Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN
Dosen EBOLA:
Pembimbing
Dr. Padoli, SKp., M.Kes 
Oleh :
Elly Tryana Wigati
NIM : P27820118022
 
I. Identitas

Meliputi nama pasien, usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamat,


agama, suku/bangsa, no. registrasi.
- Tinggal di atau perjalanan ke negara di mana wabah Ebola terjadi (saat ini:
Guinea, Liberia, dan Sierra Leone
- Kontak dengan darah atau cairan tubuh dari pasien yang diketahui
memiliki atau diduga memiliki Ebola.
- Penanganan langsung dari kelelawar atau primata non-manusia dari daerah
endemik penyakit.
PATHWAY
II. Riwayat Keluhan Utama
●Biasanya alasan/keluhan yang
menonjol pada pasien infeksi virus ebola
untuk datang ke Rumah Sakit biasanya
demam yang disertai nyeri otot dan kelemahan

fisik, demam, lemah, anoreksia, mialgia,

arthralgia, sakit kepala dan sakit pada


tenggorokan.
iii. Riwayat Keperawatan(Nursing History )
1. Riwayat penyakit sekarang
2.Timbul demam mendadak, kelemahan yang sangat, nyeri otot, sakit kepala dan
sakit tenggorokan; Yang disertai dengan muntah, diare, ruam, gangguan fungsi ginjal
dan hati, dan dalam beberapa kasus, terjadi perdarahan internal dan eksternal
(perdarahan pada gusi atau melena). Pada pemeriksaan laborat ditemukan penurunan
tajam sel darah putih dan trombosit serta terjadinya peningkatan enzim hati.
3. Riwayat penyakit dahulu
4.Penyakit apa saja yang pernah diderita oleh pasien.
5. Riwayat kesehatan keluarga
6.Ada anggota keluarga yang menderita ebola.
IV. Pola-Pola Kesehatan
1. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat : Kebiasaan klien sebelum sakit,kebiasaan olahraga, konsumsi
alkohol. Persepsi klien dan keluarga mengenai pentingnya kesehatan bagi anggota keluarga.
2. Pola nutrisi dan metabolism : Biasanya klien mengalami penurunan nafsu makan, mual dan muntah.
3. Pola eliminasi : Mengkaji pola defekasi konstipasi atau diare, perubahan eliminasi urin, kemampuan
mengontrol buang air kecil, kebiasaan BAK dan BAB (frekuensi, jumlah, warna, bau, nyeri). Biasanya klien
dengan ebola mengalami diare ( Feses lembek atau cair, defekasi lebih dari tiga kali dalam 24 jam) Dalam
beberapa kasus ada juga yang mengalamin berak darah (PDPI, 2015).
4. Pola tidur dan istirahat : Biasanya klien mengalami perubahan pola istirahat, adanya faktor- faktor yang
mempengaruhi tidur seperti nyeri otot, nyeri dada, nyeri perut bagian bawah dan sakit kepala.
5. Pola aktivitas : Biasanya pada klien ebola mengalami kelemahan dan
kelelahan fisik, dan bersikap protektif (mis. Waspada, posisi menghindari
nyeri).
6. Pola hubungan dan peran : Mengkaji peran fungsi klien dalam keluarga
sebelum dan selama dirawat di Rumah Sakit, hubungan sosial klien dengan
masyarakat sekitarnya. Biasanya pada klien ebola mengalami gangguan pada
hubungan dan peran karena harus dirawat di Rumah sakit dan diisolasi di satu
ruangan.
7. Pola persepsi dan konsep diri : Mengkaji peran fungsi klien dalam keluarga
sebelum dan selama dirawat di Rumah Sakit, hubungan sosial klien dengan
masyarakat sekitarnya.
8. Pola sensori dan kognitif : Biasanya pada klien ebola system neurologis terganggu berupa rasa
nyeri otot, nyeri di bagian dada, nyeri perut bagian bawah dan sakit kepala.
9. Pola Reproduksi seksual : Biasanya pada klien ebola tidak mengalami gangguan fungsi seksual.
10. Pola penanggulangan strees : Biasanya klien akan sering bertanya tentang pengobatan.
11. Pola tata nilai dan kepercayaan : Mengkaji kepercayaan terhadap agama, dampak keyakinan
terhadap upaya penyembuhan dan dampak sakit terhadap spritualitas. Biasanya klien lebih sering
mendekatkan diri kepada tuhan.
Pengkajian Fisik ( RAVIEW OF SYSTEM )

A. Penampilan
1. Mengkaji kesesuaian usia, mengingatkan & berorientasi, dan fitur wajah.
A. Struktur tubuh dan mobilitas
1. Berat badan : Biasanya berat badan menurun karena penurunan nafsu makan yang
disebabkan oleh mual dan muntah
2. Susunan tubuh : Biasanya susunan tubuh klien normal.
3. Berdiri tegak : Dalam beberapa kasus ebola dapat menyebabkan penurunan kesadaran,
sehingga klien tidak bisa berdiri tegak.
4. Koordinasi gerak berjalan : Dalam beberapa kasus ebola dapat menyebabkan penurunan
kesadaran, sehingga mobilisasi klien dibantu dengan orang lain.
A. Tanda – tanda Vital
1. Suhu tubuh : biasanya suhu tubuh klien yang menderita ebola diatas 38.3 °C (100.9 °F)
2. Respiratori rate : Biasanya klien mengalami takipnea.
3. Tekanan darah : Biasanya setelah gejala pertama terjadi, dan sering melanjut menjadi syok karena
penurunan tekanan darah akibat kekurangan cairan.
B. Status integument :
1. Biasanya kulit teraba hangat karena suhu yang meningkat.
2. Sekitar separuh kasus, penderita mengalami maculopapular rash pada kulit yang terjadi 5 sampai 7 hari, setelah gejala
pertama terjadi.
3. Pada beberapa kasus, pendarahan dalam dan luar dapat saja terjadi, 5 sampai 7 hari, setelah gejala pertama terjadi.
Pendarahan dapat terjadi dari selaput mulut, hidung dan tenggorokan serta dari bekas lubang suntikan terjadi pada 40-50%
kasus. Pendarahan pada kulit dapat berupa petechiae, purpura, ecchymoses atau hematomas terutama sekitar tempat injeksi.
Perdarahan dapat terjadi juga pada mata sehingga tampak merah (PDPI ,2015)
 Kepala : Biasanya klien ebola mengalami nyeri pada kepala.
 Muka /Wajah : Biasanya klien dengan ebola tampak meringis dan gelisah
karena nyeri yang timbul. Pada klien dengan ebola biasanya dapat juga
ditemukan edema pada wajah Biasanya klien dengan ebola tampak
meringis dan gelisah karena nyeri yang timbul. Pada klien dengan ebola
biasanya dapat juga ditemukan edema pada wajah (WHO,2015).
 Mata : Biasanya antara 5-7 hari setelah gejala pertama terjadi, klien dengan
ebola dapat mengalami perdarahan pada kulit dapat berupa petechiae,
purpura, ecchymoses atau hematomas terutama sekitar tempat injeksi.
Perdarahan dapat terjadi juga pada mata sehingga tampak merah.
 Telinga : Biasanya antara 6-16 hari setelah gejala pertama terjadi, klien dengan
ebola dapat mengalami penurunan pendengaran.
 Hidung dan sinus : Biasanya antara 5-7 hari setelah gejala pertama terjadi, klien
dengan ebola dapat mengalami perdarahan yang terjadi pada selaput hidung.
 Mulut dan Faring : Biasanya antara 5-7 hari setelah gejala pertama terjadi, klien
dengan ebola dapat mengalami perdarahan yang terjadi pada selaput mulut
 Leher : Biasanya pada klien dengan ebola mengalami sakit tenggorokan. Biasanya
klien dengan ebola tampak meringis dan gelisah karena nyeri yang timbul. Pada
klien dengan ebola biasanya dapat juga ditemukan edema pada wajah (WHO, 2015).
 Thoraks : Biasanya klien ebola tidak terdapat kelainan thoraks.
 Paru : Biasanya klien ebola mengalami nafas pendek dan takipnea.
 Jantung : Biasanya klien ebola tidak ada kelainan bunyi jantung.
 Abdomen : Biasanya klien ebola mengalami nyeri perut bagian atas dan bawah, bising usus hiperaktif (diatas 35
x/menit) karena mengalami diare , frekuensi peristaltic meningkat. Biasanya pada klien dengan ebola juga
ditemukan hepatomegali (WHO,2015)
 Inguinal – Genetalia – Anus : Biasanya pada klien dengan ebola dapat juga ditemukan edema pada daerah
genetalia (skrotum/labia) (WHO,2015).
 Ekstrimitas : Biasanya klien ebola sering mengalami nyeri pada otot dan sendi.
Pemeriksaan penunjang
1. Tes darah : Hasil laboratorium pada fase awal infeksi virus ebola adalah penurunan jumlah trombosit, sel
darah putih, dan limfosit. Peningkatan neutrofil juga dapat terjadi selama beberapa hari pertama infeksi.Pada
beberapa hari pertama kenaikan enzim hati juga bisa muncul. Misalnya, aspartate aminotransferase, alanine
aminotransferase, dan peningkatan bilirubin.
2. Tes polimerase chin reaction ( pcr) : PCR diakukan dengan mendeteksi bagian dari virus yang terdapat di
darah penderita.  
3. ELISA : Pemeriksaan Enzim-linked Immunosorbent Assay (ELISA) adalah metode yang digunakan pada
tahap awal penyakit, yaitu pemeriksaan antibodi IgM yang terdeteksi dua hari setelah onset gejala dan antibodi
IgG yang dapat dideteksi pada 6 sampai 18 hari setelah timbulnya gejala.
4. Uji netralisasi serum
5. Mikroskop electron
6. Isolasi virus dengan kultur sel
Diagnosa keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (infeksi) d.d


mengeluh nyeri, tampak meringis,bersikap protektif (mis. Waspada,posisi
menghindari nyeri), gelisah, sulit tidur. (SDKI D.0077).

2. Hipertermia b.d proses penyakit (mis. Infeksi) d.d Suhu tubuh diatas
normal, kulit teraba hangat (SDKI D.0130).
3. Diare b.d inflamasi gastrointestinal d.d defekasi lebih dari 3 kali dalam 24
jam, feses lembek atau cair, frekuensi peristaltic meningkat, bising usus
hiperaktif (SDKI D.0020)
No DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
.
KEPERAWATA KRITERIA
N HASIL
1. Nyeri akut Setelah Observasi 1.Menentukan ntervensi yang cocok
berhubungan dilakukan
dengan agen tindakan 1.Periksa dan untuk mengevaluasi keefektifan
cedera biologis keperawatan lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kual dari terapi yang diberikan.
(infeksi) d.d selama 2x 24
mengeluh jam nyeri itas,intensitas nyeri. 2.Untuk mengetahui keparahan
nyeri, tampak teratasi dengan 2.Periksa skala nyeri. nyeri
meringis,bersik kriteria hasil:
ap protektif Keluhan nyeri 3.Periksa faktor yang memperberat dan 3.Agar dapat menghindari faktor
(mis. menurun. memperingan nyeri. yang memperberat dan melkukan
Waspada,posi Meringis
si menghindari menurun. Terapeutik hal yang dapat mengurangi nyeri.
nyeri), gelisah, Sikap protektif 4.Berikan teknik nonfarmakologis untuk 4.Tindakan ini memungkinkan klien
sulit tidur. menurun.
mengurangi rasa nyeri (mis. untuk mendapatkan rasa control
(SDKI D.0077) Gelisah
menurun. Hipnosis,terapi musik). terhadap nyeri.
Kesulitan tidur
5.Fasilitasi istirahat dan tidur. 5.Agar otot relaksasi sehingga nyeri
menurun.
(SLKI L.08066) tidak terasa.
No DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
.
KEPERAWATAN KRITERIA
HASIL
Edukasi 6.Agar dapat menghindari hal yang

6.Jelaskan penyebab,periode,dan pemicu memicu rasa nyeri.


7.Agar klien mengetahui strategi
nyeri.
yang dapat mengurangi nyeri
7.Jelaskan strategi meredakan nyeri
8.Analgetik secara sistematik
Kolaborasi menghasilkan relaksasi umum.
8.Beri analgetik ,jika perlu  
(SIKI I. 08238)
No DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
.
KEPERAWAT KRITERIA
AN HASIL
2. Hipertermia Setelah Observasi 1.Suhu diatas 37,5oCd menunjukkan
b.d proses dilakukan proses infeksius .
penyakit (mis. asuhan 1.Monitor suhu tubuh
2.Membantu mengurangi demam.
Infeksi) d.d keperawatan Terapeutik
Suhu tubuh selama 1X 24 3.Memeberikan rasa nyaman dan
diatas normal, jam, 2.Berikan kompres hangat
pakaian yang tipis mudah menyerap
kulit teraba diharapkan 3.Longgarkan atau lepaskan pakaian / memakai keringat dan tidak merangsang
hangat (SDKI suhu tubuh
D.0130) dalam rentang pakaian yang tipis dan menyerap keringat. peningkatan suhu tubuh.
normal, 4.Berikan cairan oral 4.Pemberian cairan sangat penting
dengan bagi pasien dengan suhu tubuh yang
kriteria hasil : Edukasi
tinggi.
Suhu tubuh 5.Anjurkan tirah baring
membaik 5.Agar kllien beristirahat untuk
Kolaborasi
Suhu kulit menurunkan suhu tubuh.
membaik. 6.Kolaborasi pemberian cairan atau elektrolit 6.Pemberian cairan sangat penting
(SLKI
intravena, jika perlu bagi pasien dengan suhu tubuh yang
L.14134)
(SIKI I.15506) tinggi.

 
No DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
.
KEPERAWATA KRITERIA
N HASIL
3. Diare b.d Setelah Observasi 1. Membantu membedakan penyakit
inflamasi dilakukan 1.Monitor warna, volume, individu dan mengkaji beratnya tiap
gastrointestinal tindakan frekuensi dan konsistensi defekasi
d.d defekasi keperawatan tinja. 2.Agar mengetahui terjadinya
lebih dari 3 kali selama 2 x 24 2.Monitor tanda dan gejala hipovolemia sehingga dapat
dalam 24 jam, jam diare dapat hipovolemia dilakukan pencegahan dengan tepat.
feses lembek teratasi dengan 3.Monitor keamanan 3. Agar makanan yang dimakan
atau cair, kriteria hasil : penyiapan makanan. bersih dan tidak memperparah diare
frekuensi Konsistensi Terapeutik 4.Agar mengganti elektrolit yang
peristaltic feses membaik 4.Berikan asupan cairan oral hilang akibat diare.
meningkat, Frekuensi (mis. Larutan garam gula, 5. Resiko ketidakseimbangan
bising usus defekasi oralit) elektrolit, dimana dapat
hiperaktif (SDKI membaik 5.Ambil sampel darah untuk menimbulkan komplikasi lebih
D.0020) Peristaltic usus pemeriksaan darah lengkap serius / mengancam
membaik dan elektrolit.
(SLKI L.04033)
No DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
.
KEPERAWATAN KRITERIA
HASIL
3. 6.Ambil sampel feses untuk 6.Untuk mengetahui bakteri
kultur, jika perlu penyebab diare.
Edukasi 7.Untuk menjaga asupan yang
7.Anjurkan makanan porsi kecil dibutuhkan oleh tubuh.
dan sering secara bertahap. 8.Menghindari diare berlanjut
8.Anjurkan menghindari 9.Menurunkan motilitas atau
makanan pembentuk gas, peristaltik usus dan
pedas dan mengandung menunjukkan sekresi degestif
laktosa. untuk menghilangkan kram dan
Kolaborasi diare
9.Kolaborasi pemberian obat
antimotilitas (mis. Loperamide,
difenoksilat) atau obat
antispasmotic (SIKI I.03101)
Implementasi keperawatan

●Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan


yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari
masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan
yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan Implementasi adalah pengelolaan dan
perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun
pada tahap perencanaan. (Setiadi, 2012).
Evaluasi keperawatan

● Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan

perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang


teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap
perencanaan.
TERIMAKA
SIH

Anda mungkin juga menyukai