mg, dinaikan sampai kisaran
terapeitik 0,8-1,2 mEq/L (biasanya dicapai dengan dosis
lithium karbonat 1200-1800 mg/hari, pada fungsi ginjal
normal) atau divalproat dengan dosis 2x250 mg/hari (atau
konsentrasi plasma 50-125 ųg/L) atau 1-2x500 mg/hari ER
• Lorazepam 3x1-2 mg/hari kalau perlu (gaduh gelisah atau
insomnia)
• Haloperidol 5-20 mg/hari
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
KETERANGAN PRIBADI PASIEN
Nama : Tn. IA
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, Tanggal Lahir/Usia : Lubuk Aur, 5 Agustus 1992/ 26 tahun
Agama : Islam
Suku : Minang
Pendidikan Terakhir : SMU
Pekerjaan : Wiraswasta
Status Pernikahan : Menikah
Jumlah anak : 1 orang
Alamat Pasien : Lubuk aur talaok, bayang pesisir selatan
Perawatan : Kedelapan kali
KETERANGAN INFORMAN
Nama (Inisial) :P
Umur : Kakak
Alamat : JL. Garuda V Blok V No.17 Lamau Manis
Selatan
Status : Kakak
RIWAYAT PSIKIATRI
KELUHAN UTAMA

Gaduh gelisah sejak 1 minggu dan meningkat sejak tiga


hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Gaduh gelisah meningkat sejak tiga hari sebelum masuk rumah
sakit (SMRS). Pasien banyak bicara, pembicaraan pasien ngaur,
pasien suka menghidupkan musik keras-keras sehingga menganggu
oranglain, pasien juga hanya ingin mengikuti kemauannya sendiri
dan merasa pendapatnya saja yang benar. Pasien menggertak ibu
kandung dengan golok, memecahkan kaca rumah, dan merasa
curiga pada keluarganya. Pasien merasa kedua orangtuanya tidak
adil terhadap dirinya dibandingkan kepada saudaranya. Kemarahan
pasien memuncak saat tidak diberikan modal usaha oleh
orangtuanya, sedangkan pasien merasa orangtuanya royal terhadap
saudaranya yang lain.
Pasien mengatakan ia bisa melihat bayangan seseorang yang
bukan dirinya dan merasa seolah-olah bayangan itu nyata dan
merasuki tubuhnya, sesaat kemudian pasien merasa sangat
bersemangat melakukan aktivitas dan bekerja. Pasien juga merasa
curiga terhadap istrinya dan takut ditinggalkan oleh istrinya. Pasien
mengatakan istrinya sering merajuk dan pergi kerumah
orangtuanya, istrinya selalu meminta sesuatu yang tidak sanggup
dibeli pasien, hal ini menyebabkan pasien stress dan suka
membentak dan memukuli istrinya. Nafsu makan pasien kurang dan
pasien juga kurang tidur. Paisen suka minum obat jiwa tidak teratur,
obat yang biasanya dikonsumsi pasien adalah Risperidon 2x 2mg,
Lorazepam 1x1mg, B1 1x50mg, dan THP 2x1mg.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
1.Riwayat Gangguan Psikiatri
Pasien dirawat sudah kedelapan kalinya. Pertama kali pasien
dirawat karena pemakaian NAPZA pada tahun 2010. Pada
rawatan kedua dan ketiga pasien kabur dari rumah sakit. Pasien
terakhir kalinya dirawat pada 2 Juni 2019 dengan keluhan yang
sama dengan sakit saat ini. Pada tahun 2016 pasien pernah
memiliki keinginan untuk bunuh diri karena putus asa namun
dicegah oleh keluarga. Pada tahun 2017 pasien mengatakan
setelah meminum alkohol pada malam hari lalu pada subuh
harinya pasien melihat ada orang dikeranda mayat namun orang
lain tidak bisa melihatnya.
2. Kondisi Medik Umum
Pasien menderita Hernia Scrotalis sejak kecil, pasien tidak
ada riwayat kejang. Pasien tidak ada riwayat trauma kepala.
3. Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol
Pasien ada riwayat penyalahgunaan obat-obatan sejak
tahun 2010. Pasien mengonsumsi obat tersebut untuk
penenang, dimana awalnya di ajak teman-temannya agar lebih
tenang. Pasien mengatakan saat menggunakan obat tersebut
merasa tenang, masalah-masalah tidak terpikirkan. Pasien
kebiasaan minum alkohol beriringan dengan pemakaian obat-
obatan terlarang. Pasien terakhir kali memakai NAPZA pada
tahun 2016 dan masih meminum alkohol hingga tahun 2019
namun hanya sesekali jika ada acara karena merasa segan pada
teman. Pasien biasanya merokok 2-3 bungkus perhari
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
RIWAYAT PRENATAL DAN PERINATAL
Pasien lahir secara normal dengan bidan, berat badan normal, tidak
ada komplikasi prenatal dan perinatal

RIWAYAT MASA KANAK AWAL (0-3 THN)


Pada masa kanak-kanak awal, tidak ada kelainan, tumbuh
kembangnya baik, pasien sewaktu kanak-kanak bisa berbicara dan
merangkak sesuai pada waktunya. Kepribadian dan masalah
perilaku normal seperti anak-anak seusianya.
RIWAYAT MASA KANAK PERTENGAHAN (4-11 THN)
Pada masa kanak, pasien pandai bergaul. Penyesuaian, identifikasi
gender, hukuman, hubungan sosial, sikap terhadap keluarga dan
penyesuaian terhadap teman baik seperti anak-anak normal
seusiannya

RIWAYAT MASA KANAK AKHIR REMAJA


Pasien memiliki banyak teman dan pandai bergaul. Pasien juga
menyukai lawan jenis dan mulai berpacaran sejak remaja. pasien
suka bolos sekolah sejak SMP. Pasien merasa mudah tersinggung
sejak SMA dan suka melawan kepada guru
RIWAYAT DEWASA
1.Riwayat Pendidikan
Riwayat pendidikan terakhir pasien adalah sampai SMU
2.Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja berdagang dan mampu memenuhi kebutuhan makan ia
dan istrinya, rata-rata penghasilan pasien perhari adalah 100 ribu.
Namun sejak 2 bulan ini pasien tidak bekerja karena dirawat di RS Jiwa.
3.Riwayat Perkawinan
Pasien menikah sejak 5 tahun yang lalu, pasien menikah pertama kali
dan memiliki 1 orang istri dan anak laki-laki berusia 5 tahun, istri pasien
saat ini sedang hamil 5 bulan. Pasien hanya tinggal bersama istri karena
anak pertama tinggal bersama mertua pasien.
4.Agama
Pasien bergama Islam, pasien jarang melakukan ibadah wajib.
5. Aktivitas Sosial
Hubungan sosialnya dengan masyarakat cukup baik. Pasien cukup sering
berinteraksi dengan lingkungannya.
6. Situasi Kehidupan Sekarang
Pasien tinggal bersama istrinya, hubungan pasien dengan orangtua dan
saudaranya tidak harmonis karena pasien tidak bisa dipercayai oleh
keluarga dan pasien selalu merasa curiga dengan keluarganya. Hubungan
keluarga pasien dengan keluarga istrinya tidak baik karena semenjak
menikah kedua orangtua tidak pernah merestui pernikahan pasien.
7. Riwayat Hukum
Pasien beberapa kali berurusan dengan hukum dan pihak yang berwajib
karena penyalahgunaan obat-obatan terlarang.
8. Riwayat Psikoseksual
Pasien mengenal lawan jenis sejak remaja dan beberapa kali berpacaran.
Pasien hanya tertarik dengan perempuan. Pasien pernah beberapa kali
melakukan seks diluar nikah saat masih lajang.
9.Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ke-8 dari 8 bersaudara. Tidak ada anggota
keluarga riwayat melakukan penyalahgunaan obat-obatan, serta tidak
ada anggota keluarga riwayat mengalami gangguan jiwa.
10.Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya
Pasien merasa dia adalah pekerja keras dan sanggup menghidupi
istrinya. Pasien terkadang merasa putus asa dengan sikap istrinya yang
banyak menuntut dan merasa keluarganya tidak adil terhadap dirinya.
11.Impian, Fantasi, dan Nilai-nilai
Pasien menyadari hal yang dia lakukan adalah salah, jika keluar dari RS
pasien ingin memperbaiki sikapnya terhadap istri dan berusaha
memperbaiki kehidupannya
Skema Pedigree

X
STATUS MENTAL
DESKRIPSI UMUM
•Penampilan
Pasien seorang laki-laki berpenampilan kurang rapi, cukup
bersih, dan sesuai usia.
•Perilaku dan Aktivitas Motorik
Pasien tampak gelisah
•Sikap Terhadap Pemeriksa
Pasien bersikap tidak kooperatif terhadap pemeriksa selama
wawancara.
MOOD DAN AFEK
Mood : Iritabel
Afek : Terbatas
Keserasian : Afek dan mood Serasi
PEMBICARAAN
Pembicaraan spontan, nada cukup tinggi, dan artikulasi jelas.

GANGGUAN PERSEPSI
Halusinasi Visual
PIKIRAN
Proses dan Bentuk Pikir : Asosiasi longgar
Isi Pikir : Terdapat waham curiga
SENSORIUM DAN KOGNISI
Kesadaran : Compos Mentis , GCS = 15
Orientasi
•Waktu : Baik, pasien dapat membedakan waktu pagi, siang,
dan malam
•Tempat : Baik, pasien dapat mengetahui bahwa ia berada di
RSJ HB Saanin Padang.
•Orang : Baik, pasien mengenali keluarga dan perawat.
Daya Ingat
•Daya ingat jangka panjang
Baik, pasien bisa mengingat tanggal lahir dan usia pasien dan bisa
mengingat alamat SD nya.
•Daya ingat jangka sedang
Baik, pasien bisa mengingat seluruh perjalanan penyakitnya dan
tahu kapan pasien mulai dirawat.
•Daya ingat jangka pendek
Baik, pasien bisa mengingat apa yang pasien makan tadi pagi.
•Daya ingat segera
Baik, pasien dapat menyebutkan 5 angka tidak berurutan yang
diberikan pemeriksa secara baik dan benar.

Konsentrasi dan Perhatian :


Buruk, pasien tidak dapat berkonsentrasi dan perhatian saat
melakukan wawancara.
Kemampuan membaca dan menulis :
Baik, pasien dapat membaca dan menulis sesuai perintah pemeriksa.
Kemampuan visuospasial :
Baik, pasien dapat menggambarkan gambar 2 buah persegi lima
berdampingan sesuai perintah pemeriksa.
Pikiran Abstrak :
Baik, pasien dapat menyebutkan makna panjang tangan, ringan
tangan, dan bunga desa
Intelegensia dan Kemampuan Informasi :
Baik, sesuai dengan tingkat pendidikannya
KEMAMPUAN PENGENDALIAN IMPULS
STATUS MENTAL
Saat wawancara, kemampuan pengendalian impuls terganggu

DAYA NILAI DAN TILIKAN


•Daya nilai sosial dan uji daya nilai
Daya Nilai Sosial : Baik, pasien mengikuti kegiatan gotong royong dan
senam dibangsal
Uji Daya Nilai : Baik
•Penilaian Realita (RTA)
Terganggu
•Tilikan
Derajat 3 : sadar akan penyakitnya tetapi menyalahkan orang lain,
faktor luar atau faktor organik

TARAF DAPAT DIPERCAYA


Pasien dapat dipercaya
PEMERIKSAAN DIAGNOSIS LANJUT
STATUS INTERNA
•Keadaan Umum : Baik
•Kesadaran : Compos mentis cooperatif
•Status Gizi : Cukup
•Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 130/90 mmhg
Frekuensi Nadi : 84 x/menit, reguler
Frekuensi Nafas : 18 x/menit
Suhu : 36,50C
STATUS NEUROLOGIS
•Tanda meningeal: Kaku kuduk (-), brudzinki (-), kernig sign (-)
Motorik
555 555
555 555
Sensorik : Baik
 
•Tanda efek Ekstrapiramidal
Tremor : Tidak ada
Akatisia : Tidak ada
Bradikinesia : Tidak ada
Cara Berjalan : Normal
Keseimbangan : Normal
Rigiditas : Tidak ada
FORMULASI DIAGNOSTIK
Berdasarkan pemeriksaan, pada pasien ditemukan riwayat
gejala dan perilaku yang bermakna menimbulkan penderitaan
maupun hendaya dalam kehidupan pasien. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa pasien mengalami gangguan jiwa.

AKSIS I
Berdasarkan anamnesis riwayat penyakit medis, pasien tidak
pernah mengalami trauma kepala yang dapat menimbulkan
disfungsi otak sebelum menunjukan gangguan jiwa. Pasien juga
tidak ada riwayat kejang. Oleh karena itu, gangguan mental organik
dapat disingkirkan (F00-09).
Pasien terakhir kali mengonsumsi NAPZA pada tahun 2016, pada
tahun 2019 pasien hanya sesekali dalam beberapa bulan mengonsumsi
alkohol dan pasien tidak merasakan efek yang berarti setelah
mengonsumsinya, sehingga diagnosis gangguan mental dan perilaku
akibat penggunaan zat psikoaktif dapat disingkirkan (F10-F19).
Berdasarkan alloanamnesis dan autoanamnesis, pasien mengalami
gelisah, ekspansif dan iritabel dan mengalami kekacauan fikiran,
halusinasi visual, dan waham curiga beriringan dengan episode
maniknya, hal ini terjadi dalam 1 minggu sebelum masuk rumah sakit.
Sehingga dapat ditegakan aksis 1 gangguan skizoafektif tipe manik
(F25.0).

AKSIS II
Tidak ada diagnosa.
AKSIS III
Tidak ada diagnosa.

AKSIS IV
Aksis IV pada kasus pasien ini adalah primary support group. Istri pasien
sering merajuk dan pergi kerumah orangtuanya, pasien juga merasa curiga
kepada istri dan keluarganya, pasien merasa kedua orangtuanya tidak adil
terhadap dirinya. Permasalah pasien juga mengenai masalah ekonomi,
dimana sejak menikah pasien berpenghasilan pas-pasan dan hanya cukup
untuk biaya makan sehari-hari.

AKSIS V
Penilaian Global Assesment of Functioning (GAF) Scale pada pasien
adalah 40-31 (beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan
komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi).
FORMULASI MULTIAKSIAL

Aksis I : F25.0 Gangguan Skizoafektif Tipe Manik


Aksis II : Tidak ada diagnosis
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Primary support group dan masalah ekonomi
Aksis V : Global Assesment of Functiong (GAF) Scale = 40-31
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Anjuran pemeriksaan :
•Laboratorium darah
Darah rutin : Hemoglobin, hematokrit, leukosit dan
trombosit
Kimia klinik
• Faal hepar : SGOT/SGPT
• Faal ginjal : Ureum, creatinin
•Pemeriksaan urine
 
Pemeriksaan Psikiatri Tambahan
Tidak dilakukan pemeriksaan tambahan terhadap pasien.
PENATALAKSANAAN
PSIKOTERAPI
1. Kepada pasien
• Psikoterapi Suportif
Yaitu berupa psikoterapi individual, terapi perilaku dan
terapi kognitif-perilaku, dan latihan keterampilan sosial.
Memberikan empati dan optimistic kepada pasien.
Membantu pasien mengidentifikasi dan mengekspresikan
emosinya.
• Psikoedukasi
Membantu pasien untuk mengetahui lebih banyak tentang
gangguan yang dideritanya, serta memberikan edukasi
mengenai penyalahgunaan obat-obatan yang telah dilakukan
pasien.
2. Kepada keluarga
• Memberikan penjelasan yang bersifat komunikatif,
infornative, dan edukatif tentang penyakit pasien (penyabab,
gejala, dan hubungan antar gejala dan perilaku, perjalan
penyakit serta prognosis). Pada akhirnya diharapkan keluarga
bisa mendukung proses penyembuhan.
• Memberikan penjelasan mengenai terapi yang diberikan pada
pasien (kegunaan obat terhadap gejala pasien dan efek
samping yang mungkin timbul pada pengobatan). Selain itu
juga ditekankan pentingnya pasien control dan minum obat
secara teratur.
FARMAKOTERAPI
Risperidon 2x2mg
Asam valproat 2x125mg
THP 2x2mg
Lorazepam 1x2 mg
KURVA PERJALANAN
PENYAKIT
Pada rawatan
Tahun 2010 pasien kedua dan ketiga
dirawat di RSJ pasien kabur dari Pasien saat ini
karena pemakaian Pasien dapat RSJ dan kembali dirawat di RSJ
NAPZA, pasien menjalankan dirawat pada 2 juni Hb.Saanin sejak 18
meracau dan kehidupan sehari – 2019 dengan Juni 2019 karena
memecahkan hari seperti biasa. keluhan melihat mengancam ibunya
barang-barang Pasien rutin bayangan, curiga dengan golok,
dirumahnya, pasien control ke poli dan pada istri dan melihat bayangan,
pulang dengan minum obat. orangtua dan dan curiga pada istri
kondisi sembuh. merusak barang- dan keluarganya.
barang dirumahnya
PROGNOSIS
PENILAIAN BAIK BURUK
ONSET Dewasa muda X
RELAPS Ada X
DUKUNGAN Ada X
KELUARGA
KEADAAN EKONOMI Ada X Quo ad vitam : dubia ad bonam
Qou ad bonam : dubia ad bonam
KEPATUHAN MINUM Ada X
Qou ad Sanationam : dubia ad malam
OBAT
FAKTOR PENCETUS Ada X

GENETIK Tidak ada X


PENYAKIT Ada X
LAIN/GANGGUAN
LAIN
FOLLOW UP
Hari/tanggal : 30 Juni 2019

S/ Pasien tampak tenang, tidur tidak terganggu, nafsu makan baik, pasien sudah
tidak gelisah, pasien mengatakan ingin cepat pulang dan menemui istrinya, pasien
mengatakan ia orang hebat
O/ Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Status Mentalis:
Penampilan : Laki-laki, cukup terawat, sesuai usia
Perilaku dan aktivitas motorik : aktif
Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif
Mood : labil
Afek : luas
Pembicaraan : spontan, artikulasi jelas, volume sedang
Gangguan persepsi : halusinasi negative
Proses dan bentuk piker : asosiasi longgar
Isi pikir : waham kebesaran
Orientasi waktu,tempat,orang : tidak terganggu
Tilikan : Derajat 5
Kemampuan penilaian realita : terganggu
A/ Skizoafektif tipe manik
P/ Penatalaksanaan:
– Risperidon 2x2 mg
– Asam valproate 2x125 mg
– THP 2x2 mg
– Lorazepam 1x2 mg
Hari/tanggal : 5 Juli 2019

S/ Pasien tampak tenang, tidur tidak terganggu, nafsu makan baik, pasien sudah
tidak gelisah, pasien merasa keluarganya membuang dirinya, pasien takut
ditinggalkan istrinya, pasien mendengar suara-suara bisikan
O/ Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Status Mentalis :
Penampilan : Laki-laki, cukup terawat, sesuai usia
Perilaku dan aktivitas motorik : aktif
Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif
Mood : disforik
Afek : luas
Pembicaraan : spontan, artikulasi jelas, volume sedang
Gangguan persepsi : halusinasi auditorik
Proses dan bentuk piker : asosiasi longgar
Isi pikir : waham curiga
Orientasi waktu,tempat,orang : tidak terganggu
Tilikan : Derajat 5
Kemampuan penilaian realita : terganggu
A/ Skizoafektif tipe manik
P/ Penatalaksanaan :
– Risperidon 2x3 mg
– Asam valproate 2x250 mg
– THP 2x2 mg
– Lorazepam 1x2 mg
KESIMPULAN
Seorang pasien laki-laki, Tn.IA, 26 tahun, datang ke IGD RSJ HB Saanin Padang
pada tanggal 16 Juni 2019 diantar oleh keluarga dan polisi dengan keluhan utama
gaduh gelisah sejak I minggu dan meningkat 3 hari yang lalu sebelum masuk rumah
sakit. Pasien banyak bicara, pembicaraan pasien ngaur, pasien suka menghidupkan
musik keras-keras sehingga menganggu oranglain, pasien juga hanya ingin
mengikuti kemauannya sendiri dan merasa pendapatnya saja yang benar. Pasien
menggertak ibu kandung dengan golok, memecahkan kaca rumah, dan merasa
curiga pada keluarganya. Pasien merasa kedua orangtuanya tidak adil terhadap
dirinya dibandingkan kepada saudaranya. Kemarahan pasien memuncak saat tidak
diberikan modal usaha oleh orangtuanya, sedangkan pasien merasa orangtuanya
royal terhadap saudaranya yang lain. Pasien mengatakan ia bisa melihat bayangan
seseorang yang bukan dirinya dan merasa seolah-olah bayangan itu nyata dan
merasuki tubuhnya, sesaat kemudian pasien merasa sangat bersemangat
melakukan aktivitas dan bekerja.
Pasien juga merasa curiga terhadap istrinya dan takut ditinggalkan oleh
istrinya. Pasien mengatakan istrinya sering merajuk dan pergi kerumah
orangtuanya, istrinya selalu meminta sesuatu yang tidak sanggup dibeli pasien,
hal ini menyebabkan pasien stress dan suka membentak dan memukuli istrinya.
Nafsu makan pasien kurang dan pasien juga kurang tidur. Paisen suka minum obat
jiwa tidak teratur, obat yang biasanya dikonsumsi pasien adalah Risperidon 2x
2mg, Lorazepam 1x1mg, B1 1x50mg, dan THP 2x1mg.
Pasien dirawat sudah kedelapan kalinya. Pertama kali pasien dirawat karena
pemakaian NAPZA pada tahun 2010. Pada rawatan kedua dan ketiga pasien kabur
dari rumah sakit. Pasien terakhir kalinya dirawat pada 2 Juni 2019 dengan keluhan
yang sama dengan sakit saat ini. Pada tahun 2016 pasien pernah memiliki
keinginan untuk bunuh diri karena putus asa namun dicegah oleh keluarga. Pada
tahun 2017 pasien mengatakan setelah meminum alkohol pada malam hari lalu
pada subuh harinya pasien melihat ada orang dikeranda mayat namun oranglain
tidak bisa melihatnya.
Berdasarka PPDGJ III, formulasi diagnosis multiaksial didapatkan, aksis I yaitu
gangguan skizoafektif tipe manik (F25.0), aksis II tidak ada diagnosis, aksis III tidak
ada diagnosis, aksis IV yaitu primary support grup dan masalah ekonomi, dan aksis
V dengan Global assesment of function (GAF) Scale 40-31.
Rencana anjuran pemeriksaan pada pasien adalah laboratorium darah rutin :
Hemoglobin, hematokrit, leukosit dan trombosit, kimia klinik : faal hepar
SGOT/SGPT dan faal ginjal ureum dan creatinin, serta pemeriksaan urine
Penatalaksanaan pada pasien tersebut adalah farmakoterapi yaitu Risperidon
2x2mg, asam valproat 2x125mg, Trihexylphenidyl 2x2mg, dan lorazepam 1x2 mg
serta terapi nonfarmakoterapi mencakup psikoterapi individual, terapi perilaku
dan terapi kognitif-perilaku, dan latihan keterampilan sosial, psikoedukasi, serta
psikoterapi keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

• Maslim, R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa; PPDGJ III dan DSM 5. F k
Unika Atmajaya: Jakarta, 2013.
• Keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES73/2015 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan
Kedokteran Jiwa bagian Gangguan Skizoafektif
• Elvira SD,Hadisukanto G. Buku Ajar Psikiatri Edisi Kedua. Badan Penerbit FK
UI: Jakarta. 2015
• Jibson MD.2011. Schizofrenia: Clinical presentasion, epidemiology, and
pathophysiology
• Melissa Conrad Stoppler. 2013. Schizoafective disorder
DAFTAR PUSTAKA

• Cardno AG, Owen MJ. Genetic relationships between schizophrenia,


bipolar disorder, and schizoaffective disorder. Schizophr Bull 2014;40:504-
15
• Amann BL, Canales-Rodriguez EJ, Madre M, Radua J, Monte G, Alonsolana
S, et al. Brain structural changes in schizoaffective disorder compared to
schizophrenia and bipolar disorder. Acta Pscychiatrica Scandinavica
2016;133:23-33

Anda mungkin juga menyukai