Anda di halaman 1dari 18

KEPERAWATAN ANAK

“Kasus Bayi Dengan Resiko


BBLR”

Kelompok 1:
Putri Ghina Hanisa 2011316001 Muhammad Rezky Alfian 2011316012
Arsil Rasyid Amanda 2011316002 Zakiatu Annisa 2011316013
Nadya Putri 2011316003 Melly Rezqia Helmi 2011316014
Chyntia Fulmi Yolanda 2011316004 Hayatun Nabila Putrima 2011316015
Aulia Faizah Lihayati 2011316005 Rindang Valya Shaqquilla 2011316016
Putri Nabila 2011316006 Febry Trismayola 2011316018
Miwi Yulianti 2011316007 Shintia Lara Delfi 2011316019
Syamila Adina 2011316008 Hasri Ramayanti 2011316020
Rahmi Zikri 2011316009 Maghvirah 2011316021
Melinda Nopiya S.U.P 2011316010

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan yang
kurang dari 2500 gram dibandingkan dengan berat
badan seharusnyauntuk masa gestasi bayi < 37
minggu. BBLR (kurang dari 2.500 gram)merupakan
salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap
kematian perinatal dan neonatal.

Dampak dari bayi lahir dengan berat badan rendah


ini adalah pertumbuhannya akan lambat,
kecenderungan memiliki penampilan intelektual
yang lebih rendah daripada bayi yang berat
lahirnya normal.
ETIOLOGI
Penyebab utama dari BBLR adalah kelahiran
premature (lahir sebelum 37 minggu
kehamilan). Bayi yang lahir premature tidak
memiliki cukup waktu dalam rahim ibu untuk
.
tumbuh dan menambah berat badan,
padahal sebagian besar dari berat badan
bayi diperoleh selama masa kehamilan

Faktor lain yang mempengaruhi BBLR menurut Stanford


Children’s Health (2016) :
• Ras. Bayi Afrika-Amerika dua kali lebih mungkin
memiliki berat lahir rendah dari pada bayi kulit putih.
• Usia. Ibu remaja (terutama yang lebih muda dari 15
tahun) memiliki resiko lebih tinggi melahirkan bayi
dengan berat lahir rendah.
• Kembar. Lebih dari setengah dari bayi kembar dan
kelipatan kelahiran lainnya memiliki berat lahir rendah.
• Kesehatan Ibu. Bayi dari ibu yang terpapar obat-obatan
terlarang,alcohol,dan rokok lebih cenderung memilki
berat lahir rendah.
Berdasarkan tipe BBLR, penyebab terjadinya bayi BBLR
dapat digolongkan :
a) BBLR tipe Kecil Masa Kehamilan (KMK), disebabkan oleh
• Ibu hamil yang kekurangan nutrisi
• Ibu memiliki hipertensi,preeklamsia, atau anemia
• Kehamilan kembar, kehamilan lewat waktu
• Malaria kronik, penyakit kronik
• Ibu hamil yang merokok
b) BBLR tipe premature, disebabkan oleh
• Berat badan ibu yang rendah, ibu yang hamil dengan umur muda,
kehamilan kembar
• Pernah melahirkan bayi premature sebelumnya
• Cervical imcompetence (mulut Rahim yang lemah hingga tak mampu m
enahan berat bayi dalam rahim)
• Perdarahan sebelum atau saat persalinan (antepartum hemorrhage)
• Ibu hamil yang sedang sakit
PATOFISIOLOGI
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia
kehamilan yang belum cukup bulan (prematur) disamping itu
juga disebabkan dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup bulan
(usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan (BB) lahirnya
lebih kecil dari masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500
gram. Masalah ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan
bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit
ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan
keadaan-keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke
bayi jadi berkurang.
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik pada bayi BBLR (Mitayani, 2010) :
a) Jumlah darah lengkap: penurunan pada Hb (normal: 12- 24gr/dL),
Ht (normal: 33 -38% )mungkin dibutuhkan.
b) Dektrosik: menyatakan hipoglikemi (normal: 40 mg/dL).
c) Analisis Gas Darah (AGD): menentukan derajat keparahan distres
pernafasan bila ada Rentang nilai normal:
1) pH : 7,35-7,45
2) TCO2 : 23-27 mmol/L
3) PCO2 : 35-45 mmHg
4) PO2 : 80-100 mmHg
5) Saturasi O2 : 95 % atau lebih
d) Elektrolit serum: mengkaji adanya hipokalsemia.
e) Bilirubin: mungkin meningkat pada polisitemia. Bilirubin normal: 1)
Bilirubin indirek 0,3 – 1,1 mg/dl. 2) Bilirubin direk 0,1 – 0,4 mg/dl.
f) Urinalisis: mengkaji homeostatis.
g) Jumlah trombosit (normal: 200000 - 475000 mikroliter): Trombosit
openia mungkin menyertai sepsis.
h) EKG, EEG, USG, angiografi: defekkongenital ataukomplikasi.
Penatalaksanaan
a) Mempertahankan Suhu Dengan Ketat
BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus
diperthankan dengan ketat. Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat d
idalam inkubator.
b) Pengaturan dan pengawasan asupan cairan
Pengaturan dan pengawasan intake nutrisi dalam hal ini adalah menentukan
pilihan susu, cara pemberian dan jadwal pemberian yang sesuai dengan
kebutuhan bayi BBLR
c) Pencegahan infeksi
Fungsi perawatan disini adalah memberi perlindungan terhadapbayi BBLR
dari bahaya infeksi. Bayi BBLR tidak boleh kontak dengan penderita infeksi
dalam bentuk apapun. Digunakan masker dan baju khusus dalam
penanganan bayi, perawat luka tali pusat, perawatan mata, hidung, kulit.
d) Penimbangan berat badan
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi atau nutrisi bayi dan erat
kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat
badan harus dilakukan dengan ketat.
KOMPLIKASI
Berikut komplikasi yang sering terjadi pada bayi denga
n berat badan lahir rendah :
a) Sindrom aspirasi mekonium
b) Penyakit membran hialin
c) Hipoglikemia simtomatik
d) Asfiksia neonatorum
e) Hiperbilirubinemia
f) Hipotermi
g) Rentan terhadap infeksi
PROGNISIS

Prognosis BBLR tergantung pada berat ringannya masalah


prenatal, misalnya umur kehamilan, asfiksia/iskemia otak,
sindroma gangguan pernafasan, gangguan metabolik dan l
ain-lain. Prognosis ini juga tergantung dari keadaan sosial
ekonomi, pendidikan orang tua dan perawatan pada saat
kehamilan, persalinan dan post natal.
Asuhan Keperawatan
1. Identitas
Tanyakan identitas klien meliputi tanggal kunjungan, alamat,
nama bayi, jenis kelamin, nama ibu, tanggal lahir/umur,
berat badan, panjang badan, suhu, Diagnosis Medis,
tanyakan apakah bayi sedang sakit?
2. Riwayat Kesehatan Antenatal
• Keadaan Ibu Selama Hamil
• Pemeriksaan kehamilan yang tidak kontinyuitas
• Riwayat Natalkomplikasi persalinan
3. Riwayat Kesehatan Postnatal
• Pengkajian awal
• Pengkajian umum
• Pengkajian respirasi
• Pengkajian kardiovaskular
• Pengkajian gastrointestinal
• Pengkajian genitourinaria
• Pengkajian neurologis-muskuloskeletal
• Sutu tubuh
• Pengkajian Kulit
Diagnosa Keperawatan

Diagnosis Keperawatan yang sering muncul menurut (SDKI, 2017) :


a) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas neurologis
b) Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan
suplai lemak subkutan
c) Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna
makanan
d) Resiko infeksi yang berhubungan dengan keridakadekuatan
pertahanan tubuh sekunder (imunologi)
Intervensi
Diagnosa SLKI SIKI
Tindakan keperawatan yang dapat
Pola nafas tidak Setelah dilakukan dilakukan : Pemantauan Respirasi
efektif berhubungan tindakan Observasi
1) Monitor frekuensi, irama,
dengan imaturitas keperawatan kedalaman, dan upaya napas
2) Monitor pola napas (seperti
neurologis, diharapkan pola bradipnea, takipnea,
hambatan upaya napas dengan hiperventilasi, Kussmaul,
Cheyne-Stokes, Biot, ataksik)
napas (Kelemahan kriteria hasil : 3) Monitor kemampuan batuk
efektif
otot pernapasan) a) Dispnea 4) Monitor adanya produksi
sputum
menurun 5) Monitor adanya sumbatan
b) Penggunaan jalan napas
6) Palpasi kesimetrisan ekspansi
otot bantu paru
7) Auskultasi bunyi napas
napas menurun 8) Monitor saturasi oksigen
c) Kedalaman 9) Monitor nilai AGD
10) Monitor hasil x-ray toraks
nafas membaik Terapeutik
11) Atur interval waktu
d) Frekuensi nafas pemantauan respirasi sesuai
kondisi pasien
membaik 12) Dokumentasikan hasil
e) Pernapasan pemantauan Edukasi
13) Jelaskan tujuan dan prosedur
cuping hidung pemantauan
14) Informasikan hasil pemantaua
menurun
Diangnosa SLKI SIKI
Termoregulasi tidak Setelah dilakukan Tindakan keperawatan yang dapat
dilakukan : Perawatan Bayi :
efektif tindakan keperawatan Obervasi
berhubungan diharapkan 1) Monitor tanda tanda vital bayi
termoregulasi neonatus (terumata suhu 36,5- 37,5 0C)
dengan Terapeutik
dengan kriteria hasil :
ketidakadekuatan 1) Mengggil menurun
2) Mandikan bayi dengan suhu
ruangan 21-24 0C
suplai lemak 2) Kejang menurun 3) Mandikan bayi dalam waktu 6-10
subkutan 3) Akrosianosis
menit dan 2 kali dalam sehari
4) Rawat tali pusat secara terbuka
menurun (tali pusat tidak dibungkus
4) Piloereksi menurun apapun)
5) Bersihkan pangkal tali pusat lidi
5) Suhu tubuh kapas yang telah diberi air
membaik matang
6) Suhu kulit membaik 6) Kenakan popok bayi di bawah
umbilicus jika tali pusat belum
terlepas
7) Lakukan pemijatan bayi
8) Ganti popok bayi jika basah
9) Kenakan pakaian bayi dan bahan
katun
Edukasi
10)Anjurkan ibu menyusui sesuai
kebutuhan bayi
11) Ajarkan ibu cara merawat bayi di
rumah
12) Ajarkan cara pemberian makanan
Diagnosa SLKI SIKI
Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan Tindakan keperawatan yang akan
dilakukan : Manajemen Nutrisi
keperawatan diharapkan
berhubungan
Observasi:
1. Identifikasi status nutrisi
status nutrisi dengan
dengan
2. Identifikasi alergi dan intoleransi
kriteria hasil : makanan

ketidakmampuan
3. Identifikasi perlunya penggunaan
1. Bayi dapat minum selang nasogastric

mencerna makanan dengan baik 4. Monitor asupan makanan


5. Monitor berat badan
2. Berat badan membaik Terapeutik:
3. Indeks massa tubuh 6. Lakukan oral hygiene sebelum
makan, Jika perlu
(IMT) membaik 7. Sajikan makanan secara menarik dan
4. Frekuensi makan suhu yang sesuai
8. Hentikan pemberian makanan melalui
membaik selang nasogastric jika asupan oral
dapat ditoleransi
5. Nafsu makan Edukasi:
membaik 9. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
10. Ajarkan diet yang diprogramkan
6. Bising usus membaik Kolaborasi
7. Membrane mukosa 11. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
membaik nutrien yang dibutuhkan

Promosi Berat Badan


Observasi
12. Identifikasi kemungkinan penyebab
BB kurang
13. Monitor adanya mual dan muntah
Terapeutik
14. Sediakan makanan yang tepat sesuai
kondisi pasien
15. Berikan pujian kepada pasien untuk
peningkatan yang dicapai
Edukasi
16. Jelaskan jenis makanan yg bergizi
tinggi, terjangkau
Diagnosa SLKI SIKI
Resiko infeksi yang Setelah dilakukan tindakan Tindakan yang akan dilakukan :
keperawatan diharapkan Observasi
berhubungan dengan 1) Monitor tanda dan gejala
tingkat infeksi dengan
keridakadekuatan kriteria hasil :
Terapeutik
2) Batasi jumlah pengunjung
pertahanan tubuh 1) Demam menurun 3) Berikan perawatan kulit
sekunder (imunologi) 2) Kemerahan menurun pada daerah edema
3) Periode menggigil 4) Cuci tangan sebelum dan
menurun sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
4) Kadar sel darah putih
pasien
membaik 5) Pertahankan Teknik aseptic
5) Kultur darah membaik pada pasien berisiko tinggi
Edukasi
6) Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
7) Ajarkan cara memeriksa luka
8) Anjurkan meningkatkan
asupan cairan
Kolaborasi
9) Kolaorasi pemberian
imunisasi, jika perlu
Implementasi
Implementasi merupakan komponen dari proses keperawatan
adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan
yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan
diselesaikan.

Implementasi keperawatan terdiri dari beberapa komponen :


a) Tanggal dan waktu dilakukan implementasi keperawatan.
b) Diagnosis keperawatan.
c) Tindakan keperawatan berdasarkan intervensi keperawatan.
d) Tanda tangan perawat pelaksana.
Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan yang sistem
atis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada
tahap perencanaan

Secara umum, evaluasi ditujukan untuk :


a) Melihat dan menilai kemampuan klien dalam mencapai tujuan.
b) Menentukan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum.
c) Mengkaji penyebab jika tujuan asuhan keperawatan belum tercapai

Evaluasi keperawatan dilakukan dalam bentuk pendekatan SOAP.


Evaluasi keperawatan terdiri dari beberapa komponen yaitu :
1) Tanggal dan waktu dilakukan evaluasi keperawatan.
2) Diagnosis keperawatan.
3) Evaluasi keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai