Anda di halaman 1dari 27

Skenario

Seorang anak laki-laki berusia 11 tahun mengalami kele


mahan pada kedua tungkai disertai rasa baal dan sulit be
rjalan sejak 3 minggu yang lalu. Dua minggu sebelum m
engalami kelemahan tersebut pasien menderita demam d
an mual selama 2 hari yang membaik dengan pemberian
obat-obatan simtomatik. Pasien tidak mengalami ganggu
an dalam berkemih. Pada pemeriksaan fisik tanda-tanda
vital dalam batas normal, pemeriksaan neurologis nervu
s kranialis dalam batas normal.
Kata Kunci

1.. Laki-laki
2. Usia 11 tahun
3. Lemah pada kedua tungkai
4. Sulit berjalan sejak 3 minggu
5. Demam dan mual
6. Obat-obatan simtomatik
7. Tidak ada gangguan dalam berkemih
8. Tanda-tanda Vital normal
9. Pemeriksaan Neurologis nervus kranialis normal
NEUROANATOMI
Anatomi Extremitas Bawah
1. Tulang
* Os Coxae
* Os femur
* Os Tibia
* Os Fibula
* Os Patella
* Os Tarsalia
* Os Metatarsalia
* Os Phalangea

(Gibson, 2002. Fisiologi Dan Anatomi Modern Untuk


Perawat:Edisi 2 )
Anatomi Extremitas Bawah
2. Otot
• Otot-otot pinggul bagian ventral • Otot-otot pinggul bagian ventral
a) M. Iliacus a) M. Iliacus
b) M. psoas major b) M. psoas major
c) M. psoas minor c) M. psoas minor
• Otot-otot pinggul bagian dorsal • Otot-otot pinggul bagian dorsal
a) M. gluteus maximus a) M. gluteus maximus
b) M. gluteus medius b) M. gluteus medius
c) M. gluteus minimus c) M. gluteus minimus
d) M. piriformis d) M. piriformis
(Putz dan Pabtst. 1994. Atlas Of Human Anatomy Sobotta )
Anatomi Extremitas Bawah
1. M. tensor fascia lata .
2. M. sartorius
3. M. rektus femoralis
4. M. illiotibial tract
5. M. vastus lateralis eksternal
6. M. peroneus longus
7. M. tibialis anterior
8. M. ekstensor digitorum longus
9. M. peroneus brevis
10. M. illliopsoas
11. M. pectineus
12. M. gracillis
13. M. adduktor brevis

(Putz dan Pabtst. 1994. Atlas Of Human Anatomy Sobotta )


Anatomi Extremitas Bawah
18. M. adduktor magnus
19. M. gracilis
20.M. semi tendinosus
21. M. semi membranous
22. M. sartorius
23. M. gastrocnemius
24. M. plantaris
25. M. gluteus medius
26. M. gluteus maximus
27. M. Illiotibial tract
28. M. biceps femoris long head
29. M. biceps femoris short head
30. M. soleus
31. M. fibularis longus
32. M. fibularis
(Putz dan Pabtst. 1994. Atlas Of Human Anatomy Sobotta )
Anatomi Extremitas Bawah
 Otot-otot paha bagian dorsal (Mm.
Ischiocrurales)
 Otot-otot paha bagian ventral a)  M. biceps femoris
b)  M. semitendinosus
a)  Mm. quadriceps femoris (M. rectus femoris, M.
vastus lateralis, M. vastus intermedius, M. vastus c)  M. semimembranosus
medialis)  Otot-otot tungkai bawah bagian ventral
b)  M. sartorius a)  M. tibialis anterior
b)  M. extensor hallucis longus
c)  M. tensor fascia latae
c)  M. extensor digitorum longus
 Otot-otot paha bagian medial (adductor) d)  M. fibularis [peroneus] tertius (tidak selalu
a) M. pectineus ada)
b) M. gracilis
c) M. adductor brevis
d) M. adductor longus
e) M. adductor magnus
f) M. obturatorius externus
(Putz dan Pabtst. 1994. Atlas Of Human Anatomy Sobotta )
 Otot-otot punggung kaki:
 Otot-otot tungkai bawah bagian
a)  M. extensor digitorum brevis pedis
lateral (fibular)
b)  M. extensor hallucis brevis
a) M. fibularis [peroneus] longus
c)  M. interossea
b) M. fibularis [peroneus] brevis
Otot-otot telapak kaki sebelah medial
 Otot-otot tungkai bawah bagian
a)  M. abductor hallucis
dorsal superficial (Mm. triceps
b)  M. flexor hallucis brevis
surae)
c)  M. adductor hallucis
a) M. gastrocnemius
b) M. soleus
.
 Otot-otot telapak kaki bagian tengah
a)  M.. flexor digitorum brevis pedis
 Otot-otot tungkai bawah bagian
b)  M. quadratus plantae (M. flexor accessorius)
dorsal profundus
c)  Mm. lumbricales pedis I-IV
a)  M. popliteus
d)  Mm. interossei plantares pedis I-III
b)  M. tibialis posterior
e)  Mm. interossei dorsales pedis I-IV
c)  M. flexor digitorum longus
d) M. flexor hallucis longus

(Putz dan Pabtst. 1994. Atlas Of Human Anatomy Sobotta )


 Otot-otot telapak kaki bagian ventral
a) M. abductor digiti minimi brevis pedis  Otot ekstensor articulatio coxae
b) M. flexor digiti minimi brevis pedis a)  M. gluteus medius
c) M. opponens digiti minimi (tidak selalu ada) b)  M. gluteus maximus
 Otot fleksor articulatio genu
 Otot abduktor articulatio coxae a) ( Hamstring )
a)  M. abductor brevis b)  M. sartorius
b)  M. abductor longus  Otot ekstensor articulatio talocruralis
c)  M. Tensor Fascia Latae a)  M. tibialis anterior
 Otot adduktor articulatio coxae b)  M. peroneus longus
a)  M. pectineus c)  M. peroneus brevis
b)  M.. adductor magnus d)  M. extensor hallucis longus
c)  M. adductor brevis e)  M. extensor hallucis brevis
d)  Muskulus gracilis f)  M. extensor digitorum longus
 Otot ekstensor articulatio genu g)  M. extensor digitorum brevis
(quadricep femoris)
 Otot flexor articulatio talocruralis
a) M. Gastrocnemius
b) M. Soleus (Putz dan Pabtst. 1994. Atlas Of Human Anatomy Sobotta )
Anatomi Extremitas Bawah
3. Articulationes
* Art. Coxae
*Art. Genu
*Art. Cruris
*Art. Pedis.

4. Arcus Pedis
Arcus longitudinal lateral
1) Arcus longitudinal medial
2) Arcus transversus

(Putz dan Pabtst. 1994. Atlas Of Human Anatomy Sobotta )


Fisiologi Sistem Saraf
Sistem motorik berhubungan dengan sistem neuromuskular terdiri atas :
1. Upper motor neurons (UMN) = kumpulan saraf-saraf motorik yang menyalurkan
impuls dan area motorik di korteks motorik sampai inti-inti motorik di saraf kranial di
batang otak atau kornu anterior medula spinalis. Kelompok UMN : susunan
ekstrapiramidal dan intrapiramidal.

2. Lower motor neuron (LMN) = kumpulan saraf motorik yang berasal dari batang
otak, pesan tersebut dari otak dilanjutkan ke berbagai otot dalam tubuh seseorang.

(Sherwood L. 2007. Human Physiology from cells to system. Edisi ke-6: Thomson Brooks/ Cole;.p. 77-211. )
 
Upper Motor Neuron
Traktus kortiko spinalis : menyalurkan
Fisiologi Sistem Saraf
impuls motorik pada sel-sel motorik
batang otak dan medula spinalis untuk
gerakan-gerakan otot kepala dan leher.
Lower Motor Neuron
Traktus kortikobulber : membentuk Neuron yang langsung berhubungan dgn
traktus piramidalis, mempersarafi sel-sel otot, terdapat pada batang otak dan kornu
motorik batang otak secara bilateral, anterior medulla spinalis. Gangguan pada LMN
kecuali nervus VII & XII, berfungsi untuk memberikan kelumpuhan tipe LMN
menyalurkan impuls motorik untuk gerak yaitu parese yang sifatnya flaccid, arefleksi, tak
otot tangkas. ada refleks patologis, atrofi cepat
terjadi.

(Sherwood L. 2007. Human Physiology from cells to system. Edisi


ke-6: Thomson Brooks/ Cole;.p. 77-211. ) Mardjono M, dkk, Neurologi Klinis Dasar.1988. Jakarta : Dian Rakyat.
 
Definisi Kesemutan
Kesemutan adalah sensasi tubuh yang dialami

dalam berbagai kondisi, mulai dari pengalaman

sehari-hari hingga situasi eksperimental dan

terapeutik. Ini dapat diinduksi oleh proses perifer atau

aferen (stimulasi eksternal, patologi perifer) dan

kognitif (harapan) yang lebih tinggi.

Tihanyi, benedek t dkk, neurofisiologi kesemutan. Elsevier,2018.


Hlm. 97-110
Etiologi Kesemutan

1. Posisi tubuh, tungkai, kaki,


. lengan atau tangan yang

sedemikian rupa
2. Adanya JepitanSaraf
3. Adanya penyakit Diabetes Mellitus
4. Penyakit saraf
5. Pengaruh obat-obatan
6. Trauma
7. Neuritis
8. Defisiensi Vitamin B12
Mardiono, M & Sidharta, P.2006.Neurologi Klinik Dasar.Edisi 6:EGC,Jakarta
Klasifikasi Kesemutan

1. Paresthesia Akut

2. Paresthesia Kronik

• Alexander R. Vacarro, Mahdi, Sharif-Alhoseini, Vafa Rahimi-Movaghar, Penyebab yang Mendasari Paresthesia.
Jurnal Universitas Teheran Of Medical Sciences. 2012.
Penegakan Diagnosis .

Anamnesis Pemeriksaan Fisik


Data identitas, Keluhan
Utama, Faktor pemberat Neurologis, Inspeksi, Refleks
keluhan utama, gejala lain, Fisiologis.
riwayat obat, riwayat penyakit
sekarang,faktor pencetus,
riwayat penyakit dahulu,
riwayat keluarga.
Pemeriksaan Penunjang
Tes darah, Tes CSS, Pem.
Fungsi saraf, Pencitraan: Foto
polos, CT Scan.

Novitasari A, Ridlo S, Kristina TN. Instrumen Penilaian Diri Kompetensi


Klinis Mahasiswa Kedokteran. 2017;6(1):81–9.
Pontoh LM. Rehabilitasi medik pada poliomielitis.
Differential Diagnosis
POLIOMIELITIS ,

Poliomielitis atau polio adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus.
Agen poliovirus (PV) masuk ke tubuh melalui mulut dan menginfeksi saluran usus. Virus ini
dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan
melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralisis).
SINDROM GUILLAIN-BARRÉ (SGB)
Sindrom Guillain-Barré (SGB) adalah sekumpulan gejala poliradikuloneuropati autoimun
yang terjadi pasca-infeksi, terutama mengenai neuron motorik namun dapat juga
mengenai neuron sensorik dan otonom.
TARSAL TUNNEL SYNDROME (TTS)
Tarsal Tunnel Syndrome (TTS) merupakan kompresi neuropathy dan kondisi kaki yang menjadi
nyeri akibat terjadinya penekanan pada nervus tibia yang melewati terowongan
tarsal.
Tabel DD
.
 
SINDROM GUILLAIN-BARRÉ SINDROM TEROWONGAN TARSAL
KATA KUNCI POLIOMIELITIS
(SGB)  
 

LAKI - LAKI √

USIA 11 TAHUN √ √ -

LEMAH KEDUA TUNGKAI √ √ -

BAAL √ √ √

DEMAM √ - -

MUAL √ √ -

SULIT BERJALAN √ √ √

TIDAK ADA GANGGUAN BERKEMIH √ - √


Prognosis DD
1. Poliomyelitis
Poliomielitis setengah dapat sembuh sepenuhnya, seperempat pulih dengan cacat ringan,
dan sisanya tersisa dengan cacat parah. 
2. Guillain Barre Syndrome
Cacat persisten terlihat pada 20% -30% pasien dewasa, kurang umum pada
anak- anak.
Kelelahan parah adalah sekuel GBS pada 2/3 pasien dewasa. 
3. Tarsal Tunel Syndrome
Pasien dengan etiologi yang dapat diidentifikasi = responsnya umumnya baik. 
Pasien tanpa penyebab yang dapat diidentifikasi = prediktor kuat untuk
pembedahan.
Pencegahan
1. Poliomyelitis

 Pemberian imunisasi aktif dan menghindari daerah endemis.


 Vaksinasi :
Pemberian vaksin polio di Indonesia dilakukan sedikitnya 4 kali pada usia 0 (saat
sebelum pulang dari Rumah Sakit), 2, 4, 6 bulan. Booster dilakukan dua kali pada
usia 18 – 24 bulan dan pada usia 5 tahun. Vaksin polio yang diberikan pertama kali
usia 0 bulan (polio-0) berupa vaksin polio oral, selanjutnya untuk polio-1, polio-2,
polio-3, serta booster dapat diberikan oral atau intravena dengan rekomendasi
pemberian vaksin polio intravena sedikitnya satu kali.
Pontoh LM, Program EA. 2015. Rehabilitasi Medik pada Poliomielitis. Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi. Manado : J Biomedik
Pencegahan
2. Guillain Barre Syndrome

• Menjaga kesehatan supaya tidak mengalami infeksi


• Melakukan pemantauan keamanan vaksin.
Vaccine Adverse Event Reporting (VAERS) adalah suatu sistem yang
dikelola CDC dan Food and Drug Administration (FDA) ,
mengumpulkan laporan sukarela tentang kemungkinan efek samping
yang dialami orang setelah mendapatkan vaksinasi.

Rahayu, tutiek. 2016. Mengenal Guillain barre Syndrome (GBS). Dosen Jurdik Biologi FMIPA
UNY.
Pencegahan
3. Tarsal Tunnel Syndrome

 Istirahatkan kaki di saat berdiri lama atau berjalan


 Kegiatan pemanasan yang tepat sebelum memulai latihan berat
 Mengenakan sepatu dipasang dengan benar dan orthotics
 Membungkus atau menguatkan saat melakukan kegiatan atletik,
terutama pada permukaan yang tidak rata atau melibatkan
perubahan arah yang mendadak dalam lalu lintas,

Noor, Zairin 2016. Buku Ajar Gangguan Muskoskeletal. Jakarta : Salembap Medika
Penatalaksanaan
Farmakoterapi

Antikonvulsa Antidepresan
n

Vitamin
neurotropik
(Vit. B1, B6
dan B12)
Komplikasi Kesemutan

Parestesia yang dialami dalam jangka waktu yang singkat dan bersifat
sementara jarang menyebabkan kerusakan permanen atau penyakit s
erius.
Namun, jika saraf terjepit dalam waktu yang lama dapat menyeb
abkan kerusakan permanen, nyeri kronis bahkan kelumpuhan.

Parestesia. 2019. National Institude of Neurological Disorders and Stroke.


https://www.ninds.nih.gov/disorders/all-disorders/paresthesia-information-page
Integrasi Keislaman
Kami meriwayatkan dalam Kitab Ibn as-Sunni, dari al-Haitsam bin Hanasy, dia berkata:

"Pernah kami berada di samping Abdullah bin Umar radiyallahu 'anhu, lalu kakinya terasa
kaku (kesemutan), maka seseorang berkata kepadanya, 'Sebutlah manusia yang paling
kamu cintai,' maka dia berkata, 'Wahai Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam,' maka dia
seolah-olah telah dilonggarkan dari ikatan tali kekang."
Integrasi Keislaman
Q.S Al-Israa[17]: 82

Anda mungkin juga menyukai