Anda di halaman 1dari 35

Rancangan

PERATURAN BUPATI BREBES


TENTANG
TATA CARA PENGHAPUSAN
PIUTANG DAERAH

Dr. Haryanto, SE., M.Si., Ak., CA.


Universitas Diponegoro Semarang
1
2020
PERLU DIPUTUSKAN - 1

1. Apakah Menggunakan SKPD/Unit Kerja SKPD atau SKPD? Keduanya.


2. Apakah Nilai Besaran Penghapusan Piutang Pajak Daerah sebesar 1
(Satu) Milyar/5 (Lima) Milyar per Penanggung Utang/Debitur yang
memerlukan Persetujuan DPRD? 1 atau 5 Milyar
3. Apakah Menggunakan Nomenklatur/Istilah:
a. Kepala Sub Bidang pada Bidang yang melaksanakan Fungsi
Penghapusan Piutang Pajak Daerah atau Kasubbid Penagihan
atau
b. Kepala Bidang yang melaksanakan Fungsi Penghapusan Piutang
Pajak Daerah atau KABID PENAGIHAN DAN PELAPORAN
PENDAPATAN?
4. Khusus untuk Penghapusan Piutang Pajak Daerah, Apakah
Menggunakan Reviu APIP/Inspektorat atau Tidak sebelum diterbitkan
2

Keputusan Bupati ttg Penghapusan Piutang Pajak Daerah? IYA


PIUTANG DAERAH:
Penyisihan dan Penghapusan

 Piutang Daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada


pemerintah daerah dan/atau hak pemerintah daerah yang dapat dinilai
dengan uang sebagai akibat perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan
peraturan perundang-undangan atau akibat lainnya yang sah.
 Penyisihan Piutang Daerah Tidak Tertagih adalah estimasi yang
dilakukan untuk piutang daerah tidak tertagih pada akhir setiap periode
yang dibentuk sebesar persentase (%) tertentu dari akun piutang daerah
berdasarkan penggolongan kualitas piutang.
 Penghapusan Piutang Daerah bertujuan/diarahkan untuk optimalisasi
tingkat penyelesaian piutang daerah. Dalam hal upaya-upaya
penyelesaian piutang daerah tidak dimungkinkan lagi, maka pengurusan
piutang daerah akan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan per-UU-an
di bidang pengurusan piutang negara/daerah.
PENYISIHAN PIUTANG DAERAH

 Penyisihan Piutang Daerah bertujuan untuk menyajikan Nilai Bersih


Piutang Daerah yang Dapat Direalisasikan (Net Realizable Value/NRV).
 Nilai Realisasi Bersih (Net Realizable Value) Piutang adalah jumlah
bersih piutang daerah yang diperkirakan dapat ditagih.
 NRV diperoleh dari Piutang Daerah dikurangi dengan Penyisihan
Piutang Daerah.
 Untuk mendapatkan Nilai Bersih Piutang Daerah (NRV) tersebut
pertama kali dilakukan perhitungan Nilai Penyisihan Piutang Daerah.
 Penyisihan Piutang Daerah BUKAN merupakan Penghapusan Piutang
Daerah.
 Umur Piutang adalah jangka waktu dari tanggal jatuh tempo sampai
dengan tanggal pelaporan.
Nilai Realisasi Bersih Piutang
(Net Realizable Value/NRV)

Piutang Bruto X.XXX.XXXX 5.000.000


Penyisihan Piutang (X.XXX.XXX) (2.000.000)*)
Piutang Netto (NRV) X.XXX.XXX 3.000.000

Penyisihan Piutang berdasarkan Kualitas Piutang


Kualitas Lancar 100.000
Kualitas Kurang Lancar 200.000
Kualitas Diragukan 300.000
Kualitas Macet 1.400.000
Total Penyisihan Piutang 2.000.000*) 5
TAHAPAN PENGHAPUSAN PIUTANG - 1
TAHAPAN PENGAKUAN DAN PENYISIHAN PIUTANG PAJAK DAERAH:
1. Pengakuan dan Jenis-jenis Piutang Pajak Daerah;
2. Penentuan Kualitas Piutang Pajak Daerah;
3. Penentuan Besaran Penyisihan Piutang Pajak Daerah;
4. Pencatatan Akuntansi Penyisihan Piutang Pajak Daerah;
5. Pelaporan Penyisihan Piutang Pajak Daerah;

TAHAPAN PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK DAERAH:


6. Penghapusan (Penghapusbukuan SEKALIGUS Penghapustagihan)
Piutang Pajak Daerah;
7. Pencatatan Akuntansi Penghapusan (Penghapusbukuan SEKALIGUS
Penghapustagihan) Piutang Pajak Daerah;
8. Pelaporan Penghapusan (Penghapusbukuan SEKALIGUS
Penghapustagihan) Piutang Pajak Daerah;
9. Penerimaan Kembali Piutang Pajak Daerah yang Telah Dihapuskan
(Dihapusbukukan SEKALIGUS Dihapustagihkan).
TAHAPAN PENGHAPUSAN PIUTANG - 2
TAHAPAN PENGAKUAN DAN PENYISIHAN PIUTANG SELAIN PAJAK DAERAH:
1. Pengakuan dan Jenis-jenis Piutang Selain Pajak Daerah;
2. Penentuan Kualitas Piutang Selain Pajak Daerah;
3. Penentuan Besaran Penyisihan Piutang Selain Pajak Daerah;
4. Pencatatan Akuntansi Penyisihan Piutang Selain Pajak Daerah;
5. Pelaporan Penyisihan Piutang Selain Pajak Daerah;

TAHAPAN PENGHAPUSAN PIUTANG SELAIN PAJAK DAERAH:


6. Penghapusbukuan Piutang Selain Pajak Daerah;
7. Pencatatan Akuntansi Penghapusbukuan Piutang Selain Pajak Daerah;
8. Pelaporan Penghapusbukuan Piutang Selain Pajak Daerah;
9. Penghapustagihan Piutang Selain Pajak Daerah;
10. Pencatatan Akuntansi Penghapustagihan Piutang Selain Pajak Daerah;
11. Pelaporan Penghapustagihan Piutang Selain Pajak Daerah; dan
12. Penerimaan Kembali Piutang Selain Pajak Daerah yang Telah
Dihapusbukukan dan Dihapustagihkan.
JENIS-JENIS PIUTANG
Jenis-jenis piutang yang akan dilakukan penghitungan penyisihan dan penghapusan:
a. Piutang dari Pungutan Pendapatan Daerah:
 Piutang Pajak Daerah;
 Piutang Retribusi; dan
 Piutang Lain-lain PAD yang Sah.
b. Piutang dari Perikatan:
 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran;
 Bagian Lancar Pinjaman kepada BUMD dan Lembaga Lainnya; dan
 Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi.
c. Piutang dari Transfer Antar Pemerintahan:
 Piutang Transfer Pemerintah Pusat;
 Piutang Transfer Pemerintah Provinsi; dan
 Piutang Transfer Pemerintah Daerah Lainnya.
d. Piutang dari Tagihan yang Berasal Investasi Non Permanen
 Piutang Dana Bergulir – Executing Agency
 Piutang Dana Bergulir – Chanelling Agency
PENENTUAN KRITERIA KUALITAS PIUTANG

Tujuan:
Melaksanakan prinsip kehati-hatian agar hasil penagihan piutang yang
telah disisihkan senantiasa dapat direalisasikan

Langkah-langkah:
1. Menilai kualitas piutang, dengan mempertimbangkan jatuh tempo
piutang/umur dan upaya penagihan.
2. Menetapkan Kualitas Piutang, digolongkan atas:
a. Kualitas Lancar;
b. Kualitas Kurang Lancar;
c. Kualitas Diragukan; dan
d. Kualitas Macet.
3. Menetapkan Kriteria Kualitas Piutang
Kriteria kualitas piutang dari Pajak Daerah yang penghitungan dan pembayarannya
dilakukan sendiri oleh wajib pajak (self assessment) dilakukan dengan ketentuan:

Kualitas Lancar, dengan kriteria:


 Umur piutang kurang dari 1 tahun; dan/atau
 Masih dalam tanggang waktu jatuh tempo; dan/atau
 Wajib Pajak menyetujui hasil pemeriksaan; dan/atau
 Wajib pajak kooperatif; dan/atau
 Wajib pajak likuid; dan/atau
 Wajib pajak tidak mengajukan keberatan/banding.

Kurang Kurang Lancar, dengan kriteria:


 Umur piutang 1 sampai dengan 2 tahun; dan/atau
 Apabila wajib pajak dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal Surat
Tagihan Pertama belum melakukan pelunasan; dan/atau
 Wajib pajak kurang kooperatif dalam pemeriksaan; dan/atau
 Wajib Pajak menyetujui sebagian hasil pemeriksaan; dan/atau
 Wajib pajak mengajukan keberatan/banding.
Kriteria kualitas piutang dari Pajak Daerah yang penghitungan dan
pembayarannya dilakukan sendiri oleh wajib pajak (self assessment)
dilakukan dengan ketentuan:

Kualitas Diragukan, dengan kriteria:


 Umur piutang lebih dari 2 tahun sampai dengan 5 tahun; dan/atau
 Apabila wajib pajak dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal
Surat Tagihan Kedua belum melakukan pelunasan; dan/atau
 Wajib pajak tidak kooperatif; dan/atau
 Wajib pajak tidak menyetujui seluruh hasil pemeriksaan; dan/atau
 Wajib pajak mengalami kesulitan likuiditas.

Kualitas Macet, dengan kriteria:


 Umur piutang lebih 5 tahun; dan/atau
 Apabila wajib pajak dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal
Surat Tagihan Ketiga belum melakukan pelunasan; dan/atau
 Wajib pajak tidak diketahui keberadaannya; dan/atau
 Wajib pajak bangkrut/meninggal dunia; dan/atau
 Wajib pajak mengalami musibah (force majeure).
Kriteria kualitas piutang dari Pajak Daerah yang ditetapkan oleh pemerintah
daerah (official assessment) dilakukan dengan ketentuan:

Kualitas Lancar, dengan kriteria:


 Umur piutang kurang dari 1 tahun; dan/atau
 Masih dalam tanggang waktu jatuh tempo; dan/atau
 Wajib pajak kooperatif; dan/atau
 Wajib pajak likuid; dan/atau
 Wajib pajak tidak mengajukan keberatan/banding.

Kurang Kurang Lancar, dengan kriteria:


 Umur piutang 1 sampai dengan 2 tahun; dan/atau
 Apabila wajib pajak dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal
Surat Tagihan Pertama belum melakukan pelunasan; dan/atau
 Wajib pajak kurang kooperatif dalam pemeriksaan; dan/atau
 Wajib pajak mengajukan keberatan/banding.
Kriteria kualitas piutang dari Pajak Daerah yang ditetapkan oleh pemerintah
daerah (official assessment) dilakukan dengan ketentuan:

Kualitas Diragukan, dengan kriteria:


 Umur piutang lebih dari 2 tahun sampai dengan 5 tahun; dan/atau
 Apabila wajib pajak dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal
Surat Tagihan Kedua belum melakukan pelunasan; dan/atau
 Wajib pajak tidak kooperatif; dan/atau
 Wajib pajak mengalami kesulitan likuiditas.

Kualitas Macet, dengan kriteria:


 Umur piutang lebih dari 5 tahun; dan/atau
 Apabila wajib pajak dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal
Surat Tagihan Ketiga belum melakukan pelunasan; dan/atau
 Wajib pajak tidak ditemukan; dan/atau
 Wajib pajak bangkrut/meninggal dunia; dan/atau
 Wajib pajak mengalami musibah (force majeure).
Kriteria kualitas piutang dari Retribusi Daerah dilakukan dengan ketentuan:

Kualitas Lancar
 Umur piutang 0 sampai dengan 1 (satu) bulan; dan/atau
 Apabila wajib retribusi belum melakukan pelunasan sampai dengan tanggal jatuh tempo
yang ditetapkan.

Kualitas Kurang Lancar


 Umur piutang 1 (satu) bulan sampai dengan 3 (tiga) bulan; dan/atau
 Apabila wajib retribusi belum melakukan pelunasan dalam jangka waktu 1 (satu) bulan
terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan.

Kualitas Diragukan
 Umur piutang 3 (tiga) bulan sampai dengan 12 (dua belas) bulan; dan atau
 Apabila wajib retribusi belum melakukan pelunasan dalam jangka waktu 1 (satu) bulan
terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan.

Kualitas Macet
 Umur piutang lebih dari 12 (dua belas) bulan; dan/atau
 Apabila wajib retribusi belum melakukan pelunasan dalam jangka waktu 1 (satu) bulan
terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan atau Piutang
telah diserahkan kepada instansi yang menangani pengurusan piutang negara.
Kriteria kualitas piutang SELAIN Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
dilakukan dengan ketentuan:

Kualitas Lancar
 Apabila belum melakukan pelunasan sampai dengan tanggal jatuh tempo yang
ditetapkan.

Kualitas Kurang Lancar


 Apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal Surat
Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan.

Kualitas Diragukan
 Apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal Surat
Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan.

Kualitas Macet
 Apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal Surat
Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan atau Piutang telah diserahkan
kepada instansi yang menangani pengurusan piutang negara.
PENENTUAN BESARAN PENYISIHAN PIUTANG

Besaran Penyisihan Piutang Tidak Tertagih pada setiap akhir


tahun (periode pelaporan) dapat ditentukan sebagai berikut:

Besaran Penyisihan
No. Kualitas Piutang
Piutang Tidak Tertagih
1. Lancar 0,5 %
2. Kurang Lancar 10 %
3. Diragukan 50 %
4. Macet 100 %
Nilai Realisasi Bersih Piutang
(Net Realizable Value/NRV)

Piutang Bruto X.XXX.XXXX 5.000.000


Penyisihan Piutang (X.XXX.XXX) (2.000.000)*)
Piutang Netto (NRV) X.XXX.XXX 3.000.000

Penyisihan Piutang berdasarkan Kualitas Piutang


Kualitas Lancar 100.000
Kualitas Kurang Lancar 200.000
Kualitas Diragukan 300.000
Kualitas Macet 1.400.000
Total Penyisihan Piutang 2.000.000*) 17
JENIS PENGHAPUSAN PIUTANG DAERAH
(BERLAKU HANYA UNTUK PIUTANG SELAIN PAJAK DAERAH)

 Jenis Penghapusan Piutang Daerah, terdiri atas:


1. Penghapusbukuan Piutang (Penghapusan Secara Bersyarat)
2. Penghapustagihan Piutang (Penghapusan Secara Mutlak).

 Penghapusbukuan Piutang adalah pengurangan piutang


daerah dan penyisihan piutang daerah tidak tertagih yang
tercatat dalam pembukuan/neraca.
 Penghapustagihan Piutang adalah hilangnya hak tagih
dan/atau hak menerima tagihan atas piutang daerah.
PENGHAPUSBUKUAN PIUTANG
(Penghapusan Secara Bersyarat)
Dapat dilakukan dengan pertimbangan, antara lain:
 Piutang melampaui batas umur (kedaluwarsa) yang ditetapkan sebagai kriteria kualitas
piutang macet; dan/atau
 Debitor tidak melakukan pelunasan 1 bulan setelah tanggal Surat Tagihan Ketiga;
dan/atau
 Debitor mengalami musibah (force majeure); dan/atau
 Debitor meninggal dunia dengan tidak meninggalkan harta warisan dan tidak mempunyai
ahli waris, atau ahli waris tidak dapat ditemukan berdasarkan surat keterangan dari
pejabat yang berwenang; dan/atau
 Debitor tidak mempunyai harta kekayaan lagi, dibuktikan dengan surat keterangan dari
pejabat yang berwenang yang menyatakan bahwa debitor memang benar-benar sudah
tidak mempunyai harta kekayaan lagi; dan/atau
 Debitor dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan; dan/atau
 Debitor yang tidak dapat ditemukan lagi karena pindah alamat dan/atau telah
meninggalkan Indonesia berdasarkan surat keterangan/ pernyataan dari pejabat yang
berwenang; dan/atau Dokumen-dokumen sebagai dasar penagihan kepada debitor tidak
lengkap atau tidak dapat ditelusuri lagi dan/atau Objek piutang hilang dan dibuktikan
dengan dokumen keterangan dari pihak kepolisian.
PENGHAPUSBUKUAN PIUTANG
(Penghapusan Secara Bersyarat)

 Tata cara penghapusbukuan piutang atau penghapusan bersyarat


piutang dilakukan mengacu pada ketentuan peraturan perundang-
undangan.

 Perlakuan akuntansi penghapusbukuan piutang atau penghapusan


bersyarat piutang dilakukan dengan cara mengurangi akun piutang
(kredit) dan akun penyisihan piutang tidak tertagih (debit).

 Penghapusbukuan Piutang atau penghapusan bersyarat piutang tidak


menghilangkan hak tagih dan oleh karena itu terhadap piutang yang
sudah dihapusbukukan ini masih dicatat secara Ekstra Komptabel dan
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
PENGHAPUSTAGIHAN PIUTANG
(Penghapusan Secara Mutlak)
Dapat dilakukan dengan pertimbangan, antara lain:
 dan diberlakukan, Penghapustagihan karena mengingat jasa-jasa pihak yang berutang
kepada daerah, untuk menolong pihak berutang dari keterpurukan yang lebih dalam,
misalnya kredit UKM yang tidak mampu membayar.
 Penghapustagihan sebagai suatu sikap menyejukkan, membuat citra penagih menjadi
lebih baik, memperoleh dukungan moril lebih luas menghadapi tugas masa depan.
 Penghapustagihan sebagai sikap berhenti menagih, menggambarkan situasi tak
mungkin tertagih melihat kondisi pihak tertagih.
 Penghapustagihan untuk restrukturisasi penyehatan utang, misalnya penghapusan
denda, tunggakan bunga dikapitalisasi menjadi pokok kredit baru, reschedulling dan
penurunan tarif bunga kredit.
 Penghapustagihan setelah semua upaya tagih dan cara lain gagal atau tidak mungkin
diterapkan, misalnya, kredit macet dikonversi menjadi saham/ekuitas/penyertaan, dijual,
jaminan dilelang.
 Penghapustagihan sesuai hukum perdata umumnya, hukum kepailitan, hukum industri.
 Penghapustagihan secara hukum sulit atau tidak mungkin dibatalkan, apabila telah
diputuskan kecuali cacat hukum.
PENGHAPUSTAGIHAN PIUTANG
(Penghapusan Secara Mutlak)

 Penghapustagihan Piutang atau penghapusan


mutlak piutang dilakukan dengan cara Menutup
Ekstra Komptabel dan tidak melakukan penjurnalan
dan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan
Keuangan.
ALUR
PENGHAPUSAN
PIUTANG PAJAK DAERAH
PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK DAERAH

 Penghapusan Piutang Pajak Daerah adalah


menghapuskan Piutang Pajak Daerah beserta
sanksi/denda administrasi yang tercantum dalam
SKPD/SPPT PBB-P2/SKPDKB/SKPDKBT/STPD atau
Surat Ketetapan Pajak Pembetulan atau Surat Keputusan
Keberatan atau Putusan Banding serta Keputusan
Peninjauan Kembali Mahkamah Agung.

 Piutang Pajak Daerah Tidak Dapat dan/atau Tidak


Mungkin Ditagih Lagi adalah Piutang Pajak Daerah yang
karena hak untuk melakukan penagihan pajak belum
kadaluwarsa, akan tetapi terhadap wajib pajak tidak dapat
atau tidak mungkin ditagih lagi. 24
ALUR
PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK DAERAH

Kabid Penagihan &


Kasubbid Penagihan Pelaporan
DATA Kasubbid/Setara
USUL PENGHAPUSAN Pendapatan/Tim.
Piutang nya
PIUTANG ke Kabid Melakukan Penelitian
Pajak PENELITIAN
Penagihan & Pelaporan Administrasi dan
Daerah ADMINISTRASI
Pendapatan BPPKAD/Tim Pemeriksaan
Lapangan/Setempat

Kepala BPPKAD KEPUTUSAN


Kabid/Tim Melaporkan
Membuat Usulan BUPATII
dan MENGUSULKAN
Permohonan ttg
kepada Kepala BPPKAD REVIU
Penghapusan PENGHAPUSAN
untuk melakukan INSPEKTORAT
Piutang Pajak PIUTANG PAJAK
PENGHAPUSAN
kepada Bupati Cq. (Dengan/Tanpa
PIUTANG PAJAK
Inspektorat Persetujuan DPRD

Persetujuan
DPRD
Jika Nilainya
Diatas 5 Milyar
Penghapusan Piutang Pajak Daerah - 1

Kasubbid Penagihan pada Bidang Penagihan & Pelaporan Pendapatan BPPKAD

Melakukan Penelitian Administrasi Membuat Laporan Hasil Membuat Usulan Penghapusan Piutang
Pajak Daerah yang Kadaluwarsa dan
atas data dokumen Wajib Penelitian Administrasi tiap Piutang Pajak Daerah yang Tidak Dapat
Pajak/Penanggung Pajak dalam akhir tahun sebagai bahan dan/atau Tidak Mungkin Ditagih Lagi
rangka Usulan Penghapusan Piutang Usulan Penghapusan Piutang kepada Kabid Penagihan & Pelaporan
Pajak Daerah. Dokumen yang diteliti Pendapatan. Dengan melampirkan Daftar
Pajak Daerah Kadaluwarsa dan Usulan Penghapusan Piutang Pajak
sbb: Piutang Pajak Daerah yang Daerah, yang memuat informasi:
1. SKPD;
Tidak Dapat dan/atau Tidak 1. Nama Wajib Pajak dan/atau
2. SPPT PBB-P2; Penanggung Pajak;
Mungkin Ditagih Lagi.
3. SKPDKB; 2. alamat Wajib Pajak dan/atau
4. SKPDKBT; Penanggung Pajak;
5. STPD; 3. Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah
(NPWPD)/Nomor
6. Sural Teguran/Surat Peringatan
4. Objek Pajak Daerah (NOPD);
dan sejenisnya;
5. Nomor Objek Pajak (NOP) Pajak Bumi
7. Sural Paksa Terakhir yang dan
disampaikan; 6. Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
8. Surat Keputusan Pembetulan dan (PBB-P2);
Surat Keputusan Keberatan; 7. Jenis Pajak Daerah;
dan/atau 8. Tahun Pajak;
9. Putusan Banding atau Putusan 9. Nomor dan tanggal terbit Dokumen
Peninjauan Kembali Mahkamah 10.Besarnya Piutang Pajak Daerah yang
akan dihapuskan; dan
Agung yang menyebabkan jumlah
11. Tindakan penagihan yang telah
pajak yang harus dibayar dilakukan.
bertambah (yang telah
Penghapusan Piutang Pajak Daerah - 2

Kabid Penagihan & Pelaporan Kepala BPPKAD Bupati


& TPUP3D
1. Membentuk Tim Peneliti Usulan Membuat Usulan Penghapusan 1. Meminta persetujuan
Penghapusan Piutang Pajak Daerah Piutang Pajak Daerah kepada DPRD jika Nilai Piutang
(TPUP3D) dan selaku Ketua Tim (SK
Bupati)
Bupati, yang dilampiri: Pajak Daerah yang akan
2. Melakukan Penelitian Administrasi a. Surat Pengantar; Dihapuskan lebih dari 5
dan Pemeriksaan Lapangan atas b. Daftar Usulan Permohonan Milyar.
Usulan Penghapusan Piutang Pajak Penghapusan Piutang Pajak 2. Menetapkan Penghapusan
Daerah dari Kasubbid/setaranya. Daerah.
3. Hasil penelitian dan pemeriksaan
Piutang Piutang Pajak
dituangkan dalam Laporan Hasil
c. Laporan Hasil Penelitian Daerah Dengan atau
Penelitian Administrasi dan Administrasi; dan Tanpa Persetujuan DPRD.
Laporan Hasil Pemeriksaan d. Laporan Hasil Pemeriksaan
Lapangan. Lapangan.
4. Membuat Usulan Penghapusan
Piutang Pajak kepada Kepala
BPPKAD yang dilampiri:
a. Surat Pengantar; DILAKUKAN REVIU OLEH INSPEKTORAT ATAS
USULAN PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK
b. Daftar Usulan Permohonan DAERAH
Penghapusan Piutang Pajak. SEBELUM TERBIT KEPUTUSAN BUPATI
c. Laporan Hasil Penelitian
Administrasi; dan Laporan Hasil
Pemeriksaan Lapangan.
ALUR
PENGHAPUSAN
PIUTANG SELAIN PAJAK DAERAH
RINGKASAN ALUR
PENGHAPUSAN PIUTANG DAERAH
(SELAIN PAJAK DAERAH)

PENGHAPUSBUKUAN ***
PENYISIHAN PENETAPAN BUPATI
PIUTANG PSL 7-8
PIUTANG PSL 5 PP 14/2005
PP14/2005

PENGHAPUSTAGIHAN
PENETAPAN BUPATII
PSL 12&13
PSL 10 PP 14/2005
PP14/2005

CATATAN:
* Tata Cara penghapusan Pajak mengacu pd Pasal 168 UU 28/2009
** Tata Cara penghapusan selain Pajak mengacu 7 s.d 13 PP 14/2005
*** PSBDT adalah Piutang Sementara Belum Dapat Ditagih
**** Penghapusan TP/TGR: PSBDT & Rekomendasi BPK
**** Penghapusan Selain TP/TGR: PSBDT & Rekomendasi Kanwil Pengelolaan Piutang & Lelang DJKN
ALUR
PENGHAPUSAN SELAIN PIUTANG PAJAK DAERAH

SKPD SKPD PPKD & Tim Pengkaji


DATA
OPTIMALISASI USUL PENGURUSAN (TPUP2D ) Melakukan
Piutang SELAIN
PENYELESAIAN dalam rangka sekalian Penelitian Kelengkapan
Pajak Daerah PENGHAPUSAN ke PPKD
PIUTANG Dokumen Administrasi Piutang

PUPN: Optimalisasi Berdasarkan PSBDT, PPKD Berdasarkan PSBDT dan


PPKD Mengajukan
Pengurusan/Penagihan meminta Surat Pertimbangan DJKN,
Surat Permohonan
Piutang. Jika belum Pertimbangan/Rekomendasi PPKD memohon
Pengurusan Piutang
dapat ditagih ke Kanwil DJKN dlm rangka Penghapusbukuan Piutang
ke PUPN
menerbitkan PSBDT Penghapusbukuan Piutang ke Bupati

KEPUTUSAN BUPATI ttg TUNGGU 2 PPKD meminta KEPUTUSAN BUPATI ttg


PENGHAPUSBUKUAN TAHUN Pertimbangan/Rekomendasi PENGHAPUSTAGIHAN
PIUTANG (Dengan/Tanpa (Harus Bukti ke Kanwil DJKN dalam rangka PIUTANG (Dengan/Tanpa
Persetujuan DPRD Penagihan 6X) Penghapustagihan Piutang Persetujuan DPRD

Persetujuan DPRD Persetujuan DPRD


Jika Nilainya CATATAN: Jika Nilainya Diatas
Diatas 5 Milyar * PSBDT adalah Piutang Sementara Belum Dapat Ditagih 5 Milyar
* Penghapusan TP/TGR: PSBDT & Rekomendasi BPK
* Penghapusan Selain TP/TGR: PSBDT & Pertimbangan/Rekomendasi
Kanwil Pengelolaan Piutang & Lelang DJKN
Penghapusan Piutang SELAIN Pajak Daerah - 1
Kepala SKPD
a. Melakukan Pengoptimalan Pengurusan/Penagihan Piutang Daerah Selain Pajak Daerah.
b. Melakukan verifikasi data piutang daerah yang sudah digolongkan menjadi piutang macet/piutang telah
kadaluwarsa/piutang yang tidak dapat/tidak mungkin ditagih lagi dan/atau memenuhi kriteria lainnya.
c. Membuat Surat Permohonan Usulan Penyerahan Pengurusan Piutang Daerah kepada Kepala BPPKAD melalui ,
Tim Pengkaji Usulan Penghapusan Piutang Daerah/TPUPPD, dengan disertai dokumen:
1. Daftar Usulan Pengurusan Piutang Daerah Dalam Rangka Penghapusan Piutang Daerah; dan/atau
2. Daftar Usulan Pengurusan Piutang Daerah Dalam Rangka Penghapusan Piutang Daerah - Dana Bergulir
(Bank/BLUD/Lembaga Keuangan/Koperasi),
Yang Berisikan Informasi: identitas penyerah piutang; identitas penanggung utang/debitur; identitas dan/atau
penjamin utang; bidang usaha penanggung utang; keadaan usaha penanggung utang pada saat diserahkan;
dasar hukum terjadinya piutang; jenis piutang; penjamin kredit; sebab-sebab kredit/piutang dinyatakan macet;
rincian hutang yang terdiri dari saldo hutang pokok, bunga, denda, dan ongkos/beban lainnya; daftar barang
jaminan; penjelasan singkat upaya-upaya penyelesaian piutang yang telah dilakukan oleh Penyerah Piutang;
dan/atau informasi lainnya yang dianggap perlu disampaikan oleh Penyerah Piutang.

Disertai juga dokumen antara lain:


SKRD; dan/atau STRD; dan/atau Surat Perintah Setor (SPS); dan/atau Surat Perjanjian Kerjasama; dan/atau Surat
Perikatan; dan/atau Surat Tagihan Investasi Non Permanen; dan/atau Surat Pengakuan Penanggung
Utang/Debitur; dan/atau Hasil Audit Pemeriksa Ekternal; dan/atau Data Mutasi Pembayaran; dan/atau
Faktur/rekening/bukti tagihan; dan/atau Dokumen lainnya.
Penghapusan Piutang SELAIN Pajak Daerah - 2
Tim Pengkaji Usulan Penghapusan Kepala BPPKAD PUPN
Piutang Daerah (TPUPPD) (Panitia Urusan Piutang Negara)

a. Melakukan pengkajian thd data Berdasarkan hasil a. Melakukan Penagihan.


piutang daerah beserta pengkajian TPUPPD, b. Apabila terdapat Piutang
kelengkapan dokumennya. Kepala BPPKAD Daerah yang dapat ditagih
oleh PUPN maka dilakukan
b. Dalam hal, terdapat data membuat Surat
pengurangan nilai Piutang
piutang daerah yang belum Penyerahan Pengurusan Daerah pada Laporan
lengkap kelengkapan Piutang Daerah ke Keuangan (Neraca) SKPD/Unit
dokumennya maka akan Panitia Urusan Piutang Kerja SKPD.
dikembalikan ke SKPD/Unit Negara (PUPN) dengan c. Apabila terhadap Piutang
Kerja SKPD untuk dilengkapi. melampirkan Laporan Daerah yang belum dapat
c. Melaporkan hasil pengkajian Hasil Pengkajian Usulan ditagih akan diberikan surat
kepada Kepala BPPKAD, yang Pengurusan Piutang pernyataan Piutang
laporannya dituangkan dalam Daerah beserta Sementara Belum Dapat
Ditagih (PSBDT).
Laporan Hasil Pengkajian dokumen
d. PUPN melaporkan hasil upaya
Usulan Pengurusan Piutang kelengkapannya penagihan kepada Kepala
Daerah beserta dokumen BPPKAD beserta surat
kelengkapannya. pernyataan PSBDT sebagai
persyaratan penghapusan
secara bersyarat.
Penghapusan Piutang SELAIN Pajak Daerah - 3
Kepala BPPKAD Kantor Wilayah Bupati
DJKN
a. Mengajukan Surat Pertimbangan Membuat Surat Menetapkan Surat
Penghapusan Secara Bersyarat Pertimbangan Keputusan
kepada Kantor Wilayah DJKN/BPK*). Penghapusan Penghapusan Secara
b. Membuat Surat Permohonan Secara Bersyarat Bersyarat Piutang
Penghapusan Secara Bersyarat
Daerah.
Piutang Daerah kepada Bupati
disertai dokumen kelengkapannya
c. Kepala BPPKAD selaku PPKD BPK Dalam hal nilai Piutang
membuat Instruksi kepada Kepala Daerah yang akan
SKPD/Unit Kerja SKPD Cq. PPK-SKPD Membuat Surat dihapusbukukan
untuk melakukan penghapusbukuan Rekomendasi/Perti melebihi 1 Milyar (per
atas Piutang Daerah yang tercantum mbangan Debitur) maka terlebih
dalam laporan keuangan (Neraca) Penghapusan dahulu meminta
SKPD dan pengungkapan (disclosure) Persetujuan DPRD.
Secara Bersyarat
ke CaLK.
atas Piutang
*) Dalam hal Piutang TP/TGR yg akan dihapusbukukan
maka mengajukan Surat Pertimbangan Penghapusan TP/TGR.
Secara Mutlak kepada BPK.
Penghapusan Piutang SELAIN Pajak Daerah - 4
Kepala SKPD Kepala BPPKAD Kantor Wilayah Bupati
DJKN
a. Menagih selama 2 a. Mengajukan Surat Membuat Surat Menetapkan Surat
tahun (6X Surat Tagihan). Pertimbangan Pertimbangan Keputusan
b. Meminta Surat Penghapusan
Keterangan dari Secara Mutlak Penghapusan Penghapusan
aparat/pejabat yang kepada Kantor Secara Mutlak Secara Mutlak
berwenang Wilayah Piutang Daerah.
menyatakan bahwa DJKN/BPK*).
penanggung b. Membuat Surat
BPK
utang/debitur tidak Permohonan
Dalam hal nilai
mempunyai Penghapusan Membuat Surat Piutang Daerah
kemampuan untuk Secara Mutlak Rekomendasi/Per yang akan
menyelesaikan sisa Piutang Daerah timbangan dihapustagihkan
kewajibannya. kepada Bupati melebihi 1 Milyar
c. Mengajukan Surat disertai dokumen
Penghapusan
Usulan Permohonan kelengkapannya Secara Bersyarat (per Debitur) maka
Penghapusan Secara *) Dalam hal Piutang atas Piutang terlebih dahulu
Mutlak kepada Bupati TP/TGR yang akan TP/TGR. meminta
melalui BPPKAD dihapustagihkan maka
mengajukan Surat Persetujuan DPRD.
disertai dokumen Pertimbangan Penghapusan
kelengkapannya Secara Mutlak kepada BPK.
TERIMA KASIH

Sosialisasi Nasional 35

Pengelolaan Barang Milik Daerah

Anda mungkin juga menyukai