Anda di halaman 1dari 55

Integrasi Islam Lintas Disiplin

Semester Genap 2020-2021


Pola-pola Integrasi : Pendekatan dan Metode
Tujuan dan Kompetensi
1. Memahami dan dapat menjelaskan persamaan dan perbedaan alur
pendekatan perolehan ilmu pengetahuan dari perspektif Islam dan
teori ilmu pengetahuan modern.
2. Mampu menggali dan menemukan titik temu kebenaran pesan
wahyu dalam al Qur’an dan Sunnah Rasul dengan bukti-bukti
saintifik empirik ilmu pengetahuan modern.
Pokok Bahasan.
1. Tauhid sebagai Landasan Integrasi (epistemologi tauhid).
2. Pola-pola Integrasi (pola idealistik, dan pola pragmatis).
3. Pola integrasi Islam lintas disiplin Ilmu (similarisasi, paralelisasi,
komplementasi, dan pola lainnya).
4. Patokan langkah Integrasi.
.Waktu
• Waktu (150 menit).
• Alokasi waktu sesuai langkah perkuliahan.
• Pembukaan: mahasiswa bergilir membaca ayat Al Qur’an tentang
beragam ciptaan Allah di alam semesta (15 menit).
• Display video tentang Penciptaan Alam dan Manusia. (30 menit)
• Pembahasan Epistemologi tauhid sebagai landasan integrasi (25
menit).
• Pembahasan Pola-pola Integrasi ( 40 menit).
• Diskusi Langkah-langkah integrasi (20 menit).
Tugas
Membuat rangkuman materi perkuliahan dan implementasi konsep
integrasi ( 20 menit). Pengerjaan tugas di lanjutkan di luar kelas dan
presentasi dan simulasi hasil tugas dilaksanakan pada pertemuan ke VII
sebelum UTS.
Membaca Ayat-ayat Al Quran
‫‪QS Ar Ra’d 13: 2‬‬

‫هَّللا ُ الَّ ِذي َرفَ َع ال َّس َما َوا ِ‬


‫ت بِ َغ ْي ِر َع َم ٍد تَ َر ْونَهَا ۖ ثُ َّم ا ْستَ َو ٰى َعلَى‬
‫س َو ْالقَ َم َر ۖ ُك ٌّل يَ ْج ِري أِل َ َج ٍل ُّم َس ًّمى ۚ يُ َدبِّ ُر‬ ‫ْ َ‬‫م‬ ‫َّ‬
‫ش‬ ‫ال‬ ‫ر‬ ‫َّ‬
‫خ‬
‫َ ِ َ َ َ‬ ‫س‬ ‫و‬ ‫ۖ‬ ‫ش‬ ‫ْ‬
‫ر‬ ‫ع‬ ‫ْ‬
‫ال‬
‫ت لَ َعلَّ ُكم بِلِقَا ِء َربِّ ُك ْم تُوقِنُ َ‬
‫ون‬ ‫َ ِ‬ ‫ا‬ ‫ي‬ ‫آْل‬ ‫ا‬ ‫ل‬
‫ُ‬ ‫‪f‬‬
‫ص‬ ‫ِّ‬ ‫َ‬ ‫ف‬‫ُ‬ ‫ي‬ ‫ر‬ ‫م‬ ‫َ‬
‫اأْل ْ َ‬
QS Ar Ra’d 13: 2
Allah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu
lihat, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menundukkan
matahari dan bulan; masing-masing beredar menurut waktu yang telah
ditentukan. Dia mengatur urusan (makhluk-Nya), dan menjelaskan
tanda-tanda (kebesaran-Nya), agar kamu yakin akan pertemuan dengan
Tuhanmu.
QS Ar Rahman 55:5

‫ان‬
ٍ َ ‫ب‬‫س‬ْ ‫ح‬
ُ ‫ب‬
ِ َ‫ر‬
ُ ‫م‬َ ‫ق‬ ْ
‫ال‬ ‫و‬
َ ُ‫س‬ ‫م‬
ْ َّ
‫ش‬ ‫ال‬ -

• “Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan”.


QS Al Mulk 67:3

‫ق الر َّْح ٰ َم ِن ِمن‬


ِ ْ
‫ل‬ َ
‫خ‬ ‫ي‬ِ ‫ف‬ ‫ى‬ٰ ‫ر‬
َ َ ‫ت‬ ‫ا‬ ‫م‬
َّ ۖ ‫ا‬ ً ‫ق‬ ‫ا‬َ ‫ب‬‫ط‬ِ ‫ت‬
ٍ ‫ا‬ ‫و‬
َ ‫ا‬ ‫م‬
َ ‫س‬
َ ‫ع‬
َ ْ
‫ب‬ ‫س‬
َ ‫ق‬َ َ ‫ل‬ َ
‫خ‬ ‫ي‬ ‫ذ‬ِ َّ ‫ال‬
‫ور‬
ٍ ُ ‫ط‬ ُ ‫ف‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ى‬
ِ َٰ ‫ر‬ َ ‫ت‬ ‫ل‬ ْ َ ‫ه‬ ‫ر‬ ْ
َ َ َ ‫ار ِج ِع‬
‫ص‬ ‫ب‬ ‫ال‬ ْ َ‫ت ۖ ف‬ ٍ ‫ تَفَا ُو‬-
Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan kamu lihat
sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih.
Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat?
Display video tentang Penciptaan
Alam dan Manusia. (30 menit)
Epistemologi tauhid sebagai
landasan integrasi (25 menit).
Tauhid Sebagai Landasan Integrasi
a. Pandangan tauhidi-rububiyah, hanya satu Tuhan yang menciptakan,
memelihara, dan mengatur alam semesta. Pandangan tawhidi
berpatokan pada al Qur’an, Sunnah Rasul, akal, pengalaman empirik
inderawi, dan intuisi-irfani Ruhaniah.
b. Kesatuan penciptaan oleh Allah Maha Pencipta dengan mekanisme
keteraturan alam yang merupakan sunnatullah tergambar dari
pengulangan peristiwa dan kejadian di alam semesta berdasarkan
hukum sebab akibat.
Tauhid Sebagai Landasan Integrasi
c. Segala sesuatu di alam semesta diciptakan Allah dengan maksud
dan tujuan tertentu, dan saling terhubung satu dengan yang lain
mengikuti hukum sebab akibat. Allah juga menciptakan segala
sesuatu di alam semesta dengan ukuran-ukuran yang rapi dan tepat
(surat al Furqan: 2)
d. Alam semesta ciptaan Allah SWT berupa makrokosmik merupakan
system yang saling berhubungan satu dengan lainnya. System
tersebut diatur oleh hukum keteraturan yang ditetapkan Allah
(sunnatullah).
Tauhid Sebagai Landasan Integrasi
Hal itu seperti dijelaskan dalam al Qur’an;
• QS Ar Ra’d 13: 2
ۖ‫ش‬ ِ ْ
‫ر‬ ‫ع‬َ ْ
‫ال‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬
َ ‫ى‬ٰ ‫و‬َ َ ‫ت‬ ْ
‫س‬ ‫ا‬ ‫م‬
َّ ُ ‫ث‬ ۖ ‫ا‬َ ‫ه‬َ ‫ن‬ ‫و‬
ْ ‫ر‬
َ َ ‫ت‬ ‫د‬
ٍ ‫م‬ ‫ع‬
َ ‫ر‬
َ ِ ِ ْ
‫ي‬ ‫غ‬َ ‫ب‬ ‫ت‬
ِ ‫ا‬ ‫و‬َ ‫ا‬‫م‬َ ‫س‬َّ ‫ال‬ ‫ع‬َ َ ‫ف‬‫ر‬َ ‫ي‬ ‫ذ‬
ِ َّ ‫ل‬ ‫ا‬ ُ ‫هَّللا‬
‫ص ُل‬ ِّ َ‫س َو ْالقَ َم َر ۖ ُك ٌّل يَ ْج ِري أِل َ َج ٍل ُّم َس ًّمى ۚ يُ َدبِّ ُر اأْل َ ْم َر يُف‬ َ ‫َو َس َّخ َر ال َّش ْم‬
َ ُ‫ت لَ َعلَّ ُكم بِلِقَا ِء َربِّ ُك ْم تُوقِن‬
‫ون‬ ِ ‫ اآْل يَا‬-
• “…Dialah yang menundukkan matahari dan bulan; masing-masing
beredar menurut waktu yang telah ditentukan………..”.
Tauhid Sebagai Landasan Integrasi
• QS Ar Rahman 55:5
‫ان‬
ٍ َ ‫ب‬ ْ
‫س‬ ‫ح‬
ُ ‫ب‬ ‫ر‬
ُ ‫م‬َ ‫ق‬ ْ
ِ َ ‫ال َّش ْمسُ َو‬
‫ال‬

“Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan”.


Tauhid Sebagai Landasan Integrasi
• QS Al Mulk 67:3

ٍ ‫ق الر َّْح ٰ َم ِن ِمن تَفَا ُو‬


ۖ‫ت‬ ِ ْ
‫ل‬ َ
‫خ‬ ‫ي‬ِ ‫ف‬ ٰ
‫ى‬ ‫ر‬
َ َ ‫ت‬ ‫ا‬ ‫م‬
َّ ۖ ‫ا‬ً ‫ق‬‫ا‬َ ‫ب‬ ‫ط‬
ِ ‫ت‬
ٍ ‫ا‬‫و‬َ ‫ا‬ ‫م‬
َ ‫س‬
َ ‫ع‬
َ ْ
‫ب‬ ‫س‬
َ ‫ق‬
َ َ ‫ل‬‫خ‬َ ‫ي‬ ‫ذ‬
ِ َّ ‫ال‬
‫ور‬
ٍ ُ ‫ط‬ ُ ‫ف‬ ‫ن‬ ‫م‬ ِ ٰ
‫ى‬ ‫ر‬ َ َ ‫ت‬ ْ
‫ل‬ َ ‫ه‬ ‫ر‬
َ ‫ص‬ َ َ ‫ب‬ ْ
‫ال‬ ‫ار ِج ِع‬ْ َ‫ ف‬-
• “…Tidak akan kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan
Tuhan Yang Maha Pengasih. Maka lihatlah sekali lagi, apakah kamu
lihat sesuatu yang cacat..”
Tauhid Sebagai Landasan Integrasi
e. Wujud mikrokosmik ada pada manusia yang siklus hidupnya
dipengaruhi oleh system makrokosmik alam yang berfungsi dalam
kerangka hukum keteraturan alam (sunnatullah).
‫‪QS. Al-'An`am [6] : 73‬‬

‫ق ۖ َويَ ْو َم يَقُو ُل‬ ‫ض بِ ْٱل َح ِّ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬


‫ر‬ ‫َ‬ ‫أْل‬ ‫ٱ‬ ‫و‬ ‫ت‬
‫ََ ِ َ‬ ‫و‬ ‫ٰ‬ ‫م‬ ‫ٰ‬ ‫َّ‬
‫س‬ ‫ٱل‬ ‫ق‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫َ‬
‫خ‬ ‫ى‬ ‫ذ‬ ‫َّ‬
‫َوهُ َو ٱل ِ‬
‫ور‬
‫ِ‬ ‫ٱلصُّ‬ ‫ى‬ ‫ِ‬ ‫ف‬ ‫ُ‬
‫خ‬ ‫َ‬ ‫ف‬ ‫ن‬‫ُ‬ ‫ي‬ ‫م‬
‫َ‬ ‫و‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ي‬ ‫ُ‬
‫ك‬ ‫ْ‬
‫ل‬ ‫م‬
‫ُ‬ ‫ْ‬
‫ٱل‬ ‫ُ‬ ‫ه‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫و‬‫َ‬ ‫ۚ‬ ‫ُّ‬
‫ق‬ ‫ح‬
‫َ‬ ‫ْ‬
‫ٱل‬ ‫ُ‬ ‫ه‬‫ُ‬ ‫ل‬ ‫و‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ق‬ ‫ۚ‬ ‫ُ‬
‫ون‬ ‫ُ‬
‫ك‬ ‫َ‬ ‫ي‬ ‫َ‬ ‫ف‬ ‫ن‬ ‫ُ‬
‫ك‬ ‫ۚ ‬
‫ب َوٱل َّش ٰهَ َد ِة ۚ َوهُ َو ْٱل َح ِكي ُم ْٱل َخبِي ُر‬ ‫ِ‬ ‫ْ‬
‫ي‬ ‫َ‬
‫غ‬ ‫ْ‬
‫ٱل‬ ‫م‬
‫ُِ‬ ‫ل‬‫ع‬‫َ‬ ‫ٰ‬
QS. Yunus [10] : 5

‫از َل‬
ِ ََ ‫ن‬ ‫م‬ ُ ‫ۥ‬
‫ه‬ ‫ر‬
َ َّ
‫د‬ َ ‫ق‬ ‫و‬
َ ‫ا‬ ‫ر‬ً ‫و‬ ُ ‫ن‬ ‫ر‬
َ ‫م‬
َ َ ‫ق‬ ْ
‫ٱل‬ ‫و‬
َ ‫ء‬
ً ‫ٓا‬َ ‫ي‬ ‫ض‬
ِ ‫س‬
َ ‫م‬ْ ‫ش‬َّ ‫ٱل‬ ‫ل‬
َ ‫ع‬َ ‫ج‬ َ ‫ى‬ ‫ذ‬
ِ َّ ‫ه ُ َو ٱل‬
ْ ‫اَّل‬
ِّ ‫ك إِ بِٱل َح‬
ۚ‫ق‬ َ ٰ
َ ِ‫ق ٱ ُ ذ ل‬ ‫هَّلل‬ َ
َ ‫اب ۚ َما َخل‬ ْ
َ ‫ين َوٱل ِح َس‬ ۟
َ ِ‫لِتَ ْعلَ ُموا َع َد َد ٱل ِّسن‬
‫ون‬َ ‫ت لِقَ ْو ٍم يَ ْعلَ ُم‬ ِ َ‫ٱل َءا ٰي‬
ْ ‫ص ُل‬ ِّ َ‫يُف‬
Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya
manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu
mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang
demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya)
kepada orang-orang yang mengetahui.
Empistemologi Islam
Epistemologi Islam yang berlandaskan tauhid mengacu pada patokan
berikut;
a. Kesatuan antara kebenaran wahyu dengan realitas, artinya tidak ada
yang bisa mengklaim sebagai kebenaran wahyu bila bertentangan
dengan realitas. Bila terjadi pertentangan antara wahyu dan
realitas, berarti penafsiran manusia terhadap wahyu Allah yang
tidak tepat, atau bisa disebabkan karena hasil temuan ilmu
pengetahuan yang keliru.
Empistemologi Islam
b. Kesatuan antara kebenaran hukum alam atau pola keteraturan alam
yang ditetapkan Allah (sunnatullah), yang menggambarkan bahwa
pencarian kebenaran yang bersifat saintifik tentang alam semesta
ciptaan Tuhan tidak boleh berhenti atau ditutup. Diperlukan
keterbukaan terhadap bukti-bukti saintifik tentang alam semesta
yang bersifat relatif, sampai ditemukan bukti-bukti baru.
Interrelasi lintas disiplin ilmu pengetahuan
Karena itu interrelasi lintas disiplin ilmu pengetahuan merupakan
sesuatu yang relatif dapat dilakukan,
• baik antara bidang-bidang keilmuan mengenai objek dan fenomena di
alam semesta (ayat-ayat kauniyah) yang dipelajari manusia dengan
memperhatikan sunnatullah (hukum keteteraturan di alam semesta
sesuai ketetapan Allah),
• maupun antara pengetahuan yang bersumber dari ayat qauliyah-
quraniyah wahyu Allah dengan ilmu pengetahuan modern.
Pendekatan Integrasi
Pendekatan integrasi untuk mencari titik temu kebenaran wahyu
dalam al Qur’an dengan bukti-bukti saintifik ilmu pengetahuan
modern,
• bersifat rasional menggunakan akal, meta-rasional akal yang dibantu
penghayatan ruhaniah qalbun, empirik dan metaempirik,
pengalaman inderawi dan ruhani,
• terhadap objek yang berbentuk fisik dan metafisik; materi dan
immateri
Pola-Pola Integrasi
Pola-pola Integrasi
1. Pola idealistik
• Digali dari khazanah pemikiran Islam mengacu pada hasil kajian
keilmuan Islam, seperti Tafsir, Hadis dan Hasil pemikiran para Ulama.
• Menggunakan metode deduktif dari ayat-ayat qauliyah.
2. Pola Pragmatis.
• Mengutamakan aspek praktis kegunaannya
• Diadopsi dari teori-teori sains modern
• Dilegalisasi atau justifikasi dari nash dengan melakukan verifikasi, pola
Islamisasi.
Pola pragmatis integrasi Islam lintas disiplin
ilmu
• Pola similarisasi: menyamakan begitu saja konsep-konsep sains
dengan konsep-konsep yang berasal dari Islam, padahal belum tentu
sama.
• Pola paralelisasi: menganggap paralel konsep yang berasal dari Islam
dengan konsep yang berasal dari sains modern karena kemiripan
konotasi, tanpa mencari titik identik antara keduanya.
• Pola komplementasi antara konsep pemikiran Islam dan sains
modern dengan saling mengisi, dan saling memperkuat, tetapi tetap
mempertahankan eksistensi masing-masing.
Pola pragmatis integrasi Islam lintas disiplin
ilmu
• Pola komparasi: membandingkan konsep atau teori sains modern
dengan konsep pemikiran Islam mengenai gejala dan fenomena yang
sama.
• Pola induktifikasi: asumsi-asumsi dasar dari teori-teori ilmiah yang
didukung oleh temuan-temuan empirik dilanjutkan ke arah pemikiran
teoritis-abstrak dan pemikiran metafisik dari pemikiran Islam.
• Pola verifikasi: mengungkapkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang
menunjang dan membuktikan kebenaran ajaran Islam.
Pesan al Qur’an tentang ciptaanNya Bagi
Pembuktian Saintifik.
Pesan al Qur’an tentang ciptaanNya Bagi Pembuktian Saintifik.
• Semua fenomena alam mengandung dimensi keilmuan yang tetap harus dilihat
tanpa mengabaikan unsur iman bagi pendekatan keilmuan terintegrasi dengan
melibatkan dimensi Ilahiah. (QS.10:101).
• Alam “berjalan” di atas sistem yang telah direncanakan dengan matang (QS.13:2)
dan mekanisme yang akurat (QS.55:5, 15:21, 25:2) dan seimbang (QS.10:5, 67:3).
• Penciptaan alam memiliki tujuan yang benar dan nyata (QS.6:73, 21:16, 23:115),
dan berorientasi kepada manusia (QS.2:29, 45:13, 67:15, 16:5, 57:25, 6:97).
Penjelasan al Qur’an tentang ciptaanNya
Penjelasan al Qur’an tentang ciptaanNya pada beragam bidang keilmuan;
• Proses penciptaan manusia (QS.23:12-16)
• Penciptaan makhluk hidup dari “air” (QS.24:45)
• Fenomena alam semesta (QS.39:21, 30:48, 2:164, 25:2)
• Ekonomi – kepemilikan: QS.51:19, 4:2,29,32
• Pendidikan & psikologi: QS.17:81-82, 45:18-20
• Hukum: QS.24:47,51. 33:36
• Politik: QS.4:58, 16:90, 5:8
• Sosiologi – keluarga: QS.24:32-33, 4:1, 2:233
• Kedokteran – kesehatan: QS.16:67,115, 2:173, 80:28-32
Patokan dan Langkah
Pelaksanaan Integrasi
Patokan dan Langkah Pelaksanaan Integrasi

• Penguasaan disiplin ilmu modern.


• Penguasaan khazanah pemikiran dan ilmu pengetahuan keIslaman.
• Penemuan relevansi konsep Islam dengan teori ilmu pengetahuan
modern.
• Penilaian kritis terhadap disiplin ilmu modern.
• Penilaian kritis terhadap khazanah keilmuan Islam.
• Analisis kritis, inovatif, dan sintesis.
• Integrasi nilai dan konsep pemikiran Islam dan sains modern.
• Penyebarluasan hasil integrasi
Tugas
Tambahan materi
Tauhid
• La ilaha ilallah – tidak ada tuhan melainkan Allah;
• Merupakan prinsip paling dasar dari ajaran Islam;
• Terjemahan menurut para fuqaha: tidak ada tuhan yang wajib
disembah kecuali Allah;
Tauhid
Penafsiran para filosof muslim:
• Keesaan tuhan berarti bahwa Tuhan haruslah simple (basith), tidak
tersusun dari apa pun kecuali zat (esensi)-Nya sendiri;
• Karena itu Tuhan pada diri-Nya tidak bisa dikatakan mempunyai sifat,
kalau dengan sifat tersebut diartikan sebagai sesuatu yang
ditambahkan kepada zat-Nya, sehingga memberi kesan adanya tarkib
(komposisi);
Tauhid
Ibnu Sina:
• pada diri Tuhan, esensi dan eksistensi adalah sama dan satu, sedang
pda wujud lainnya, esensi dan eksistensi merupakan dua hal berbeda;
• Tuhan tidak memiliki genus dan spesies, sementara segala sesuatu
lainnya memiliki genus dan spesies
Tafsir Tauhid Mulla Shadra
• Konsep “wahdah al wujud” (diadopsi dari konsep sufi);
• Segala wujud yang ada, dengan segala bentuk dan karakternya, pada
hakekatnya adalah satu dan sama;
• Yang membedakan satu dari lainnya adalah gradasinya (tasykik al
wujud) yang disebabkan oleh perbedaan dalam esensinya
• Para sufi: “ilah” diartikan sebagai “hakikat” (realitas) – la ilaha ilallah
diartikan sebagai “tidak ada realitas yang betul-betul sejati kecuali
Allah”
Sunnatullah
Sunnatullah: berarti tradisi Allah dalam melaksanakan ketetapanNya
sebagai Rabb yang terlaksana di alam semesta atau dalam bahasa
akademis disebut hukum alam. Sunnah atau ketetapan Allah antara
lain:
• Selalu ada dua kondisi ekstrem berseberangan (surga-neraka, benar-
salah, baik-buruk)
• Segala sesuatu diciptakan berpasangan (dua entitas atau lebih). Saling
cocok maupun saling bertolakan.
• Selalu terjadi pergantian dan perubahan antara dua kondisi yang
saling berbeda.
Sunnatullah
• Perubahan, penciptaan maupun penghancuran selalu melewati
proses.
• Alam diciptakan dengan keteraturan.
• Alam diciptakan dalam keadaan seimbang.
• Alam diciptakan terus berkembang.
• Setiap terjadi kerusakan di alam manusia, Allah mengutus seorang
utusan untuk memberi peringatan atau memperbaiki kerusakan
tersebut.
• Adanya kelahiran dan kematian
Proses penciptaan manusia QS 23:12-16

َ ‫َولَقَ ْد َخلَ ْقنَا اإْل ِ ن َس‬


‫ان ِمن ُساَل لَ ٍة ِّمن ِطي ٍن‬
Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal)
dari tanah;

‫ين‬
ٍ ‫ك‬
ِ ‫م‬
َّ ‫ار‬
ٍ ‫ر‬
َ َ ‫ق‬ ‫ي‬ِ ‫ف‬ ً ‫ة‬َ ‫ف‬‫ط‬ْ ُ ‫ن‬ ُ ‫ه‬ ‫ا‬َ ‫ن‬‫ل‬ْ ‫ع‬
َ ‫ج‬
َ ‫م‬
َّ ُ ‫ث‬
Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim).
‫‪Proses penciptaan manusia QS 23:12-16‬‬
‫ض َغةَ‬‫ض‪َ f‬غةً فَ َخلَ ْقنَا ْال ُم ْ‬‫طفَةَ َعلَقَةً فَ َخلَ ْقنَا ْال َعلَقَةَ ُم ْ‬ ‫ثُ َّم َخلَ ْقنَا النُّ ْ‬
‫هَّللا‬
‫ار َك‪ُ f‬‬ ‫َ َ‬ ‫ب‬‫َ‬ ‫ت‬‫َ‬ ‫ف‬ ‫ۚ‬ ‫ر‬
‫َ‬ ‫خ‬‫َ‬ ‫آ‬ ‫ا‬‫ً‬ ‫ق‬ ‫ْ‬
‫ل‬ ‫َ‬
‫خ‬ ‫ُ‬ ‫ه‬‫ا‬‫َ‬ ‫ن‬‫ْ‬ ‫أ‬ ‫َ‬
‫ش‬ ‫ن‬‫َ‬ ‫أ‬ ‫م‬ ‫ُ‬ ‫ث‬ ‫ا‬ ‫م‬‫ح‬‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫م‬ ‫ا‬‫ظ‬‫َ‬ ‫ع‬ ‫ْ‬
‫ظا ًما فَ َك‪َ f‬س ْونَا ِ َ ً َّ‬
‫ال‬ ‫ِع َ‬
‫أَ ْح َس ُن ْال َخالِقِ َ‬
‫ين‬
Proses penciptaan manusia QS 23:12-16
Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu
yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging
itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus
dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang
(berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik.
Proses penciptaan manusia QS 23:12-16
‫ون‬ ُ َ ٰ
َ ‫ ل َميِّت‬f‫ َد ذلِ َك‬f‫ثُ َّم إِنَّ ُكم بَ ْع‬
َ
Kemudian setelah itu, sesungguhnya kamu pasti
mati.

َ ُ‫ثُ َّم إِنَّ ُك ْم يَ ْو َم ْالقِيَا َم ِة تُ ْب َعث‬


‫ون‬
Kemudian, sesungguhnya kamu akan dibangkitkan
(dari kuburmu) pada hari Kiamat.
‫‪Fenomena alam semesta QS.39:21‬‬

‫ض ثُ َّم‬‫ِ‬ ‫ر‬‫ْ‬ ‫َ‬ ‫أْل‬ ‫ا‬ ‫ي‬ ‫ِ‬ ‫ف‬ ‫ع‬


‫َ‬ ‫ي‬‫ِ‬ ‫ب‬‫ا‬‫َ‬ ‫ن‬ ‫َ‬ ‫ي‬ ‫ُ‬ ‫ه‬ ‫َ‬
‫ك‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫س‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ف‬ ‫ء‬
‫ً‬ ‫ا‬ ‫م‬
‫َ َ‬ ‫ء‬
‫ِ‬ ‫ا‬ ‫م‬‫س‬‫َّ‬ ‫ال‬ ‫ن‬ ‫َ‬ ‫م‬
‫ِ‬ ‫ل‬‫َ‬ ‫َ‬
‫ز‬ ‫ن‬‫َ‬ ‫أ‬ ‫َ‬ ‫هَّللا‬ ‫َّ‬
‫ن‬ ‫َ‬ ‫أ‬ ‫ر‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ت‬ ‫م‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ل‬‫َ‬ ‫أ‬
‫صفَ ًّرا ثُ َّم يَ ْج َعلُهُ‬ ‫ي ُْخ ِر ُج بِ ِه َز ْر ًعا ُّم ْختَلِفًا أَ ْل َوانُهُ ثُ َّم يَ ِهي ُج فَتَ َراهُ ُم ْ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫أْل‬
‫ك ل ِذك َر ٰىأِل ولِي ا لبَا ِ‬
‫ب‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ٰ‬
‫ُحطَا ًما ۚ إِ َّن فِي ذلِ َ‬
‫َ‬
Fenomena alam semesta QS.39:21
• Apakah engkau tidak memperhatikan, bahwa Allah menurunkan air
dari langit, lalu diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi,
kemudian dengan air itu ditumbuhkan-Nya tanam-tanaman yang
bermacam-macam warnanya, kemudian menjadi kering, lalu engkau
melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur
berderai-derai. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat pelajaran
bagi orang-orang yang mempunyai akal sehat.
Fenomena alam semesta QS 30:48

َ ‫هَّللا ُ الَّ ِذي ي ُْر ِس ُل ال ِّريَا َح فَتُثِي ُر َس َحابًا فَيَ ْب ُسطُهُ فِي ال َّس َما ِء َك ْي‬
‫ف يَ َشا ُء‬
‫اب بِ ِه َمن يَ َشا ُء‬ َ ‫ص‬ َ َ‫ق يَ ْخ ُر ُج ِم ْن ِخاَل لِ ِه ۖ فَإِ َذا أ‬
َ ‫َويَ ْج َعلُهُ ِك َسفًا فَتَ َرى ْال َو ْد‬
َ ‫ِم ْن ِعبَا ِد ِه إِ َذا هُ ْم يَ ْستَ ْب ِشر‬
‫ُون‬
Allah-lah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah
membentangkannya di langit menurut yang Dia kehendaki, dan menjadikannya
bergumpal-gumpal, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka
apabila Dia menurunkannya kepada hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki tiba-
tiba mereka bergembira.
‫‪Fenomena alam semesta QS 2:164‬‬

‫ار‬
‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ه‬ ‫َّ‬ ‫ن‬‫ال‬ ‫و‬
‫َ‬ ‫ل‬
‫ِ‬ ‫ْ‬
‫ي‬ ‫َّ‬ ‫ل‬ ‫ال‬ ‫ف‬
‫ِ‬ ‫اَل‬‫ِ‬ ‫ت‬ ‫ْ‬
‫اخ‬ ‫و‬‫َ‬ ‫ض‬
‫ِ‬ ‫ْ‬
‫ر‬ ‫َ‬ ‫أْل‬ ‫ا‬ ‫و‬
‫َ‬ ‫ت‬
‫ِ‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫َ‬ ‫ا‬ ‫م‬
‫َ‬ ‫َّ‬
‫س‬ ‫ال‬ ‫ق‬
‫ِ‬ ‫ْ‬
‫ل‬ ‫خ‬ ‫َ‬ ‫ي‬ ‫ِ‬ ‫ف‬ ‫ن‬ ‫َّ‬ ‫إِ‬
‫اس َو َما أَن َز َل هَّللا ُ ِم َن‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫ن‬‫ال‬ ‫ع‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ف‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫ا‬
‫َ ِ َِ َ‬‫م‬ ‫ب‬ ‫ر‬ ‫ح‬ ‫ْ‬ ‫ب‬ ‫ْ‬
‫ال‬ ‫ي‬ ‫ف‬
‫ِ ِ‬ ‫ي‬ ‫ر‬ ‫ْ‬
‫ج‬ ‫َ‬ ‫ت‬ ‫ي‬ ‫َّ‬
‫َو ِ ِ‬
‫ت‬ ‫ال‬ ‫ك‬ ‫ْ‬
‫ل‬ ‫ُ‬ ‫ف‬ ‫ْ‬
‫ال‬
‫ث فِيهَا ِمن ُك ِّل‬ ‫ض بَ ْع َد َم ْوتِهَا َوبَ َّ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫ر‬ ‫َ‬ ‫أْل‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫ب‬ ‫ا‬ ‫ي‬ ‫ح‬ ‫َ‬
‫ال َّس َما ِء ِمن َّما ٍء فَأ َ ِ ِ‬
‫ْ‬
‫ب ْال ُم َس َّخ ِر بَ ْي َن ال َّس َما ِء‬ ‫اح َوال َّس َحا ِ‬ ‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ي‬ ‫ر‬ ‫ِّ‬ ‫ال‬ ‫يف‬ ‫ِ‬ ‫ر‬
‫ِ‬ ‫ْ‬
‫ص‬ ‫َ‬ ‫ت‬ ‫و‬ ‫َ‬ ‫ة‬
‫ٍ‬ ‫َّ‬ ‫ب‬ ‫ا‬ ‫د‬‫َ‬
‫ون‬‫ت لِّقَ ْو ٍم يَ ْعقِلُ َ‬ ‫ض آَل يَا ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ر‬‫ْ‬ ‫َ‬ ‫أْل‬ ‫َوا‬
Fenomena alam semesta (QS.39:21, 30:48,
2:164, 25:2)
Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan
siang, kapal yang berlayar di laut dengan (muatan) yang bermanfaat
bagi manusia, apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu
dengan itu dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering), dan Dia
tebarkan di dalamnya bermacam-macam binatang, dan perkisaran
angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, (semua itu)
sungguh, merupakan tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang
yang mengerti.
Fenomena alam semesta QS 25:2

ُ‫ض َولَ ْم يَتَّ ِخ ْذ َولَ ًدا َولَ ْم يَ ُكن لَّه‬ ِ ‫ر‬ ْ َ ‫أْل‬ ‫ا‬ ‫و‬
َ ‫ت‬
ِ ‫ا‬ ‫و‬َ ‫ا‬ ‫م‬
َ َّ
‫س‬ ‫ال‬ ُ
‫ك‬ ْ
‫ل‬ ‫م‬
ُ ُ ‫ه‬َ ‫ل‬ ‫ي‬ ‫ذ‬
ِ َّ ‫ال‬
2 – ‫را‬ ً ‫ق ُك َّل َش ْي ٍء فَقَ َّد َرهُ تَ ْق ِدي‬ َ َ‫ك َو َخل‬ ْ ْ
ِ ُ ‫فِي‬f‫َش ِري ٌك‬
‫ل‬ ‫م‬ ‫ال‬
Yang memiliki kerajaan langit dan bumi, tidak mempunyai anak, tidak
ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(-Nya), dan Dia menciptakan
segala sesuatu, lalu menetapkan ukuran-ukurannya dengan tepat.
QS 11:52

‫َويَا قَ ْو ِم ا ْستَ ْغفِرُوا َربَّ ُك ْم ثُ َّم تُوبُوا إِلَ ْي ِه ي ُْر ِس ِل ال َّس َما َء َعلَ ْي ُكم‬
َ ‫– ِّم ْد َرا ًرا َويَ ِز ْد ُك ْم قُ َّوةً إِلَ ٰى قُ َّوتِ ُك ْم َواَل تَتَ َولَّ ْوا ُم ْج ِر ِم‬
‫ين‬
Dan (Hud berkata), “Wahai kaumku! Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu lalu
bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras, Dia
akan menambahkan kekuatan di atas kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling
menjadi orang yang berdosa.”
QS 71:11 – 12

‫– ي ُْر ِس ِل ال َّس َما َء َعلَ ْي ُكم ِّم ْد َرا ًرا‬


niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu,
71:12 - ‫ت َويَجْ َعل لَّ ُك ْم أَ ْنهَارًا‬
ٍ ‫ين َويَجْ َعل لَّ ُك ْم َجنَّا‬ ٍ ‫َويُ ْم ِد ْد ُكم بِأ َ ْم َو‬
َ ِ‫ال َوبَن‬
dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan
kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu.”
‫‪QS 6:59‬‬

‫ب اَل يَ ْعلَ ُمهَا إِاَّل هُ َو ۚ َويَ ْعلَ ُم َما فِي ْالبَ ِّر َو ْالبَ ْح ِر‬ ‫َو ِعن َدهُ َمفَاتِ ُح ْال َغ ْي ِ‬
‫ض‬
‫ِ‬ ‫ْ‬
‫ر‬ ‫َ‬ ‫أْل‬ ‫ا‬ ‫ت‬
‫ِ‬ ‫ا‬ ‫م‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ل‬‫ُ‬ ‫ظ‬ ‫ي‬‫ِ‬ ‫ف‬ ‫ة‬
‫ٍ‬ ‫َّ‬ ‫ب‬‫ح‬‫َ‬ ‫اَل‬ ‫و‬
‫َ‬ ‫ا‬ ‫َ‬ ‫ه‬ ‫م‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫ْ‬
‫ع‬ ‫َ‬ ‫ي‬ ‫اَّل‬‫ِ‬ ‫إ‬ ‫ة‬
‫ٍ‬ ‫َ‬ ‫ق‬ ‫ر‬
‫َ‬ ‫و‬‫َ‬ ‫ن‬ ‫م‬
‫ِ‬ ‫ُ‬ ‫ط‬ ‫ُ‬ ‫ق‬ ‫ْ‬
‫س‬ ‫َ‬ ‫ۚ َو َما ت‬
‫ب ُّمبِي ٍن‬ ‫س إِاَّل فِي ِكتَا ٍ‬ ‫َ َ ِ ٍ‬‫ب‬‫ا‬ ‫ي‬ ‫اَل‬ ‫و‬ ‫ب‬
‫ٍ‬ ‫ْ‬
‫ط‬ ‫َواَل َر‬
QS 6:59
Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang
mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di
laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya.
Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu
yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam Kitab yang nyata
(Lauh Mahfuzh).
QS Al-Hadid 57:3

ِ َ‫– هُ َو اأْل َ َّو ُل َواآْل ِخ ُر َوالظَّا ِه ُر َو ْالب‬


‫اط ُن ۖ َوهُ َو بِ ُك ِّل َش ْي ٍء َعلِي ٌم‬
Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin; dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu.

Anda mungkin juga menyukai