Manik
Disusun oleh :
Preseptor,
dr. Shinta Brisma, Sp.KJ
DEFINISI
Gangguan skizoafektif adalah penyakit dengan gejala psikotik yang
persisten, seperti halusinasi atau delusi, terjadi bersama-sama dengan
masalah suasana (mood disorder) seperti depresi, manik, atau
episode campuran.
Tipe campuran
EPIDEMIOLOGI
X
STATUS MENTAL
DESKRIPSI UMUM
•Penampilan
Pasien seorang laki-laki berpenampilan kurang rapi, cukup
bersih, dan sesuai usia.
•Perilaku dan Aktivitas Motorik
Pasien tampak gelisah
•Sikap Terhadap Pemeriksa
Pasien bersikap tidak kooperatif terhadap pemeriksa selama
wawancara.
MOOD DAN AFEK
Mood : Iritabel
Afek : Terbatas
Keserasian : Afek dan mood Serasi
PEMBICARAAN
Pembicaraan spontan, nada cukup tinggi, dan artikulasi jelas.
GANGGUAN PERSEPSI
Halusinasi Visual
PIKIRAN
Proses dan Bentuk Pikir : Asosiasi longgar
Isi Pikir : Terdapat waham curiga
SENSORIUM DAN KOGNISI
Kesadaran : Compos Mentis , GCS = 15
Orientasi
•Waktu : Baik, pasien dapat membedakan waktu pagi, siang,
dan malam
•Tempat : Baik, pasien dapat mengetahui bahwa ia berada di
RSJ HB Saanin Padang.
•Orang : Baik, pasien mengenali keluarga dan perawat.
Daya Ingat
•Daya ingat jangka panjang
Baik, pasien bisa mengingat tanggal lahir dan usia pasien dan bisa
mengingat alamat SD nya.
•Daya ingat jangka sedang
Baik, pasien bisa mengingat seluruh perjalanan penyakitnya dan
tahu kapan pasien mulai dirawat.
•Daya ingat jangka pendek
Baik, pasien bisa mengingat apa yang pasien makan tadi pagi.
•Daya ingat segera
Baik, pasien dapat menyebutkan 5 angka tidak berurutan yang
diberikan pemeriksa secara baik dan benar.
AKSIS I
Berdasarkan anamnesis riwayat penyakit medis, pasien tidak
pernah mengalami trauma kepala yang dapat menimbulkan
disfungsi otak sebelum menunjukan gangguan jiwa. Pasien juga
tidak ada riwayat kejang. Oleh karena itu, gangguan mental organik
dapat disingkirkan (F00-09).
Pasien terakhir kali mengonsumsi NAPZA pada tahun 2016, pada
tahun 2019 pasien hanya sesekali dalam beberapa bulan mengonsumsi
alkohol dan pasien tidak merasakan efek yang berarti setelah
mengonsumsinya, sehingga diagnosis gangguan mental dan perilaku
akibat penggunaan zat psikoaktif dapat disingkirkan (F10-F19).
Berdasarkan alloanamnesis dan autoanamnesis, pasien mengalami
gelisah, ekspansif dan iritabel dan mengalami kekacauan fikiran,
halusinasi visual, dan waham curiga beriringan dengan episode
maniknya, hal ini terjadi dalam 1 minggu sebelum masuk rumah sakit.
Sehingga dapat ditegakan aksis 1 gangguan skizoafektif tipe manik
(F25.0).
AKSIS II
Tidak ada diagnosa.
AKSIS III
Tidak ada diagnosa.
AKSIS IV
Aksis IV pada kasus pasien ini adalah primary support group. Istri pasien
sering merajuk dan pergi kerumah orangtuanya, pasien juga merasa curiga
kepada istri dan keluarganya, pasien merasa kedua orangtuanya tidak adil
terhadap dirinya. Permasalah pasien juga mengenai masalah ekonomi,
dimana sejak menikah pasien berpenghasilan pas-pasan dan hanya cukup
untuk biaya makan sehari-hari.
AKSIS V
Penilaian Global Assesment of Functioning (GAF) Scale pada pasien
adalah 40-31 (beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan
komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi).
FORMULASI MULTIAKSIAL
S/ Pasien tampak tenang, tidur tidak terganggu, nafsu makan baik, pasien sudah
tidak gelisah, pasien mengatakan ingin cepat pulang dan menemui istrinya, pasien
mengatakan ia orang hebat
O/ Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Status Mentalis:
Penampilan : Laki-laki, cukup terawat, sesuai usia
Perilaku dan aktivitas motorik : aktif
Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif
Mood : labil
Afek : luas
Pembicaraan : spontan, artikulasi jelas, volume sedang
Gangguan persepsi : halusinasi negative
Proses dan bentuk piker : asosiasi longgar
Isi pikir : waham kebesaran
Orientasi waktu,tempat,orang : tidak terganggu
Tilikan : Derajat 5
Kemampuan penilaian realita : terganggu
A/ Skizoafektif tipe manik
P/ Penatalaksanaan:
– Risperidon 2x2 mg
– Asam valproate 2x125 mg
– THP 2x2 mg
– Lorazepam 1x2 mg
Hari/tanggal : 5 Juli 2019
S/ Pasien tampak tenang, tidur tidak terganggu, nafsu makan baik, pasien sudah
tidak gelisah, pasien merasa keluarganya membuang dirinya, pasien takut
ditinggalkan istrinya, pasien mendengar suara-suara bisikan
O/ Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Status Mentalis :
Penampilan : Laki-laki, cukup terawat, sesuai usia
Perilaku dan aktivitas motorik : aktif
Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif
Mood : disforik
Afek : luas
Pembicaraan : spontan, artikulasi jelas, volume sedang
Gangguan persepsi : halusinasi auditorik
Proses dan bentuk piker : asosiasi longgar
Isi pikir : waham curiga
Orientasi waktu,tempat,orang : tidak terganggu
Tilikan : Derajat 5
Kemampuan penilaian realita : terganggu
A/ Skizoafektif tipe manik
P/ Penatalaksanaan :
– Risperidon 2x3 mg
– Asam valproate 2x250 mg
– THP 2x2 mg
– Lorazepam 1x2 mg
KESIMPULAN
Seorang pasien laki-laki, Tn.IA, 26 tahun, datang ke IGD RSJ HB Saanin Padang
pada tanggal 16 Juni 2019 diantar oleh keluarga dan polisi dengan keluhan utama
gaduh gelisah sejak I minggu dan meningkat 3 hari yang lalu sebelum masuk rumah
sakit. Pasien banyak bicara, pembicaraan pasien ngaur, pasien suka menghidupkan
musik keras-keras sehingga menganggu oranglain, pasien juga hanya ingin
mengikuti kemauannya sendiri dan merasa pendapatnya saja yang benar. Pasien
menggertak ibu kandung dengan golok, memecahkan kaca rumah, dan merasa
curiga pada keluarganya. Pasien merasa kedua orangtuanya tidak adil terhadap
dirinya dibandingkan kepada saudaranya. Kemarahan pasien memuncak saat tidak
diberikan modal usaha oleh orangtuanya, sedangkan pasien merasa orangtuanya
royal terhadap saudaranya yang lain. Pasien mengatakan ia bisa melihat bayangan
seseorang yang bukan dirinya dan merasa seolah-olah bayangan itu nyata dan
merasuki tubuhnya, sesaat kemudian pasien merasa sangat bersemangat
melakukan aktivitas dan bekerja.
Pasien juga merasa curiga terhadap istrinya dan takut ditinggalkan oleh
istrinya. Pasien mengatakan istrinya sering merajuk dan pergi kerumah
orangtuanya, istrinya selalu meminta sesuatu yang tidak sanggup dibeli pasien,
hal ini menyebabkan pasien stress dan suka membentak dan memukuli istrinya.
Nafsu makan pasien kurang dan pasien juga kurang tidur. Paisen suka minum obat
jiwa tidak teratur, obat yang biasanya dikonsumsi pasien adalah Risperidon 2x
2mg, Lorazepam 1x1mg, B1 1x50mg, dan THP 2x1mg.
Pasien dirawat sudah kedelapan kalinya. Pertama kali pasien dirawat karena
pemakaian NAPZA pada tahun 2010. Pada rawatan kedua dan ketiga pasien kabur
dari rumah sakit. Pasien terakhir kalinya dirawat pada 2 Juni 2019 dengan keluhan
yang sama dengan sakit saat ini. Pada tahun 2016 pasien pernah memiliki
keinginan untuk bunuh diri karena putus asa namun dicegah oleh keluarga. Pada
tahun 2017 pasien mengatakan setelah meminum alkohol pada malam hari lalu
pada subuh harinya pasien melihat ada orang dikeranda mayat namun oranglain
tidak bisa melihatnya.
Berdasarka PPDGJ III, formulasi diagnosis multiaksial didapatkan, aksis I yaitu
gangguan skizoafektif tipe manik (F25.0), aksis II tidak ada diagnosis, aksis III tidak
ada diagnosis, aksis IV yaitu primary support grup dan masalah ekonomi, dan aksis
V dengan Global assesment of function (GAF) Scale 40-31.
Rencana anjuran pemeriksaan pada pasien adalah laboratorium darah rutin :
Hemoglobin, hematokrit, leukosit dan trombosit, kimia klinik : faal hepar
SGOT/SGPT dan faal ginjal ureum dan creatinin, serta pemeriksaan urine
Penatalaksanaan pada pasien tersebut adalah farmakoterapi yaitu Risperidon
2x2mg, asam valproat 2x125mg, Trihexylphenidyl 2x2mg, dan lorazepam 1x2 mg
serta terapi nonfarmakoterapi mencakup psikoterapi individual, terapi perilaku
dan terapi kognitif-perilaku, dan latihan keterampilan sosial, psikoedukasi, serta
psikoterapi keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
• Maslim, R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa; PPDGJ III dan DSM 5. F k
Unika Atmajaya: Jakarta, 2013.
• Keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES73/2015 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan
Kedokteran Jiwa bagian Gangguan Skizoafektif
• Elvira SD,Hadisukanto G. Buku Ajar Psikiatri Edisi Kedua. Badan Penerbit FK
UI: Jakarta. 2015
• Jibson MD.2011. Schizofrenia: Clinical presentasion, epidemiology, and
pathophysiology
• Melissa Conrad Stoppler. 2013. Schizoafective disorder
DAFTAR PUSTAKA