Anda di halaman 1dari 25

Besaran dan Satuan

Besaran, Dimensi dan Sistem


Satuan
Besaran adalah keadaan dan sifat–sifat benda yang dapat diukur.
Contoh : panjang, luas, volume, gaya dsb.
Ada dua jenis besaran :(khusus yang berhubungan dengan
mekanika)
1. Besaran Dasar : misal . Massa, panjang dan waktu.
2. Besaran Turunan : misal. gaya, tekanan, momentum.

Dimensi : suatu tata cara penulisan dari besaran-besaran dasar :


Dimensi : Massa [M] , Panjang [L] , waktu [T]

Sistem Satuan : dikenal sistem Satuan Internasional (SI). Sistem


satuan ini didasarkan dari sistem MKS. Yang termasuk dalam sistem
Satuan Internasional ini adalah :
Besaran, Dimensi dan Sistem
Satuan
 Massa kilogram kg
 Panjang meter m
 Waktu second/detik s / dt
 Arus listrik ampere A
 Suhu kelvin K
 Intesitas cahaya candela Cd
 Gram molekul mole mol
 Sudut Bidang radian rad
 Sudut Ruang Steradian Sr.
Vektor dan Skalar
VEKTOR adalah besaran yang mempunyai besar (magnitude) dan
arah serta tidak tunduk pada hukum-hukum alajabar.
SKALAR adalah besaran yang hanya mempunyai besar
(magnitude) saja.

VEKTOR
Vektor biasanya digambarkan sebagai anak panah. Panjang anak
Panah menyatakan besar vektor, sedangkan arah anak panah
menyatakan arah vektor.

A Besar : A
VEKTOR
 Dua buah vektor dikatakan sama jika dan hanya jika
besar dan arahnya sama.

A  B jika dan hanya jika A  B dan arahnya sama

 Vektor dapat dilakukan operasi penjumlahan,


pengurangan dan perkalian.

 Penjumlahan dan Pengurangan Vektor.


A+B=C
A – B = D atau A + (-B) = D
(A + B ) + C = A + (B + C)
VEKTOR
C
B
C2 = A2 + B2 + 2 A B cos 


A
B

D
 D2 = A2 + B2 - 2 A B cos 
A

-B
VEKTOR

Perkalian Vektor.
 Vektor dapat dikalikan dengan skalar atau dengan vektor.
 Perkalian vektor dengan skalar menghasilkan besaran
vektor, sedangkan perkalian vektor dengan vektor
menghasilkan besaran vektor atau besaran skalar,
tergantung dari bentuk perkaliannya.
 Kedua bentuk perkalian vektor yaitu :
1. Perkalian Skalar atau dot product. A.B
2. Perkalian Silang atau cross product. A x B
VEKTOR
Perkalian Skalar
 Hasil dari bentuk perkalian ini adalah besaran skalar yang memenuhi
persamaan :
A . B = A B cos 
dimana  adalah sudut antara vektor A dan B.

Perkalian Silang.
Hasil dari bentuk perkalian ini adalah besaran vektor yang besarnya
adalah :
A x B = A . B sin 
dengan arah vektor memenuhi aturan majunya skrup putar kanan
yang diputar dari vektor A ke B melalui sudut terkecil.
VEKTOR
Komponen Vektor dan Vektor Satuan
A = Ax + Ay = Ax i + Ay j
Ay A
A  A 2x  A 2y dimana A x  A cos 
A y  A sin 
j 
Ay
i Ax tg  
Ax
Ax dan Ay disebut vektor komponen, sedangkan
i dan j disebut vektor satuan
VEKTOR

Ay

A = Ax + Ay + Az= Ax i + Ay j + Az k
A

j  A  A 2x  A 2y  A 2z dimana A x  A cos 
k
 i Ax A y  A cos 
Az
dan A z  A cos 

Cos2  + Cos2  + Cos2  = 1


KINEMATIKA
Adalah ilmu yang mempelajari tentang gerak suatu benda tanpa
meninjau penyebabnya.

 Gerakan suatu benda :


1. Gerak dalam satu dimensi. Mis: gerak lurus.
2. Gerak dalam dua dimensi. Mis : gerak parabola, melingkar.

 Kecepatan dan Percepatan.


Y t2 Dalam selang waktu t = t2 – t1,
y2
y benda telah menempuh beda
y1
t1 x jarak x = x2 – x1.

x1 x2
X
KINEMATIKA
Laju perubahan letak benda persatuan waktu disebut
Kecepatan rata-rata. x x 2  x1
Vx  
t t 2  t1
Jika t mendekati 0 (nol) maka x juga mendekati 0 (nol)
Kecepatan Sesaat adalah kecepatan gerak benda pada
suatu saat t. x dx
Vx (t)  limit 
t  0 t dt
Untuk perubahan kearah sumbu Y, maka diperoleh :
Kecepatan rata-rata : y y 2  y1
Vy  
t t 2  t1
Kecepatan sesaat : y dy
Vy (t)  limit 
t  0 t dt
KINEMATIKA
 Jika saat t1 kecepatan benda v1 dan pada saat t2
kecepatan benda v2 , berarti selama selang waktu t
terdapat perubahan kecepatan v = v2 - v1
 Perbandingan laju perubahan kecepatan gerak benda
persatuan perubahan waktu disebut Percepatan rata-
rata. v v 2  v1
a 
t t 2  t1
 Percepatan sesaat terjadi jika t mendekati 0 (nol).
Besarnya percepatan sesaat pada saat t dinyatakan :
v dv
a (t)  limit 
t  0 t dt
KINEMATIKA
Jika diambil untuk arah sumbu – x, maka :
dv x dengan dx
ax  vx 
dt dt
Sehingga untuk arah sumbu y diperoleh :
dv y dengan v  dy
ay  y
dt dt
KINEMATIKA (Persamaan Gerak)
Gerak dalam satu dimensi juga disebut gerak lurus. Persamaan gerak
lurus dapat diperoleh sbb :
Jika pada saat t = 0 maka v0, maka pada saat t = t kecepatannya adalah
v(t). Sehingga :
v v(t)  v 0 maka v(t) = v0 + a t (1)
a 
t t 0

x = vrata . t = vrata . t
vrata = ½ (v0 + v(t) )
x = x(t) – x0 = vrata . t = ½ (v0 + v(t)) . t
= ½ (v0 + v0 + a t) . t
Karena x = x(t) – x0 maka x(t) = x0 + v0 t + ½ a t2 (2)
Persamaan (1) dan (2) hanya berlaku untuk persamaan dengan
percepatan ‘a’ yang tetap (tidak tergantung waktu).
KINEMATIKA (Jatuh Bebas)
Bila percepatan a = 0, maka diperoleh : v(t) = v0 dan x(t) = vo t
Gerakan benda dengan a = 0 disebut gerak beraturan.

JATUH BEBAS.
Jatuh bebas adalah contoh gerak dalam satu dimensi dengan
percepatan yang bekerja pada benda berupa percepatan gravitasi
bumi yang arahnya vertikal ke bawah yang tetap besarnya.
Jika kita pergunakan salib sumbu Y sebagai jarak tempuh , maka
persamaan-persamaan yang berlaku adalah :
v(t) = v0 – g t
y(t) = y0 + v0 t - ½ g t
dengan tanda negatif dimasukkan karena arah g selalu ke bawah.
KINEMATIKA (Gerak 2 dimensi)
GERAK DALAM 2 DIMENSI.
Gerak dalam 2 dimensi berarti pada saat yang sama
terjadi perubahan posisi x dan y. Dalam hal ini berarti ax,
ay, vx dan vy haruslah dipergunakan bersama-sama.

v
Besar kecepatan dinyatakan :
Y vy
v  v 2x  v 2y
v0 vx
Posisi benda pada saat t adalah r
yang memenuhi :
X

r=x+y dengan x(t) = x0 + v0x t + ½ ax t2


y(t) = y0 + v0y t + ½ ay t2
KINEMATIKA (Gerak Parabola)
GERAK PARABOLA
Jika suatu benda dilemparkan miring ke atas maka
lintasannya berupa parabola.
Dalam gerakannya dipengaruhi oleh suatu percepatan
gravitasi dengan arah vertikal ke bawah sedang pada arah
horizontal percepatannya adalah nol. ( ax = 0, ay = - g.)

Y vx(t) = vox + ax t.

vo
vx(t) = vo cos 
voy vy(t) = voy + ay t.

X vy(t) = vo sin  - g t
vox
KINEMATIKA (Gerak Parabola)
Posisi x dan y memenuhi persamaan :
x(t) = vo cos  t
y(t) = vo sin  t - ½ g t2
dengan mensubstitusi t dari kedua persamaan diatas maka
diperoleh :
g
y  tg  x - x 2

2 (v 0 cos  ) 2

Persamaan terakhir ini merupakan persamaan pangkat dua dari x.


GERAK MELINGKAR
Dalam gerak melingkar meskipun selama geraknya mempunyai ,
kelajuan tetap , gerak ini juga mempunyai percepatan , karena
vektor kecepatannya berubah terus terhadap waktu.

Perubahan vektor kecepatan :


p
v = vq – vp.
r
v Perc. rata-rata :

v v q  v p
a 
q t t q  t p

v
GERAK MELINGKAR


Jika t → 0, maka titik q akan mendekati p. Besarnya v
dapat dihitung dari segi tiga yaitu
v = 2 v sin (½ )
v
Jika t → 0, maka ½   kecil , sehingga berlaku
hubungan : sin (½ ) = ½ 
Jadi v = 2 v ½  = v  = v s/r = v . (v t/r) atau
v 2 t
v 
r
Percepatan sesaat diperoleh dari :
v v 2 Δt v 2
a  limit  limit   2 r
t  0 t t  0 r t r
GERAK MELINGKAR
Arah vektor percepatan sesaat ini diberikan oleh arah v. Jika t → 0
Maka arah v akan tegak lurus garis singgung lingkaran di setiap titik.
Arah percepatan ini menuju pusat lingkaran dan disebut Percepatan
Sentripetal atau Percepatan Radial.
Fungsi dari percepatan ini adalah untuk merubah arah gerak atau
arah vektor kecepatan.

r ( S ) dengan Sudut (  ) adalah : S = R 


Hubungan lintasan

R
S

S = R 
GERAK MELINGKAR
Besarnya perubahan sudut  yang ditempuh persatuan waktu t
Disebut kecepatan sudut rata-rata ().


t
Kecepatan sudut sesaat didefinisikan jika t → 0.
 dθ
  limit 
t  0 t dt
Jika selama bergerak melingkar, besar dari kecepatan sudutnya
berubah-ubah, maka dikatakan mempunyai percepatan sudut ( )
Percepatan sudut rata-rata didefinisikan sebagai laju perubahan
Kecepatan sudut persatuan waktu.

 
t
GERAK MELINGKAR
Percepatan sudut sesaat didefinisikan jika t → 0.
 d
  limit 
t  0 t dt

Dari hubungan S = R , maka diperoleh hubungan :


dS d
v R R
dt dt
dv d
a R R
dt dt
GERAK MELINGKAR
Jika besar kecepatan selama gerak melingkar berubah terus berarti
Selain adanya percepatan sentripetal juga ada percepatan yang lain
Yang fungsinya mengubah harga dari kecepatan.
Percepatan yang fungsinya untuk merubah besar kecepatan dalam
gerak melingkar disebut Percepatan Tangensial.
V = VR + VT
P
dv d(v R  v T ) dv R dv T
V1 VR a   
dt dt dt dt
Q VT a  aR  aT
V
dengan
v2 aT  r 
aR   2 r
V2 r

Anda mungkin juga menyukai