1. berapa banyak sistem yang terlibat dalam fungsi kardiovaskular • sistem saraf otonom (ANS) • sistem renin angiotensin aldosteron (RAA) 2. menggambarkan pathophysiology pharmacology dari fungsi kardiovaskular 3. menjelaskan farmakologi sistem saraf simpatis 4. Apa yang dilakukan reseptor • Sympathetic Receptor Types • = Alpha 1 : menyempitkan pembuluh darah tertentu & pada sfingter mengarahkan darah ke otot rangka • Alpha 2 = meningkatkan pembekuan darah • Beta 1 = Otot jantung meningkatkan detak & kekuatan jantung • Beta 2 =Menekan otot polos di bronkiolus & a.koroner meningkatkan aliran darah ke jantung dan aliran udara ke paru-paru. 5. Aktivasi b reseptor adrenergik dalam sistem cv • Reseptor β-adrenergik merespons terutama terhadap epinefrin dan agen penghambat seperti propranolol. • Ada tiga jenis reseptor beta yang dikenal, yaitu β1, β2 dan β3. • Reseptor β1-Adrenergik terletak terutama di jantung. • Reseptor β2-Adrenergik terletak terutama di paru-paru, saluran pencernaan, hati, rahim, otot polos pembuluh darah, dan otot rangka. • Reseptor β3 terletak di sel lemak 6. Bagaimana cara kerja pemblokir beta Pengeblok reseptor Beta selektif (β1 saja) atau nonselektif (β1 dan β2) menghasilkan efek inotropik dan kronotropik yang negatif. Beberapa β- blocker (misalnya pindolol, acebutolol) menunjukkan aktivitas simpatomimetik intrinsic (ISA), yang berarti mereka mampu mengerahkan aktivitas agonis tingkat rendah pada reseptor β- adrenergik sekaligus bertindak sebagai antagonis situs reseptor. Senyawa kardioselektif tanpa aktivitas simpatomimetik intrinsik biasanya digunakan untuk HTN. Carvedilol dan labetalol juga memiliki aktivitas pemblokiran α1. 7. blokade reseptor beta adrenergik pada sistem cv jantung pembuluh darah ginjal 8. Untuk apa β-blocker digunakan Penghambat beta atau beta-blockers adalah golongan obat yang digunakan untuk menangani beragam kondisi pada jantung. Penghambat beta sering disebut agen penghambat beta-adrenergik yang fungsi utamanya untuk menurunkan tekanan darah. 9. Different pharmacological profiles of b- blockers • Hipertensi. Mekanisme kerja beta bloker sebagai antihipertensi belum diketahui dengan pasti, obat-obat ini mengurangi curah jantung, mempengaruhi sensitivitas refleks baroreseptor, dan memblok adrenoseptor perifer. Beberapa beta bloker menekan sekresi renin plasma. Efek sentral dari beta bloker mungkin juga dapat menjelaskan mekanisme kerjanya. • Gagal Jantung. Beta bloker bermanfaat untuk gagal jantung dengan memblokade aktivitas simpatik. Bisoprolol dan karvedilol menurunkan angka kematian pada semua tingkat gagal jantung yang stabil; sedangkan nebivolol dianjurkan untuk gagal jantung stabil ringan sampai sedang. Pengobatan sebaiknya dimulai oleh dokter spesialis yang berpengalaman dalam penanganan gagal jantung . 10. drug interaction beta blocker with other cv agents • 1. Interaksi beta-blocker dengan anti hipertensi. • 1 .3. Beta-blocker dengan methyldopa. • 1.1. Beta-blocker dengan diuretika. Diuretika sering Penggunaan kombinasi dari methyldopa dan digunakan untuk terapi hipertensi. Tapi kalau diuretika beta-blocker ternyata lebih aman saja maka hasil terapinya terbatas. Untuk mencapai hasil yang lebih baik maka sebaiknya dikombinasikan dengan dibandingkan dengan pemakaiannya secara anti hipertensi lain. Percobaan di klinik menunjukkan tunggal. Effek samping dari methyldopa bahwa kombinasi beta-blocker denganl diuretika berupa postural hipotensi akan hilang bila diperoleh kerja anti hipertensi yang lebih baik. Dalam hal diberikan bersamasama dengan beta-blocker ini tidak terjadi postural hipotensi dan tachycardi yang disebabkan oleh diuretika (thiazide). Dan juga peninggian • 1.4. Beta-blocker dengan guanethidine dan plasma renin akibat pemberian diuretika akan dikurangi bethadine. Pengaruh kombinasi ini hampir oleh beta-blocker sama dengan kornbinasi beta-blocker dengan • 1.2. Beta-blocker dengan Vasodilator. Kombinasi obat ini akan menghasilkan effek terapi yang lebih baik. Ternyata methyldopa. Effek samping dari guanethidine effek sampingnya akan berkurang. Pemberian dan bethadine akan berkurang, terutama hydralazine yang menimbulkan reflex tachycardi akan postural hipotensi yang disebabkan berkurang bila pemberiannya dikombinasikan dengan guanethidine dan bethadine beta-blocker 2. Interaksi Beta-blocker dengan anti-arrhythmia 2.1. Beta-blocker dengan digitalis. Pengobatan arrhythmia dengan digitalis dapat menimbulkan paroxysmal tachycardia. Maka pemberian beta-blocker bersama- sama dengan digitalis dapat mengontrol tachycardi dengan baik 2.2. Beta-blocker dengan quinidine. Quinidine yang digunakan pada arrhythmia jantung dapat rnenimbulkan ventricular fibrillation. Bila diberikan bersama- sarna dengan beta-blocker maka effek samping ini berkurang 2.3. Beta-blocker dengan procainamide. Pemberian procainamide sebagai anti- arrhythmia dapat menimbulkan penurunan tekanan darah yang sangat cepat terutama bila diberikan secara intravena. Pemberian bersama-sama dengan beta-blocker akan menyebabkan effek yang berbahaya karena bekerja sinergistik