Anda di halaman 1dari 14

Materi III Perundangan-undangan Kesehatan

RAHASIA KEDOKTERAN, RAHASIA KEFARMASIAN, DAN


©
SUMPAH TENAGA TEKNIS
9 KEFARMASIAN
Program Studi Sarjana Farmasi
Fakultas Farmasi Universitas Pancasila
Budi Djanu Purwanto, SH, MH
Dr. Faiq Bahfen, SH
Dr. Fadjar Ayu Tofiana, MT, Apt
Semester Genap 2019/2020
DASAR HUKUM

UU No. 36/2009 ttg KESEHATAN

UU No. 36/2014 ttg TENAGA KESEHATAN

PP 10/1966 ttg WAJIB SIMPAN RAHASIA


KEDOKTERAN

PP No. 51/2009 ttg PEKERJAAN KEFARMASIAN


UU No. 36/2009 ttg KESEHATAN

Pasal 57
(1) Setiap orang berhak atas rahasia kondisi kesehatan pribadinya yang telah
dikemukakan kepada penyelenggara pelayanan kesehatan.
(2) Ketentuan mengenai hak atas rahasia kondisi kesehatan pribadi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku dalam hal:
a. perintah undang-undang;
b. perintah pengadilan;
c. izin yang bersangkutan;
d. kepentingan masyarakat; atau
e. kepentingan orang tersebut.
UU No. 36/2014 ttg TENAGA KESEHATAN
Pasal 58
(1) Tenaga Kesehatan dalam menjalankan praktik wajib:
a. memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan Standar Profesi, Standar Pelayanan
Profesi, Standar Prosedur Operasional, dan etika profesi serta kebutuhan kesehatan
Penerima Pelayanan Kesehatan;
b. memperoleh persetujuan dari Penerima Pelayanan Kesehatan atau keluarganya atas
tindakan yang akan diberikan
c. menjaga kerahasiaan kesehatan Penerima Pelayanan Kesehatan;
d. membuat dan menyimpan catatan dan/atau dokumen tentang pemeriksaan, asuhan, dan
tindakan yang dilakukan; dan
e. merujuk Penerima Pelayanan Kesehatan ke Tenaga Kesehatan lain yang mempunyai
Kompetensi dan kewenangan yang sesuai.
(2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf d hanya berlaku bagi
Tenaga Kesehatan yang melakukan pelayanan kesehatan perseorangan.
Lanjutan ...

Rahasia Kesehatan Penerima Pelayanan Kesehatan


Pasal 73
(1) Setiap Tenaga Kesehatan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan wajib
menyimpan rahasia kesehatan Penerima Pelayanan Kesehatan.
(2) Rahasia kesehatan Penerima Pelayanan Kesehatan dapat dibuka hanya untuk
kepentingan kesehatan Penerima Pelayanan Kesehatan, pemenuhan permintaan
aparatur penegak hukum bagi kepentingan penegakan hukum, permintaan Penerima
Pelayanan Kesehatan sendiri, atau pemenuhan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan.
(3) Ketentuan lebih lanjut tentang rahasia kesehatan Penerima Pelayanan Kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.
PP No. 10/1966 ttg WAJIB SIMPAN
RAHASIA KEDOKTERAN

Pasal 1
Yang dimaksud dengan rahasia kedokteran ialah segala sesuatu yang diketahui oleh orang-
orang tersebut dalam pasal 3 pada waktu atau selama melakukan pekerjaannya dalam
lapangan kedokteran.
Penjelasan:
Dengan kata-kata “segala sesuatu yang diketahui”, dimaksud: Segala fakta yang didapat dalam
pemeriksaan penderita, interpretasinya untuk menegakkan diagnose dan melakukan pengobatan:
dari anamnese, pemeriksaan jasmaniah, pemeriksaan dengan alat-alat kedokteran dan sebagainya.
Juga termasuk fakta yang dikumpulkan oleh pembantu-pembantunya.
Seorang ahli obat dan mereka yang bekerja dalam apotik harus pula merahasiakan obat dan
khasiatnya yang diberikan dokter kepada pasiennya. Merahasiakan resep-dokter adalah sesuatu
yang penting dari etik pejabat yang bekerja dalam Apotik.
Lanjutan ...

Pasal 2
Pengetahuan tersebut Pasal 1 harus dirahasiakan oleh orang-orang yang tersebut dalam Pasal 3,
kecuali apabila suatu peraturan lain yang sederajat atau lebih tinggi daripada Peraturan
Pemerintah ini menentukan lain.
Penjelasan:
Berdasarkan pasal ini orang (selain dari pada tenaga kesehatan) yang dalam pekerjaannya berurusan
dengan orang sakit atau mengetahui keadaan sisakit, (baik) yang tidak maupun yang belum
mengucapkan sumpah jabatan, berkewajiban menjunjung tinggi rahasia mengenai keadaan sisakit.
Dengan demikian para mahasiswa kedokteran “kedokteran gigi, ahli farmasi, ahli laboratorium, ahli
sinar, bidan, para pegawai, murid para medis dan sebagainya termasuk dalam golongan yang
diwajibkan menyimpan rahasia.
Menteri Kesehatan dapat menetapkan, baik secara umum, maupun secara insidentil, orang-orang lain
yang wajib menyimpan rahasia kedokteran, misalnya pegawai tata-usaha pada rumah-rumah sakit dan
laboratorium-laboratorium,
Lanjutan ...

Pasal 3

Yang diwajibkan menyimpan rahasia yang dimaksud dalam Pasal 1 ialah:


a. tenaga kesehatan menurut Pasal 2 Undang-undang tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara tahun 1963 No. 79).
b. mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas dalam lapangan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan, dan orang lain yang
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
Yang dimaksud dengan Tenaga Kesehatan dalam undang-undang No. 6 Tahun 1963 ttg Tenaga Kesehatan, ialah:
Tenaga Kesehatan sarjana, yaitu:
a. dokter;
b. dokter-gigi;
c. apoteker;
d. sarjana-sarjana lain dalam bidang kesehatana.

Tenaga Kesehatan sarjana-muda, menengah dan rendah:


e. dibidang farmasi : asisten-apoteker dan sebagainya;
f. dibidang kebidanan: bidan dan sebagainya;
g. dibidang perawatan: perawat, physio-terapis dan sebagainya;
h. dibidang kesehatan masyarakat : penilik kesehatan, nutrisionis dan lain-lain;
i. dibidang-bidang kesehatan lain.
PP No. 51/2009 ttg PEKERJAAN KEFARMASIAN

 Rahasia Kedokteran adalah sesuatu yang berkaitan dengan


praktek kedokteran yang tidak boleh diketahui oleh umum
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Rahasia Kefarmasian adalah Pekerjaan Kefarmasian yang
menyangkut proses produksi, proses penyaluran dan proses
pelayanan dari Sediaan Farmasi yang tidak boleh diketahui
oleh umum sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.
Lanjutan ...

Rahasia Kedokteran Dan Rahasia Kefarmasian


Pasal 30
(1) Setiap Tenaga Kefarmasian dalam menjalankan Pekerjaan Kefarmasian wajib
menyimpan Rahasia Kedokteran dan Rahasia Kefarmasian.
(2) Rahasia Kedokteran dan Rahasia Kefarmasian hanya dapat dibuka untuk
kepentingan pasien, memenuhi permintaan hakim dalam rangka penegakan hukum,
permintaan pasien sendiri dan/atau berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Rahasia Kedokteran dan Rahasia Kefarmasian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.
Lanjutan ...

 Pemberian obat oleh dokter pada dasarnya mempunyai


hubungan sangat erat dengan Pekerjaan Kefarmasian di mana
obat pada dasarnya mempunyai fungsi mempengaruhi atau
menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan
dan peningkatan kesehatan, oleh karena itu perlu dijaga
kerahasiaannya dan agar tidak menimbulkan dampak negatif
kepada pasien.
REGISTRASI TENAGA KESEHATAN
(UU 36/2014)

Pasal 44
(1) Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik wajib memiliki STR.
(2) STR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh konsil masing-masing
Tenaga Kesehatan setelah memenuhi persyaratan.
(3) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:
a. memiliki ijazah pendidikan di bidang kesehatan;
b. memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi;
c. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental;
d. memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji profesi; dan
e. membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi.
KUHP
MEMBUKA RAHASIA.
 
Pasal 322.
(1) Barangsiapa dengan sengaja membuka rahasia yang wajib disimpannya karena jabatan atau pekerjaannya,
baik yang sekarang maupun yang dulu, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau
pidana denda paling banyak sembilan ribu rupiah.
(2) Bila kejahatan ini dilakukan terhadap seseorang, maka perbuatan itu dapat dituntut hanya atas pengaduan
orang itu.
Pasal 323.
(3) Barangsiapa dengan sengaja memberitahukan hal-hal khusus tentang suatu perusahaan dagang, kerajinan
atau pertanian, di mana ia bekerja atau dulu bekerja, sedangkan ia harus merahasiakannya, diancam
dengan pidana penjara paling lama sembilan butan atau pidana denda paling banyak sembilan ribu rupiah.
(4) Kejahatan ini dituntut hanya atas pengaduan pengurus perusahaan itu.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai