Anda di halaman 1dari 12

Cardiovascular Pharmacology

Ummu arifah saragih 190100185


1. berapa banyak sistem yang terlibat dalam
fungsi kardiovaskular
• sistem saraf otonom (ANS)
• sistem renin angiotensin aldosteron (RAA)
2. menggambarkan pathophysiology
pharmacology dari fungsi kardiovaskular
3. menjelaskan farmakologi sistem saraf
simpatis
4. Apa yang dilakukan reseptor
• Sympathetic Receptor Types
• = Alpha 1 : menyempitkan pembuluh darah tertentu & pada sfingter
mengarahkan darah ke otot rangka
• Alpha 2 = meningkatkan pembekuan darah
• Beta 1 = Otot jantung meningkatkan detak & kekuatan jantung
• Beta 2 =Menekan otot polos di bronkiolus & a.koroner meningkatkan
aliran darah ke jantung dan aliran udara ke paru-paru.
5. Aktivasi b reseptor adrenergik dalam
sistem cv
• Reseptor β-adrenergik merespons terutama terhadap epinefrin dan
agen penghambat seperti propranolol.
• Ada tiga jenis reseptor beta yang dikenal, yaitu β1, β2 dan β3.
• Reseptor β1-Adrenergik terletak terutama di jantung.
• Reseptor β2-Adrenergik terletak terutama di paru-paru, saluran
pencernaan, hati, rahim, otot polos pembuluh darah, dan otot rangka.
• Reseptor β3 terletak di sel lemak
6. Bagaimana cara kerja pemblokir beta
Pengeblok reseptor Beta selektif (β1 saja) atau nonselektif (β1 dan β2)
menghasilkan efek inotropik dan kronotropik yang negatif. Beberapa β-
blocker (misalnya pindolol, acebutolol) menunjukkan aktivitas
simpatomimetik intrinsic (ISA), yang berarti mereka mampu
mengerahkan aktivitas agonis tingkat rendah pada reseptor β-
adrenergik sekaligus bertindak sebagai antagonis situs reseptor.
Senyawa kardioselektif tanpa aktivitas simpatomimetik intrinsik
biasanya digunakan untuk HTN. Carvedilol dan labetalol juga memiliki
aktivitas pemblokiran α1.
7. blokade reseptor beta adrenergik pada
sistem cv jantung pembuluh darah ginjal
8. Untuk apa β-blocker digunakan
Penghambat beta atau beta-blockers adalah golongan obat
yang digunakan untuk menangani beragam kondisi pada jantung.
Penghambat beta sering disebut agen penghambat beta-adrenergik
yang fungsi utamanya untuk menurunkan tekanan darah.
9. Different pharmacological profiles of b-
blockers
• Hipertensi. Mekanisme kerja beta bloker sebagai antihipertensi belum
diketahui dengan pasti, obat-obat ini mengurangi curah jantung,
mempengaruhi sensitivitas refleks baroreseptor, dan memblok adrenoseptor
perifer. Beberapa beta bloker menekan sekresi renin plasma. Efek sentral
dari beta bloker mungkin juga dapat menjelaskan mekanisme kerjanya.
• Gagal Jantung. Beta bloker bermanfaat untuk gagal jantung dengan
memblokade aktivitas simpatik. Bisoprolol dan karvedilol menurunkan
angka kematian pada semua tingkat gagal jantung yang stabil; sedangkan
nebivolol dianjurkan untuk gagal jantung stabil ringan sampai sedang.
Pengobatan sebaiknya dimulai oleh dokter spesialis yang berpengalaman
dalam penanganan gagal jantung .
10. drug interaction beta blocker with other
cv agents
• 1. Interaksi beta-blocker dengan anti hipertensi. • 1 .3. Beta-blocker dengan methyldopa.
• 1.1. Beta-blocker dengan diuretika. Diuretika sering Penggunaan kombinasi dari methyldopa dan
digunakan untuk terapi hipertensi. Tapi kalau diuretika beta-blocker ternyata lebih aman
saja maka hasil terapinya terbatas. Untuk mencapai hasil
yang lebih baik maka sebaiknya dikombinasikan dengan dibandingkan dengan pemakaiannya secara
anti hipertensi lain. Percobaan di klinik menunjukkan tunggal. Effek samping dari methyldopa
bahwa kombinasi beta-blocker denganl diuretika berupa postural hipotensi akan hilang bila
diperoleh kerja anti hipertensi yang lebih baik. Dalam hal diberikan bersamasama dengan beta-blocker
ini tidak terjadi postural hipotensi dan tachycardi yang
disebabkan oleh diuretika (thiazide). Dan juga peninggian • 1.4. Beta-blocker dengan guanethidine dan
plasma renin akibat pemberian diuretika akan dikurangi bethadine. Pengaruh kombinasi ini hampir
oleh beta-blocker
sama dengan kornbinasi beta-blocker dengan
• 1.2. Beta-blocker dengan Vasodilator. Kombinasi obat ini
akan menghasilkan effek terapi yang lebih baik. Ternyata
methyldopa. Effek samping dari guanethidine
effek sampingnya akan berkurang. Pemberian dan bethadine akan berkurang, terutama
hydralazine yang menimbulkan reflex tachycardi akan postural hipotensi yang disebabkan
berkurang bila pemberiannya dikombinasikan dengan guanethidine dan bethadine
beta-blocker
2. Interaksi Beta-blocker dengan anti-arrhythmia
2.1. Beta-blocker dengan digitalis. Pengobatan arrhythmia dengan digitalis dapat
menimbulkan paroxysmal tachycardia. Maka pemberian beta-blocker bersama-
sama dengan digitalis dapat mengontrol tachycardi dengan baik
2.2. Beta-blocker dengan quinidine. Quinidine yang digunakan pada arrhythmia
jantung dapat rnenimbulkan ventricular fibrillation. Bila diberikan bersama-
sarna dengan beta-blocker maka effek samping ini berkurang
2.3. Beta-blocker dengan procainamide. Pemberian procainamide sebagai anti-
arrhythmia dapat menimbulkan penurunan tekanan darah yang sangat cepat
terutama bila diberikan secara intravena. Pemberian bersama-sama dengan
beta-blocker akan menyebabkan effek yang berbahaya karena bekerja sinergistik

Anda mungkin juga menyukai