Anda di halaman 1dari 22

DIMENSI MANUSIA DALAM

PERUBAHAN ORGANISASI
MANAJEMEN PERUBAHAN IV
DIMENSI MANUSIA DALAM PERUBAHAN
ORGANISASI
A. Perilaku Manusia dalam Perubahan
B. Kreativitas dan Imajinasi Manusia dalam Perubahan
Organisasi
C. Aktivitas Manusia dalam Organisasi
D. Manusia Pengendali Perubahan Organisasi
E. Manusia dalam Kesisteman Perubahan Organisasi
F. Manusia dan Fenomena Perubahan Organisasi
A. Perilaku Manusia dalam Perubahan
Kehidupan manusia di dunia penuh dengan perubahan.
Perubahan merupakan sebuah fenomena yang pasti.
Dengan demikian berarti manusia perlu senantiasa sesuai
dengan tuntutan perubahan itu sendiri.
Perubahan dalam hal ini termasuk pada perubahan perilaku,
perubahan dalam sistem nilai dan penilaian, perubahan
dalam metoda dan cara kerja, perubahan dalam peralatan
yang digunakan, perubahan dalam cara berpikir, perubahan
dalam hal bersikap.
Dalam suatu organisasi, perubahan mempunyai dan
menciptakan risiko, ketidakpastian serta membutuhkan
pembiayaan, baik biaya secara ekonomi maupun secara
psikologis.
Sebuah komitmen perubahan agar dapat ditumbuhkan perlu
dilahirkan visi bersama tentang bagaimana memperbaiki
situasi dan kondisi organisasi, dan tujuan bersama menuju
organisasi masa depan.
Persamaan perubahan memberikan cara pandang yang
bermanfaat dan mampu menangkap peluang dan
mengintrodusir perubahan secara efektif.
Hal tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
EC = A x B x D
dimana EC merupakan suatu energi perubahan, A adalah
ketidakpuasan terhadap situasi saat ini.
B adalah tingkat pengetahuan tentang langkah maju bersifat
praktis, dan D merupakan visi bersama.
ketidakpuasan terhadap keadaan masa kini hanya akan
membawa energi perubahan yang tinggi bila dibarengi dengan
tujuan bersama dan pengetahuan tentang apa yang dilakukan.
Tanpa tujuan bersama dan pengetahuan, ketidakpuasan hanya
akan berdampak pada demotivasi, patah semangat, dan rasa
apatis.
Namun demikian, terdapat persamaan lain agar perubahan bisa
terjadi, yaitu:
BC > Z
Dimana Z adalah persepsi biaya dalam membuat perubahan.
Dalam perubahan organisasi, mempunyai konsekuensi logis
bagi peran manusia dan persoalan yang dihadapi,
diantaranya harus melakukan langkah-langkah berikut:
• Memulihkan kembali harga diri
• Menyediakan informasi
• Memberikan orang lain waktu.
• Melibatkan orang lain.
B. Kreativitas dan Imajinasi Manusia dalam Perubahan
Organisasi
Kreativitas dan imajinasi merupakan bagian yang amat
penting dalam kehidupan manuisa karena sanggup
menciptakan gagasan baru untuk memajukan dirinya
maupun orang lain.
Kreativitas dan imajinasi merupakan proses kerja pemikiran
yang hasil jangkauannya sangat luas dan sangat ditentukan
kualitas dan kemampuan berpikir , dan akan semakin tinggi
pula kreativitas dan imajianasi manusia yang bersangkutan
(Makmur, 2006:32)
Manusia dalam upaya menciptakan kreativitas dapat dipengaruhi
tiga jenis julukan yang ada pada diri setiap manusia, diilustrasikan
pada Gambar 4.1
Strategi berpikir terhadap mencipta dan menghitung
untung rugi dari sesuatu kegiatan pada dasarnya berorientasi
kepada cara pandang atau tergantung pada cara meletakkan
hakikat tujuan manusia yang bersangkutan.
• Strategi berpikir dengan berorientasi pada wins-wins
• Strategi berpikir dengan berorientasi pada wins-losses
C. Aktivitas Manusia dalam Organisasi
Secara alami, keberadaan ragam aktivitas terjadi pada
sesuatu organisasi karena di dalamnya terdapat sekumpulan
manusia yang melakukan peranan berbeda-beda, demikian
pula karakteristik berbeda-beda pula antara sesuatu dengan
yang lainnya.
Tidak ada manusia yang memiliki persamaan dan perbedaan
mutlak satu sama lain, misalnya menetapkan prosedur, jam
kerja, peraturan, uraian tugas dan semacamnya.
Semua diciptakan dengan asumsi bahwa manusia sama
dalam organisasi.
Manusia dalam organisasi sebagai kepala
Manusia dalam organisasi bukan sebagai kepala
Secara hakiki manusia sebagai anggota organisasi
ingin menjadi kepala
Proses pembelajaran atau learning process
Training procees
Faktor individu manusia tidak hanya terbatas pada hasil
kerja dan proses pemikiran, tetapi juga memiliki rasa,
atau perasaan yang perlu mendapat keseimbangan
pikiran, pekerjaan atau tindakan dengan perasaan.
Manusia yang memiliki keseimbangan ini akan menjadi
manusia yang berwawasan ketakwaan, berwawasan
keilmuan, dan berwawasan keterampilan.
Bagi pimpinan organisasi yang tidak memahami sepenuhnya
kerumitan pribadi manusia dalam organisasi memungkinkan
terjadi pembangkangan dalam penerapan prinsip
kepemimpinan.
Walaupun prinsip tersebut telah mengandung nilai-nilai
kebenaran, baik secara transidental maupun secara emperikal,
tidak mungkin seluruh manusia dapat memenuhi keinginan dan
kebutuhannya.
Namun demikian, sebagai pimpinan organisasi yang mengatur
tentang manusia, sedapat mungkin memiliki kemampuan untuk
meminimalisasi ketidakpuasan manusia dalam organisasi yang
dipimpinnya itu.
Pemimpin organisasi yang baik memiliki kemampuan
untuk memandang ke depan yang mempersiapkan
semua anggota organisasinya untuk meraihnya.
Salah satu cara yang penting adalah melalui pendidikan
dan pelatihan berorientasi kepada pengisian dan
kemahiran berpikir, pendidikan berorientasi kepada
pembentukan dana kemahiran berpikir, sedangkan
pelatihanberorientasi kepada pembentukan dan
kemahiran bekerja (skill) setiap anggota organisasi.
Manusia sebagai anggota organisasi memiliki peranan
yang sangat penting:
* kualitas
* kuantitas
* moralitas
Waktu hidup organisasi ditentukan oleh manusianya
Manusia dalam organisasi sesungguhnya berperan
sebagai jiwa dan jasad organisasi.
Peraanan manusia sebagai jiwa organisasi, karena
menentukan bubar tidaknya, bersekutu tidaknya
manusia itu dalam melakukan kegiatan untuk
kepentingan bersama.
Roh atau jiwa maupun jasad merupakan bagian yang
sangat penting (vital) untuk menentukan panjang
atau pendeknya umur (life cycle) suatu organisasi.
D. Manusia Pengendali Perubahan Organisasi
Pengendalian dalam pelaksanaan aktivitas yang terdapat
dalam sebuah organisasi tidak dapat dianggap sebagai
reproduksi dari konfigurasi-konfigurasi antara kekuatan
(strength) dan pekuang (opportunity) dengan kelemahan
(weakness) dan ancaman (threats) dalam kondisi organisasi
itu sendiri, tetapi sebaiknya harus dilihat dari seluruh aspek
yang dapat mempengaruhi kelancaran atau ketidaklancaran
pengendalian kegiatan suatu organisasi.
Dalam suatu organisasi pasti di dalamnya terdapat satuan-satuan
kerja.
Bagi pengendali organisasi, untuk keefektifan satuan-satuan
kerja itu, mereka dituntut untuk menciptakan kondisi kolaborasi
antara seluruh satuan-satuan organisasi, terutama untuk hal-hal
berikut:
• Satuan pemimpin
Satuan kerja pemimpin merupakan kelompok pemegang
wewenang dan tanggung jawab untuk mengendalikan atau
memimpin jalannya suatu kegiatan organisasiberdasarkan
kebijakan yang ditetapkan dalam upaya pencapaian tujuan
organisasi.
Satuan haluan, satuan kerja haluan dalam suatu organisasi
adalah kelompok manusia yang menangani berbagai
kegiatan, terutama yang berkaitan dengan penetapan norma-
norma atau nilai-nilai, peraturan-peraturan maupun
kebijakan sebagai aspirasi seluruh anggota organisasi,
kemudahan menjadi dasar pelaksanaan kegiatan organisasi
dalam rangka pencapaian visi dan misi.
Satuan operasi, satuan kerja operasional dalam setiap
organisasi ini harus berjalan sepanjang organisasi yang
bersangkutan masih beroperasi. Kelancaran dan keberhasilan
pelaksanaan kegiatan organisasi sangat ditentukan oleh
satuan kerja operasional.
Satuan komersial, merupakan kelompok manusia dalam
organisasi yang mempunyai tugas untuk memasarkan atau
mensosialisasikan, baik itu sebagai produk maupun
sebagai suatu bentuk kegiatan kepada masyarakat.
Satuan penataan, terdapat dalam unsur staf yang bertugas
melakukan berbagai aktifitas yang berhubungan dengan
penataan, sehingga memperlancar pelaksanaan tugas
pokok organisasi.
Satuan kontrol, menciptakan efisiensi, efektivitas, dan
kejujuran terhadap pelaksanaan kegiatan dalam
pencapaian tujuan organisasi
Satuan konsultasi, satuan kerja konsultasi dalam
suatu organisasi melakukan berbagai aktivitas untuk
memberikan bantuan keahlian, keterampilan dan
pengalaman dengan berbentuk pertimbangan-
pertimbangan memecahkan masalah, nasihat,
maupun saran-saran kepada suatu organisasi, baik
bersifat individual maupun berkelompok.
Pada dasarnya, otoritas pengendali dalam kegiatan suatu
organisasi dapat dibagi atas tiga jenis berikut:
Otoritas rasional. Otoritas muncul ke permukaan karena
adanya kepercayaan dan pengakuan dari seluruh unsur dalam
organisasi karena aturan, kewenangan, pembagian kerja, dan
hak yang diberikan kepada seseorang untuk mengatur atau
memimpin berdasarkan dengan pertimbangan kemampuan
dan kelayakan yang rasional untuk memerintah.
Otoritas tradisional. Otoritas yang muncul karena adanya
kepercayaan dari pengikutnya, tanpa dilandasi dengan
pertimbangan rasional.
Otoritas karakteristik. Otoritas yang muncul karena
karakteristik pribadi yang luar biasa dari seseorang sehingga
dapat diberikan kewenangan untuk memimpin.

Anda mungkin juga menyukai