Anda di halaman 1dari 3

5.

Sabar adalah Adab


Sungguh engkau diciptakan bukan untuk membalas orang yang menyakitimu.
Kewajibanmu hanyalah bersabar, karena sabar merupakan adabmu kepada
Allah SWT. Al Habib Ali Al Jufri

Kata-kata bijak dan mutiara kehidupan berikutnya terkait hubungan antar sesama manusia
ialah seperti yang tertera pada kutipan di atas. Ungkapan itu mengandung himbauan agar
Anda tidak membalas dendam terhadap seseorang yang pernah menyakiti.

Daripada memikirkan soal balas dendam, lebih baik bersabar. Dengan bersabar, selain
Anda akan mendapatkan pahala, barangkali Tuhan sendiri yang akan turun tangan
membuat orang yang menyakiti Anda sadar dan bertobat.

Kata-Kata Bijak Mutiara tentang Kehidupan


Percintaan
1. Sayap Burung
Laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung. Jika
dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang
setinggi-tingginya. Jika patah satu dari dua sayap itu, maka tak dapatlah
terbang burung itu sama sekali. Soekarno

Untuk kehidupan percintaan, kata-kata mutiara yang bijak dari mantan presiden RI pertama
Soekarno di atas barangkali dapat Anda jadikan patokan. Jika Anda tengah menjalin
asmara dengan seseorang, cobalah renungkan ungkapan tersebut.

Bahwasanya, Anda dan pasangan tak ubahnya sayap dari seekor burung yang mestinya
dapat saling menyeimbangkan. Untuk itu, pertahankanlah agar tidak ada salah satu sayap
yang terluka, apalagi patah.

2. Tentang Mencintai
Menikah itu nasib, mencintai itu takdir. Kamu bisa berencana menikahi siapa,
tapi tak dapat kau rencanakan cintamu untuk siapa. Sujiwo Tejo

Sujiwo Tejo juga banyak menuliskan kata-kata indah terkait realita kehidupan percintaan.
Salah satunya ialah kutipan seputar takdir cinta seperti yang tertera pada kutipan di atas.

Menurut ungkapan itu, saling mencintai tidak selamanya akan membawa sepasang kekasih
menuju kebahagiaan. Seseorang bisa saja mencintai, tetapi belum tentu akan bersatu
dengan sosok yang dicintainya.

3. Mengumbar Cinta
Sejatinya, rasa suka tidak perlu diumbar, ditulis, apalagi kau pamer-
pamerkan. Semakin sering kau mengatakannya, jangan-jangan dia semakin
hambar. Jangan-jangan kita mengatakannya hanya untuk menyugesti,
bertanya pada diri sendiri, apa memang sesuka itu. Tere Liye; Kau, Aku, dan
Sepucuk Angpau Merah

Penulis novel Tere Liye menyelipkan kata-kata mutiara yang indah dan bijak di atas dalam
karyanya yang berjudul Kau, Aku, dan Sepucuk Angpao Merah. Dari kalimat itu, terlihat
bagaimana Tere Liye menggambarkan para pecinta yang tengah dimabuk asmara.
Sering kali, para pecinta tak segan mengumbar kata-kata cinta dan kemesraan di jejaring
sosial untuk disaksikan publik. Sedangkan menurut Tere Liye, akan lebih indah jika
perasaan yang menggebu-gebu menjadi rahasia dan tersembunyi dari khalayak.

Anda mungkin juga menyukai