Anda di halaman 1dari 10

Batas Legal Keperawatan

By .H.Asep MP,SST.S,Kep.Ners

Aspek Legal Keperawatan adalah Aspek aturan


Keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan
sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada
berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak dan
kewajibannya yang diatur dalam undang-undang
keperawatan.

International Council of Nurses (ICN) mengeluarkan


kerangka kerja kompetensi bagi perawat yang mencakup
tiga bidang, yaitu bidang Professional, Ethical and Legal Pasen: Bu suster boleh
Practice, bidang Care Provision and Management dan nyuntik yaa?...
bidang Professional Development Suster : boleh donk pak..ada
“Setiap profesi pada dasarnya memiliki tiga syarat utama, advis kolaborasi..pak.
yaitu kompetensi yang diperoleh melalui pelatihan yang Suster :Kita bukan di
ekstensif, komponen intelektual yang bermakna dalam indonesia pak..
melakukan tugasnya, dan memberikan pelayanan yang Pasen : emang di indonesia
ribet..ya
penting kepada masyarakat” (Budi Sampurna, Pakar
Suster : ach bapak ,!...tahu –
Hukum Kesehatan UI 2006) tahu aja.
Masalah Legal Dalam Keperawatan
 
Hukum dikeluarkan oleh badan pemerintah dan harus
dipatuhi oleh warga negara. Setiap orang yang tidak
mematuhi hukun akan terikat secara hukum untuk
menanggung denda atau hukuman penjara. Beberapa
situasi yang perlu dihindari seorang perawat :
a. Kelalaian
Seorang perawat bersalah karena kelalaian jika
mencederai pasien dengan cara tidak melakukan pekerjaan
sesuai dengan yang diharapkan ataupun tidak melakukan
tugas dengan hati-hati sehingga mengakibatkan pasien
jatuh dan cedera

b. Pencurian
Mengambil sesuatu yang bukan milik anda membuat anda
bersalah karena mencuri. Jika anda tertangkap, anda akan Saya tua-tua juga mantri
dihukum. Mengambil barang yang tidak berharga sekalipun senior
dapat dianggap sebagai pencurian Saya bukan mantri
borongan
c. Fitnah
Jika anda membuat pernyataan palsu tentang seseorang
dan merugikan orang tersebut, anda bersalah karena
melakukan fitnah. Hal ini benar jika anda menyatakan
secara verbal atau tertulis.

d.False imprisonment
Menahan tindakan seseorang tanpa otorisasi yang tepat
merupakan pelanggaran hukum atau false imprisonment.
Menggunakan restrein fisik atau bahkan mengancam akan
melakukannya agar pasien mau bekerja sama bisa juga
termasuk dalam false imprisonment. Penyokong dan
restrein harus digunakan sesuai dengan perintah dokter.

e.Penyerangan dan pemukulan Saatnya kita untuk


Penyerangan artinya dengan sengaja berusahan untuk menggunakan OTAK
menyentuh tubuh orang lain atau bahkan mengancam dan tidak terlalu
untuk melakukannya. Pemukulan berarti secara nyata mengandalkan otot pake
menyentuh orang lain tanpa ijin.Perawatan yang kita otak lho.. ,biar jadi
berikan selalu atas ijin pasien atau informed consent. Ini perAWAT PINTER.
berarti pasien harus mengetahui dan menyetujui apa yang
kita rencanakan dan kita lakukan.
f.        Pelanggaran privasi
Pasien mempunyai hak atas kerahasiaan dirinya dan
urusan pribadinya. Pelanggaran terhadap kerahasiaan
adalah pelanggaran privasi dan itu adalah tindakan yang
melawan hukum.

g.       Penganiayaan
Menganiaya pasien melanggar prinsip-prinsip etik dan
membuat anda terikat secara hukum untuk menanggung
tuntutan hukum. Standar etik meminta perawat untuk
tidak melakukan sesuatu yang membahayakan pasien.
Setiap orang dapat dianiaya, tetapi hanya orang tua dan
anak-anaklah yang paling rentan. Biasanya, pemberi
layanan atau keluargalah yang bertanggung jawab
terhadap penganiayaan ini. Mungkin sulit dimengerti
mengapa seseorang menganiaya ornag lain yang lemah
atau rapuh, tetapi hal ini terjadi. Beberapa orang merasa JULIE CANK PERAWAT
puas bisa mengendalikan orang lain. Tetapi hampir DIHUKUM KARENA BERCINTA
semua penganiayaan berawal dari perasaan frustasi dan DG PASIEN
kelelahan dan sebagai seorang perawat perlu menjaga DI RUMAH SAKIT
keamanan dan keselamatan pasiennya. CALDERSTONES DI WHALLEY,
  LANCASHIRE INGGRIS.
Malpraktik dalam Keperawatan.
Banyak kemungkinan yang dapat memicu perawat
melakukan kelalaian atau malpraktik. Perawat dan
masyarakat pada umumnya tidak dapat membedakan
antara kelalaian dan malpraktik. Walaupun secara nyata
jelas penbedaannya sebagaimana telah diuraikan
terdahulu. Malpraktik lebih spesifik dan terkait dengan
status profesional seseorang misalnya perawat, dokter atau
penasehat hukum.
Menurut Vestal, K.W. (1995) mengatakan bahwa untuk
mengatakan secara pasti malpraktik ,apabila penggugat
dapat menunjukkan dibawah ini :

1. Duty – Pada saat terjadinya cedera, terkait dengan


Bagaimana supaya PPNI
kewajibanya yaitu kewajiban untuk mempergunakan segala dihargai kaya mereka yah?
ilmu dan kepandaiannya untuk menyembuhkan atau
setidak-tidaknya meringankan beban penderitaan
pasiennya berdasarkan stadar profesi. Hubungan perawat-
klien menunjukkan bahwa melakukan kewajiban
berdasarkan standar keperawatan.
2.Breach of the duty--- pelanggaran terjadi
sehubungan dengan kewajibannya artinya
menyimpang dari apa yang seharusnya dilakukan G
menurut standar profesinya.Pelanggaran yang terjadi
terhadap pasien (misalnya kegagalan dalam
memenuhi standar keperawatan yang ditetapkan
sebagai kebijakan rumah sakit.

3. Injury – Seseorang mengalami injury atau


kerusakan (damage) yang dapat dituntut secara
hukum (misalnya pasien mengalami cedera sebagai
akibat pelanggaran. Keluhan nyeri, atau adanya
penderitaan atau stress emosi dapat
dipertimbangkan sebagai akibat cedera hanya jika
terkait dengan cedera fisik).
MAGDA GOEBBELS
4.Proximate caused—pelanggaran terhadap Perawat kejam…& sadis
kewajibannya menyebabkan/terkait dengan injury
yang dialami (misalnya cedera yang terjadi secara
langsung berhubungan dengan pelanggaran terhadap
kewajiban perawat terhadap pasien).
Jenis-jenis pelanggaran :
1. PELANGGARAN ETIKA PROFESI.
Terhadap pelanggaran ini sepenuhnya oleh
organisasi profesi ( Majelis Kode Etik
Keperawatan) sebagaimana tercamtum
pada pasal 26 dan 27 Anggaran Dasar PPNI.
Sebagaimana halnya dokter, maka perawat
pun merupakan tenaga kesehatan yang
preofesional yang menghadapi banyak
masalah moral/etik sepanjang melaksanakan
praktik profesional. Beberapa masalah etik
yang sering terjadi pada tenaga keperawatan
antara lain moral unpreparedness, moral
blindness, amoralism, dan moral fanatism.
Untuk menangani masalah etika yang terjadi PPNI KAU IBARAT PERAHU …,
pada tenaga keperawatan dilakukan KEMANA TUJUAN MU….
TERLINDUNGIKAH KAMI OLEH MU????
organisasi profesi keperawatan (PPNI)
melalui Majelis Kode Etik Keperawatan.
2. SANKSI ADMINISTRATIF. http://mitaunair-fk12.web.unair.ac.id/artikel_detail-62551-MATA%20KULIAH%20BIOETIK-Malpraktek.html
Berdasarkan Keppres No.56 tahun 1995 dibentuk Majelis Disiplin Tenaga
Kesehatan(MDTK) dalam rangka pemberian perlindungan yang
seimbang dan objetif kepada tenaga kesehatan dan masyarakat
penerima pelayanan kesehatan. MDTK bertugas meneliti dan
menentukan ada atau tidaknya kesalahan atau kelalaian dalam
menerapkan standar profesi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
dalam memberikan pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil
pemeriksaan MDTK akan dilaporkan kepada pejabat kesehatan
berwenang untuk mengambil tindakan disiplin terhadap tenaga
kesehatan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Tindakan sebagaimana yang dimaksud tidak
mengurangi ketentuan pada : pasal 54 ayat (1) dan ayat (2) UU No.23
tahun 1992 tentang Kesehatan, yaitu :(1). Terhadap tenaga kesehatan
yang melakukan kesalahan atau kelalaian dalam melaksanakan
profesinya dapat dikenakan tindakan disiplin. (2). Penentuan ada
tidaknya kesalahan atau kelalaian sebagaimana dimaksud dalam ayat
ditentukan oleh Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan
1) Fungsi Hukum dalm Praktik Perawat
§  Memberikan kerangka untuk menentukan
tindakan keperawatan mana yang sesuai
dengan hukum
§  Membedakan tanggung jawab perawat
dengan profesi lain
§  Membantu menentukan batas-batas
kewenangan tindakan keperawatan mandiri
§  Membantu mempertahankan standard
praktik keperawatan dengan meletakkan GUA KESAAALL
KAPAN ADA UU
posisi perawat memiliki akuntabilitas dibawah KEPERAWATAN !!!!
hukum.
3) Aspek legal keperawatan meliputi :
1.       Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan
keperawatan mana yang sesuai dengan hukum
2.       Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain
3.       Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan
keperawatan mandiri
4.       Membantu mempertahankan standard praktik keperawatan
dengan meletakkan posisi perawat memiliki akuntabilitas dibawah
hukum.
5.       Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa seseorang ,
perawat berwenang melakukan pelayanan kesehatan di luar
kewenangan yang ditujukan untuk penyelamatan jiwa.
6.       Perawat yang menjalankan praktik perorangan harus
mencantumkan SIPP di ruang praktiknya
7.       Perawat yang memiliki SIPP dapat melakukan asuhan dalam
Kami sebagai perawat
bentuk kunjungan rumah
tidak buta hukum …..!!
8.       Persyaratan praktik perorangan sekurang-kurangnya memenuhi
syarat:
§  Tempat praktik memenuhi syarat
§  Memiliki perlengkapan peralatan dan administrasi termasuk
formulir /buku kunjungan, catatan tindakan dan formulir rujukan

Anda mungkin juga menyukai