Anda di halaman 1dari 49

WELL SERVICE

&
WORKOVER
Well Completion, Well Service, Workover - AAF
WELLCOMPLETION
WELLSERVICE
WORKOVER

WELL WELL SERVICE RigService/Workover WORKOVER


COMPLETION

 Perbaikan Perlt. Prod.  Rezoning ( Perforasi )


Rig Pemboran Diatas Permukaan  Isolating ( Squeeze )Bullhead,
 Perbaikan Perlt. Prod. Hesitation
Dibawah Permukaan.  Perbaikan Kerusakan Formasi.
PerforatedCasing   Maintenance Sumur (Skin Factor) dengan cara :
ProductivityIndex(PI) Water Injeksi  Stimulasi : ( k>>)
 Acidizing – Fract Acid
 Hydraulic Fract
Open w/o Packer Natural Flow
( PI >>) (Sembur Alam)

Semi Closed w/  Replace Tubing /


Packer Packer
( PI >)  Clean Up Well
( Sand Cleaning)
 Change Prod
Equitment Well Head
Closed w/ Packer
( PI <)
Artificial Lift
(PengangkatanBuatan)
Pekerjaanyangdilakukan:
 RunTubing
 CleanUpwell (Sand  Gas Lift :
Clean)  Repls/Reset GL Valve
 PerbaikanKerusakan  Repls Packer/ DHtools
Formasi  Reda Pump:
(SkinFactor) dngcara :  Repls
 Stimulasi : (k>>) pump/Cable/tubing
 Acidizing– Fract  Reset Depth
Acid  Sucker RodPump :
 Hydraulic Fract  Repls Pump Barrel
 Rod / Tubing
Well Completion

 Well Completion adalah :


Perencanaan tahap akhir/penyempurnaan untuk mempersiapkan suatu “Sumur Pemboran”
menjadi “Sumur Produksi”

 Tujuan Well Completion :


Menyiapkan sumur tersebut untuk menjadi suatu sumur yang bisa menghasilkan Produktivitas
yang tinggi dimasa yang akan datang.

 Kebanyakan sumur diproduksikan secara “CASE HOLE” (Menggunakan Casing)


Ada 3 macam produksikan HC menggunakan CASE HOLE :
a. Case Hole diperforasi tanpa packer disebut “Open” dimana PI >>>
b. Case Hole diperforasi menggunakan packer disebut “Semi Closed” dimana PI >
c. Case Hole diperforasi menggunakan packer dan Landing Nipple disebut “Closed”
diamana PI <
Catatan :
PI adalah kemampuan sumur u/ berproduksi, dabila dilakukan secara grafis dituangkan
pada IPR (Infow Performance Relation Ship)

Rumus :
PI = q/(Ps - Pwf)
REZONING - INSOLATING
PROBLEM PRODUKSI

RESERVOIR FORMASI DAMAGE PROBLEM KERUSAKAN


LUBANG SUMUR PERALATAN

Clay Swelling
Laju Produksi Kecil Kegagalan Faktor
Penyemenan Alam
Partikel Plugging Utama
P. Res. kecil
Erosion
Pengendapan ( Pengkikisan )
K, md kecil Parafin Collape pada
Casing
Korosi
Visc. Oil Tinggi Emulsion Blocking

Parafin
Kurang Artificial Lift Perforasi
( Pompa ) Kebocoran
Casing Scale
Fluida
Ukuran Peralatan Salah Komplesi
(Pemilihan Size Tubing)
Pasir

Problem Produksi  Water Coning


Air  Water Fingering Faktor Alat

Problem Produksi Keausan Mekanis


Gas  Gas Coning
PROBLEM PRODUKSI
(Laju Produksi Kecil)

R E S E R V O IR
 L a ju P r o d u k s i K e c il
U n t u k k o n d is i : ( d a p a t l a n g s u n g d i a p li k a s i k a n d a la m r u m u s
d ib a w a h in i )
 K e c il P . R e s ( P s )
 P e r m e a b ilit a s K e c il ( k )
 V is c . O il t in g g i (  o )

 A lir a n M in y a k m e n g a lir k e s a t u t it ik ( A l i r a n “ R a d i a l ” )
m e n u ju lu b a n g s u m u r .

2 .  . K .( Ps .  . Pwf ) 0 . 007082 . K . h .( Ps  Pwf )


Q 1 =  Q = , S T B /d a y
 . ln .( re / rw )  o . Bo . ln( re / rw )

 A lir a n m in y a k s e c a r a “ L i n i e r ” d i d a la m la p is a n p r o d u k t if

1 . 127 . K . A .( Ps  Pwf )
Q 2 =  K o n d is i b a w a h p e r m u k a a n
 .L
( F o r m a s i)
PROBLEM PRODUKSI
(Laju Produksi Kecil)

Kurangnya Artificial Lift


Perlunya tenaga pembantu untuk mengecilkan Pwf sehingga dapat
terjadi aliran dari dasar lubang sumur ke permukaan .
misalnya; Pompa Sucker Rod, ESP, Gas Lift dll

Ukuran Peralatan Salah ( Pemilihan size tubing )


Penentuan peralatan produksi yaitu tubing disesuaikan dengan grafik
IPR artinya pemilihan tubing yang memotong garis IPR

0
.
007082
.
K .
h.(
PsPwf
)
Q
= ,S
TB
/d
ay

o.
Bo .
ln(re
/rw
)
PROBLEM PRODUKSI
(Laju Produksi Kecil)

 P r o b le m P r o d u k s i A ir
o W a t e r C o n in g
H a l in i d is e b a b k a n o le h :
1 . M e m p r o d u k s ik a n O il t e r la lu b e s a r b a ik s e c a r a N a t u r a l F lo w
d a n A r t if ic ia l L if t s e h in g g a M o b ilit a s A ir > M o b ilit a s O il m a k a
y a n g d ip r o d u k s i a d a la h a ir , d im a n a p o la a lir a n b e r b e n t u k
s e p e rti k e ru c u t.
k permeabili tas
M o b ilit a s a d a la h : 
 vis cos itas
2 . P e n e m p a t a n P e r f o r a s i y a n g t id a k t e p a t , a p a b ila :
a . R e s e r v o ir d e n g a n t e n a g a p e n d o r o n g w a t e r d r iv e m a k a
p e n e m p a ta n p e r fo r a s i ja u h d ia t a s d a r i b a t a s W O C
b . R e s e r v o ir d e n g a n t e n a g a p e n d o r o n g G a s c a p d r iv e m a k a
p e n e m p a ta n p e r fo r a s i ja u h d ib a w a h d a r i b a t a s G O C
PROBLEM PRODUKSI
(Laju Produksi Kecil)
Penanggulangan Water Coning atau Gas Coning :
1. Pengecekan ulang batas WOC dan GOC serta penentuan
kapasitas produksi minyak secara optimum
2. Apabila sudah melampaui batas WOC dan GOC maka dilakukan
antara lain :
a. Melakukan squeeze cementing pada interval perforasi
yang lama dan kemudian melakukan perforasi pada
kedalaman yang lain.
b. Menyumbat interval perforasi yang lama ( cement plug ),
kemudian membuat lubang dengan membelokkan ke
arah lapisan yang mengandung HC (sidetrack)  open
window casing.
3. Dapat dilakukan pemasangan 2 tubing yaitu 1 tubing
memproduksi Oil dan tubing yang ke 2 memproduksikan Air
pada zona air yang semakin lama akan naik keatas.
KEDALAMAN PERFORASI BERDASARKAN DRIVE MEKANIS

GOR

WOR

Water Drive Reservoir Gas Drive Reservoir

Peletakan perforasi jauh terhadap WOR Peletakan perforasi jauh terhadap GOR
WATER CONING
FORMASI DAMAGE

Formasi damage dapat terjadi pada sumur-sumur antara lain :


A. Sumur Baru ( setelah pemboran)
Pada saat pemboran digunakan media lumpur, dan filtrat
lumpur akan masuk ke formasi pengaruh invasi filtrat lumpur
dibelakang lubang sumur antara lain :
1. Flushed Zone :
Zona yang banyak terinvasi filtrat lumpur
2. Transition zone :
Zona transisi terinvasinya mud filtrat dan tidak terlalu
banyak dan rentangnya hanya beberapa feet
3. Uninvaded Zone :
Zona invasi mud filtrat sangat kecil.
FORMASI DAMAGE

B. SUMUR SELAMA PRODUKSI


Jika laju produksi kecil tetapi dari PBU didapatkan bahwa tekanan
reservoir cukup besar, permeabilitas cukup dan viscositas oil kecil,
maka kondisi ini diakibatkan oleh “Situasi disekitar lubang Bor”
dan dikatagorikan sebagai formation damage jenis :
a. Emulsion Blocking
b. Pengendapan asphaltene atau Parafin
Pada proses produksi minyak maka akan terjadi penurunan Suhu
dan Tekanan serta aliran crude oil mengandung “Asphaltik atau
Parafin” yang dapat memblokir pori-pori batuan dan mengurangi
permeabilitas serta mengubah wettability formasi
FORMASI DAMAGE

C. SUMUR LAMA (Abandon)


Untuk sumur Lama (abandon) maka diperlukan “PBU Test atau
WFT bertujuan :
1. U/ mengetahui sejauh mana kerusakan formasi. (Skin factor)
2. U/ mengetahui tekanan reservoir (Ps)
3. U/ mengetahui besarnya Permeabilitas

o Sumur yang akan di tutup atau abandon selalu diberi fluida


completion atau air formasi antara space plug dibawah dengan
plug diatasnya, dengan demikian air filtrat yang masuk ke
lapisan produktif disebut “Water Blocking” dan pada keadaan
ini permeabilitas air (kw) > permeabilitas oil (ko), sehingga
aliran oil terganggu yang disebut (Skin).
FORMASI DAMAGE

o Apabila sumur akan dibuka kembali maka diperlukan data


tekanan dengan menggunakan PBU test (Pressure Build Up),
pelaksanaan PBU test dapat dilakukan 2 cara :
A. Open Hole :
1. DST (Drill Steam Test)
2. Amerada
B. Case Hole :
o WFT (Wire Line Formation Test)
Hasil dari DST test antara lain :
1. Tekanan reservoir (Ps)
2. Permeabilitas (k)
3. Skin faktor (S)
o Harga Skin dengan DST test adalah :
S > 0 (+)  terjadi kerusakan atau hambatan
S=0  tidak terjadi kerusakan
S<0  perlu ada perbaikan
FORMASI DAMAGE

 Clay Swelling
Adanya filtrat lumpur dan bubur semen (Fresh water base mud)
merembes ke formasi yang mengandung shale seperti “ mineral
Montmorillonite” yang berlapis 2, maka terjadi swelling sukar u/
menaikkan permeabilitas semula.

Pencegahannya :
Sodium (Na) Montmorillonite
1. Memperkecil filtrat yang yang masuk dengan menggunakan
additive Fluid loss seperti u/ lumpur mis Polymer dan u/ bubur
semen berupa Fluid loss additive.
2. Menggunakan Diesel oil sebagai fasa cair pembuat lumpur.

Calcium (Ca) Montmorillonite


FORMASI DAMAGE

 Particle Plugging
a. Partikel-partikel dari lumpur dan semen dapat menutup pori-
pori batuan sekitarnya
b. Group mineral Clay Ilite (rambut) dan Kaolinite (berlapis) bila
bersentuhan dengan air filtrat dapat menutupi pori batuan
c. Jenis Clay Clorite (jarang terdapat) bila bereaksi HCl akan
membentuk “Silica Gel” ini dapat menutupi pori batuan
FORMASI DAMAGE

 Emulsion Blocking
a. Apabila formasi terinvasi oleh mud filtrat atau slurry filtrat maka
filtrat tsb. Akan bertemu dengan minyak maka terjadi “Emulsi”
dan viscositas emulsi sampai 1500 cp dan ini sangat
menghambat produksi.
b. Pori-pori tetap terbuka tetapi buntu akibat emulsi sukar
bergerak.
Pencegahan :
Menggunakan additive Surfactant dan Methanol dengan cara
dilarutkan pada water injeksi untuk “EOR” dan bila bukan EOR
dapat dilarutkan pada lumpur.
Jadi surfactan merubah wettability dari oil wet menjadi water
wet.
FORMASI DAMAGE

 Perforasi
1. Setelah perforasi, permeabilitas disekitar lubang perforasi
terjadi penurunan k, seolah-olah pembukaan lubang karena
didesaknya peluru perforasi (dpt diperlihatkan pd gambar)
2. Biasanya terjadi karena “Debris” hasil sesudah perforasi.
Pencegahannya :
Perforasi dilakukan dengan Under balance, biasanya dengan
“Nitrogen” untuk swabbing
 Fluida Komplesi
a. Completion fluid biasanya harus di filter dan bersih
b. Kontaminasi dasar tangki dan proses filtrasi yang kurang baik
akan menghasilkan completion fluida yang menyebabkan
damage formasi
c. Penggunaan larutan Ca dilingkungan gas CO2 menyebabkan
padatan CaCO3 (scale) yang dapat menutupi pori-pori.
PROBLEM LUBANG BOR

 Kegagalan Penyemenan Utama


a. Adanya Chaneling pada semen disebabkan penyemenan yang
kurang baik sehingga terjadinya kontak antara lapisan yang
mengandung air dengan lapisan Pay zone, hal ini dapat
menyebabkan Water Coning (rongga kerucut)
b. Terjadinya Collape pada casing, karena chanelling hasil
penyemenan yang kurang baik dan chanelling kontak dengan
tekanan abnormal.
 Kebocoran Casing
Penyemenan yang tidak sempurna sehingga air formasi kontak
dengan casing yang akhirnya terjasi “Korosi” dan kemungkinan
bertambah sesuai dengan umur dari sumur sehingga casing
berlubang dan dapat memungkinkan lepasnya casing.
Untuk perbaikan ini maka dilakukan Scap Liner atau Tie Back
Casing
KERUSAKAN PERALATAN
(Secara Alamiah)

 Erosion (Pengkikisan)
 Erosion ( Pengkikisan ) adalah kerusakan mekanis dari pipa yang
disebabkan oleh aliran turbulent dari aliran fluida diatas
permukaan metal.
 Erosion dipercepat apabila fluida membawa partikel padatan
misal; pasir formasi .
 Erosi banyak terjadi pada sumur gas karena aliran sangat cepat
(turbulen) dan daerah yang banyak terjadi erosi adalah :
- Belokan (Elbow)
- Sudut tajam (Choke) dll.
 Erosi juga dapat diakibatkan oleh binatang, dengan cara mis;
Kambing mengasah tanduknya ke bahan logam sehingga cover
(cat) mengelupas.
KERUSAKAN PERALATAN
(Secara Alamiah)

 Korosi
 Korosi adalah suatu proses dimana “logam” larut kedalam
larutan
 Terjadi korosi diperalatan seperti : Tangki, Casing Tubing,
sehingga menyebabkan lemahnya peralatan – peralatan di
lapangan.
 Logam kebanyakan ditemukan di alam sebagai “Oksida atau
Sulfida”, apabila diproses pemurnian akan diperoleh logam
mulia.
 Logam mempunyai kecenderungan alamiah yaitu dapat
mengembalikan logam kebentuk aslinya, sebagai
“OKSIDA atau SULFIDA”
KERUSAKAN PERALATAN
(Secara Alamiah)
 Korosi pada logam akan terjadi bila ada :
- Ada larutan penghantar listrik (Electrolit) misal; air
- Air bila mengandung garam (NaCl, KCl) sifat penghantar
listrik akan naik.
- Electrolic menghantarkan arus dari Anoda ke Katoda.
- Korosi sangat tergantung dari Ph air bersifat asam yang
akan berpengaruh terhadap “Laju Korosi”
Pencegahannya Korosi adalah :
Menggunakan Corrosion inhibitor.
OXYGEN CORROSION

IDENTIFIKASI
Permukaan bergelombang seolah-olah
permukaan metal akan mengelupas, dan
terdapat serat berupa lubang kecil
beralur.

PENYEBAB :
Udara yang bercampur dengan fluida
sumur, udara biasanya masuk kedalam
anulus casing melalui well head, oksigen
bertemu dengan baja dan membentuk
“Oksida Besi”

PERBAIKAN :
Mencegah udara masuk ke dalam annulus
casing.
Menggunakan bakteri pemakan bangkai
oksigen (Oxygen Scavanger) dengan cara
di larutkan ke dalam fluida sumur.
HYDROGEN SULFIDE (H2S)
CORROSION

IDENTIFIKASI :
Lubang kecil dan bentuk kerucut
terkadang saling berhubungan, terdapat
juga scale besi Sulfat dipermukaan ada
yang mengelupas, berwarna Hitam
berbau Telur Busuk.

PENYEBAB :
Adanya gas Sulfur (H2S) yang melekat
pada baja

PENCEGAHAN :
Menggunakan bahan kimia berupa
“ Corrosion Inhibitor ” untuk
menghindarkan reaksi pembentukan
karatan atau mengurangi karatan.
CARBON DIOXIDE (CO2)
CORROSION

IDENTIFIKASI :
Lubang kecil membentuk suatu kerucut
dan saling berhubungan dengan lubang
kecil lainnya, CO2 mempunyai efek
memakan/melarutkan lugam.

PENYEBAB :
Adanya Gas Asam Arang (CO2) dan air
membentuk Asam Karbonat (HCO3), serta
asam berinteraksi dengan besi kemudian
menghasilkan scale besi karbonat
(Fe2CO3)

PENCEGAHAN :
Menambahkan bahan kimia
“ Corrosion Inhibitor ” tujuan untuk
mengurangi / memutus kecepatan reaksi
antara asam dengan besi
PROBLEM PARAFIN

Parafin (Wax)
PROBLEM PARAFIN

 Endapan Parafin
 Parafin adalah endapan minyak yang terdiri dari kristal-kristal
HC yang mempunyai berat molekul antara 300 sampai 1000
dan rantai atom karbon panjang antara C-20 sampai C-75 serta
titik cair sampai 1200F, kemudian mengalami penurunan P & T
 Kristal-kristal HC berupa “Lilin” (Wax) bentuknya berlapis-lapis
atau berbentuk kumpulan jarum-jarum
 Lilin (Wax) mengandung 0 sampai 50% zat organik dan
anorganik antara lain :
Zat organik  resins, gums dan aspaltik
Zat Anorganik  pasir, garam halus dan air
PENANGGULANGAN PROBLEM PARAFIN

Peralatan yang dipakai dengan unit Wire Line ada 2 antara lain :
1. Parafin Cutter
2. Parafin Scratcher

Peralatan Parafin Cutter :


 Apabila endapan parafin dari tubing masih cukup lunak, maka dari berat peralatan wire line
telah cukup untuk membersihkan endapan dalam tubing.
 Apabila endapan telah mengeras kadang-kadang perlu dilakukan “Jar” untuk menghancurkan
endapan kertas parafin.

Peralatan Parafin Scratcher :


 Alat tersebut terdiri dari suatu bahan berupa “Sikat Kawat” yang akan merusak atau
menghancurkan parafin untuk kemudian sisa-sisa akan mengalir bersama fluida produksi.
 Diameter alat tersebut lebih kecil dari diameter tubing.
 Pekerjaan diatas dapat diulangi secara periodik.
PROBLEM PARAFIN

Parafin Scratcher

Parafin Cutter
PENANGGULANGAN PROBLEM PARAFIN

Pemanasan
Mengalirkan minyak panas, gas panas dan air/uap panas u/ melarutkan parafin.

Solvent ( Pelarut )
Carbon sulfida pelarut yang paling baik tetapi beracun, mudah terbakar dan Chlorinated
HC ini baik tetapi mahal, tetapi kedua additive tsb tidak dapat diterima oleh “Refinery”
karena akan mengganggu katalis refinery. Hal ini jarang bahkan tdk pernah dilakukan
tindakan pelarutan.
PROBLEM PARAFIN
PROBLEM SCALE

Bagaimana terbentuknya “Scale” :


 Ion (+) dan Ion (-) yang terlarut didalam air bergabung
membentuk “Senyawa atau Komponen”.
 Senyawa atau Komponen tidak selalu dalam keadaan terlarut.
(Komponen adalah : bagian terkecil dari bahan penyusun yang
mana dapat digunakan untuk menyatakan suatu komposisi
masing-masing fasa dari sistem, pada saat sistem dalam
kedaan setimbang)
 Pada kondisi tertentu konsentrasi dari “ Komponen “ telah
melampaui kelarutan dari komponen tersebut maka
komponen tesebut tidak lagi terlarut , tetapi terpisah dari
pelarutnya dan membentuk sebagai padatan yang disebut
“ Scale “.
(Kelarutan : batas/limit dari komponen yang dapat larut di
dalam suatu pelarut pada kondisi fisik tertentu)
PROBLEM SCALE

 Terbentuknya Scale atau padatan akan menyebabkan :


a. Formation Plugging (menyumbat formasi)
b. Menghambat aliran produksi antara lain :
o Di formasi, Lubang perforasi
o Tubing, Flow line, Choke
o Scale pada rangkaian sucker rod akan menyebabkan
beban sucker rod bertambah
Korosi akan menjadi ganas bila terjadi tumpukan scale
PROBLEM SCALE
J
enis
-jen
isS
caley
angu
mumd
ij
u m
pa
i:

S
caleYa
ngT
erb
ent
uk
N
o R
eak
siI
on
R
umu
sKimia Nama
++
1 C
a + C
O3 C
aCO
3 C
alc
iumC
ar
bon
at
C
aSO
42H
20 G
yps
um
1
2 C
a++
+S
O4 C
aSO
4 H
20 H
emyh
ydr
ate
2
A
nhy
drit
e
C
aSO
4
++
3 B
a + S
O4 B
aSO
4 B
ar
iumS
ulfa
t
+
+
4 S
r +S
O4 S
rSO
4 S
tr
ont
iumS
ulfa
t
++
F
e +C
O3 F
eCO
3 F
err
o C
ar
bon
at
++
+
F
e +S
2 F
eS F
err
o S
ulfid
5 ++
+
F
e +O
2 F
e2O
3 F
err
iOx
id
e
++
F
e +H
CO3 F
e(OH
)3 F
err
icH
yd
rox
id
e
PROBLEM SCALE

Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap pembentukan


Scale :
a. Temperature
b. Tekanan terlarut
c. Gas terlarut
d. Korosi
e. PH

Pembentukan Scale CaCO3

Kelarutan
CaCO3
(mg/lt)

Keterangan :
Makin besar temperatur , makin berkurang kelarutan CaCO3
berarti makin besar temperatur makin besar kemungkinan
terbentuknya scale CaCO3
PROBLEM SCALE

Adanya pembentukan Scale akan mengurangi atau


menghentikan produksi Oil & gas akibat dari :
a. tersumbatnya pori-pori di formasi
b. tersumbatnya lubang perforasi
c. merusak peralatan Produksi

Pencegahan Scale adalah :


Meggunakan “Scale Inhibitor”
Cara pelaksanaan :
a. Mengijeksikan secara terus-menerus ke annulus
(untuk sumur-sumur pompa)
b. Squeeze injection scale inhibitor ke formasi.
PROBLEM KEPASIRAN
 Problem Kepasiran
Pada kenyataannya problem kepasiran pada beberapa lapangan
minyak, dari awal produksi minyak pasir tidak terproduksi, tetapi
setelah terproduksi air formasi serta tekanan reservoir turun maka
pasir ikut terangkat (terproduksi).

- Mekanisme Terjadinya Masalah Pasir disebabkan


oleh
a. Bertambahnya Tekanan Drawdown akan menambah
Stress Reservoir
b. Penurunan tekanan reservoir (Deplesi) akan menambah
Stress Reservoir
C. Gaya gesekan (fractional force) yang dihasilkan oleh aliran
fluida melalui batuan akan mengikis Bahan Perekat
Batuan (cementing material) sehingga pasir terproduksi
kepermukaan.
PROBLEM KEPASIRAN

Penanggulangan faktor kepasiran dengan cara :


a. Sand Screen
b. Gravel pack

Pre Perforated Vertical Sloted Horizontal Sloted

SAND SCREEN

Pre Packed Screen Wire Wrapped Screen Variperm


PEMBERSIHAN PASIR (Well Service)

A B

A. Sumur tersumbat pasir


B. Pembersihan pasir dengan sirkulasi
Pelaksanaan : (Menggunakan rig Konventional)
 Sumur dimatikan terlebih dahulu, pipa produksi dicabut.
 Masukkan rangkaian pipa sirkulasi, kemudian fluida sirkulasi dipompakan melalui
pipa sirkulasi dan kembali ke permukaan melalui annulus.
 Bila sudah bersih rangkaian pipa sirkulasi dicabut dan pipa produksi dipasang kembali.
PEMBERSIHAN PASIR (Well Service)

Fluida Sirkulasi + Pasir  Didalam pengoperasian sumur tidak perlu


Fluida Sirkulasi
dimatikan, mencabut dan memasang kembali
pipa produksi serta mengembalikan sumur
untuk kembali berproduksi.
 Pipa yang digunakan untuk membersihkan
pasir adalah pipa yang berukuran lebih kecil
Production String diameternya dari pipa produksi.
 Pipa tersebut akan masuk kedalam pipa
produksi sebagai rangkaian untuk sirkulasi.
Circulating String

SAND
SIEVE ANALYSIS

Sieve Analysis

 Berguna untuk mengatasi masalah kepasiran, sehingga dapat mengetahui ukuran serta distribusi
pasir dan dapat menentukan screen dan gravel packing yang tepat.

 Percobaan Sieve Analysis dilakukan dengan prinsip pengayakan dan penyaringan dari sample
yang diperoleh dari pasir yang ikut terproduksi.

 Besar Sieve yang digunakan disusun dari sieve yang terkasar (mesh terkecil) ditaruh diatas dan
ukuran sieve yang halus (mesh besar) ditaruh dibawah, kemudian diberi goncangan maka
diperoleh butiran-butiran yang masih dapat lolos dari penyaringan tersebut.

 Dari hasil ukuran butir, nantinya akan dapat menentukan ukuran dari “Screen Liner” yang akan
dipasang didepan formasi dimana bertujuan untuk mencegah butiran pasir ikut terproduksi.
SIEVE - ANALYSIS
SIEVE ANALYSIS

PENENTUAN TINGKAT PEMILAHAN KESERAGAMAN BUTIR BATUAN (SORTING)

•Tingkat Pemilahan (Sorting) ditentukan berdasarkan harga “Coefficient of Uniformity (C) “


menurut “Schwartz” antara lain :

a. C < 3  Pemilahan dikatakan baik (seragam)

b. C > 5  Pemilahan dikatakan buruk (tidak seragam)

C adalah perbandingan antara ukuran butiran 50% (d50) kumulatif berat dengan ukuran butira
pada 90% (d90) kumulatif berat.
SIEVE ANALYSIS

PENENTUAN UKURAN GRAVEL DAN UKURAN CELA SARINGAN (Screen)

• Ukuran Gravel :
Berdasarkan distribusi besar butiran formasi.

• Ukuran Cela Saringan (Screen) :


Berdasarkan ukuran Gravel yang akan digunakan diketahui

Penentuan Ukuran Gravel : “D”


Menurut “Saucier” bahwa ukuran gravel dibuat 5 sampai 6 kali dari ukuran butiran
pada 50% (d50) kumulatif berat
Rumusan :
D50 = (5 – 6) x d50

Penentuan Cela saringan (Screen) :”W”


Menurut “Tausch dan Corley”
Rumusan :
W = D50  dibuat menjadi 5x d50
KERUSAKAN ALAT
(Secara Mekanik)

 Keausan Mekanis
Keausan Mekanis adalah akibat adanya gesekan atau kontak dari
dua permukaan metal dibawah satu beban.

Hal ini banyak terjadi pada peralatan, misal batang pompa hisap
(rod pump) denga n tubing.
STRESS FATIGUE
(KELELAHAN KARENA TEGANGAN)

IDENTIFIKASI
Adanya garis-garis hitam *celah-celah
halus) seperti rambut yang menyebar di
seluruh badan di permukaan Rod String.

PENYEBAB :
Rod mendapat beban terlalu berat tidak
sesuai dengan kemampuan dari kapasitas
Rod, dalam kurun waktu pendek.

PERBAIKAN :
Menghitung kembali atau perencanaan
ulang beban yang diangkat sesuai dengan
ukuran pompa, langkah pemompaan per
menit dan panjang langkah pemompaan
(Stoke )
STRESS CORROSION FATIGUE

IDENTIFIKASI
Awal adanya retakan kecil
dipermukaan akhirnya memanjang
dan ke dalam akibat korosi.

PENYEBAB :
Terjadi proses korosi (karatan)
dipermukaan dan terbebani oleh
suatu beban dan dipercepat retakan
dengan langkah naik turun gerakan
pemompaan pada Rod pompa.

PERBAIKAN :
Ganti baru Rod Pompa.
Memberikan additive tambahan
berupa “ Corrosion Inhibitor”
TENSILE FAILURE
( Kelelahan Karena Tegangan )

IDENTIFIKASI
Terjadi perampingan tangkai Rod pompa
dan ada sedikit retakan kecil.

PENYEBAB :
Kekuatan tarikan Rod pompa saat naik
lebih besar dari beban “Lenting
Sempurna”

PERBAIKAN :
Mengatur langkah untuk menarik keatas
tidak dengan hentakan terlalu cepat.
Untuk mencegah putus maka diperlukan
additive “Corrosion Inhibitor”

Anda mungkin juga menyukai

  • Uts Pkus 100421
    Uts Pkus 100421
    Dokumen2 halaman
    Uts Pkus 100421
    Fitrahtul Aqidah
    Belum ada peringkat
  • Tahapan Eks Migas
    Tahapan Eks Migas
    Dokumen27 halaman
    Tahapan Eks Migas
    Fitrahtul Aqidah
    Belum ada peringkat
  • Risk Analysis
    Risk Analysis
    Dokumen15 halaman
    Risk Analysis
    Fitrahtul Aqidah
    Belum ada peringkat
  • Batuan Induk
    Batuan Induk
    Dokumen30 halaman
    Batuan Induk
    Fitrahtul Aqidah
    Belum ada peringkat
  • Indeks Musiman
    Indeks Musiman
    Dokumen48 halaman
    Indeks Musiman
    Fitrahtul Aqidah
    Belum ada peringkat
  • Analisa Numerik
    Analisa Numerik
    Dokumen66 halaman
    Analisa Numerik
    Fitrahtul Aqidah
    Belum ada peringkat
  • Karst
    Karst
    Dokumen25 halaman
    Karst
    Fitrahtul Aqidah
    Belum ada peringkat