Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

HDR
KELOMPOK 1
A. PENGERTIAN

Konsep diri di definisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang
membuat  seseorang mengetahui tentang diriya dan mempengaruhi hubungannya dengan orang
lain (Stuart & Sunden). Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri
adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku
sesuai dengan ideal diri (Keliat). Seberapa sering seseorang mencapai tujuan secara langsung
mempengaruhi perasaan kompeten (harga diri rendah ) atau rendah diri.

Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti, rendah diri,
yang menjadikan evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri (Keliat, 2011).
Harga diri rendah dapat terjadi secara :

a. Situasional

Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja,
perasaan malu karena sesuatu (korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba). Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga
diri rendah, karena :

1) Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran
pubis, pemasangan kateter, pemeriksaan perneal).

2) Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/ sakit/ penyakit.

3) Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan dan tanpa persetujuan.

b. Kronik
Yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum sakit/ dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir
yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons
yang maladaptive. Kondisi ini dapat ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronis atau pada klien gangguan jiwa. Dalam
tinjauan life span history klien, penyebab HDR adalah kegagalan tumbuh kembang, misalnya sering disalahkan, kurang dihargai,
tidak diberi kesempatan dan tidak diterima dalam kelompok
B. TANDA DAN GEJALA (MANIFESTASI KLINIS)

a. Data subjektif : mengungkapkan ketidakmampuan dan meminta bantuan orang lain dan
mengungkapkan malu dan tidak bisa bila diajak melakukan sesuatu.

b. Data objektif : tampak ketergantungan pada orang lain, tampak sedih dan tidak
melakukan aktivitas yang seharusnya dapat dilakukan, wajah tampak murung.
C. PENYEBAB

a. Faktor predisposisi

Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah yaitu :

1. Biologis

Karena ada kondisi sakit fisik yang dapat mempengaruhi kerja hormon secara umum, yang dapat pula
berdampak pada keseimbangan neurotransmiter diotak, contoh kadar serotonin yang menurun dapat
mengakibatkan klien mengalami depresi dan pada pasien depresi kecenderungan harga diri rendah semakin
besar karena klien lebih dikuasai oleh pikiran negatif dan tidak berdaya.

2. Psikologis

Faktor psikologis berhubungan dengan pola asuh dan kemampuan individu menjalankan peran dan fungsinya. Hal-hal
yang dapat mengakibatkan individu mengalami HDR meliputi :

 Penolakan orang tua dan orang tua yang tidak percaya pada anak Penolakan orang tua menyebabkan anak merasa
tidak dicintai dan mengakibatkan anak gagal mencintai dirinya dan akan gagal untuk mencintai orang lain
 ideal diri dan harapan orang tua yang tidak realistis

 tekanan teman sebaya,

 kegagalan berulang kali,

 peran yang tidak sesuai dengan jenis kelamin

 kurang mempunyai tanggung jawab personal,


 ketergantungan pada orang lain
3. Sosial
Status ekonomi sangat mempengaruhi proses terjadinya harga diri rendah antara lain kemiskinan, tempat tinggal
didaerah kumuh, kultur sosial yang berubah misalkan ukuran keberhasilan individu
4. Kultural
Tunjukkan peran sesuai kebudayaan sering meningkatkan kejadian HDR antara lain : wanita sudah menikah jika
umur mencapai dua puluhan, perubahan kultur ke arah gaya hidup individualis
b. Faktor presipitasi

Factor presipitasi terjadinya harga diri rendah dapat berasal dari factor eksternal dan internal, yaitu :
1. Trauma
Seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menaksirkan kejadian yang mengancam.

2. Ketegangan peran
Ada tiga jenis transisi peran, yaitu :

a) Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap
perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai tekanan untuk peyesuaian diri.

b) Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.

c) Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan
oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh, perubahan fisik, prosedur medis dan
keperawatan.
D. RENTANG RESPON

Menurut Stuart dan Sunden respon individu terhadap konsep dirinya sepanjang rentang respon konsep diri, yaitu adaptif dan
maladaptive.

Respon adaptive Respon maladaptive

Aktualisasi Konsep Harga diri Kerancuan Depersonalisasi


diri diri positif rendah identitas

Keterangan :

 Respon adaptif adalah respon yang dihadapi klien untuk menghadapi masalah dan bisa memecahkannya.

a. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri positif tentang latar belakang pengalaman nyata yang sukses diterima.

b. Konsep diri positif adalah individu mempunyai pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri.
 Respon maladptif adalah respon individu dalam menghadapi masalah dimana individu tudak dapat memecahkan masalah
tersebut.

a. Harga diri rendah adalah transisi antara respon diri adaptif dengan konsep diri maladaptif.

b. Kerancuan identitas adalah kegagalan individu dalam kemalangan aspek psikososial dan kepribadian dewasa yang
harmonis.

c. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan,
kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya dengan orang lain.
E. PSIKOPATOLOGI

berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri seseorang yaitu faktor predisposisi yang merupakan
faktor pendukung harga diri rendah meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak relistis, kegagalan yang
berulang kali, kurang mempunyai tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis.
Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah peran gender, tuuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya. Faktor
yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan
struktur sosial. Sedangkan faktor presipitasi munculnya harga diri rendah meliputi trauma seperti penganiayaan seksual dan
psikologis atau menyaksika kejadian yang megancam kehidupan dan ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau
posisi yang diharapkan dimana individu mengalami frustrasi.

Tanda dan gejala yang muncul pada gangguan konsep diri harga diri rendah yaitu mengkritik diri sendiri, termasuk hilangnya
percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan,gangguan dalam berhubungan, penurunan produktivitas,
destruktif yang diarahkan pada orang lain, rasa bersalah, ketegangan peran yang dirasakan, pandangan hidup yang pesimis,
adanya keluhan fisik, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung, menarik diri secara realitas,penyalahgunaan zat dan
menarik diri secara sosial. Melihat tanda dan gejala diatas apabila tidak ditanggulangi secara intensif akan menimbulkan
distress spiritual, perubahan proses pikir (curiga), perubahan interaksi sosial (menarik diri) dan resiko terjadi amuk.
Pohon masalah
Faktor predisposisi: Faktor presipitasi
-Penolakan orang tua -penganiayaan seksual
-Orang tua tidak percaya pada anak -pemerkosaan
-ideal diri tidak realistis -transisi peran perkembangan
-harapan orang tua yang tidak realistis
-transisi peran situasi
-kegagalan berulang
-kehilangan bagian tubuh
-status ekonomi
-perubahan ukuran, bentuk dan fungsi tubuh

Hilangnya kepercayaan diri dalam


berhubungan dengan orang lain
Menarik diri dari
lingkungan

Merasa dirinya tidak berharga

Koping individu tidak efektif

Harga diri rendah


F. DIAGNOSIS KEPERAWATAN UTAMA

Harga diri rendah

G. INTERVENSI KEPERAWATAN

 Diagnosa : Harga diri rendah

a. Tujuan Umum

 Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.

b. Tujuan Khusus

1) Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik :

1. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal

2. Perkenalkan diri dengan sopan

3. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukainya

4. Jelaskan tujuan pertemuan

5. Jujur dan menepati janji

6. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

7. Beri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien


2) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.

a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien

b. Setiap bertemu dengan klien hindarkan dari memberi penilaian negatif

c. Usahakan memberi pujian yang realistic

3) Klien dapat menilai kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit.

a. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit.

b. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat dilanjutkan penggunaannya.


 Tindakan Keperawatan Pada Keluarga

Keluarga diharapkan dapat merawat pasien dengan harga diri rendah di rumah dan menjadi sistem pendukung yang efektif bagi pasien.

a. Tujuan :     

1. Keluarga membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki pasien

2. Keluarga memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih dimiliki pasien

3. Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih dan memberikan pujian atas keberhasilan pasien

4. Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien


 Intervensi

1. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien

2. Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang ada pada pasien

3. Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien dan memuji pasien atas kemampuannya

4. Jelaskan cara-cara merawat pasien dengan harga diri rendah.

5. Demontrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah

6. Beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara merawat pasien dengan harga diri rendah seperti
yang telah perawat yang masih dimildemonstrasikan sebelumnya

7. Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien di rumah

Anda mungkin juga menyukai