Anda di halaman 1dari 20

BERAT BAYI LAHIR RENDAH

NAMA KELOMPOK

 Rizal Olief Syafrudin (010117A089)


 Rania Taufika Rahma (010117A079)
 Siti Imronah (010117A101)
 Vera Brilliant Savira (010117A111)
Pengertian BBLR

Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah berat bayi saat lahir kurang dari 2500 gram yang
merupakan hasil dari kelahiran prematur (sebelum 37 minggu usia kehamilan). Bayi dengan
berat badan lahir rendah sangat erat kaitannya dengan mortalitas dan morbiditas, sehingga
akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan kognitif serta penyakit kronis di kemudian
hari (WHO, 2004)
Klasifikasi BBLR

Pengelompokan BBLR menurut ukuran (Wong, 2008) :


 Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan bayi yang berat badannya kurang dari 2500 gram, tanpa
memperhatikan usia gestasi.
 Bayi berat badan lahir ekstrem rendah (BBLER) merupakan bayi yang berat badannya kurang dari 1000 gram.
 Bayi berat badan lahir sangat rendah (BBLRR) merupakan bayi yang berat badannya kurang dari 1500 gram.
 Bayi berat badan lahir moderat (BBLM) merupakan bayi yang berat badannya 1501 sampai 2500 gram.
 Bayi berat badan sesuai usia gestasinya merupakan bayi yang berat badannya antara persentil ke-10 sampai ke-90
pada kurva pertumbuhan intrauterin.
 Berat badan kecil untuk usianya atau kecil untuk usia gestasinya merupakan bayi yang laju pertumbuhan
intrauterinnya lambat dan yang berat badan lahirnya kurang dari persentil ke-10 pada kurva pertumbuhan intrauterin.
 Retardasi pertumbuhan intrauterin (IUGR) ditemukan pada bayi yang pertumbuhan intrauterinnya mengalami
retardasi (terkadang digunakan istilah pengganti yang lebih deskritif untuk bayi kecil untuk usia gestasinya).
 Bayi besar untuk usia gestasinya merupakan bayi yang berat badan lahirnya diatas persentil ke-90 pada kurva
pertumbuhan intrauterin.
Faktor Penyebab

Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah (Proverawati dan Ismawati, 2010).
1. Faktor ibu
a. Penyakit
 Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan antepartum, infeksi kandung kemih.
 Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual, hipertensi, HIV/AIDS, penyakit jantung.
 Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol.

b. Ibu
 Angka kejadian prematitas tertinggi adalah kehamilan pada usia < 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
 Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun).
 Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.
c. Keadaan sosial ekonomi
 Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah.
 Aktivitas fisik yang berlebihan.

d. Budaya
 Tidak diperbolehkan memakan makanan yang masih panas
 Memaka nbuah yang dempet
2. Faktor Janin
 Faktor janin meliputi: kelainan kromosom, infeksi janin kronik (inklusi sitomegali, rubella
bawaan), gawat janin, dan kehamilan kembar.

3. Faktor Plasenta
 Faktor plasenta disebabkan oleh: hidramnion, plasenta previa, solutio plasenta, sindrom
tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban pecah dini.

4. Faktor Lingkungan
 Lingkungan yang berpengaruh antara lain: tempat tinggal di dataran tinggi, terkena radiasi,
serta terpapar zat beracun.
Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis yang dapat ditemukan dengan bayi berat lahir rendah (Mitayani, 2009):
 Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm, lingkar dada kurang dari 30
cm, dan lingkar kepala kurang dari 33cm.
 Masa gestasi kurang dari 37 minggu.
 Kulit tipis, transparan, lanugo banyak, dan lemak subkutan amat sedikit.
 Osofikasi tengkorak sedikit serta ubun-ubun dan sutura lebar.
 Genitalia imatur, labia minora belum tertutup dengan labia miyora.
 Pergerakan kurang dan lemah, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan sering mendapatkan
serangan apnea.
 Lebih banyak tidur dari pada bangun, reflek menghisap dan menelan belum sempurna.
Patofisiologi
Masalah utama Berat Bayi Lahir Rendah :
 Hipotermia
Sewaktu kulit bayi menjadi dingin saraf afferent menyampaikan pada sentral pengatur panas di
hipotalamus saraf yang dari hipotalamus sewaktu mencapai brownfat memacu pelepasan
noadrenalin local sehingga trigliserida dioksidasi menjadi gliserol dan asam lemak. Blood
gliserol level meningkat tetapi asam lemak secara local dikonsumsi untuk menghasilkan panas
daerah brownfat menjadi panas kemudian didistribusikan ke beberapa bagian tubuh melalui
aliran darah.
Dampak BBLR

Masalah pada BBLR yang sering terjadi adalah gangguan pada sistem pernafasan, susunan saraf pusat,
kardiovaskular, hematologi, gastrointerstinal, ginjal, termoregulasi (Maryunani, dkk, 2009)
 Sistem Pernafasan
 Sistem Neurologi (Susunan Saraf Pusat)
 Sistem Kardiovaskuler
 Sistem Gastrointestinal
 Sistem Termoregulasi
 Sistem Hematologi
 Sistem Imunologi
 Sistem Perkemihan
 Sistem Pengelihatan
 Sistem Integument
Pemeriksaan Diagnostik

 Pemeriksaan diagnostik Pemeriksaan diagnostik pada bayi BBLR (Mitayani, 2009) :


 Jumlah darah lengkap: penurunan pada Hb (normal: 12- 24gr/dL), Ht (normal: 33 -38% ) mungkin dibutuhkan.
 Dektrosik: menyatakan hipoglikemi (normal: 40 mg/dL).
 Analisis Gas Darah (AGD): menentukan derajat keparahan distres pernafasan bila ada. Rentang nilai normal:
 pH : 7,35-7,45
 TCO2 : 23-27 mmol/L
 PCO2 : 35-45 mmHg
 PO2 : 80-100 mmHg
 Saturasi O2 : 95 % atau lebih
 Elektrolit serum: mengkaji adanya hipokalsemia.
 Bilirubin: mungkin meningkat pada polisitemia.
 Bilirubin normal:

bilirubin indirek 0,3 – 1,1 mg/dl.

bilirubin direk 0,1 – 0,4 mg/dl.

 Urinalisis: mengkaji homeostatis.


 Jumlah trombosit (normal: 200000 - 475000 mikroliter): Trombositopenia mungkin menyertai sepsis.
 EKG, EEG, USG, angiografi: defek kongenital atau komplikasi
Pentalaksanaan

Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada bayi BBLR yaitu dengan menerapkan beberapa metode
Developemntal care yaitu :
 Pemberian posisi
 Minimal handling
 Perawatan Metode Kanguru (Kangaroo Mother Care)
Kandungan ASI
LAKTOSA
 Adalah jenis karbohidrat utama yang terkandung dalam ASI dan berperan penting dalam memberikan energi
bagi si Kecil. Komposisi laktosa = kurang 7gr/100ml.
LEMAK
 Adalah zat gizi terbesar kedua pada ASI merupakan sumber energi utama bagi bayi yang berperan dalam
pengaturan suhu tubuh bayi. Karena mengandung komponen lemak esensial. Komposisi lemak -3,7
-8gr/100ml
OLIGOSAKARIDA
 Merupakan salah satu jenis karbohidrat dan merupakan zat gizi terbesar ketiga dalam ASI. Zat ini terbukti
mampu meningkatkan jumlah bakteri sehat secara alami hidup dalam sistem pencernaan bayi. Kompsisi
oligosakarida -10-12gr/ltr
PROTEIN
 ASI juga mengandung komponen dasar yaitu asam amino yang berfungsi sebagai pembentuk struktur otak.
Komposisi protein -1,2-1,3gr/100ml
ASUHAN KEPERAWATAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR)

Konsep asuhan keperawatan pada BBLR

1. Pengkajian umum
 Timbang bayi tiap hari, atau lebih bila ada permintaan dengan menggunakan timbangan elektronik.
 Ukur panjang badan, dan lingkar kepala secara berkala.
 Jelaskan bentuk dan ukuran tubuh secara umum, postur saat istirahat, kemudian bernafas, dan adanya lokasi edema.
 Observasi adanya deformitas yang tampak.
 Observasi setiap tanda kegawatan, warna yang buruk, hipotonia, tidak responsive, dan apnea.
2. Pengkajian respirasi

 Observasi bentuk dada (barrel, konkaf), simetri, adanya insisi, slang dada, atau devisiasi lainnya.
 Observasi adanya penggunaan otot penapasan tambahan cuping hidung atau retraksi substernal, interkostal atau subklavikular.
 Tentukan frekuensi pernapasan dan keteraturannya.
 Lakukan auskultasi dan jelaskan suara napas (stridor, krepitasi, mengi, suara basah berkurang, daerah tanpa suara, grunting),
berkurangnya masukan udara, dan kesamaan suara napas.
 Tentukan apakah diperlukan pengisapan.
3. Pengkajian kardiovaskuler

 Tentukan denyut jantung dan iramanya.


 Jelaskan bunyi jantung, termasuk adanya bising.
 Tentukan titik intensitas maksimal (point of maximum intensity/
PMI), titik ketika bunyi denyut jantung paling keras terdengar dan teraba (perubahan PMI menunjukkan adanya pergeseran
imediastinum).
 Jelaskan warna bayi ( bisa karena gangguan jantung, respirasi atau hematopoetik), sianosis pucat, plethora, jaundis, dan
bercakbercak.
 Kaji warna dasar kuku, membran mukosa, dan bibir.
 Tentukan tekanan darah, dan tunjukkan ekstermitas yang dipakai.
4. Pengkajian gastrointestinal

 Tentukan adanya distensi abdomen, adanya edema dinding abdomen, tampak pelistaltik, tampak gulungan usus, dan status
umbilicus.
 Tentukan adanya tanda regurgitasi dan waktu yang berkaitan dengan pemberian makanan, karakter dan jumlah residu jika
makanan keluar, jika terpasang selang nasogasrtik, jelaskan tipe penghisap, dan haluaran (warna, konsistensi, pH).
 Palpasi batas hati (3 cm dibawah batas kosta kanan).
 Jelaskan jumlah, warna, dan konsistensi feses, periksa adanya darah.
 Jelaskan bising usus.
5. Pengkajian genitourinaria

 Jelaskan setiap abnormalitas genitalia.


 Jelaskan jumlah (dibandingkan dengan berat badan), warna pH, temuan lab-stick, dan berat jenis kemih (untuk
menyaring kecukupan hidrasi).
 Periksa berat badan (pengukuran yang paling akurat dalam mengkaji hidrasi).

6. Pengkajian neurologis-muskuloskeletal

 Jelaskan gerakan bayi, kejang, kedutan, tingkat aktivitas terhadap rangsang, dan evaluasi sesuai masa
gestasinya.
 Jelaskan posisi bayi atau perilakunya (fleksi, ekstensi).
 Jelaskan refleks yang ada ( moro, rooting, sucking, plantar, tonick
neck, palmar).
 Tentukan tingkat respons dan kenyamanan.
7. Suhu tubuh
 Tentukan suhu kulit dan aksilar.
 Tentukan hubungan dengan suhu sekitar lingkungan.

8. Pengkajian kulit
 Terangkan adanya perubahan warna, daerah yang memerah, tanda iritasi, melepuh, abrasi, atau daerah terkelupas,
terutama dimana peralatan pemantau infus atau alat lain bersentuhan dengan kulit. Periksa juga dan catat preparat
kulit yang dipakai (missal plester, povidone-jodine).
 Tentukan tekstur dan turgor kulit kering, lembut, bersisik, terkelupas dan lain-lain.
 Terangkan adanya ruam, lesi atau tanda kulit.
Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan yang bisa ditegakkan oleh seorang perawat pada bayi dengan BBLR :
 Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keletihan otot pernafasan
 Hipotermia berhubungan dengan perningkatan area permukaan tubuh terhadap rasio berat badan
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor biologis
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai