KELOMPOK 1
Layla Rachmi Junia (2011401053)
Nurhafizah Ulfa (2011401031)
Nadia Fawwaz (2011401027)
Nadhia Fitria Difa (2011401026)
Muhammad hilmi yaqdhan (2011401023)
Reza desri novita (2011401041)
Tsuzaya ullya putri (2011401049)
Ully Sophia (2011401051)
Weni Inayah (2011401052)
TORTICOLIS
Tortikolis adalah pasien dengan kontraksi otot halus. Kontraksi ini memicu
kelainan gerakan pada leher dan kepala sehingga membuat condong ke satu sisi.
Tortikolis dystonia dengan bentuk yang paling umum terbukti kejang tortikolis.
1. Etiologi tortikolis dapat dibedakan menjadi etiologi kongenital dan acquired. Pada kasus
kongenital, etiologi utama adalah trauma dan fibrosis pada otot leher janin. Sementara itu,
pada kasus acquired, etiologi dapat berupa inflamasi, infeksi, tumor, trauma, atau penggunaan
obat tertentu yang menyebabkan distonia otot leher.
2. Tortikolis kongenital disebabkan oleh trauma jaringan lunak leher janin sebelum atau selama
persalinan yang sulit. Trauma dapat menyebabkan edema pada otot lalu membentuk fibrosis
bawaan pada otot. Selanjutnya, terjadi pemendekan pada serat otot leher, terutama otot
sternokleidomastoideus, yang menyebabkan tortikolis.
3. Tortikolis acquired dapat terjadi akibat jaringan parut atau penyakit seperti infeksi, inflamasi,
tumor, atau trauma, yang dapat terjadi pada vertebra servikal, saraf pusat, atau otot fokal.
Contoh penyakit yang dapat menjadi etiologi tortikolis acquired adalah adenitis, tonsilitis,
rematik, abses retropharyngeal, atau tumor serebelar. Gejala ini dapat bersifat spasmodik
(klonik) atau permanen (tonik).
FAKTOR RESIKO TORTIKOLIS
• 1. Peregangan Otot Leher Cara ini biasanya digunakan untuk mengatasi tortikolis
yang sudah ada sejak lahir atau tortikolis kongenital. Dokter akan mengajarkan
beberapa gerakan pada orang tua untuk dilakukan bersama Si Kecil yang
mengidap tortikolis. Gerakan tersebut biasanya dapat membantu memanjangkan
otot leher yang mengeras atau pendek, serta menguatkan otot leher pada sisi yang
satunya. Pengidap juga bisa melakukan peregangan secara pasif dengan memakai
alat penyangga untuk mempertahankan posisi tubuh tertentu.
• Tindakan pengobatan ini seringkali berhasil menyembuhkan tortikolis
kongenital. Apalagi bila pengobatan dilakukan sejak usia 3 bulan. Tapi, bila cara
ini belum bisa mengatasi tortikolis, maka dokter akan menganjurkan untuk
melakukan prosedur operasi untuk memperbaiki posisi otot leher. Prosedur ini
baru bisa dilakukan setelah pengidap memasuki usia prasekolah.
PENGOBATAN TORTIKOLIS
• 5. Mengonsumsi Obat-Obatan
Dokter juga bisa meresepkan obat-obatan pada pengidap tortikolis untuk meredakan
gejala. Obat-obatan yang biasanya digunakan untuk tortikolis, antara lain obat pelemas
otot (misalnya, baclofen), obat pereda nyeri, serta suntikan botulinum toxin atau botox
yang diulang tiap beberapa bulan.