&
WORKOVER
Well Completion, Well Service, Workover - AAF
WELLCOMPLETION
WELLSERVICE
WORKOVER
Rumus :
PI = q/(Ps - Pwf)
REZONING - INSOLATING
PROBLEM PRODUKSI
Clay Swelling
Laju Produksi Kecil Kegagalan Faktor
Penyemenan Alam
Partikel Plugging Utama
P. Res. kecil
Erosion
Pengendapan ( Pengkikisan )
K, md kecil Parafin Collape pada
Casing
Korosi
Visc. Oil Tinggi Emulsion Blocking
Parafin
Kurang Artificial Lift Perforasi
( Pompa ) Kebocoran
Casing Scale
Fluida
Ukuran Peralatan Salah Komplesi
(Pemilihan Size Tubing)
Pasir
R E S E R V O IR
L a ju P r o d u k s i K e c il
U n t u k k o n d is i : ( d a p a t l a n g s u n g d i a p li k a s i k a n d a la m r u m u s
d ib a w a h in i )
K e c il P . R e s ( P s )
P e r m e a b ilit a s K e c il ( k )
V is c . O il t in g g i ( o )
A lir a n M in y a k m e n g a lir k e s a t u t it ik ( A l i r a n “ R a d i a l ” )
m e n u ju lu b a n g s u m u r .
A lir a n m in y a k s e c a r a “ L i n i e r ” d i d a la m la p is a n p r o d u k t if
1 . 127 . K . A .( Ps Pwf )
Q 2 = K o n d is i b a w a h p e r m u k a a n
.L
( F o r m a s i)
PROBLEM PRODUKSI
(Laju Produksi Kecil)
0
.
007082
.
K .
h.(
PsPwf
)
Q
= ,S
TB
/d
ay
o.
Bo .
ln(re
/rw
)
PROBLEM PRODUKSI
(Laju Produksi Kecil)
P r o b le m P r o d u k s i A ir
o W a t e r C o n in g
H a l in i d is e b a b k a n o le h :
1 . M e m p r o d u k s ik a n O il t e r la lu b e s a r b a ik s e c a r a N a t u r a l F lo w
d a n A r t if ic ia l L if t s e h in g g a M o b ilit a s A ir > M o b ilit a s O il m a k a
y a n g d ip r o d u k s i a d a la h a ir , d im a n a p o la a lir a n b e r b e n t u k
s e p e rti k e ru c u t.
k permeabili tas
M o b ilit a s a d a la h :
vis cos itas
2 . P e n e m p a t a n P e r f o r a s i y a n g t id a k t e p a t , a p a b ila :
a . R e s e r v o ir d e n g a n t e n a g a p e n d o r o n g w a t e r d r iv e m a k a
p e n e m p a ta n p e r fo r a s i ja u h d ia t a s d a r i b a t a s W O C
b . R e s e r v o ir d e n g a n t e n a g a p e n d o r o n g G a s c a p d r iv e m a k a
p e n e m p a ta n p e r fo r a s i ja u h d ib a w a h d a r i b a t a s G O C
PROBLEM PRODUKSI
(Laju Produksi Kecil)
Penanggulangan Water Coning atau Gas Coning :
1. Pengecekan ulang batas WOC dan GOC serta penentuan
kapasitas produksi minyak secara optimum
2. Apabila sudah melampaui batas WOC dan GOC maka dilakukan
antara lain :
a. Melakukan squeeze cementing pada interval perforasi
yang lama dan kemudian melakukan perforasi pada
kedalaman yang lain.
b. Menyumbat interval perforasi yang lama ( cement plug ),
kemudian membuat lubang dengan membelokkan ke
arah lapisan yang mengandung HC (sidetrack) open
window casing.
3. Dapat dilakukan pemasangan 2 tubing yaitu 1 tubing
memproduksi Oil dan tubing yang ke 2 memproduksikan Air
pada zona air yang semakin lama akan naik keatas.
KEDALAMAN PERFORASI BERDASARKAN DRIVE MEKANIS
GOR
WOR
Peletakan perforasi jauh terhadap WOR Peletakan perforasi jauh terhadap GOR
WATER CONING
FORMASI DAMAGE
Clay Swelling
Adanya filtrat lumpur dan bubur semen (Fresh water base mud)
merembes ke formasi yang mengandung shale seperti “ mineral
Montmorillonite” yang berlapis 2, maka terjadi swelling sukar u/
menaikkan permeabilitas semula.
Pencegahannya :
Sodium (Na) Montmorillonite
1. Memperkecil filtrat yang yang masuk dengan menggunakan
additive Fluid loss seperti u/ lumpur mis Polymer dan u/ bubur
semen berupa Fluid loss additive.
2. Menggunakan Diesel oil sebagai fasa cair pembuat lumpur.
Particle Plugging
a. Partikel-partikel dari lumpur dan semen dapat menutup pori-
pori batuan sekitarnya
b. Group mineral Clay Ilite (rambut) dan Kaolinite (berlapis) bila
bersentuhan dengan air filtrat dapat menutupi pori batuan
c. Jenis Clay Clorite (jarang terdapat) bila bereaksi HCl akan
membentuk “Silica Gel” ini dapat menutupi pori batuan
FORMASI DAMAGE
Emulsion Blocking
a. Apabila formasi terinvasi oleh mud filtrat atau slurry filtrat maka
filtrat tsb. Akan bertemu dengan minyak maka terjadi “Emulsi”
dan viscositas emulsi sampai 1500 cp dan ini sangat
menghambat produksi.
b. Pori-pori tetap terbuka tetapi buntu akibat emulsi sukar
bergerak.
Pencegahan :
Menggunakan additive Surfactant dan Methanol dengan cara
dilarutkan pada water injeksi untuk “EOR” dan bila bukan EOR
dapat dilarutkan pada lumpur.
Jadi surfactan merubah wettability dari oil wet menjadi water
wet.
FORMASI DAMAGE
Perforasi
1. Setelah perforasi, permeabilitas disekitar lubang perforasi
terjadi penurunan k, seolah-olah pembukaan lubang karena
didesaknya peluru perforasi (dpt diperlihatkan pd gambar)
2. Biasanya terjadi karena “Debris” hasil sesudah perforasi.
Pencegahannya :
Perforasi dilakukan dengan Under balance, biasanya dengan
“Nitrogen” untuk swabbing
Fluida Komplesi
a. Completion fluid biasanya harus di filter dan bersih
b. Kontaminasi dasar tangki dan proses filtrasi yang kurang baik
akan menghasilkan completion fluida yang menyebabkan
damage formasi
c. Penggunaan larutan Ca dilingkungan gas CO2 menyebabkan
padatan CaCO3 (scale) yang dapat menutupi pori-pori.
PROBLEM LUBANG BOR
Erosion (Pengkikisan)
Erosion ( Pengkikisan ) adalah kerusakan mekanis dari pipa yang
disebabkan oleh aliran turbulent dari aliran fluida diatas
permukaan metal.
Erosion dipercepat apabila fluida membawa partikel padatan
misal; pasir formasi .
Erosi banyak terjadi pada sumur gas karena aliran sangat cepat
(turbulen) dan daerah yang banyak terjadi erosi adalah :
- Belokan (Elbow)
- Sudut tajam (Choke) dll.
Erosi juga dapat diakibatkan oleh binatang, dengan cara mis;
Kambing mengasah tanduknya ke bahan logam sehingga cover
(cat) mengelupas.
KERUSAKAN PERALATAN
(Secara Alamiah)
Korosi
Korosi adalah suatu proses dimana “logam” larut kedalam
larutan
Terjadi korosi diperalatan seperti : Tangki, Casing Tubing,
sehingga menyebabkan lemahnya peralatan – peralatan di
lapangan.
Logam kebanyakan ditemukan di alam sebagai “Oksida atau
Sulfida”, apabila diproses pemurnian akan diperoleh logam
mulia.
Logam mempunyai kecenderungan alamiah yaitu dapat
mengembalikan logam kebentuk aslinya, sebagai
“OKSIDA atau SULFIDA”
KERUSAKAN PERALATAN
(Secara Alamiah)
Korosi pada logam akan terjadi bila ada :
- Ada larutan penghantar listrik (Electrolit) misal; air
- Air bila mengandung garam (NaCl, KCl) sifat penghantar
listrik akan naik.
- Electrolic menghantarkan arus dari Anoda ke Katoda.
- Korosi sangat tergantung dari Ph air bersifat asam yang
akan berpengaruh terhadap “Laju Korosi”
Pencegahannya Korosi adalah :
Menggunakan Corrosion inhibitor.
OXYGEN CORROSION
IDENTIFIKASI
Permukaan bergelombang seolah-olah
permukaan metal akan mengelupas, dan
terdapat serat berupa lubang kecil
beralur.
PENYEBAB :
Udara yang bercampur dengan fluida
sumur, udara biasanya masuk kedalam
anulus casing melalui well head, oksigen
bertemu dengan baja dan membentuk
“Oksida Besi”
PERBAIKAN :
Mencegah udara masuk ke dalam annulus
casing.
Menggunakan bakteri pemakan bangkai
oksigen (Oxygen Scavanger) dengan cara
di larutkan ke dalam fluida sumur.
HYDROGEN SULFIDE (H2S)
CORROSION
IDENTIFIKASI :
Lubang kecil dan bentuk kerucut
terkadang saling berhubungan, terdapat
juga scale besi Sulfat dipermukaan ada
yang mengelupas, berwarna Hitam
berbau Telur Busuk.
PENYEBAB :
Adanya gas Sulfur (H2S) yang melekat
pada baja
PENCEGAHAN :
Menggunakan bahan kimia berupa
“ Corrosion Inhibitor ” untuk
menghindarkan reaksi pembentukan
karatan atau mengurangi karatan.
CARBON DIOXIDE (CO2)
CORROSION
IDENTIFIKASI :
Lubang kecil membentuk suatu kerucut
dan saling berhubungan dengan lubang
kecil lainnya, CO2 mempunyai efek
memakan/melarutkan lugam.
PENYEBAB :
Adanya Gas Asam Arang (CO2) dan air
membentuk Asam Karbonat (HCO3), serta
asam berinteraksi dengan besi kemudian
menghasilkan scale besi karbonat
(Fe2CO3)
PENCEGAHAN :
Menambahkan bahan kimia
“ Corrosion Inhibitor ” tujuan untuk
mengurangi / memutus kecepatan reaksi
antara asam dengan besi
PROBLEM PARAFIN
Parafin (Wax)
PROBLEM PARAFIN
Endapan Parafin
Parafin adalah endapan minyak yang terdiri dari kristal-kristal
HC yang mempunyai berat molekul antara 300 sampai 1000
dan rantai atom karbon panjang antara C-20 sampai C-75 serta
titik cair sampai 1200F, kemudian mengalami penurunan P & T
Kristal-kristal HC berupa “Lilin” (Wax) bentuknya berlapis-lapis
atau berbentuk kumpulan jarum-jarum
Lilin (Wax) mengandung 0 sampai 50% zat organik dan
anorganik antara lain :
Zat organik resins, gums dan aspaltik
Zat Anorganik pasir, garam halus dan air
PENANGGULANGAN PROBLEM PARAFIN
Peralatan yang dipakai dengan unit Wire Line ada 2 antara lain :
1. Parafin Cutter
2. Parafin Scratcher
Parafin Scratcher
Parafin Cutter
PENANGGULANGAN PROBLEM PARAFIN
Pemanasan
Mengalirkan minyak panas, gas panas dan air/uap panas u/ melarutkan parafin.
Solvent ( Pelarut )
Carbon sulfida pelarut yang paling baik tetapi beracun, mudah terbakar dan Chlorinated
HC ini baik tetapi mahal, tetapi kedua additive tsb tidak dapat diterima oleh “Refinery”
karena akan mengganggu katalis refinery. Hal ini jarang bahkan tdk pernah dilakukan
tindakan pelarutan.
PROBLEM PARAFIN
PROBLEM SCALE
S
caleYa
ngT
erb
ent
uk
N
o R
eak
siI
on
R
umu
sKimia Nama
++
1 C
a + C
O3 C
aCO
3 C
alc
iumC
ar
bon
at
C
aSO
42H
20 G
yps
um
1
2 C
a++
+S
O4 C
aSO
4 H
20 H
emyh
ydr
ate
2
A
nhy
drit
e
C
aSO
4
++
3 B
a + S
O4 B
aSO
4 B
ar
iumS
ulfa
t
+
+
4 S
r +S
O4 S
rSO
4 S
tr
ont
iumS
ulfa
t
++
F
e +C
O3 F
eCO
3 F
err
o C
ar
bon
at
++
+
F
e +S
2 F
eS F
err
o S
ulfid
5 ++
+
F
e +O
2 F
e2O
3 F
err
iOx
id
e
++
F
e +H
CO3 F
e(OH
)3 F
err
icH
yd
rox
id
e
PROBLEM SCALE
Kelarutan
CaCO3
(mg/lt)
Keterangan :
Makin besar temperatur , makin berkurang kelarutan CaCO3
berarti makin besar temperatur makin besar kemungkinan
terbentuknya scale CaCO3
PROBLEM SCALE
SAND SCREEN
A B
SAND
SIEVE ANALYSIS
Sieve Analysis
Berguna untuk mengatasi masalah kepasiran, sehingga dapat mengetahui ukuran serta distribusi
pasir dan dapat menentukan screen dan gravel packing yang tepat.
Percobaan Sieve Analysis dilakukan dengan prinsip pengayakan dan penyaringan dari sample
yang diperoleh dari pasir yang ikut terproduksi.
Besar Sieve yang digunakan disusun dari sieve yang terkasar (mesh terkecil) ditaruh diatas dan
ukuran sieve yang halus (mesh besar) ditaruh dibawah, kemudian diberi goncangan maka
diperoleh butiran-butiran yang masih dapat lolos dari penyaringan tersebut.
Dari hasil ukuran butir, nantinya akan dapat menentukan ukuran dari “Screen Liner” yang akan
dipasang didepan formasi dimana bertujuan untuk mencegah butiran pasir ikut terproduksi.
SIEVE - ANALYSIS
SIEVE ANALYSIS
C adalah perbandingan antara ukuran butiran 50% (d50) kumulatif berat dengan ukuran butira
pada 90% (d90) kumulatif berat.
SIEVE ANALYSIS
• Ukuran Gravel :
Berdasarkan distribusi besar butiran formasi.
Keausan Mekanis
Keausan Mekanis adalah akibat adanya gesekan atau kontak dari
dua permukaan metal dibawah satu beban.
Hal ini banyak terjadi pada peralatan, misal batang pompa hisap
(rod pump) denga n tubing.
STRESS FATIGUE
(KELELAHAN KARENA TEGANGAN)
IDENTIFIKASI
Adanya garis-garis hitam *celah-celah
halus) seperti rambut yang menyebar di
seluruh badan di permukaan Rod String.
PENYEBAB :
Rod mendapat beban terlalu berat tidak
sesuai dengan kemampuan dari kapasitas
Rod, dalam kurun waktu pendek.
PERBAIKAN :
Menghitung kembali atau perencanaan
ulang beban yang diangkat sesuai dengan
ukuran pompa, langkah pemompaan per
menit dan panjang langkah pemompaan
(Stoke )
STRESS CORROSION FATIGUE
IDENTIFIKASI
Awal adanya retakan kecil
dipermukaan akhirnya memanjang
dan ke dalam akibat korosi.
PENYEBAB :
Terjadi proses korosi (karatan)
dipermukaan dan terbebani oleh
suatu beban dan dipercepat retakan
dengan langkah naik turun gerakan
pemompaan pada Rod pompa.
PERBAIKAN :
Ganti baru Rod Pompa.
Memberikan additive tambahan
berupa “ Corrosion Inhibitor”
TENSILE FAILURE
( Kelelahan Karena Tegangan )
IDENTIFIKASI
Terjadi perampingan tangkai Rod pompa
dan ada sedikit retakan kecil.
PENYEBAB :
Kekuatan tarikan Rod pompa saat naik
lebih besar dari beban “Lenting
Sempurna”
PERBAIKAN :
Mengatur langkah untuk menarik keatas
tidak dengan hentakan terlalu cepat.
Untuk mencegah putus maka diperlukan
additive “Corrosion Inhibitor”