Anda di halaman 1dari 19

JURNAL PENANAMAN NILAI

ANTIKORUPSI BAGI
MAHASISWA FIS UNNES
MELALUI MATA KULIAH
PENDIDIKAN ANTI KORUPSI
PENGERTIAN KORUPSI

Kata “korupsi” berasal dari bahasa Latin “corruptio” (Fockema Andrea : 1951)
atau “corruptus” (Webster Student Dictionary : 1960). Selanjutnya dikatakan
bahwa “corruptio” berasal dari kata “corrumpere”, suatu bahasa Latin yang
lebih tua. Dari bahasa Latin tersebut kemudian dikenal istilah “corruption,
corrupt” (Inggris), “corruption” (Perancis) dan “corruptie/korruptie”
(Belanda).Arti kata korupsi secara harfiah adalah kebusukan, keburukan,
kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari
kesucian.
Menurut Subekti dan Tjitrosoedibio dalam kamus hukum, yang dimaksud
corruptie adalah korupsi, perbuatan curang, perbuatan curang, tindak pidana
yang merugikan keuangan negara (Subekti dan Tjitrosoedibio : 1973).
FAKTOR PENYEBAB
TERJADINYA KORUPSI

1. Faktor Politik

Politik merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi. Hal ini dapat
dilihat ketika terjadi instabilitas politik, kepentingan politis para pemegang
kekuasaan, bahkan ketika meraih dan mempertahankan kekuasaan.Perilaku
korup seperti penyuapan, politik uang merupakan fenomena yang sering
terjadi. Terkait dengan hal itu Terrence Gomes (2000) memberikan
gambaran bahwa politik uang
( money politik) menjadi salah satu faktor terjadinya korupsi.
FAKTOR PENYEBAB
TERJADINYA KORUPSI
2. Faktor Hukum

Faktor hukum bisa lihat dari dua sisi, di satu sisi dari aspek perundang-undangan dan sisi lain
lemahnya penegakan hukum. Tidak baiknya substansi hukum, mudah ditemukan dalam
aturan-aturan yang diskriminatif dan tidak adil; rumusan yang tidak jelas-tegas (non lex certa)
sehingga multi tafsir; kontradiksi dan overlapping dengan peraturan lain (baik yang sederajat
maupun yang lebih tinggi). Sanksi yang tidak equivalen dengan perbuatan yang dilarang
sehingga tidak tepat sasaran serta dirasa terlalu ringan atau terlalu berat; penggunaan
konsep yang berbeda-beda untuk sesuatu yang sama, semua itu memungkinkan suatu
peraturan tidak kompatibel dengan realitas yang ada sehingga tidak fungsional atau tidak
produktif dan mengalami resistensi.

3. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi juga merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi. Hal itu dapat
dijelaskan dari pendapatan atau gaji yang tidak mencukupi kebutuhan. Pendapat ini tidak
mutlak benar karena dalam teori kebutuhan Maslow, sebagaimana dikutip oleh Sulistyantoro,
korupsi seharusnya hanya dilakukan oleh orang untuk memenuhi dua kebutuhan yang paling
bawah dan logika lurusnya hanya dilakukan oleh komunitas masyarakat yang pas-pasan yang
bertahan hidup. Namum saat ini korupsi dilakukan oleh orang kaya dan berpendidikan tinggi
(Sulistyantoro : 2004).
PENGERTIAN PENDIDIKAN
ANTIKORUPSI

Pendidikan antikorupsi secara umum diartikan sebagai pendidikan


koreksi budaya yang bertujuan untuk mengenalkan cara berpikir dan
nilai-nilai baru kepada peserta didik (suyanto, 2005: 43).

Wibowo (2013 :38) menyatakan bahwa pendidikan anti korupsi


adalah sebuah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
proses belajar mengajar yang kritis terhadap nilai-nilai antikorupsi

Penididikan antikorupsi dapat dipahami juga sebagai usaha sadar


dan sistematis yang diberikan kepada peserta didik berupa
pengetahuan, nilai-nilai, sikap, dan keterampilan yang dibutuhkan
agar mereka mau dan mampu mencegah dan menghilangkan
peluang berkembangnya korupsi.
Pendidikan antikorupsi melibatkan 3 domain penting, yaitu:
1. Aspek kognitif, menekankan pada kemampuan mengingat dan
memproduksi informasi yang telah dipelajarai, bisa berupa
mengkombinasikan cara-cara kretif atau mensintesisikan ide-ide
dan materi baru.
2. Domain afektif, menekankan pada aspek emosi, sikap, apresiasi,
nilai atau pada level menerima atau menolak sesuatu.
3. Domain psikomotorik, menekankan pada tujuan melatih kecakapan
dan keterampilan untuk membekali peserta didik agar terbiasa
berprilaku antikorupsi.
CONTOH PENERAPAN PENDIDIKAN
ANTIKORUPSI
• Diperguruan tinggi dalam mata kuliah pendidikan pancasila,
pendidikan kewarganegaraan pendidikan agama, bahasa indonesia,
ilmu sosial dasar, ilmu budaya dasar, kuliah kerja nyata (KKN), atau
dapat dijadikan sebagai mata kuliah tersendiri. Itu merupakan contoh
penerapan pendidikan antikorupsi di sekolah dan perguruan tinggi
melalui jalur intrakulikuler.
CONTOH PENERAPAN
PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DI
SEKOLAH

• Melalui kegiatan ekstra-kulikuler, tujuan pendidikan antikorupsi dapat


diwujudkan, contohnya:
• Sekolah dapat menggelar kegiaran lomba tulis dan baca puisi
antikorupsi,
• Lomba pidato antikorupsi,
• Lomba tulis cerpen antikorupsi,
• Lomba dongeng antikorupsi,
• Drama antikorupsi.
Rumusan masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam jurnal penanaman


nilai antikorupsi bagi mahasiswa FIS Unnes melalui mata kuliah
Pendidikan anti korupsi ialah :

1. Bagaimana penerapan nilai-nilai anti korupsi yang diajarkan bagi


mahasiswa FIS Unnes?

2. Bagaimana dampak setelah mengikuti perkuliahan pendidikan anti


korupsi bagi mahasiswa FIS Unnes?

3. Apa faktor yang mendorong dan menghambat pelaksanaan


penanaman pendidikan anti korupsi?
Metode penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian deskript kualitatif. Adapun dalam


menggali data penelitian, peneliti menggunakan menggunakan
angket/kuesioner. Adapun angket/kuisoner adalah daftar pertanyaan yang
disiapkan oleh peneliti dimana tiap pertanyaan berkaitan dengan masalah
penelitian. Angket tersebut diberikan kepada responden dalam hal ini
adalah mahasiswa PPKn FIS Unnes yang menempuh mata kuliah
Pendidikan Antikorupsi untuk dimintakan jawaban. Pada penelitian ini
yang di gunakan adalah angket terbuka. Dimana peneliti memberikan
daftar pertanyaan yang harus di isi oleh responden. Pertanyaan yang di
ajukan sesuai dengan apa yang menjadi permasalah dalam penelitian ini.
Responden adalahmahasiswa yang mengambil pendidikan Antikorupsi,
yakni mahasiswa PPKn angkatan 2016 Universitas Negeri semarang. Namun
tidak semua mahasiswa PPKn angkatan 2016, hanya beberapa yang di
jadikan pengambilan sempel observasi. Observasi dilakukan pada tanggal
11-25 Mei 2018.
Teori yang tepat untuk membahas jurnal ialah teori Sosialisasi
dari Peter L. Berger dan Thomas Luckmann.

Sosialisasi merupakan sebuah konsep umum yang ada dalam


ilmu sosial yang berarti sebuah proses dimana individu belajar
melalui interaksi dengan orang lain tentang bagaimana dia
berpikir, bertindak, dimana semua itu merupakan hal yang
penting dalam sebuah individu untuk ikut serta dalam partisipasi
sosial.
Sosialisasi dibedakan menjadi 2 menurut Berger dan Luckmann
(1990) yakni
A. Sosialisasi primer (keluarga)
B. Sosialisasi sekunder (sekolah, teman sebaya, lingkungan)
Hasil dan Pembahasan
1. Dalam pendidikan antikorupsi diajarkan pula nilai-
nilai antikorupsi, yaitu kejujuran, kepedulian,
kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras,
sederhana, keberanian, dan keadilan.

Nilai kejujuran dalam kehidupan kampus yang diwarnai


dengan budaya akademik sangat di perlukan. Nilai
kejujuran ibaratnya seperti mata uang yang berlaku
dimana-mana termasuk dalam kehidupan kampus. Jika
mahasiswa terbukti melakukan tindakan yang tidak
jujur, baik di lingkup akademik maupun sosial, maka
selamanya orang lain akan selalu merasa ragu untuk
mempercayai mahasiswa tersebut.
Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang mahasiswa dalam
kehidupan di kampus dan masyarakat, seorang mahasiswa perlu
memiliki rasa kepedulian terhadap lingkungannya. Baik di
lingkungan kampus maupun lingkungan di luar kampus.

Nilai mandiri bagi mahasiswa dapat diartikan sebagai proses


mendewasakan diri yaitu dengan tidak bergantung pada orang
lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya.
Nilai-nilai keadilan, adil adalah sama berat, tidak berat sebelah,
tidak memihak. Bagi mahasiswa karakter adil ini perlu sekali
dibina sejak masa perkuliahannya agar mahasiswa dapat belajar
mempertimbangkan dan mengambil keputusan secara adi dan
benar.
2. Dampak dari mahasiswa yang telah mengikuti pendidikan
antikorupsi antara lain mengetahui bahaya dari tindak pidana
korupsi. Bahaya tindak pidana korupsi antara lain dalam bidang
ekonomi korupsi merusak perkembangan ekonomi suatu negara.
Jika suatu aktivitas ekonomi dijalankan dengan unsur-unsur
korupsi, maka pertumbuhan ekonomi yang diharapkan tidak
akan tercapai.

Dampak dari pendidikan antikorupsi yang lain yaitu dapat


mengerti nilai-nilai antikorupsi. Nilai-nilai antikorupsi antara
lain Kejujuran, kepedulian, Kemandirian, kedisiplinan,
Tanggungjawab, kerja keras, sederhana, keberanian, dan
keadilan. Nilai-nilai tersebut diharapkan dapat di laksanakan
setelah mengikuti pendidikan antikorupsi.
Dampak mengikuti pendidikan antikorupsi yaitu
perubahan karakter. Perubahan karakter disini yaitu
perubahan karakter yang lebih baik. Yang
sebelumnya biasa melakukan tindakan-tindakan
korupsi menjadi meninggalkan tindakan-tindakan
tersebut. Sehinnga saat terjun didunia kerja orang
tersebut tidak melukan tindak pidana korupsi.
3. Faktor pendorong dan penghambat pendidikan anti korupsi
Faktor pendorong :

1. Kesadaran dalam diri sendiri.

2. Media dan sumber belajar. Media sangat di perlukan dalam proses


pembelajaran. Hal ini karena media dapat mengefektifkan proses
pembelajaran.

3. Faktor penunjang keberhasilan yang lain yaitu pemilihan strategi


pembelajaran. Pemeilihan strategi pembelajaran hendaknya di
sesuaikan dengan materi yang akan di sampaikan. Selain itu strategi
pembelajaran juga di sesuaikan dengan kondisi para siswa tersebut.
Faktor penghambat :

1. Faktor lingkungan. Faktor lingkungan mempunyai peran yang


fital dalam membentul watak seseorang. Karane watak
seseorang tergantung pula kondisi lingkungannya. Jika
lingkungan kita sudah terbiasa melakukan korupsi maka
pendidikan antikorupsi akan sulit.

2. Pemilihan media dan strategi pembelajaran yang kurang


tepat. Ketepatan pemilihan media sangan penting bagi proses
pembelajaran. Karena proses belajar akan efektif jika media dan
strategi yang digunakan sesuai dengan materi yang di ajarkan.
Jika salah dalam memilih media dan strategi maka
pembelajaran akan membosankan dan siswa akan merasa jenuh
sehingga tidak memperhatikan materi yang di sampaikan.
Kelemahan & Kelebihan

Adapun yang menjadi kelemahan serta kelebihan


jurnal ini yakni, penulis mampu memaparkan dengan
baik inti permasalahan yang akan dikaji kedalam
jurnal, bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh
pembaca sehingga pembaca tidak merasa kesulitan
memahami maksud dari penulis. Jurnal juga
dilengkapi oleh konsep konsep yang dipaparkan
beserta siapa yang mencetuskan konsep tersebut akan
tetapi yang menjadi kekurangan yaitu tidak adanya
landasan teori yang digunakan oleh penulis sehingga
pembaca perlu mencari teori apa yang sesuai untuk
mengkaji jurnal ini
TERIMAKASIH

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai