Anda di halaman 1dari 7

1.

Cici Intania Dewi


(18110028)
TEKNOLOGI
DIGITAL
2. Fierda Febrianti S
(17110028)
3. Sulton (17110040)

&
SISTEM
INFORMASI
PEMASARAN
Kebijakan fiskal berfokus kepada anggaran belanja negara dan pajak.
Kebijakan ini berhubungan erat dengan makroekonomi karena
pemerintah memiliki peluang untuk meningkatkan permintaan agregat
melalui kebijakan ekonomi fiskal. Perubahan dapat dikelompokkan
menjadi 2 : a. meningkatkan permintaan agregat secara tidak
langsung dengan menurunkan pajak sehingga konsumen memiliki
penghasilan setelah pajak yang lebih besar untuk dibelanjakan
barang dan jasa lain, dan b. meningkatkan permintaan agregat
dengan berbelanja barang dan jasa. Perubahan pertama
melibatkan pengurangan pendapatan pemerintah, sedangkan
perubahan kedua melibatkan peningkatan pengeluaran negara.
Defisit anggaran negara adalah pendapatan dikurangi pengeluaran,
sehingga kedua bentuk kebijakan fiskal dapat meningkatkan
defisit anggaran negara.
Next …
Defisit anggaran negara dapat berakibat sejumlah permasalahan ekonomi
seperti inflasi, sehingga inisiatif untuk melaksanakan kebijakan fiskal
terbatasi dengan pertimbangan tersebut. Jika ekonomi bermasalah, salah satu
keputusan pembuat kebijakan adalah untuk meningkatkan pengeluaran
negara. Jika pengangguran meningkat dan banyak barang produksi yang tak
terjual, pemerintah dapat membeli produk tersebut menggunakan
anggarannya, dan efeknya adalah peningkatan permintaan yang akan
direspon oleh bisnis dengan penyerapan tenaga kerja, dan akhirnya
mengurangi tingkat pengangguran. Hal ini dilakukan untuk memenuhi
permintaan yang ditimbulkan pemerintah melalui pengeluarannya, dengan
peningkatan output. Stimulus ini diharapkan akan memulai permintaan-
permintaan yang baru. Jika individu-individu yang awalnya menganggur
menjadi tenaga kerja dan menerima pemasukan lagi, mereka akan
menggunakan pemasukannya untuk berbelanja barang dan jasa. Permintaan
otomatis akan meningkat lagi. Melalui rangsangan ini, perbaikan ekonomi
diharapkan akan terjadi dengan sendirinya sehingga pemerintah tidak perlu
melakukan pengeluaran lagi
Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah manipulasi suplai uang dan
tingkat suku bunga untuk menstabilkan atau
menstimulasi ekonomi. Dalam ekonomi modern,
kebijakan moneter adalah mekanisme yang ampuh untuk
menangani resesi dan mengurangi pengangguran melebihi
kebijakan fiskal. Kebijakan moneter dijalankan dengan
mengganti suplai uang terlebih dahulu, untuk
memanipulasi tingkat suku bunga. Karena tingkat suku
bunga mempengaruhi hampir seluruh permintaan barang
dan jasa serta investasi, efeknya akan besar dan pervasif
dalam menstimulasi ataupun menurunkan aktivitas
perekonomian. Permintaan akan suplai uang bergantung
dengan tingkat suku bunga. Konsep utama kebijakan moneter adalah
bahwa tingkat suku bunga yang lebih rendah akan menyebabkan konsumsi dan
investasi yang lebih tinggi, sehingga meningkatkan tingkat permintaan agregat.
Next ...
Tingkat suku bunga yang lebih rendah akan menstimulasi
tingkat konsumsi dengan cara membuat pinjaman dari
bank untuk membayar tempat tinggal dan kendaraan
semakin menarik. Selain itu, tingkat suku bunga yang
rendah membuat tingkat investasi bisnis lebih tinggi
karena investasi potensial yang akan menghasilkan profit
di masa mendatang akan semakin bertambah. Contohnya,
jika tingkat suku bunga mencapai 10 persen, maka investor
hanya akan meminjam uang untuk berinvestasi di proyek
dengan tingkat ROI melebihi 10 persen. Tetapi, jika tingkat
suku bunga hanya 5 persen, investor dapat berinvestasi ke
semua proye yang tingkat ROI-nya melebihi 5 persen,
sehingga lebih banyak proyek yang akan berjalan.
Fungsi Kebijakan Fiskal
Fungsi kebijakan fiskal diatur dalam Undang-Undang No. 17 tahun 2003 pasal 3 ayat 4
tentang Keuangan Negara, yaitu fungsi otoritas, perencanaan, pengawasan, alokasi,
stabilisasi, dan distribusi.
Fungsi otoritas adalah ketika anggaran negara menjadi pedoman untuk mencari
pendapatan dan belanja untuk tahun yang bersangkutan.
Fungsi perencanaan merujuk ketika anggaran negara menjadi dasar bagi manajemen
dalam merencanakan anggaran tahun yang bersangkutan.
Fungsi pengawasan adalah ketika anggaran negara menjadi pedoman untuk menilai
apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan negara sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
Fungsi alokasi, yaitu ketika anggaran negara dialokasikan untuk tujuan mengurangi
tingkat pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta menambah efisiensi dan
efektivitas perekonomian negara.
Fungsi stabilisasi, yaitu ketika anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan
mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.
Fungsi distribusi, yaitu ketika kebijakan negara membuat kebijakan anggaran dengan
adil dan rasa kepatutan.

Anda mungkin juga menyukai