Anda di halaman 1dari 31

‫بسم هلل الرمحن الرحمي‬

‫السالم عليمك ورمحة هللا وبراكته‬


Oleh:
Toto Heriyanto, S.Pd.I., M.Ag.
Konsep dan Ruang Lingkup Harta
Dalam Islam
1. Definisi Harta
2. Jenis-Jenis Harta
3. Status Harta
4. Cara Memperoleh Harta
5. Usaha Terlarang dalam Mencari Harta
6. Cara Menggunakan Harta
7. Cara Menginfakkan Rezeki Berupa Harta
8. Karakter Manusia terhadap Harta
1. Definisi Harta
(‫يف لما ل‬
‫)ت ع ر ا‬
Secara Etimologi
ٍ‫ما ملَ ْكته ِمن ُك ِّل َشيء‬
ْ ْ َُ َ َ
apa-apa yang kamu
miliki dari segala
sesuatu
1. Definisi Harta
(‫يف لما ل‬
‫)ت ع ر ا‬
Dalam Istilah Ilmu Fiqih
‫المــال‬ bentuk jamak ‫األموال‬
Cenderung atau condong dari satu
posisi kepada posisi yang berbeda. Ia
merupakan sesuatu yang naluri
manusia cenderung kepadanya
1. Definisi Harta
(‫يف لما ل‬
‫)ت ع ر ا‬
Ulama Hanafiyah
‫اج ِة أ َْو َكا َن َما يُ ْم ِك ُن‬ ‫ْح‬
‫ل‬ ‫ا‬ ‫ت‬ ِ ْ‫ان ويم ِكن إِ ْد َخارهُ اِلَى وق‬ ِ ‫ماي ِم ْيل إِلَْي ِه طَْبع اْ ِالنْس‬
َ َ َ َ ُ ْ ُ َ َ ُ ُ َ َ
‫ِحيَا ِزتَهُ َواِ ْخ َر َازهُ َوَي ْنتَ ِف ُع بِ ِه‬
Segala yang diminati manusia dan dapat dihadirkan“
ketika diperlukan, atau segala sesuatu yang dapat
.”dimiliki, disimpan, dan dimanfaatkan
Ulama Hanafiyah menekankan batasan harta pada
sesuatu yang dapat disimpan dan mengisyaratkan
pengecualian pada aspek manfaat. Menurut pandangan
me­reka, manfaat tidak termasuk bagian dari konsep
harta, melain­kan masuk dalam konsep kepemilikan
1. Definisi Harta
(‫يف لما ل‬
‫)ت ع ر ا‬
Jumhur fuqaha mazhab Malikiyah, Syafi’iyah dan
Hanabilah
ِ ِ‫ُكلٌّ مالَهُ قِ ْيمةٌيل ِزم م ْتلِ ُف َها ب‬
‫ض َمانِِه‬ ُُ ََ َ
Segala sesuatu yang mempunyai nilai, dan dikenakan ganti“
”rugi bagi orang yang merusak atau melenyapkannya

Menurut jumhur ulama harta itu tidak saja bersifat


materi melainkan juga termasuk manfaat dari
suatu benda
1. Definisi Harta
(‫يف لما ل‬
‫)ت ع ر ا‬
Implikasi dari perbedaan pendapat ini terlihat dalam
:contoh berikut
Ketika seseorang mengambil (al-ghasb) kendaraan orang lain
tanpa izin, menurut jumhur, orang itu dapat dituntut ganti rugi,
karena manfaat kendaraan itu mempunyai nilai harta. Mereka
berpendirian bahwa manfaat suatu benda merupakan unsur
terpenting dalam harta, karena nilai harta diukur pada kualitas
dan kuantitas manfaat benda
Akan tetapi, ulama Hanafiyah mengatakan bahwa penggunaan
kendaraan orang lain tanpa izin, tidak dapat dituntut ganti rugi,
karena orang itu tidak mengambil haqya, tetapi hanya sekadar
memanfaatkan kendaraan; sementara kendaraannya tetap utuh.
Namun demikian ulama Hanafiyah tetap tidak dapat
membenarkan pemanfaatan milik orang lain tanpa izin
2. Jenis-Jenis Harta
Maal Mutaqawwim dan Ghairu .1
Mutaqawwim
Maal mutaqawwim (halal dimanfaatkan)
dan maal ghairul mutaqawwim (harta yang
.tidak halal dimanfaatkan)
Babi, khamr, bangkai, anjing dan lain-lain
sebagainya tergolong maal ghairu muta­
qawwim, karena syara’ mengharamkan
kepada orang mukmin untuk memanfaatkan
barang-barang yang sejenis ini
2. Jenis-Jenis Harta
Maal Mutaqawwim dan Ghairu Mutaqawwim .1
Pembedaan jenis harta seperti ini mengakibatkan beberapa
.konsekuensi hukum
Pertama, pada prinsipnya ummat Islam tidak diperkenankan men­
jadikan harta ghairu mutaqawwim sebagai obyek transaksi.
Prinsip ini tentunya tidak berlaku secara mutlak
Misalnya transaksi jual beli anjing herder bukan anjing potong.
Pada transaksi jual beli anjing potong atau daging anjing
tujuannya adalah untuk dimakan. Tujuan transaksi seperti ini
jelas bertentangan dengan syari’at Islam. Sedang anjing herder
ditransaksikan untuk tujuan keamanan. Tujuan tran­saksi seperti
ini tidak bertentangan dengan syari’at Islam sekalipun dilakukan
terhadap maal ghairu mutaqawwim
2. Jenis-Jenis Harta
Mal al-`Uqar dan Mal al-Ghairul `Uqar .2

Mal al-`Uqar yaitu harta benda yang tidak


mungkin dipindah dari tempat asalnya ke
tempat lain seperti tanah dan rumah, dan mal
al-ghairul `uqar (harta bergerak atau harta
tidak tetap), yaitu harta benda yang dapat
dipindahkan dari tempat semula kepada
tempat lain seperti hewan dan perhiasan
2. Jenis-Jenis Harta
Mal al-`Uqar dan Mal al-Ghairul `Uqar .2
Konsekuensi hukum dari perbedaaan tersebut adalah:
1. Hubungan ketetanggaan terhadap mal al-`uqar menimbulkan hak syuf’ah,
yakni hak prioritas seorang tetangga dekat untuk membeli mal-al`uqar,
sebelum pemilik berkehendak menjualnya kepada orang lain.
2. Mal al-`uqar dapat dijadikan sebagai obyek wakaf tanpa ada perselisihan di
kalangan fuqaha’. Sedang wakaf harta ghairul ‘uqar, Ulama Hanafiyah
mempersyaratkan sifatnya yang tidak dapat dipisahkan dari harta tidak
bergerak.
3. Waasi (orang yang kepadanya diberikan wasiat) memelihara harta anak kecil
tidak dibenarkan menjual harta tidak bergerak milik anak kecil tersebut
kecuali dalam hal-hal yang sangat mendesak, seperti menjualnya untuk
kepentingan membayar utang anak kecil. Sedangkan terhadap harta
bergerak, seorang wasi boleh menjualnya untuk ke¬perluan pemeliharaan
anak kecil tersebut tanpa harus ada izin dari haqim
2. Jenis-Jenis Harta
Mal al-`Uqar dan Mal al-Ghairul `Uqar .2
Konsekuensi hukum dari perbedaaan tersebut adalah:
4. Dalam hal ghasab, menurut Abu Hanifah dan Abu Yusuf, ghasab
tidak mungkin dilakukan terhadap harta tidak bergerak, karena
harta jenis ini tidak dapat dipindahkan. Sedang menurut jumhur
fuqaha’ ghasab bisa terjadi pada benda tidak bergerak. Karena
manfaat merupakan unsur terpenting dalam harta.
5. Dalam transaksi jual beli. Menurut Imam Abu Hanifah dan Abu
Yusuf, pembeli harta tidak bergerak, berhak memanfaatkannya
meskipun belum ada kekuasaan atasnya disebabkan belum
dilakukan penyerahan kepadanya. Sedangkan menurut Imam
Syafi’i pembeli tidak dibenarkan memanfaatkannya sebelum
dilakukan penyerahan.
2. Jenis-Jenis Harta
3. Mal al-Mitsli dan Mal al-Qimi
Mal al-mitsli adalah harta yang memiliki kesamaan
antara satu dengan lainnya dalam kesatuan jenisnya,
berupa harta-benda yang dapat ditimbang, ditakar, dan
diukur kuantitasnya. Seperti buah-buahan dan sayur-
sayuran.
Sementara mal al-qimi adalah harta yang tidak
mempunyai persamaan, namun terdapat perbedaan
kualitas yang sangat diperhitungkan, seperti perhiasan,
binatang piaraan, naskah kuno, barang antik
2. Jenis-Jenis Harta
3. Mal al-Mitsli dan Mal al-Qimi
Perbedaan jenis harta ini mengakibatkan beberapa konsekuensi hukum, sebagai
berikut:
1. Sistem jual beli barter atas mal al-qimi tidak memungkinkan terjadinya riba
fudhuli, karena jenis satuannya tidak sama. Tetapi jual beli barter terhadap
mal al-mitsli dimungkinkan transaksi jual beli yang menjurus kepada praktek
riba fudhuli.
2. Kedua, dalam perserikatan harta yang bersifat mitsli dapat mengambil
bagiannya ketika teman sekutunya sedang tidak ada di tempat (bil ghaib).
Sebaliknya dalam persekutuan harta yang bersifat qimi, masing-masing
pihak yang bersekutu tidak boleh mengambil bagiannya selama pihak lain
tidak sedang berada di tempat.
3. Ketiga, pengrusakan terhadap harta mitsli pemilik boleh menuntut ganti rugi
dengan barang yang sejenis, sedang pengrusakan terhadap harta yang
bersifat qimi maka ganti pembayaran ganti rugi dilakukan dengan
memperhitungkan harganya
2. Jenis-Jenis Harta
4. Mal lsti’mali dan Mal Istihlaqi
Mal isti’mali yaitu harta yang dapat diambil
manfaatnya beberap kali tanpa menimbulkan
perubahan dan kerusakan pada zatnya serta tidak
mengurangi nilai harta tersebut, seperti kebun,
pakaian, dan perhiasan.
Sedangkan mal istihlaqi adalah harta yang menurut
kebiasaannya hanya dapat dipakai dengan merusak
zatnya atau mengurangi nilainya. Seperti korek api,
makanan, minuman, kayu bakar, pakaian
2. Jenis-Jenis Harta
4. Mal lsti’mali dan Mal Istihlaqi
Konsekuensi hukum dalam hal menjadi obyek transaksisebagai
beirikut,
1. Pada harta yang bersifat isti’mali dapat dijadikan sebagai
obyek akad yang mendatangkan keuntungan material bagi
pemiliknya. Seperti akad ijarah, yakni akad yang
mentransaksi manfaat suatu harta dengan sejumlah imbalan
tertentu.
2. Jenis harta mal istihlaqi hanya memungkinkan pemiliknya
mentasarrufkan manfaat barang untuk tujuan ta’awun (tolong-
menolong), seperti pada akad `ariyah, yakni transaksi atas
manfaat barang yang tidak disertai imbalan
2. Jenis-Jenis Harta
5. Mal Mamluk, Mal Mahjur dan Mal Mubah
Maal mamluk adalah harta benda yang statusnya berada dalam
pemilikan seseorang atau badan hukum seperti pemerintah.
Maal mahjur adalah harta yang menurut syara’ tidak dapat
dimiliki dan tidak dapat diserahkan kepada orang lain lantaran
telah diwakafkan atau telah diperuntukkan bagi kepentingan
umum, seperti jalan, masjid, tempat pemakaman dan segala
macam barang yang diwakafkan.
Maal mubah (benda bebas) adalah harta yang setiap orang dapat
menguasai dan memiliki jenis benda ini sesuai kesanggupannya.
Orang yang lebih dahulu menguasainya ia menjadi pemiliknya.
Seperti ikan di laut, rumput, binatang buruan dan sebagainya.
2. Jenis-Jenis Harta
6. Mal Ashl dan Mal Tsamarah
Mal al-ashl adalah harta benda yang dapat
menghasilkan harta lain.
Sedang mal al-tsamarah adalah harta benda
yang tumbuh atau dihasilkan dari mal al-Ashl
tanpa menimbulkan kerugian atau kerusakan
atasnya. Misalnya sebidang kebun
menghasilkan buah-buahan. Maka kebun
merupakan mal al-ashl sedang buah-buahan
merupakan malus-tsamarah
2. Jenis-Jenis Harta
7. Mal al-Qismah dan Mal Ghair al-Qismah
Mal al-Qismah adalah harta benda yang dapat
dibagi menjadi beberapa bagian dengan tidak
menimbulkan kerusakan atau berkurangnya
manfaat masing-masing bagian di bandingkan
sebelum dilakukan pembagian, seperti, emas
batangan, daging, kayu dan lain sebagainya.
Sedang mal ghair al-qismah adalah harta yang
tidak dapat dilakukan pembagian sebagaimana
pada mal al-qismah, seperti gelas, kursi, dan
perhiasan
2. Jenis-Jenis Harta
8. Maal al-Khas dan Maal al-`Amm
Maal Khas adalah harta benda yang dimiliki oleh
pribadi seseorang dan orang lain tercegah
menguasai atau memanfaatkannya tanpa seizin
pemiliknya.
Sedang yang dimaksudkan dengan maal `amm
adalah harta benda yang menjadi milik
masyarakat yang sejak semula dimaksudkan
untuk kemaslahatan dan kepentingan umum.
3. Status Harta
1. Harta merupakan titipan dan amanah
Hal ini didasarkan pada al-Qur’an surat al-Hadid/57: 7

Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan infakkanlah (di jalan Allah)
sebagian dari harta yang Dia telah menjadikan kamu sebagai penguasanya (amanah).
Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menginfakkan (hartanya di jalan
Allah) memperoleh pahala yang besar

2. Harta sebagai hiasan hidup


Hal ini didasarkan pada al-Qur’an surat ali-Imran/3: 14

Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan,
berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk
emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan
hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.
3. Status Harta
3. Harta sebagai fitnah ujian keimanan
Hal ini didasarkan pada al-Qur’an surat Surah al-Anfāl/8: 28

Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan
sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar
4. Harta sebagai bekal ibadah
Hal ini didasarkan pada al-Qur’an surat al-Baqarah/2: 267

Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-
baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu
memilih yang buruk untuk kamu keluarkan, padahal kamu sendiri tidak mau
mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Dan
ketahuilah bahwa Allah Mahakaya, Maha Terpuji.
4. Cara Memperoleh Harta
Berusaha dan bekerja dengan sungguh-sungguh .1
Hal ini didasarkan pada al-Qur’an surat Surah al-Mulk/67: 15

Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka
jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan
hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan
Tidak boleh putus asa .2
Hal ini didasarkan pada al-Qur’an surat Surah al-Had īd/57: 23

Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan jangan
pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah
tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri,
(kembali setelah) dibangkitkan
5. Usaha Terlarang dalam Mencari
Harta
Jangan memakan harta dengan cara batil .1
Hal ini didasarkan pada al-Qur’an surat Surah al-Baqarah/2: 188

Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil, dan
(janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim, dengan
maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan
dosa, padahal kamu mengetahui
.Jangan makan riba .2
Hal ini didasarkan pada al-Qur’an surat Surah ali-Imran/3: 130

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memakan riba dengan


berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung
5. Usaha Terlarang dalam Mencari
Harta
Suap-menyuap .3
Hal ini didasarkan pada al-Qur’an surat Surah an-Nis ā′/4: 29

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta


sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan
yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu
Jangan mencuri .4
Hal ini didasarkan pada al-Qur’an surat Surah al-M ā′idah/5: 38

Adapun orang laki-laki maupun perempuan yang mencuri, potonglah tangan


keduanya (sebagai) balasan atas perbuatan yang mereka lakukan dan sebagai
siksaan dari Allah. Dan Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana
5. Usaha Terlarang dalam Mencari
Harta
Jangan berjudi .5
Hal ini didasarkan pada al-Qur’an surat Surah al-Baqarah /2: 219

Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang khamar dan


judi. Katakanlah, “Pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa
manfaat bagi manusia. Tetapi dosanya lebih besar daripada
manfaatnya.” Dan mereka menanyakan kepadamu (tentang) apa
yang (harus) mereka infakkan. Katakanlah, “Kelebihan (dari apa
yang diperlukan).” Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu agar kamu memikirkan
6. Cara Menggunakan Harta
1. Memakan harta yang halal dan tayyib
2. Makan dan jangan berlebih-lebihan
3. Makan dan jangan melampaui batas
4. Makan dan jangan mengikuti langkah-
langkah setan
5. Makan yang halal dan baik serta
bertakwalah kepada Allah.
6. Makanan yang halal dan baik serta
bersyukur
7. Cara Menginfakkan Rezeki
Berupa Harta

1. Sikap pertengahan (Al-Furqān/25:


67)
2. Menginfakkan kepada kaum kerabat
(Q.S. Al-Baqarah/2: 177)
3. Berinfak tanpa diikuti dengan celaan
ataupun hinaan (Q.S. Al-Baqarah/2:
262)
8. Karakter Manusia terhadap
Harta
1. Yang sangat cinta terhadap harta. (Q.S. al-Fajr/89:
20)
2. Yang suka mengumpulkan kemudian menghitung-
hitungnya. (Q.S. Al-Humazah/104: 1-3)
3. Berbangga dengan harta, (Q.S. Al-Hadīd/57: 20)
4. Sikap kikir terhadap harta,. (Q.S. Ali-Imrān/3:
180.
Semoga Berkah Semuanya

Anda mungkin juga menyukai