2. I KADEK ARI SANJAYA 3. I WAYAN EXSHA PRASETYAN P 4. I NYOMAN SUARDANA 5. KUNCAHYO ADITYA
PENGERTIAN KEPEMIMPINAN Pemimpin adalah orang yang tugasnya memimpin, sedang kepemimpinan adalah bakat dan atau sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin. Maka kepemimpinan adalah kekuasaan untuk memengaruhi seseorang, baik dalam mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu. FUNGSI KEPEMIMPINAN
1. Fungsi Perencanaan 2. Fungsi memandang ke depan 3. Fungsi pengembangan loyalitas 4. Fungsi pengawasan 5. Fungsi mengambil keputusan 6. Fungsi memberi motivasi TEORI – TEORI KEPEMIMPINAN
a. Leader traits (sifat-sifat pemimpin)
b. Kepemimpinan Situasional c. Pemimpin yang efektif d. Kepemimpinan kontigensi e. Kepemimpinan transformasional Terdapat 4 tingkah laku pada model kepemimpinan kontigensi ini : 1. Supporive leadership (menunjukkan perhatian terhadap kesejahteraan bawahan dan menciptakan iklim kerja yang bersahabat. 2. Directive leadership (mengarahkan bawahan untuk bekerja sesuai dengan peraturan, prosedur dan petunjuk yang ada. 3. Participative leadership (konsultasi terhadap bawahan dalam pengambilan keputusan. 4. Achivement-oriented leadership (menentukan tujuan organisasi yang menantang dan menekankan perlunya kinerja memuaskan. SYARAT –SYARAT KEPEMIMPINAN 1. Syarat Minimal a. Watak yang baik ( karakter, budi, dan moral) b. Inteligensi yang tinggi c. Kesiapan lahir dan batin
2. Syarat-Syarat Yang Lain Yang Diperlukan
d. Sadar akan tanggung jawab e. Memiliki sifat-sifat kepemimpinan yang menonjol f. Membimbing dirinya dan bawahan dengan asas dan prinsip kepemimpinan g. Mengenal anak buah h. Paham mengukur dan menilai kepemimpinan ASAS – ASAS KEPEMIMPINAN Sebagai kata lain asas-asas kepemimpinan adalah landasan dalam kepemimpinan yang menjadi acuan dalam menjalankan sebuah kepemimpinan: 1. Takwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Member suri tauladan 3. Ikut bergiat menggugah semangat bawahan 4. Mempengaruhi dan member semangat 5. Waspada 6. Tingkah laku sederhana dan tidak boros 7. Loyal 8. Sabar, efektif dan efisien 9. Keberanian 10. Rela menerima PRINSIP – PRINSIP KEPEMIMPINAN
Perinsip-perinsip kepemimpinan menyentuh seluruh aspek diri seorang
pemimpin yang tergambar dari prilaku keseharian pemimpin: 1. Mahir dalam soal teknis dan taktis 2. Intropeksi diri 3. Percaya diri 4. Memahami bawahan 5. Realisasi diri 6. Menjadi contoh yang baik 7. Tumbuhkan rasa tanggung jawab pada bawahan 8. Melatih anggota sebagai team yang solid 9. Membuat keputusan yang cepat dan tepat 10. Mengkomando bawahan 11. Bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan MODEL-MODEL KEPEMIMPINAN 1. Gaya Kepemimpinan Otokratis Pemimpin tipe ini sangat otoriter, mempunyai kepercayaan yang rendah terhadap bawahannya, memotivasi bawahan melalui ancaman atau hukuman. Gaya kepemimpinan otokratis ini dipandang sebagai karakteristik yang negatif. Sikap yang dimiliki oleh pemimpin yang bergaya otokratis : 1. Memperlakukan para pengikut sama dengan alat – alat lain dalam organisasi, sehingga kurang menghargai harkat dan martabat mereka. 2. Mengutamakan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengaitkan pelaksanaan tugas tersebut dengan kepentingan dan kebutuhan para pengikut. 3. Mengabaikan peranan para pengikut dalam proses pengambilan keputusan. 4. Wewenang mutlak berada pada pimpinan maka dari itu keputusan dan kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan 5. Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan 6. Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahan dilakukan secara ketat 7. Prakarsa harus selalu berasal dari pimpinan 8. Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran, pertimbangan atau pendapat sehingga lebih banyak kritik daripada pujian 9. Tugas-tugas dari bawahan diberikan secara instruktif 10. Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa syarat 11. Pimpinan menuntut kesetiaan tanpa syarat 12. Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman serta kasar dalam bersikap 13. Tanggung jawab dalam keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh pimpinan 2. Kepemimpinan Birokrasi Ini adalah gaya kepemimpinan dalam organisaasi yang diperlukan perusahaan, tepatnya mengikuti kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya. 3. Gaya Kepemimpinan Lezess Faire Kepemimpinan gaya liberal atau Laisssez Faire adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan dengan cara berbagai kegiatan dan pelaksanaanya dilakukan lebih banyak diserahkan kepada bawahan. Gaya Kepemimpinan Lezess Faire bercirikan sebagai berikut: a) Pemimpin melimpahkan wewenang sepenuh kepada bawahan b) lebih banyak dibuat oleh bawahan. c) Kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh bawahan. d) Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahan. e) Hampir tiada pengawasan terhadap tingkah laku. f) selalu berasal dari bawahan. g) Hampir tiada pengarahan dari pimpinan. h) Peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan kelompok. i) pribadi lebih penting dari kepentingan kelompok. j) jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh perseorangan. Ciri – ciri lain seorang pemimpin yang bergaya lezess faire adalah: 1. Pendelegaian wewenang terjadi secara ekstensif 2. Pengambilan keputusan diserahkan kepada pejabat pemimpin yang lebih rendah dan kepada para petugas operasional 3. Status Quo organisasi tidak terganggu 4. Pertumbuhan dan pengembangan kemampuan berpikir dan bertindak yang inofatif diserahkan kepada anggota organisasi yang bersngkutan 5. Selama anggota organisasi menunjukan perilaku dan prestasi kerja yang dinamai intervensi pimpinan dalam perjalanan organisasi berada pada tingkat yang sangat minimum. 4. Gaya Kepemimpinan Demokratif atau Partisipatif Gaya Kepempimpinan ini merupakan gabungan antara otoriter dan demokratis, yaitu pemimpin yang menyampaikan hasil analisis masalah dan kemudian mengusulkan tindakan tersebut pada bawahannya. Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Wewenang pimpinan tidak mutlak 2. Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan 3. Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan 4. Komunikasi berlangsung timbal balik 5. Pengawasan dilakukan secara wajar 6. Prakarsa datang dari bawahan 7. Banyak kesempatan dari bawahan untuk menyampaikan saran dan pertimbangan 8. Tugas-tugas dari bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan daripada instruktif 9. Pujian dan kritik seimbang 10. Pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam batas masing-masing 11. Pimpinan kesetiaan bawahan secara wajar 12. Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak 13. Tercipta suasana saling percaya saling hormat menghormati, dan saling menghargai 14. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. 15. Kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok. 16. Kepemimpinan ini menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. 17. Bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing. 18. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat 5. Gaya Kepemimpinan Transaksional Gaya kepemimpinan ini bekerja pada prinsip bahwa ketika bawahan menandatangani kontrak untuk berpartisipasdalam proyek tertentu, mereka mengikuti semua keputusan pemimpin mereka sebagai otoritas tertinggi. 6. Gaya Kepemimpinan Transformatif Kepemimpinan transformasional berorientasi kepada proses membangun komitmen menuju sasaran organisasi dan memberikan kepercayaan kepada para pengikut untuk mencapai sasaran – sasaran tertentu. Didalam gaya kepemimpianan transformatif terdapat beberapa hal, yaitu:
a) Kepemimpinan yang memberi transformasi.
b) Orientasi kepemimpinan transaksional. c) Dimensi kepemimpinan transformasional. Menurut Bernard Bass (NN, 2009), dalam rangka memotivasi pegawai, bagi pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan transformasional, terdapat tiga cara sebagai berikut:
1. Mendorong karyawan untuk lebih menyadari arti
penting hasil usaha. 2. Mendorong karyawan untuk mendahulukan kepentingan kelompok. 3. Meningkatkan kebutuhan karyawan yang lebih tinggi seperti harga diri dan aktualisasi diri. Seorang pemimpin transformasional, harus mampu melakukan beberapa hal sebagai berikut:
1. Memahami visi dan misi organisasi;
2. Memahami lingkungan organisasi melalui analisis lingkungan strategis (SWOT); 3. Merumuskan rencana strategis organisasi; 4. Menginternalisasikan visi, misi, kondisi lingkungan strategis, dan rencana startegis pada seluruh anggota organisasi; 5. Mengendalikan rencana strategis melalui manajemen pengawasan yang tepat; 6. Memahami kebutuhan para pegawai; 7. Memahami kapasitas para pegawai; 8. Mendistribusikan pekerjaan sesuai dengan kapasitas pegawai; dan 9. Mengapresiasi hasil pekerjaan pegawai. 7. Gaya Kepemimpinan Visioner Pemimpin Visioner mengartikulasikan kemana kelompok berjalan, tetapi bukan bagaimana cara mencapai tujuanmembebaskan orang yang berinovasi, bereksperimen, dan menghadapi resiko yang sudah diperhitungkan. Adapun ciri – ciri pemimpin Visioner,yaitu menggunakan inspirasi bersama dengan tritunggal EI, yaitu kepercayaan diri, kesadaran diri, dan empati, pemimpin fisioner akan mengartikulasikan suatu tujuan yang baginya merupakan tujuan sejati dan selaras dengan nilai bersama orang – orang yang dipimpinnya. 8. Gaya Kepemimpinan Paternalistik Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masyarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggiota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan. Ciri –ciri pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan Paternalistik ialah: 1. Bersikap mempunyai wawasan yang luas. 2. Menutup kesempatan pada bawahan untuk berkreasi dan berfantasi. 3. Bersifat terlalu melindungi. 4. Menganggap bahwa bawahan tidak dewasa 5. Jarang memberi kesempatan untuk memberikan keputusan 9. Gaya Kepemimpinan Kharismatik Kepemimpinan kharismatik (charismatic leadership). Kharisma diartikan “keadaan atau bakat yang dihubungkan dengan kemampuan yang luar biasa dalam hal kepemimpinan seseorang untuk membangkitkan pemujaan dan rasa kagum dari masyarakat terhadap dirinya” atau atribut kepemimpinan yang didasarkan atas kualitas kepribadian individu. Karakteristik pemimpin yang karismatik dijelaskan oleh Purwanto sebagai berikut :
1. Mempunyai daya penarik yang sangat besar, karena itu
umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya juga besar. 2. Tidak dapat menjelaskan, mengapa mereka tertarik mengikuti dan menaati pemimpin itu. 3. Seolah-olah mempunyai kekuatan gaib. 4. Karisma yang dimiliki tidak bergantung pada umur, kekayaan, kesehatan, ataupun ketampanan si pemimpin. 10. Gaya Kepemimpinan Militeristis Gaya Kepemimpinan Militeristik ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter. Adapun sifat- sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah: Lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana.