Anda di halaman 1dari 25

PATOLOGI PENYAKIT

SALURAN PERNAFASAN

Dr. DAVID, MM
I. ASMA BRONCHIALE
DEFINISI
Gangguan inflamasi saluran napas yang melibatkan
banyak sel dan elemennya. Inflamasi kronik
menyebabkan peningkatan hiperesponsif saluran
napas yang menimbulkan gejala episodik berulang
berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat dan
batuk terutama malam dan atau dini hari. Episode
tersebut berhubungan dengan obstruksi saluran
napas yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat
reversibel dengan atau tanpa pengobatan.
FAKTOR RISIKO

Berkembangnya asma merupakan interaksi antara faktor


pejamu (host factor) dan faktor lingkungan. Faktor
pejamu termasuk predisposisi genetik, jenis kelamin dan
ras. Faktor lingkungan mempengaruhi individu dengan
kecenderungan asma untuk berkembang menjadi asma,
menyebabkan terjadinya eksaserbasi dan menyebabkan
gejala asma menetap. Termasuk dalam faktor lingkungan
adalah alergen, sensitisasi lingkungan kerja, asap rokok,
polusi udara, infeksi pernapasan (virus), diet, status
sosial ekonomi dan besarnya keluarga.
 
DIAGNOSIS

Riwayat penyakit atau gejala:


•Bersifat episodik, sering reversibel dengan atau tanpa obat
•Gejala: batuk, sesak napas, rasa berat di dada dan berdahak
•Gejala timbul atau memburuk terutama malam/dini hari
•Diawali oleh faktor pencetus yang bersifat individu
•Respons terhadap pemberian bronkodilator

Perlu dipertimbangkan:
•Riwayat keluarga (atopi)
•Riwayat alergi/atopi
•Penyakit lain yang memberatkan
•Perkembangan penyakit dan riwayat pengobatan
DIAGNOSIS
• Pemeriksaan jasmani
Mengi pada auskultasi disertai dengan gejala lain
misalnya sianosis, gelisah, sukar bicara, takikardi,
hiperinflasi dan penggunaan otot bantu napas.
 
• Pemeriksaan faal paru
Pemeriksaan faal paru yang telah diterima secara luas
adalah spirometri dan arus puncak ekspirasi.
 
• Pemeriksaan lain
Uji provokasi bronkus membantu menegakkan diagnosis
asma.
PENGOBATAN

Obat utama asma terbagi atas 2 kelompok utama yaitu


obat pelega napas dan obat pengontrol. Obat pelega napas
digunakan saat serangan asma dengan tujuan saluran
napas yang mengecil saat serangan menjadi longgar
kembali. Obat pengontrol digunakan terus menerus secara
rutin sampai waktu tertentu dengan tujuan untuk
mengendalikan dan menekan proses inflamasi yang terjadi
sehingga bila datang pencetus respons saluran napas tidak
berlebihan seperti sebelumnya. Apabila inflamasi sudah
terkendali maka obat pengontrol perlahan-lahan bisa
diturunkan bertahap sampai asmanya terkontrol dengan
dosis obat paling rendah atau tanpa obat sama sekali.
 
EMFISEMA

Emfisema adalah suatu penyakit paru obstruktif kronis yang


ditandai dengan pernafasan yang pendek yang disebabkan
oleh kesulitan untuk menghembuskan seluruh udara keluar
dari paru-paru karena tekanan udara yang berlebihan dari
kantung udara di dalam paru-paru (alveoli).

Normalnya ketika menarik nafas, alveoli mengembang ketika


udara masuk untuk pertukaran gas antara alveoli dan darah.
Sewaktu menghembuskan nafas, jaringan elastis di alveoli
menyebabkan alveoli kembali menguncup, memaksa udara
untuk keluar dari paru-paru melalui saluran pernafasan
Pada emfisema, hilangnya elastisitas yang demikian
karena kerusakan akibat bahan kimia dari asap
tembakau atau polutan yang menyebabkan alveoli
berekspansi terus menerus dan udara tidak dapat
keluar sama sekali.

Ketika jaringan kehilangan elastisitasnya pada saluran


pernafasan kecil di atas alveoli, hal ini menyebabkan
terjadinya pengempisan saluran pernafasan, yang lebih
lanjut lagi dapat membatasi udara mengalir keluar. Pada
kasus berat, hal ini dapat menyebabkan pelebaran
rongga dada, yang dikenal dengan nama barrel chest
Orang yang menderita emfisema biasanya bernafas
dengan mengerutkan bibir karena bibir hanya sedikit
terbuka ketika mereka menghembuskan nafas,
meningkatkan tekanan pada saluran pernafasan yang
mengempis dan membukanya, membiarkan udara
yang terperangkap agar dapat dikosongkan.

Pengobatan seperti bronkoldilator dan kortikosteroid,


tersedia untuk membantu mengurangi gejala.
Berhenti merokok adalah satu-satunya cara untuk
mencegah kerusakan lebih lanjut dari kondisi ini.
III. EMPIEMA
Empiema merupakan keadaan terdapatnya nanah
dalam rongga pleura yang biasanya merupakan
kelanjutan proses efuis parapneumonia. Efusi
parapneumonia adalah efusi pleura yang
menyertai pneumonia bakteri, abses paru dan
bronkiektasis. Empiema dapat juga terjadi akibat
komplikasi torakotomi, trauma toraks, perforasi
esophagus, torakosentesis (aspirasi cairan pleura),
proses keganasan dan infeksi kuman tuberculosis.
DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala
klinis, pemeriksaan radiologis dan analisis cairan pleura
yang diambil saat torasentesis. Gambaran klinis empiema
biasanya gabungan tanda dan gejala pneumonia seperti
batuk, badan lemah dan panas sampai menggigil. Pada
pemeriksaan fisik dapat dijumpai suara napas dan
fremitus melemah pada sisi yang sakit. Pasien dengan
empiema anaerob biasanya mempunyai riwayat  aspirasi,
kondisi komorbid yang mendasari, hygiene mulut yang
buruk dan sisa makanan yang dapat menjadi sumber
penyakit. Sputum yang purulen biasanya dapat
diidentifikasi kuman penyebab dan hasil pemeriksaan
leukosit biasanya didapatkan peningkatan di atas
15.000/µL.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan foto toraks posteroanterior (PA) dan lateral
mempunyai arti penting untuk diagnosis empiema.
Pasien yang difoto dengan posisi berdiri, cairan pleura
bebas akan terakumulasi di bagian terendah hemitoraks
dan sudut kostofrenikus. Foto toraks dengan diafragma
normal tetapi tampak gambaran berkantong yang
terlokalisir sebaiknya juga diperiksa ultrasonografi (USG)
toraks atau computed tomography scan (CT scan),
terlebih bila terlihat gambaran efusi. Selanjutnya
dilakukan torakosentesis, cairan yang didapat diperiksa
warna, purulensi, viskositas, bau dan analisis cairan
pleura. Cairan pleura berupa transudat tidak dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut.
TATA LAKSANA

• Obat-obatan
• Torasentesis
• Fibrinolisis cairan pleura
• Penyaliran selang dada / Water Seal Drainage (WSD)
• Tindakan bedah
• Fisioterapi

Penanganan rehabilitasi medis diperlukan pada empiema untuk


mencapai perbaikan fungsi dan kualitas hidup. Penanganann
fisioterapi pascabedah berhubungan dengan mobilisasi tubuh
dan fungsi pernapasan, upaya ini ditekankan pada pemeliharaan
postur yang baik dan pengembangan paru yang optimal.
Mobilisasi dini dipengaruhi oleh motivasi dan kerjasama
penderita untuk mencapai keberhasilan fisioterapi.
IV. BRONCHITIS
Bronkitis adalah peradangan yang terjadi pada pipa bronchial.
Pipa bronchial ini berfungsi menyalurkan udara dari dan menuju
jantung. Ada dua tipe penyakit bronkitis yaitu Bronchitis akut
kronis

Kondisi yang umum dari kondisi bronchitis akut sering kali


berkembang dari pilek maupun infeksi pernapasan lainnya.
Bronchitis akut biasanya membaik dalam beberapa hari tanpa
menyisakan efek, meskipun dapat terus batuk dalam beberapa
minggu.
 
Sedangkan bronchitis kronis adalah kondisi yang lebih serius,
kondisi ini adalah iritasi atau peradangan secara konstan pada
pipa bronchial dan sering disebabkan oleh kebiasaan merokok.
GEJALA
• Batuk
• Adanya lendir, baik yang tidak berwarna, putih
atau berwarna kuning kehijauan
• Napas pendek, yang memburuk bahkan saat
mengerahkan sedikit tenaga
• Napas sesak
• Lelah
• Demam ringan dan menggigil
• Rasa tidak nyaman pada dada
PENYEBAB

Bronchitis Akut

• Virus pilek
• Asap rokok dan polutan lain
• Gastroesofageal Reflux (Gerd)

Bronchitis Kronis

• Peradangan dan penebalan dinding bronchus

Tidak seperti bronchitis akut, bronchitis kronis terus berlanjut dan


merupakan penyakit yang serius. Merokok adalah penyebab yang
paling besar, tetapi polusi udara dan debu atau gas beracun pada
lingkungan atau tempat kerja juga dapat berkontribusi pada penyakit
ini.
FAKTOR RESIKO
• Merokok.
• Daya tahan tubuh yang lemah, dapat karena baru sembuh dari
sakit atau kondisi lain yang membuat daya tahan tubuh menjadi
lemah
• Kondisi dimana asam perut naik ke esophagus
(gastroesophageal reflux disease)
• Terkena iritan, seperti polusi, asap atau debu

PENCEGAHAN
• Hindari merokok atau terkena asap rokok
• Hindari mereka yang sedang sakit pilek atau flu
• Cuci tangan secara teratur
• Gunakan masker untuk mengurangi risiko infeksi
V.PPOK
Hambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya
reversible, bersifat Progresif & berhubungan dengan
respon inflamasi paru terhadap partikel / gas berbahaya.

FAKTOR RESIKO
- Perokok
- Usia tua ( > 45 tahun )
- Pajanan polutan
- Defisiensi antitripsin ( Bayi dg BBLR )
- Infeksi sal.napas berulang ( saat balita )
- Diit rendah ikan laut, buah & antioksidan
GAMBARAN KLINIS
• Batuk produktif, terutama pada pagi hari
• Sesak napas ( tergantung derajat keparahan )
• Nyeri dada ( intercostal muscle ischemia )
• Edema tungkai (cor pulmonale/decomp kanan)
• Gejala sistemik ( Kalori unt. Bernapas  Kurus)
• Depresi ( akibat aktifitas / sosialisasi terbatas )
• Riwayat merokok lama / perokok berat
• Riwayat terpapar polutan terus – menerus
GAMBARAN KLINIS

• Inspeksi Bentuk dada : Barrel Chest


• Penggunaan otot bantu napas
• Pelebaran sela iga ( ICS )
• Hypertropi alat bantu napas
• Palpasi  Fremitus suara melemah
• Perkusi  Hypersonor
• Auskultasi  Suara napas vesikuler lemah
• Ekspirasi memanjang
• Mengi
PENANGANAN PPOK
- Mengurangi gejala
- Mencegah progresifitas penyakit
- Meningkatkan toleransi latihan
- Meningkatkan kwalitas hidup penderita
- Mencegah dan mengobati komplikasi
- Mencegah dan mengobati eksaserbasi
berulang
- Menurunkan angka kematian
PNEUMOTHORAX
Pneumothorax adalah penumpukan dari udara yang bebas
dalam dada diluar paru yang menyebabkan paru untuk
mengempis.
Pneumothorax disebabkan oleh pecahnya kista (cyst) atau
kantong kecil (bleb) pada permukaan paru. Pneumothorax
mungkin juga terjadi setelah luka pada dinding dada seperti
tulang rusuk yang patah, luka yang menembus apa saja
(tembakan senapan atau tusukan), invasi operasi dari dada,
atau yang diinduksi dengan bebas dalam rangka untuk
mengempiskan paru. Pneumothorax dapat juga
berkembang sebagai akibat dari penyakit-penyakit paru
yang mendasarinya, termasuk cystic fibrosis, chronic
obstructive pulmonary disease (COPD), kanker paru, asma,
dan infeksi-infeksi dari paru-paru.
GEJALA
Gejala-gejala dari pneumothorax termasuk nyeri
dada yang biasanya mempunyai suatu
pencetusan yang tiba-tiba. Nyerinya tajam dan
mungkin menjurus pada perasaan-perasaan
sesak di dada. Napas yang pendek, denyut
jantung yang cepat, napas yang cepat, batuk,
dan kelelahan adalah gejala-gejala lain dari
pneumothorax. Kulit mungkin mengembangkan
suatu warna kebiruan (diistilahkan cyanosis)
disebabkan oleh pengurangan dalam tingkat-
tingkat oksigen darah.
DIAGNOSIS
Terdapat suara-suara pernapasan yang berkurang

PENATALAKSANAAN
Pneumothorax yang kecil biasanya hilang sendiri. Pneumothorax yang
lebih besar dan pneumothorax yang berhubungan dengan penyakit
paru yang mendasarinya seringkali memerlukan aspiration
(penyedotan) dari udara bebas dan atau penempatan dari suatu
tabung dada untuk mengevakuasi udara. Kemungkinan komplikasi-
komplikasi dari tabung dada termasuk nyeri, infeksi dari ruang antara
paru dan dinding dada (ruang pleural), hemorrhage (perdarahan),
penumpukan cairan di paru, dan tekanan darah rendah
(hypotension). Pada beberapa kasus-kasus, kebocoran tidak menutup
dengan sendirinya. Ini disebut suatu bronchopleural fistula, dan
mungkin memerlukan operasi dada untuk memperbaiki lubang di
paru.
Thanks For Your Attention....

Anda mungkin juga menyukai