Anda di halaman 1dari 20

TEORI KOGNITIF

Teori-Teori Psikologis yang relevan bagi


Pendidikan

Dwi Nur Rachmah, S.Psi. M.A


Pendekatan Kognitif
Pendekatan Psikologi Kognitif lebih menekankan arti
penting proses internal, mental manusia. Dalam
pandnagan para ahli kognitif , tingkahlaku manusia
yang tampak tak dapat diukur dan diterangkan tanpa
melibatkan proses mental, seperti : motivasi,
kesengajaan, keyakinan, dan sebagainya.
Menurut para ahli psikologi kognitif aliran
behavioristik tidak lengkap sebagai sebuah teori
psikologi sebab tidak memperhatikan proses kejiwaan
yang berdimensi ranah cipta seperti berpikir,
mempertimbangkan pilihan dan mengambil keputusan.
Dalam perspektif psikologi kognitif, belajar pada
asasnya adalah peristiwa mental bukan peristiwa
behavioral (yang bersifat jasmaniah) meskipun hal-
hal yang bersifat behavioral tampak lebih nyata
dalam hampir setiap peristiwa belajar.
 Belajar menurut ahli teori kognitif :
usaha kita untuk dapat mengerti dunia, untuk itu kita menggunakan
semua alat mental kita
 Belajar menurut pandangan kognitif :
sesuatu yang aktif (berinisiatif mencari pengalaman utk belajar,
mencari informasi utk menyelesaikan masalah,
mengatur/mengorganisasi pengetahuan sebelumnya utk mencapai
pelajaran baru)
 Teori kognitif lebih berminat pada peranan pengetahuan dalam
belajar (apa yang diketahui sebelumnya berperan dalam belajar)
 Apa yg telah diketahui menentukan seberapa luasnya
apa yg akan dipelajari, diingat, atau dilupakan
Jerome Bruner
“Discovery Learning”
 Jerome Bruner (1966) : model pengajaran teori kognitif paling
berpengaruh ‘discovery learning’
 Siswa belajar melalui kegiatan mereka sendiri dengan
memasukan “konsep & prinsip” serta didorong untuk mempunyai
pengalaman, melakukan eksperimen & menemukan prinsip
mereka sendiri
 Peranan guru menciptakan situasi agar siswa dapat belajar
sendiri. Sekolah harus menimbulkan keingintahuan, mengurangi
resiko kegagalan dan serelevan mungkin dengan siswa
 Dalam mengajar guru harus bersikap luwes (flexsible) dan
menyelidiki atau menjelajahi (exploratory). Guru memberi waktu
siswa menyelesaikan masalah sendiri sebelum memberikan
penyelesaian
 Tujuan discovery learning :
1. Memperkuat informasi pengetahuan yang sudah dikenal siswa
2. Mengembalikan konsep-konsep sulit yang perlu di diskusikan
lagi dengan siswa secara lebih terinci
3. Berpikir kembali tentang masalah-masalah yang sulit, siswa
kadang melihat penyelesaian masalah yang sebelumnya tidak
tampak
4. Menyampaikan bahan dari beberapa masalah yang belum
terselesaikan untuk memperbaiki keterampilan intelektual
siswa, sehingga secara perlahan-lahan akan memberi
kesempatan siswa belajar mandiri
 Keuntungan discovery learning :
1. Menimbulkan keingintahuan siswa, dapat
memotivasi mereka melanjutkan pekerjaan sampai
mereka menemukan jawaban-jawaban
2. Dapat mengajar keterampilan menyelesaikan
masalah secara mandiri dan mungkin memaksa
siswa untuk menganalisis dan memanipulasi
informasi, tidak hanya menyerap secara sederhana
saja
David Ausubel
“Reception Learning”

 David Ausubel (1968) : model pengajaran ‘reception


learning’ merupakan kritik atas model discovery learning
 Kritik : siswa-siswa tidak selalu tahu apa yang
penting/relevan dan banyak siswa membutuhkan motivasi
eksternal dalam melakukan tugas” kognitif yang
diperlukan untuk belajar
 Reception learning : menyarankan guru menyusun situasi
belajar, memilih materi yang tepat, kemudian
menyampaikannya dalam bentuk pengajaran yang
teroganisasi mulai dari hal umum ke hal terperinci
 Inti pendekatan Ausubel : ‘expository teaching’ pengajaran
yang sistematis dengan penyampaian informasi yang
bermakna
 Tiga prinsip expository teaching :
1. Fase Pertama :
Presentation of Advance Organizer
Pelajaran dimulai dengan advance organizer
(pengorganisasian awal) yaitu pernyataan dengan
memperkenalkan konsep tingkat tinggi yg cukup luas
utk mencakup informasi yg akan mengikuti
Fase ini ada tiga bentuk : definisi konsep,
generalisasi atau analogi yang dibandingkan dengan
materi baru
 Definisi konsep dan generalisasi : digunakan jika
materi yg dipelajari tidak dikenal
 Analogi : digunakan bila informasi yg dipelajari
mempunyai beberapa aspek yg sudah diketahui
Fase ini memiliki tujuan : memberi siswa informasi yg
dibutuhkan utk mempelajari pelajaran atau untuk
mengingat dan menerapkan pengetahuan yang telah
mereka punyai. Organizer digunakan sebagai
jembatan antara materi baru dan materi yang sudah
dipunyai siswa
2. Fase Kedua :
Presentation of Learning Task or Material
Pelajaran dengan materi baru disampaikan melalui
ceramah, diskusi film, atau memberi tugas pada siswa.
Disini menekankan kebutuhan mempertahankan
perhatian siswa sama baiknya dengan
mengorganisasikan materi, serta menyarankan suatu
proses progressive differentiation (kemajuan langkah
demi langkah dari konsep umum ke konsep khusus)
3. Fase Ketiga :
Strenghtening Cognitive Organization
Guru menggabungkan informasi baru untuk pelajaran
awal dengan mengingatkan siswa setiap rincian
khusus berhubungan dengan gambar yang besar.
 Siswa ditanya apakah mengerti materi yang
disampaikan dan mampu menghubungkannya
dengan pengetahuan yang ada sebelumnya.
 Siswa diberi kesempatan melontarkan pertanyaan
yang akan memperluas pengertian mereka melebihi
pelajaran yang disampaikan guru
 Saran untuk pengajaran dengan strategi reception
learning :
1. Mengorganisasi pengajaran sebelumnya dengan
suatu cara yang akan mengarahkan dari konsep
paling umum ke konsep paling detail
2. Merencanakan diskusi kelas dalam waktu singkat
sebelum menyampaikan materi baru pada siswa,
sehingga siswa dapat mengungkap latar belakang
informasi yang penting
Teori Pemrosesan Informasi
Robert Siegler (1998)
Pendekatan pemrosesan informasi menyatakan bahwa
murid mengolah informasi, memonitornya, dan
menyusun strategi berkenaan dengan informasi
tersebut. Inti dari pendekatan ini adalah proses memori
dan proses berpikir (thinking)
Pandangan pendekatan pemrosesan informasi, anak
secara bertahap mengembangkan kapasitas untuk
memproses informasi, dan karenanya secara bertahap
pula mereka bisa mendapatkan pengetahuan dan
keahlian yang kompleks.
Robert Siegler (1998) mendeskripsikan tiga karakteristik
utama dari pendekatan pemrosesan informasi : proses
berpikir, mekanisme pengubah, dan modifikasi diri.
a. Pemikiran
berpikir (thinking) adalah pemrosesan informasi. Ketika
seorang anak merasakan (Perceive), melakukan
penyandian (encoding), merepresentasikan, dan
menyimpan informasi dari dunia sekelilingnya, mereka
sedanga melakukan proses berpikir. Siegler percaya
bahwa pikiran adalah sesuatu yang sangat fleksibel, yang
menyebabkan individu bisa beradaptasi dan
menyesuaikan diri dengan perubahan dalam lingkungan,
tugas, dan tujuan.
b. Mekanisme pengubah
pemrosesan informasi fokus utamanya adalah pada peran
mekanisme pengubah dalam perkembangan. terdapat
empat mekanisme yang bekerjasama menciptakan
perubahan dalam keterampilan kognitif yaitu encoding
(penyandian), otomatisasi, konstruksi strategi dan
generalisasi.
Encoding adalah proses memasukan informasi ke dalam
memori.
aspek utama dari pemecahan problem adalah menyandikan
informasi yang relevan dan mengabaikan informasi yang
tidak relevan.dibutuhkan waktu danusaha untuk menyusu
strategi baru sehingga perlu melatihnya untuk melaksanakan
penyandian secara otomatis dan memaksimalkan
efektivitasnya.
Otomatisitas (automaticity) adalah kemampuan untuk
memproses informasi dengan sedikit atau tanpa usaha.
Seiring dengan bertambahnya usia dan pengalaman
pemrosesan informasi menjadi makin otomatis, dan
seseorang bisa mendeteksi hubungan-hubungan baru
antara ide dan kejadian.
Konstruksi strategi yaitu penemuan prosedur baru untuk
memproses informasi. Seorang anak perlu menyandikan
informasi kunci untuk suatu problem dan
mengoordinasikan informasi tersebut dengan
pengetahuan sebelumnya yang relevan untuk
memecahkan masalah.
Agar mendapatkan manfaat penuh dari strategi baru itu
maka diperlukan generalisasi atau mengaplikasikan
strategi pada problem lain.
c. Modifikasi diri
Anak menggunakan pengetahuan dan strategi yang telah
mereka pelajari untuk menyesuaikan respons pada
situasi pembelajaran yang baru. Dengan cara ini, anak
membangun respons baru dan lebih canggih
berdasarkan pengetahuan dan strategi sebelumnya.
Arti penting modifikasi diri ini diartikan dengan
metakognisi yaitu kognisi tentang kognisi atau
mengetahui tentang mengetahui.
Metakognisi
Pengetahuan metakognitif melibatkan usaha monitoring
dan refleksi pada pikiran seseorang pada saat sekarang.
Ini termasuk pengetahuan faktual, seperti pengetahuan
tentang tugas, tujuan, atau diri sendiri dan pengetahuan
tentang strategis, seperti bagaimana dan kapan akan
menggunakan prosedur spesifik untuk memecahkan
problem.
Sementara itu aktivitas metakognitif terjadi saat murid
secara sadar menyesuaikan dan mengelola strategi
pemikiran mereka pada saat memecahkan masalah dan
memikirkan sesuatu tujuan.
Membantu murid menggunakan metakognisi dapat
dilakukan dengan beberapa cara :
1. Sadarilah bahwa strategi merupakan aspek kunci dari
pemecahan masalah
2. Beri contoh strategi yang efektif kepada murid
3. Beri murid banyak kesempatan berlatih strategi
4. Dorong murid untuk memonitor efektivitas strategi baru
mereka dibandingkan dengan strategi lamanya
5. Ingat bahwa murid membutuhkan banyak waktu untuk
belajar menggunakan strategi yang efektif
6. Pahami bahwa murid perlu dimotivasi untuk menggunakan
strategi
7. Dorong murid untuk menggunakan banyak strategi

Anda mungkin juga menyukai