JURNAL READING

Riwayat Medis, Penggunaan Obat, dan Risiko Karsinoma

Nasofaring

Pembimbing : dr. Hastuti Rahmi Sp. THT-KL

Di susun oleh :
Azmi Nadia F.I (1102015002)
Luthfi Mubarak (1102015121)
Tiara Meutia Putri (1102012295)
PENGANTAR

Penyakit telinga-hidung-tenggorokan
(THT), termasuk sinusitis dan otitis media,
telah terbukti meningkatkan risiko NPC
Karsinoma nasofaring (NPC) memiliki distribusi
geografi dan ras / etnis yang luar biasa, dan
endemik di beberapa bagian Cina selatan.
Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa
NPC berkembang melalui interaksi antara faktor
genetik dan lingkungan dan infeksi virus Epstein-
Barr (EBV). Obat-obatan modern, seperti aspirin dan obat
tetes hidung, serta obat-obatan herbal tradisional,
seperti balsem dan minyak esensial, umumnya
digunakan di Tiongkok selatan untuk meredakan
gejala sakit kepala dan hidung tersumbat.
 METODE
Studi NPCGenes, Lingkungan, dan EBV
(NPCGEE) adalah studi kasus kontrol
berbasis populasi kolaboratif dari NPC
01 yang berbasis di wilayah Zhaoqing di
Provinsi Guangdong dan di wilayah
Wuzhou dan Guiping / Pingnan di
Wilayah Otonomi Guangxi
Analisis statistik menggunakan analisis
multivariat. Analisis data dilakukan
dengan SAS, versi 9.4 (SAS Institute,
Inc., Cary, North Carolina). Semua uji
statistik dilakukan dalam 2 sisi, dan P.
nilai <0,05 dianggap signifikan
Kasus berusia 20 tahun - 74 tahun
saat didiagnosis antara Maret 2010
02 dan Desember 2013. Kontrol dipilih
secara acak setiap 6 - 12 bulan antara
November 2010 dan November 2014
Untuk setiap penyakit, pertanyaan ditujukan
apakah subjek pernah didiagnosis (ya atau
06 tidak), usia saat didiagnosis, berapa kali
didiagnosis, usia saat kejadian terakhir,
penggunaan obat atau perawatan bedah, dan
apakah penyakit telah disembuhkan
Pengambilan informasi dilakukan
dengan menggunakan kuisioner.
03 Hipotesis penelitian tidak diketahui
oleh pemberi kusioner untuk
mengurangi bias informasi.
04
Lima penyakit THT kronis telah
05 diselidiki: sinusitis kronis, faringitis
kronis, otitis media kronis, polip
hidung, dan kelainan septum.
Tabel 1 menunjukkan distribusi
demografi dan karakteristik
lainnya di antara 2.532 kasus
NPC dan 2.597 kontrol berbasis
populasi.
Tabel 2 menyajikan rasio
ganjil yang disesuaikan untuk
hubungan antara penyakit
THT kronis dan risiko NPC.
Tabel 3 menunjukkan rasio ganjil
yang disesuaikan untuk hubungan
antara penggunaan obat tetes
hidung dan risiko NPC.
Tabel 4 menunjukkan rasio ganjil
yang disesuaikan untuk hubungan
antara penggunaan aspirin dan
risiko NPC.
 HASIL

Setiap riwayat penyakit THT kronis

Pada kategori kurang berpendidikan
dikaitkan dengan 34% risiko NPC yang
lebih mungkin tinggal dipondok, lebih tinggi. Penyakit THT kronis yang Setiap riwayat penggunaan obat tetes
01 memiliki keluarga dengan riwayat 02 disembuhkan tidak signifikan berisiko 03 hidung dikaitkan dengan risiko NPC
NPC, sedangkan penyakit THT yang yang hampir dua kali lipat.
NPC, mengkonsumsi ikan asin, akan
tidak sembuh memberikan
dibandingkan dengan kontrol. peningkatan risiko

04

Penggunaan aspirin hampir dua kali

Penggunaan balm atau peppermint
dan penggunaan minyak bunga atau
qufeng. meningkatan risiko NPC
secara signifikan
lipat berisiko NPC. Alasan utama
penggunaan aspirin adalah artritis
05 dan infark miokard, tidak ada yang
secara signifikan terkait dengan risiko
NPC, sedangkan alasan "lain“ berisiko
yang lebih besar secara signifikan
DISKUSI
Studi case-control berbasis populasi dilakukan di
wilayah endemik NPC di Cina selatan, untuk
menyelidiki riwayat medis terkait THT dan
penggunaan obat dalam etiologi NPC.
Riwayat penggunaan obat tetes hidung dalam 5
tahun terakhir dikaitkan dengan peningkatan risiko
NPC. Temuan ini, yang mungkin disebabkan oleh
perancu oleh indikasi, mungkin mencerminkan
kondisi saluran pernapasan bagian atas yang
meradang sebelum diagnosis NPC.

Riwayat penyakit THT kronis baru-baru ini,

terutama sinusitis kronis dan otitis media, dikaitkan
dengan peningkatan risiko NPC, sedangkan
faringitis kronis, polip hidung, dan kelainan septum
tidak memiliki hubungan dengan NPC.
DISKUSI
Penggunaan aspirin secara keseluruhan tidak
secara signifikan dikaitkan dengan risiko NPC,
tetapi usia yang lebih awal saat memulai dan
penggunaan yang lebih jauh sebelumnya secara
signifikan dikaitkan dengan risiko NPC yang lebih
besar.
Penggunaan aspirin telah terbukti terkait dengan
penurunan risiko beberapa keganasan umum.
Hasil studi epidemiologi yang menganalisis
penggunaan aspirin dan kanker kepala dan leher
tidak konsisten. Sejauh ini, hanya satu studi
kasus-kontrol berbasis rumah sakit kecil yang
menemukan penurunan risiko NPC dalam
kaitannya dengan penggunaan aspirin secara
teratur
Meskipun kausalitas terbalik harus kembali
dipertimbangkan sebagai penjelasan potensial
untuk temuan kami tentang hubungan positif
antara penggunaan aspirin dan NPC, hasil ini
mungkin sebagai alternatif karena keterlibatan
unik dari infeksi EBV, terutama reaktivasi EBV,
dalam etiologi NPC (29) . Mengingat bahwa aspirin
dapat menginduksi aktivasi EBV dan replikasi
siklus litik dalam sel EBVpositif (30, 31), aspirin
dapat meningkatkan risiko NPC dengan
mengaktifkan kembali EBV
Penggunaan aspirin untuk alasan yang tidak
ditentukan selain artritis dan infark miokard paling
kuat dikaitkan dengan risiko NPC, hubungan yang
diamati bisa jadi karena penggunaan aspirin untuk
menghilangkan rasa sakit, yang merupakan gejala
praklinis dari NPC.
DISKUSI
Penggunaan balmor peppermint dan bunga atau
minyak qufeng berkaitandengan peningkatan
risiko NPC, mungkin karena pengurangan potensi
gejala firasat NPC.
Kelemahan studi :
1. semua informasi bersifat retrospektif dan
dilaporkan sendiri.
2. kurangnya membutakan pewawancara
terhadap status pengendalian kasus juga
bisa berkontribusi pada sejumlah bias
informasi.
3. Informasi kontak yang tidak valid untuk
kontrol potensial mungkin mengakibatkan
kurangnya representasi dari kontrol yang
lebih muda, perkotaan, dan bergerak di
perumahan.
Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa
hubungan positif antara penyakit THT dan risiko
NPC yang terdeteksi dalam penelitian dan lainnya
mungkin disebabkan oleh bias, terutama
penyebab terbalik akibat penyakit preklinis ENT
dalam 5 tahun setelah diagnosis KNF. Mengingat
kurangnya hubungan antara penyakit THT masa
lalu yang lebih jauh dan risiko NPC.
Hubungan antara penggunaan obat yang
berkaitan dengan penyakit THT dan risiko NPC
mungkin karena perancu indikasi. Namun, tidak
dapat mengesampingkan kemungkinan risiko NPC
berlebih yang sedang dalam kaitannya dengan
penyakit THT dan penggunaan obat terkait.