Anda di halaman 1dari 35

Tahapan Tumbuh

Kembang: Anak
Usia Sekolah
Disusun oleh (FG 3):
Adhisty Dwi Ramadhanti - 2006598553
Alvina Patricia S. - 2006598295
Juwita Nur Fadhila - 2006598042
Putri Alifah Hendrawan - 2006536290
Praktikum Komunikasi Keperawatan E, FIK UI
Daftar Isi
01 02
Definisi Do’s & Don’ts
Definisi dan tahapan Hal yang boleh dan tidak
perkembangan anak usia boleh dilakukan ketika
sekolah komunikasi dengan anak

03
Hambatan 04
Teknik dan Sikap
Hal-hal yang dapat
menghambat komunikasi yang sering digunakan
terapeutik dengan anak
2
0 Definisi
Definisi dan tahapan

1
perkembangan anak
usia sekolah

3
Rentang Usia Anak Usia
Sekolah
Anak usia sekolah
merupakan anak yang
berusia pada rentang 6-
12 tahun (Rodgers
dalam Hockenberry et
al, 2015)

Sumber gambar:
https://raisingchildren.net.au/school-age/connecting-co
mmunicating

Hockenberry, M.J & Wilson, David. (2015) Wong’s Nursing Care Of Infant and Children, Elsevier : St Louis
Tahapan Perkembangan

Fisik Mental

Hubungan
Bermain
Sosial

5
Hockenberry, M.J & Wilson, David. (2015) Wong’s Nursing Care Of Infant and Children, Elsevier : St Louis
Perkembangan
Fisik
6
Perkembangan FIsik
- Tinggi bertambah rerata 5 cm dan berat 30-60 cm
- Penampilan:
- Kaki lebih jenjang, badan lebih kurus, proporsi tubuh bervariasi dan pusat gravitasi turun
- Lingkaran kepala dan lingkaran pinggang akan mengecil
- Pada rentang usia ini, gigi primer akan mudah rontok
- Sistem gastrointestinal menjadi lebih siap sehingga sedikit kasus pada gangguan perut
- Kadar gula darah dapat diatur dengan baik
- Kapasitas lambung meningkat
- Kalori yang dibutuhkan menjadi lebih sedikit
- Angka kecepatan pernapasan dan jantung akan berkurang secara stabil
- tekanan darah meningkat
- Sistem imun menjadi lebih mampu dalam melokalisasi infeksi dan menghasilkan respons antibodi-
antigen
- Tulang akan berosifikasi namun mineralisasi belum mencapai akhir sehingga tulang masih riskan
untuk cedera
Hockenberry, M.J & Wilson, David. (2015) Wong’s Nursing Care Of Infant and Children, Elsevier : St Louis
Perkembangan
Mental
8
Perkembangan Psikososial
Anak usia sekolah sedang berada dalam fase ingin dapat membangun
kemampuannya serta berpartisipasi dalam aktivitas yang dapat ia selesaikan
sendiri

Anak akan merasa gembira apabila dapat mengeksplorasi pengalamannya


secara mandiri dan juga mengontrol hubungannya dengan teman sebaya

Butuh lingkungan yang mendukung terhadap segala proses yang dilakukan


anak agar anak tidak merasa kegagalan sebagai sesuatu yang buruk
(inferioritas) dan anak jadi tidak ingin mengeksplor hal baru.

Usia sekolah adalah fase di mana anak akan mempelajari tentang nilai dari
perlakuan terhadap sesuatu serta manfaat dari pembagian kerja dengan orang
lain untuk mencapai suatu tujuan

Anak harus dapat memahami arti dari sebuah proses agar di masa mendatang
karakter anak tersebut dapat terbentuk dengan baik
Hockenberry, M.J & Wilson, David. (2015) Wong’s Nursing Care Of Infant and Children, Elsevier : St Louis
Perkembangan Watak
3 kategori watak umum anak usia sekolah:
1. Mudah (easy):
- mudah beradaptasi dengan situasi baru
- Menyelesaikan semua tugas sekolah dengan baik dan tidak stres
1. Lambat (slow to warm up)
- Susah nyaman di suasana baru
- Butuh waktu untuk beradaptasi terhadap ekspektasi dan
lingkungan baru
- Respons penolakan: menangis, sikap menolak, dan komplain
1. Mudah terdistraksi (difficult or easily distracted)
- Harus mengetahui batas waktu untuk melakukan suatu hal agar
tidak menimbulkan reaksi yang tidak diinginkan

Hockenberry, M.J & Wilson, David. (2015) Wong’s Nursing Care Of Infant and Children, Elsevier : St Louis
Perkembangan Kognitif
Concrete operations (Piaget dalam Hockenberry et al, 2015): kemampuan
anak untuk memproses semua kejadian dan aktivitas dengan pikirannya

Anak usia sekolah sudah mampu:


- untuk mengekspresikan dirinya secara simbolis dan verbal
- menggunakan logikanya untuk menyusun sesuatu dan juga membuat
keputusan sesuai konsep yang ia miliki
- menyusun objek sesuai dengan kriteria tertentu, seperti berat, warna,
dan ukuran → memahami konsep relasi
- memanipulasi angka untuk pertambahan, pengurangan, pembagian,
dan perkalian
- Membuat kesimpulan dari sebuah percakapan

Hockenberry, M.J & Wilson, David. (2015) Wong’s Nursing Care Of Infant and Children, Elsevier : St Louis
Perkembangan Moral

Anak usia sekolah muda (6-7 tahun) akan menilai segala sesuatu berdasarkan
apa yang diajarkan kepadanya (baik & buruknya sesuatu)
Mereka melabeli buruk sebagai sesuatu yang akan mendapatkan hukuman dan
baik sebagai sesuatu yang akan mendapatkan hadiah

Anak usia sekolah (> 7 tahun) akan mulai melihat baik & buruknya sesuatu
dari niatnya. Mereka akan dapat mengerti untuk memperlakukan orang lain
dengan baik sesuai mereka ingin diperlakukan

Hockenberry, M.J & Wilson, David. (2015) Wong’s Nursing Care Of Infant and Children, Elsevier : St Louis
Perkembangan Spiritual

- Memiliki keingintahuan lebih tentang Tuhan dan


kepercayaannya
- Ingin dihukum sesuai dengan perilaku buruk yang
dilakukannya (fits the crime)
- Terkadang melihat penyakit sebagai hukuman atas perilaku
buruknya
- Kepercayaan anak usia sekolah sangat dipengaruhi oleh
keluarga dan orang tua
- Ritual keagamaan atau ibadah bisa menjadi sesuatu yang
membuat anak nyaman di situasi yang mengancam apabila itu
sudah menjadi kebiasaan.

Hockenberry, M.J & Wilson, David. (2015) Wong’s Nursing Care Of Infant and Children, Elsevier : St Louis
Perkembangan
Konsep Diri

Citra Tubuh Kepercayaan Diri


Evaluasi atas kepercayaan diri dapat datang
Memahami fungsi tubuhnya dari teman, guru, orang tua
Belum dapat menetapkan konsep diri yang
Mengetahui kekurangan dalam tubuhnya
baik
Membandingkan tubuhnya dengan orang Hewan peliharaan dapat meningkatkan
lain kepekaan diri
Butuh validasi bahwa setiap individu
itu unik Lebih positif → lebih sukses

14
Hockenberry, M.J & Wilson, David. (2015) Wong’s Nursing Care Of Infant and Children, Elsevier : St Louis
Perkembangan
Bermain
15
Perkembangan Dalam Bermain
- Bermain akan meningkatkan kemampuan fisik, kemampuan intelektual, fantasi, dan juga kerja sama
dalam grup.
- Bermain dibagi menjadi 2
1. Permainan buatan sendiri yang ditemani teman atau orang tua → peraturan lebih sedikit
2. Permainan dalam kelompok → menjalankan visi kelompok, adanya pembagian tugas.
- Resiko: diasingkan dari kelompok, ejekan, kambing hitam (jika ada kekalahan/sikap tidak terima
dari teman sekelompok)
- Manfaat : jiwa berkompetisi (memiliki semangat berjuang), tidak mudah kecewa, perkembangan
hubungan sosial, intelektual, dan juga kemampuan untuk bekerja keras

Hockenberry, M.J & Wilson, David. (2015) Wong’s Nursing Care Of Infant and Children, Elsevier : St Louis
Perkembangan Dalam Bermain
(lanj.)
- Anak usia sekolah gemar mengoleksi barang untuk ditata/diorganisasikan,
mudah terpukau pada permainan (kartu, komputer, video game), suka
mendengarkan cerita, menyukai aktivitas kreatif (menggambar, mewarnai,
musik) dan aktivitas fisik (berenang, menari).

- Anak usia sekolah juga berpotensi memiliki role model karena perasaan
kagumnya, bisa dengan teman, orang lebih tua, atlet, atau siapapun. Namun,
jangan sampai anak salah memilih role model

- Bermain akan membuat anak kuat dan mampu untuk mengontrol dirinya,
lingkungannya, serta orang lain.

- Kemampuan fisik dalam bermain akan melatih anak untuk mengembangkan


kompetensi personalnya.

Hockenberry, M.J & Wilson, David. (2015) Wong’s Nursing Care Of Infant and Children, Elsevier : St Louis
Perkembangan
Hubungan Sosial
18
Perkembangan Hubungan Sosial
- Membentuk sebuah kelompok
- Berpartisipasi aktif di dalam kelompok
- Di dalam kelompok, anak usia sekolah akan berbagi hobi, gaya baju
yang sama, kode rahasia, dan kata-kata rahasia yang hanya anggota
kelompok saja yang tau
- Nilai-nilai dalam kelompok dapat membentuk karakteristik anak usia
sekolah
- Orang tua menjadi sumber primer untuk membentuk perilaku anak usia
sekolah
- Anak usia sekolah utuh peran dari orang dewasa untuk membantu
mereka dalam menyelesaikan masalah dalam dunianya.

Hockenberry, M.J & Wilson, David. (2015) Wong’s Nursing Care Of Infant and Children, Elsevier : St Louis
Dos &
Don’ts
Hal yang boleh dan tidak boleh
dilakukan ketika
berkomunikasi dengan anak
02
20
Do’s

01 02 03 04
Memberi informasi
atas apa yang Mengajak anak
Menggunakan Bersalaman untuk
terjadi pada melakukan aktivitas
bahasa yang mudah menghilangkan
diri anak/ sesuatu yang disukai untuk
dicerna dan jelas Kecemasan atas
yang ingin menggali pikiran
orang asing
diketahuinya dan perasaannya

21
Hockenberry, M.J & Wilson, David. (2015) Wong’s Nursing Care Of Infant and Children, Elsevier : St Louis
Do’s

05 06

Menggunakan Meminta
intonasi bicara yang persetujuan
akan menimbulkan sebelum
kenyamanan menyentuh

22
Hockenberry, M.J & Wilson, David. (2015) Wong’s Nursing Care Of Infant and Children, Elsevier : St Louis
Don’ts

01 02 03 04

Menggunakan nada
Mengancam atau
suara yang tinggi Mendesak anak Konfrontasi
menyakiti
dan intonasi yang menjawab cepat langsung
anak
cepat

23
Hockenberry, M.J & Wilson, David. (2015) Wong’s Nursing Care Of Infant and Children, Elsevier : St Louis
Don’ts

05 06

Melakukan Bertindak tanpa


sentuhan secara persetujuan anak
paksa dan
keluarga

24
Hockenberry, M.J & Wilson, David. (2015) Wong’s Nursing Care Of Infant and Children, Elsevier : St Louis
Hambatan
03 Hal-hal yang dapat
menghambat komunikasi
dengan anak

25
Hambatan

Pengetahuan Emosi Belum Stabil Mudah Bosan


Terbatas

pertanyaan bertubi- Tipe Kepribadian


tubi Tertentu
26
Teknik dan
Sikap
yang sering digunakan
dalam komunikasi dengan
anak
04
27
Teknik Komunikasi

Story Telling
Listening
● Meminta anak bercerita ● Egosentris
● Bentuk pendekatan
(berpusat pada anak)
● Membantu masuk dalam ● Hindari intrupsi
masalah

28
Teknik Komunikasi

Bilioterapi
Restating
● Pemberian buku/majalah
● Anak mengekspresikan ● Meminta menyebutkan apa
perasaan sesuai dengan yang anak inginkan
cerita

29
Teknik Komunikasi

Informing Opening Board


● Pertanyaan terbuka →
● Jelaskan prosedur
mendorong klien berbicara
● Beri contoh yang mudah ● Meningkatkan kepercayaan
dimengerti klien pada perawat

30
Teknik Komunikasi

Focusing
Silence
● Membantu agar klien tetap
fokus pada topik perbincangan ● Menunggu klien berpikir
● Anak sering kali mengalihkan ● Tetap memperhatikan teknik
pembicaraan yang menurutnya non verbal
lebih menarik

31
Teknik Komunikasi

Humor
Suggesting
● menulis ● beri ide alternatif → klien
● menggambar
membuat pertimbangan
● bermain

32
Sikap

Fisik Psikologi
- Berhadapan - Sungguh-sungguh
- Kontak Mata - Konkret
- Sentuhan - Konfrontasi
- Condong ke arah klien - Kesegeraan (dalam memahami
- Rileks maksud klien)
- Katarsis emosional
- Bermain peran

33
Daftar Pustaka
Anjaswarni, T.(2016) .Komunikasi dalam Keperawatan.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Hockenberry, M.J & Wilson, David. (2015) Wong’s Nursing Care


Of Infant and Children, Elsevier : St Louis

Kusnof. (2014). Sikap Perawat dalam Komunikasi Terapeutik.


[online]. Diakses pada 11 April 2021 pada laman
https://id.scribd.com/doc/201107076/Sikap-Perawat-Dalam-
Komunikasi-terapeutik.

34
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai