Anda di halaman 1dari 79

SOSIALISASI

PERATURAN GUBERNUR NO. 11 TAHUN 2020


TENTANG PEDOMAN MANAJEMEN KINERJA ASN
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI NTT

Henderina S. Laiskodat, SP, M.Si


[Kepala BKD Provinsi NTT]
BATANG TUBUH PERATURAN GUBERNUR
6 Pasal, 36 Ayat

• Defenisi Nomenklatur Dalam Peraturan Gubernur (Pasal 1)


• Maksud Peraturan Gubernur (Pasal 2)
• Tujuan Peraturan Gubernur (Pasal 3)
• Pedoman Manajemen Kinerja (Pasal 4)
• Evaluasi Pelaksanaan Peraturan Gubernur Dan Petunjuk
Pelaksanaan Pembinaan Dan Evaluasi Manajemen Kinerja
ASN (Pasal 5)
• Penetapan Peraturan Gubernur (Pasal 6)
MAKSUD DAN TUJUAN PERATURAN GUBERNUR

MAKSUD

Sebagai pedoman pengelolaan kinerja Pegawai dalam


manajemen sumber daya manusia aparatur.

TUJUAN

Untuk mewujudkan Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Nusa


Tenggara Timur dalam kerangka Manajemen Sumber Daya
Manusia Aparatur.
SISTEMATIKA
PEDOMAN MANAJEMEN KINERJA ASN
• PENDAHULUAN
• MANAJEMEN KINERJA
• PERUMUSAN TARGET KINERJA
• TUGAS TAMBAHAN DAN KREATIVITAS
• PERILAKU KERJA
• PENILAIAN KINERJA
• BIMBINGAN KONSELING
• TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI
• PENUTUP
PENDAHULUAN
• Manajemen kinerja pegawai menempatkan pegawai sebagai aset Pemerintah
Daerah yang perlu dikelola dengan tepat untuk pencapaian kinerja organisasi.

• Manajemen kinerja merupakan subsistem dalam manajemen SDM dibangun


sebagai landasan dalam pengembangan pegawai maupun pengembangan
organisasi secara utuh serta menjadi dasar dalam pemberian kompensasi
berupa tambahan penghasilan pegawai (TPP).

• Manajemen Kinerja berlandaskan nilai integritas dan kebersamaan. Integritas


adalah nilai seorang pegawai sebagai pelayan masyarakat yang memberikan
kemampuannya untuk membangun masyarakat NTT sejahtera dan maju.
MANAJEMEN KINERJA
 Konsepsi Manajemen Kinerja
• Untuk itu manajemen kinerja menjadi sebuah keharusan dalam
pembangunan daerah yang mengendalikan pencapaian kinerja individu
pegawai terhadap kinerja organisasi Pemerintah Daerah mewujudkan visi
pembangunan daerah.
• Manajemen kinerja dibutuhkan untuk menjawab tantangan pembangunan
yang diarahkan kepada Pemerintah Daerah.
MANAJEMEN KINERJA
 Kebijakan Manajemen Kinerja

• Kebijakan manajemen kinerja mengatur tentang keterkaitan antara kinerja


pegawai dengan kinerja organisasi dengan kerangka manajemen SDM
aparatur daerah.
• Kebijakan manajemen kinerja dititikberatkan pada kinerja pegawai terhadap
target aktivitas pembangunan Daerah yang dievaluasi secara utuh dan
berkaitan dengan pengembangan kelembagaan.
• Evaluasi kinerja menjadi dasar dalam pengembangan kelembagaan
organisasi pada Pemerintah Daerah disamping secara khusus menjadi dasar
dalam sistem penghargaan dan hukuman pegawai, sistem pendidikan dan
pelatihan pegawai serta sistem promosi pegawai.
MANAJEMEN KINERJA

 Operasionalisasi Manajemen Kinerja

• Manajamen kinerja dilakukan dalam pengembangan organisasi secara


utuh untuk mencapai visi pembangunan.

• Kondisi ideal, aspek-aspek pengembangan organisasi menjadi syarat


utama pelaksanaan manajemen kinerja dengan baik.

• Kondisi pengembangan organisasi pada Pemerintah Daerah masih


terdapat aspek organisasi yang belum ideal. Namun demikian manajemen
kinerja harus dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
MANAJEMEN KINERJA

 Sistem Informasi Manajemen Kinerja

• Manajemen kinerja bersifat dinamis baik dari indikator kinerja maupun


kondisi pegawai beragam dari aspek jabatan, fungsi maupun aspek
lingkungan kerja yang mempengaruhi kinerja.

• Untuk itu dibutuhkan sistem informasi manajemen kinerja berbasis teknologi


informasi untuk melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi
manajemen kinerja secara efektif.

Aplikasi Penilaian Prestasi Kerja Online


PERUMUSAN TARGET
 Indikator Kinerja Kunci
• Penetapan indikator kinerja Perangkat Daerah sesuai dengan indikator kinerja
kunci Pemerintah Daerah yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Tahun 2018-2023.

• Indikator Kinerja Kunci pada Pemerintah Daerah diartikan sebagai Indikator


Kinerja Daerah. Pemerintah Daerah menetapkan Indikator Kinerja Daerah dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2018-2023 yang
terbagi dalam tiga jenis indikator yaitu:
 Indikator Kesejahteraan masyarakat
 Indikator Pelayanan Publik
 Indikator Daya Saing Daerah
PERUMUSAN TARGET
 Indikator Kinerja Kunci
• Indikator Kinerja Daerah menjadi acuan bagi penetapan indikator
kinerja perangkat Daerah dengan klasifikasi indikator sebagai berikut:
 Indikator Kinerja Perangkat Daerah Langsung
 Indikator Kinerja Perangkat Daerah Tidak Langsung
PERUMUSAN TARGET
 Penyusunan Target Kinerja
Indikator Kinerja Perangkat Daerah menjadi dasar dalam menentukan
program, kegiatan, dan sub kegiatan dalam APBD, yang masing-masing
program, kegiatan, dan sub kegiatan tersebut mempunyai satu atau lebih
target kinerja.
Target kinerja dituangkan dalam bentuk:
 Target Kuantitas Output
Target Kuantitas Output adalah target dari jumlah hasil kerja yang diperoleh
dari program/kegiatan/sub kegiatan secara langsung baik berupa
barang/dokumen atau frekuensi aktivitas kerja.
PERUMUSAN TARGET

 Target Kualitas Output


Target Kualitas Output adalah target mutu dari hasil kerja atau aktivitas kerja
yang dilakukan dari program/kegiatan/sub kegiatan. Mutu hasil kerja dapat
diukur dari kualitas barang/dokumen, tingkat ketepatan waktu/sasaran, atau
kualitas proses pekerjaan.
PERUMUSAN TARGET
 Penyusunan Target Kinerja

• Target Waktu

Target Waktu adalah target dari waktu penyelesaian sebuah pekerjaan dianggap selesai
secara tuntas. Satuan yang digunakan dalam target waktu adalah Bulan

• Target Angka Kredit

Target Angka Kredit adalah target angka kredit yang dihasilkan dari target kuantitas output
atau sebaliknya yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan serta
mengatur tentang angka kredit bagi pegawai yang menduduki jabatan fungsional tertentu.
PERUMUSAN TARGET
 Penyusunan Target Kinerja

 Target Biaya

o Target Biaya adalah target dari anggaran atau penerimaan yang menjadi
beban atau target penerimaan dalam APBD atau APBN.

o Satuan yang digunakan dalam target biaya adalah rupiah (Rp.) sesuai
dengan jumlah anggaran belanja atau target penerimaan yang ada dalam
APBD atau APBN.
PERUMUSAN TARGET
 Penjabaran Target Kinerja
Target kinerja yang telah disusun dalam satu tahun, kemudian diuraikan dalam
target kinerja bulanan berdasarkan penjabaran pencapaian target kuantitas
output yang akan dicapai setiap bulan.

Penjabaran pencapaian target kinerja bulanan disusun sebagai berikut:


 Penjabaran target kinerja disusun dengan menggunakan format Sasaran
Kerja Pegawai, memperhatikan target kuantitas output SKP tahunan.
 Apabila target kuantitas output dalam bentuk hasil kerja berupa orang,
dokumen atau barang maka target kinerja bulanannya disusun dengan
membagi hasil kerja tersebut dengan target waktu yang direncanakan.
PERUMUSAN TARGET

 Penjabaran Target Kinerja


 Apabila target kuantitas output dalam bentuk aktivitas kerja berupa
bimbingan teknis, lokakarya, pelayanan satu atap dan lainnya,
maka target kinerja bulanan disusun dengan menguraikan sub-sub
aktifitas kerja tersebut dengan target waktu yang direncanakan.
PERUMUSAN TARGET
 Penjabaran Target Kinerja

 Penjabaran target kinerja disusun sebanyak 12 (dua belas) SKP, yaitu SKP
Bulan Januari sampai dengan SKP Bulan Desember.

 SKP setiap Bulan berisi seluruh kegiatan tugas jabatan, baik yang ada
penjabarannya ataupun tidak. Untuk kegiatan tugas jabatan yang tidak ada
penjabaran pada bulan tersebut, target kinerja dikosongkan.
PERUMUSAN TARGET
 Penjabaran Target Kinerja

 Target kinerja pada SKP setiap bulan pada Kegiatan Tugas Jabatan Pejabat
Struktural menyesuaikan dengan anggaran kas kegiatan pada DPA yang
ditetapkan.
 Satuan waktu pada target waktu SKP bulanan adalah hari.
 Target kinerja pada SKP setiap bulan pada kegiatan Tugas Jabatan Pejabat
fungsional tertentu sesuai dengan penyusunan target kinerja SKP Tahunan.
PERUMUSAN TARGET
 Penetapan Target Kinerja

• Target kinerja merupakan capaian hasil kerja atau aktivitas kerja dari kegiatan
yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi jabatan pegawai, mengacu pada
indikator kinerja atasan langsung secara hierarki dalam kerangka pencapaian
Indikator Kinerja Perangkat Daerah.

• Untuk itu penetapan target kinerja pegawai disepakati antara pegawai dengan
atasan langsung. Guna menjamin keterkaitan antara target kinerja pegawai
dengan Indikator Kinerja Perangkat Daerah dan Indikator Kinerja Daerah, maka
target kinerja pegawai yang telah disepakati divalidasi oleh Tim Manajemen
Kinerja Provinsi.

• Target kinerja pegawai baru dapat dijadikan sasaran kerja pegawai apabila
telah memperoleh validasi dari Tim Manajemen Kinerja.
PERUMUSAN TARGET
 Perubahan Target Kinerja

 Perubahan Jabatan
 Perubahan Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan
 Perubahan anggaran
 Pegawai melaksanakan cuti diluar tanggungan negara, cuti hamil, cuti besar,
dan cuti sakit.
 Bencana alam (Force Majeur)
PERUMUSAN TARGET
 Perubahan Target Kinerja

Perubahan target kinerja mengikuti mekanisme sebagai berikut:

 Pegawai, berdasarkan Keputusan Gubernur tentang pengangkatan jabatan


baru/cuti pegawai/penetapan keadaan force majeur/ penetapan kelembagaan
dan tugas pokok baru atau Peraturan Gubernur tentang pergeseran atau
perubahan APBD, mengajukan perubahan target kinerja kepada Kepala
Perangkat Daerah setelah memperoleh rekomendasi Atasan Langsung.
 Kepala Perangkat Daerah mengajukan perubahan target kinerja pegawai
kepada Tim Manajemen Kinerja untuk memperoleh validasi.
 Atasan Langsung menetapkan perubahan target kinerja pegawai setelah
memperoleh validasi dari Tim Manajemen Kinerja.
TUGAS TAMBAHAN DAN KREATIVITAS
Tugas Tambahan

Tugas tambahan adalah evaluasi kinerja pegawai yang menilai hasil kerja atau
aktivitas kerja yang dilakukan pegawai atas dasar pemberian tugas oleh Atasan
Langsung atau pejabat lain yang berwenang dengan rekomendasi Atasan
Langsung.

Tugas yang diberikan merupakan tugas yang termasuk dalam kegiatan tugas
jabatan pegawai tetapi tidak ada target kerja, dan/atau tidak termasuk dalam
kegiatan tugas jabatan pegawai tetapi dalam kerangka pencapaian Indikator
Kinerja Perangkat Daerah.
TUGAS TAMBAHAN DAN KREATIVITAS
Tugas Tambahan
Suatu tugas dapat ditetapkan sebagai tugas tambahan, dengan ketentuan:
 Pemberian tugas diikuti dengan surat perintah, surat tugas atau surat keputusan
tentang penetapan tim/panitia/kelompok kerja kegiatan atau bentuk lain;
 Kedudukan pegawai dan kurun waktu pelaksanaan dalam tugas, jelas, dan nyata
(berkesinambungan);
 Tugas dilakukan pada hari kerja dan atau di luar hari kerja; dan
TUGAS TAMBAHAN DAN KREATIVITAS
Tugas Tambahan
 Tugas dilakukan untuk kegiatan yang dibiayai APBD/APBN atau tidak dibiayai
APBD/APBN.
 Tugas tambahan tidak dicantumkan dalam Kegiatan Tugas Jabatan dalam
Sasaran Kerja Pegawai (SKP), tetapi menjadi lampiran dalam penilaian SKP.
Tugas tambahan tidak menggugurkan kewajiban pegawai untuk mencapai target
kinerja dalam kegiatan tugas jabatan.
TUGAS TAMBAHAN DAN KREATIVITAS

Kreativitas

Kreativitas adalah evaluasi kinerja pegawai yang menilai kreativitas pegawai dalam
menemukan peralatan, metode atau temuan lain yang bersifat baru atau
terbarukan yang bermanfaat nyata terhadap kinerja Pemerintah Daerah dan
pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas jabatan serta diakui oleh
Presiden, Gubernur, atau Kepala Perangkat Daerah.
PERILAKU KERJA
 Orientasi Pelayanan
Orientasi pelayanan diukur dengan indikator jumlah kepuasan terhadap pelayanan, yaitu
jumlah konsumen pelayanan yang merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan
pegawai dalam satu bulan dan diakumulasikan dalam satu tahun.

 Integritas
Integritas merupakan perilaku PNS yang mampu bertindak sesuai dengan nilai, norma, dan
etika dalam organisasi.

 Komitmen
Komitmen merupakan perilaku PNS yang mampu dan memiliki motivasi dalam
menyelaraskan sikap dan tindakan untuk mewujudkan tujuan organisasi dengan
mengutamakan kepentingan dinas daripada kepentingan diri sendiri, seseorang, dan/atau
golongan.
PERILAKU KERJA
 Disiplin
Disiplin merupakan perilaku PNS yang sanggup melaksanakan kewajiban dan tidak melanggar
larangan yang ditentukan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan
kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.

 Kerjasama
Kerjasama merupakan perilaku PNS yang mampu dan memiliki motivasi untuk bekerjasama dengan
rekan sekerja, atasan, dan bawahan dalam unit kerjanya serta instansi lain dalam menyelesaikan
suatu tugas dan tanggung jawab yang ditentukan, sehingga mencapai dayaguna dan hasilguna yang
sebesar-besarnya.

 Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan perilaku PNS yang mampu dan mau memotivasi serta mempengaruhi
bawahan atau orang lain yang berkaitan dengan bidang tugasnya demi tercapainya tujuan
organisasi.
PENILAIAN KINERJA

 Penilaian Pencapaian Target Kinerja


 Penilaian diukur dari pencapaian unsur-unsur target kinerja
sebagai berikut:
 Penilaian Target Kinerja Kuantitas Output;
 Penilaian Target Kinerja Kualitas Output;
 Penilaian Target Kinerja Waktu; dan
 Penilaian Target Kinerja Biaya.
PENILAIAN KINERJA

Nilai capaian target kinerja dinyatakan dalam angka dan sebutan,


sebagai berikut:
91 – ke atas : Sangat Baik;
76 – 90 : Baik;
61 – 75 : Cukup;
51 – 60 : Kurang; dan
50 – ke bawah : Buruk.
Bobot dari penilaian pencapaian target kinerja secara keseluruhan
adalah 60 % (enam puluh persen) dari penilaian kinerja pegawai.
PENILAIAN KINERJA
Penilaian Tugas Tambahan

Penilaian tugas tambahan diukur dari jumlah tugas tambahan yang dilakukan pada setiap bulan
dan diakumulasikan dalam 1 (satu) tahun, dengan penilaian sebagai berikut:

 Tugas tambahan yang dilakukan dalam satu bulan sebanyak 1 (satu) atau lebih kegiatan,
maka nilainya adalah 1 (satu);
 Tugas tambahan yang dilakukan dalam satu tahun sebanyak 1 (satu) sampai dengan 3 (tiga)
kegiatan, maka nilainya adalah 1 (satu);
 Tugas tambahan yang dilakukan dalam satu tahun sebanyak 4 (empat) sampai dengan 6
(enam) kegiatan, maka nilainya adalah 2 (dua); dan
 Tugas tambahan yang dilakukan dalam satu tahun sebanyak lebih dari 7 (tujuh) kegiatan,
maka nilainya adalah 3 (tiga).
PENILAIAN KINERJA
Penilaian Kreativitas
Penilaian Kreativitas diukur dari kemanfaatan hasil kreativitas pegawai terhadap
Perangkat Daerah, Provinsi maupun negara, dinilai paling lama 1 (satu) tahun.

Penilaian kreativitas terhitung mulai tanggal pengakuan kemanfaatan hasil


kreativitas oleh Kepala Perangkat Daerah/Gubernur/Presiden.
PENILAIAN KINERJA
Penilaian Kreativitas

Pengukuran dinilai sebagai berikut:

 Kemanfaatan hasil Kreativitas dirasakan oleh Perangkat Daerah, maka nilainya adalah 3;
 Kemanfaatan hasil Kreativitas dirasakan oleh Pemerintah Daerah dan/atau masyarakat
NTT, maka nilainya adalah 6; dan
 Kemanfaatan hasil kreativitas dirasakan oleh Negara dan/atau masyarakat Indonesia,
maka nilainya adalah 12.
Penilaian tugas tambahan dan kreativitas merupakan bagian dari penilaian Sasaran Kerja
Pegawai yang tercantum dalam format SKP yang tidak terpisahkan.
PENILAIAN KINERJA
Penilaian Prestasi Kerja

• Penilaian prestasi kerja adalah penilaian pencapaian target kinerja, tugas tambahan, kreativitas
dan perilaku kerja pegawai.

• Penilaian dilakukan sesuai dengan unsur-unsur penilaian kinerja dengan bobot untuk pencapaian
target kerja 60 % dan perilaku kerja 40 %. Penilaian tugas tambahan dan kreativitas merupakan
bagian dari penilaian pencapaian target kerja yang diukur paralel dengan penilaian tersendiri
kemudian dikalikan dengan bobot 60 %.

• Nilai capaian prestasi kerja dinyatakan dalam angka dan sebutan, sebagai berikut:

91 – ke atas : Sangat Baik;


76 – 90 : Baik;
61 – 75 : Cukup;
51 – 60 : Kurang; dan
50 – ke bawah : Buruk.
PENILAIAN KINERJA

Waktu Penilaian
Penilaian prestasi kerja pegawai dilakukan setiap bulan, dengan tahapan
penilaian sebagai berikut:
• Pegawai menyampaikan realisasi pencapaian target kerja pegawai pada
sasaran kerja pegawai, tugas tambahan, dan kreativitas serta perilaku kerja
setiap tanggal pertama hari kerja bulan berikutnya setelah satu bulan kinerja.
• Atasan Langsung melakukan penilaian terhadap usulan realisasi prestasi
kerja pegawai setiap tanggal kedua hari kerja bulan berikutnya setelah satu
bulan kinerja.
• Pegawai memperbaiki laporan realisasi hasil koreksian Atasan Langsung dan
menyampaikan kepada Atasan Langsung, pada tanggal ketiga hari kerja.
PENILAIAN KINERJA

Waktu Penilaian

• Pegawai yang menolak untuk memperbaiki laporan realisasi sesuai koreksi


Atasan Langsung, dapat mengajukan banding kepada atasan banding dengan
memberikan penjelasan, pada tanggal ketiga hari kerja.

• Atasan langsung menyampaikan laporan realisasi prestasi kerja hasil perbaikan


pegawai kepada Tim Manajemen Kinerja, pada tanggal keempat hari kerja.
Atasan banding menyampaikan penetapan laporan realisasi prestasi kerja
pegawai yang melakukan banding kepada Tim Manajemen Kinerja pada tanggal
keempat hari kerja.
PENILAIAN KINERJA

Waktu Penilaian

• Tim Manajemen Kinerja melakukan verifikasi dan menetapkan laporan realisasi


prestasi kerja pegawai, dengan memperhatikan instrumen verifikasi, pada tanggal
kelima dan keenam hari kerja;

• Untuk penilaian prestasi kerja pegawai bulan Desember, maka penyampaian


laporan prestasi kerja dari setiap pegawai dilakukan pada tanggal kesebelas hari
kerja bulan Desember, dan dilanjutkan dengan penilaian berikutnya sesuai
dengan standar dan ketentuan.
PENILAIAN KINERJA
Organisasi Penilaian Kinerja
 Unsur Pimpinan
Unsur pimpinan Tim manajemen Kinerja adalah Gubernur dan Wakil Gubernur, yang
bertugas menetapkan kebijakan manajemen kinerja pegawai dan menilai kinerja pegawai
yang menduduki jabatan struktural eselon I b dan eselon II a serta pejabat eselon III a yang
menduduki jabatan sebagai pimpinan Perangkat Daerah.
Gubernur dapat melimpahkan penilaian kinerja pegawai yang menduduki jabatan eselon II a
dan pejabat eselon III a yang menduduki jabatan sebagai pimpinan Perangkat Daerah
kepada Sekretaris Daerah.
 Unsur Pengawas
Unsur pengawas Tim Manajemen Kinerja adalah Sekretaris Daerah, yang bertugas menjamin
pelaksanaan kebijakan manajemen kinerja dan menilai kinerja pegawai yang menduduki
jabatan struktural eselon II b. Sekretaris Daerah dapat melimpahkan penilaian kinerja pejabat
struktural eselon IIb kepada Asisten Sekretaris Daerah sesuai dengan bidang koordinasi
Asisten Sekretaris Daerah.
PENILAIAN KINERJA
Organisasi Penilaian Kinerja
 Unsur Sekretariat
Unsur sekretariat Tim Manajemen Kinerja adalah Kepala Badan Kepegawaian
Daerah Provinsi NTT, yang bertugas menyelenggarakaan kesekretariatan
manajemen kinerja, merumuskan bahan kebijakan manajemen kinerja, dan
menyusun bahan penilaian kinerja pegawai yang menduduki jabatan eselon I,
eselon II a, dan eselon II b serta pejabat eselon III a yang menduduki jabatan
sebagai pimpinan Perangkat Daerah.
 Unsur Pelaksana
Unsur pelaksana Tim Manajemen Kinerja adalah Kepala Bidang Pengembangan
Pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah yang bertugas menyelenggarakan
verifikasi penilaian kinerja pegawai dan rekomendasi hasil penilaian kinerja
pegawai.
PENILAIAN KINERJA
Hasil Penilaian Kinerja
 Hasil penilaian prestasi kerja pegawai, merupakan akumulasi penilaian Sasaran
Kerja Pegawai, tugas tambahan, kreativitas, dan perilaku kerja dari setiap pegawai
setiap bulan oleh atasan langsung dan diverifikasi oleh Tim Manajemen Kinerja,
sesuai dengan jabatan dan target kerja yang ditetapkan pada awal tahun
anggaran.
 Hasil penilaian prestasi kerja pegawai digunakan untuk menentukan besaran
tambahan penghasilan pegawai yang diberikan kepada pegawai setiap bulannya.
 Pencapaian prestasi kerja pegawai dikalikan langsung dengan nilai jabatan
dan/atau instrumen lain kemudian dikalikan dengan indeks uang sesuai dengan
kemampuan Pemerintah Daerah.
BIMBINGAN DAN KONSELING
Manajemen kinerja pegawai yang dilakukan diikuti dengan upaya bimbingan dan konseling
kepada pegawai oleh setiap Atasan Langsung dan/atau Tim Manajemen Kinerja.

• Bimbingan
Bimbingan adalah upaya dari Atasan Langsung dan/atau Tim Manajemen Kinerja dalam
mengarahkan, memfasilitasi, dan mengendalikan pekerjaan pegawai agar mencapai target kerja
yang ditetapkan.

Bimbingan dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung kepada pegawai secara periodik
atau insidentil.

Bimbingan dilakukan melalui rapat/briefing/diskusi atau penjelasan kepada individu pegawai


langsung agar pegawai mengetahui, memahami, dan mampu melaksanakan pekerjaan dengan
baik dan benar.
BIMBINGAN DAN KONSELING
• Konseling
Konseling adalah upaya dari Atasan Langsung dan/atau Tim Manajemen Kinerja
dalam memberikan alternatif solusi dalam permasalahan pekerjaan yang dihadapi
oleh pegawai. Konseling dilakukan secara regular ataupun insidentil sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi permasalahan yang dihadapi oleh pegawai.

• Rekomendasi, Tindaklanjut Bimbingan, dan Konseling


Hasil bimbingan dan konseling dapat diteruskan kepada Kepala Perangkat Daerah
dan/atau Tim Manajemen Kinerja untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kapasitas dan
kewenangan masing-masing dalam konteks perbaikan manajemen kinerja pegawai.
TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI
Tambahan Penghasilan adalah tunjangan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah kepada
PNS di lingkungan Pemerintah Daerah setiap bulan sesuai dengan kinerja yang dicapai.
Tambahan Penghasilan paling lambat diberikan kepada pegawai, pada bulan berikutnya dengan
memperhatikan nilai prestasi kerja pegawai satu bulan sebelumnya, dengan mekanisme sebagai
berikut:

 Pegawai memperoleh informasi penilaian prestasi kerja sebagai dasar pemberian Tambahan
Penghasilan pada tanggal keempat hari kerja;

 Kepala Perangkat Daerah mengajukan SPP dan SPMU Tambahan Penghasilan Pegawai
Perangkat Daerah, kepada Badan Keuangan Daerah Provinsi NTT pada tanggal kelima hari kerja
sesuai dengan informasi penilaian prestasi kerja pegawai dari Tim Manajemen Kinerja;
TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI

Badan Keuangan Daerah Provinsi NTT menerbitkan SP2D Sekretariat Daerah


Provinsi NTT dengan memperhatikan hasil penilaian prestasi kerja pegawai oleh
Tim Manajemen Kinerja, pada tanggal keenam sampai dengan kesepuluh hari
kerja; dan

Pengajuan SPP dan SPMU Tambahan Penghasilan Pegawai oleh Perangkat


Daerah untuk bulan Desember, dilakukan pada tanggal keduabelas hari kerja bulan
Desember dan selanjutnya sampai dengan penerbitan SP2D oleh Badan Keuangan
Daerah Provinsi NTT.
TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI
Tambahan penghasilan diberikan kepada:

• PNS yang melaksanakan tugas pada Perangkat Daerah dan namanya tercantum
dalam daftar gaji bulan berjalan;

• PNS Pindahan ke Pemerintah Provinsi dalam tahun berjalan yang tidak menduduki
jabatan struktural/fungsional; dan

• PNS yang melaksanakan cuti tahunan, cuti sakit dan cuti karena alasan penting.
TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI
Tambahan penghasilan tidak diberikan kepada:

 PNS pindahan ke Pemerintah Provinsi dalam tahun berjalan yang


namanya belum termasuk dalam daftar gaji;
 PNS yang menjalani tugas belajar;
 PNS yang melaksanakan cuti diluar tanggungan negara;
 PNS yang mengambil cuti besar;
 PNS yang mengambil cuti melahirkan anak keempat dan seterusnya;
TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI

 PNS yang diperbantukan pada Badan Narkotika Nasional Provinsi, Sekretariat


Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilihan Umum dan Unit Kerja
instansi vertikal lainnyadiwilayah Provinsi;
 PNS yang menjalani masa bebas tugas/masa persiapan pensiun, kecuali ada
penugasan khusus dari Gubernur;
 CPNS;
 PNS yang berstatus tersangka dan ditahan oleh pihak yang berwajib;
 PNS yang berstatus sebagai pegawai titipan didalam atau diluar Pemerintah
Provinsi;
 PNS yang tidak hadir tanpa keterangan selama 5 (lima) hari kerja berturut-turut atau
apabila diakumulasikan lebih dari 10 (sepuluh) hari kerja dalam 1 (satu) bulan.
TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI

Selain pencapaian prestasi kerja pegawai, Tambahan Penghasilan dapat


memperhatikan:

• Nilai jabatan;
• Masa kerja;
• Kualifikasi pendidikan; dan
• Kompetensi kerja.
KONDISI PNS LINGKUP PEMERINTAH PROVINSI NTT
16,000

14,000

12,000

10,000

8,000

6,000

4,000

2,000

-
Pejabat Struktural Pejabat Fungsional Pejabat Fungsional Total
Tertentu Umum

Sumber Data: SIMPEG, Oktober 2020


DATA FUNGSIONAL
TERTENTU LINGKUP
PEMPROV NTT
TA. 2020
Sumber Data: Jabatan Fungsional, Oktober 2020
RUMPUN PENDIDIKAN
GURU SMA
NO KOTA /KAB JENJANG
PERTAMA MUDA MADYA NON TOTAL
FUNGSIONAL
1 ALOR 52 75 33 5 165
2 BELU 56 41 69 6 172
3 ENDE 87 88 75 8 258
4 FLORES TIMUR 105 66 46 3 220
5 KOTA KUPANG 94 165 298 3 560
6 KUPANG 184 103 75 6 368
7 LEMBATA 24 43 25 0 92
8 MALAKA 53 31 22 4 110
9 MANGGARAI 62 87 92 7 248
10 MANGGARAI BARAT 33 69 50 8 160
11 MANGGARAI TIMUR 45 84 37 10 176
NO KOTA /KAB JENJANG
PERTAMA MUDA MADYA NON FUNGSIONAL TOTAL

12 NAGEKEO 62 67 21 3
153
13 NGADA 35 94 47 0
176
14 ROTE NDAO 33 97 59 7
196
15 SABU RAIJUA 47 27 4 2
80
16 SIKKA 121 64 60 4
249
17 SUMBA BARAT 46 46 24 1
117
18 SUMBA BARAT DAYA 97 60 32 7
196
19 SUMBA TENGAH 27 50 4 0
81
20 SUMBA TIMUR 80 99 48 4
231
21 TIMOR TIMUR SELATAN 78 96 68 8
250
22 TIMOR TENGAH UTARA 125 65 39 4
233
TOTAL 1.546 1.617 1.228 100
4491
RUMPUN PENDIDIKAN
GURU SMK
NO KOTA /KAB JENJANG
PERTAMA MUDA MADYA NON TOTAL
FUNGSIONAL
1 ALOR 37 48 10 4 99
2 BELU 62 29 23 11 125
3 ENDE 104 54 68 15 241
4 FLORES TIMUR 68 28 16 2 114
5 KOTA KUPANG 88 127 194 6 415
6 KUPANG 51 41 3 3 98
7 LEMBATA 25 56 17 0 98
8 MALAKA 38 16 4 0 58
9 MANGGARAI 13 13 9 5 40
10 MANGGARAI BARAT 14 18 15 7 54
11 MANGGARAI TIMUR 17 7 3 2 29
NO KOTA /KAB JENJANG
PERTAMA MUDA MADYA NON TOTAL
FUNGSIONAL
12 NAGEKEO 30 26 15 0
71
13 NGADA 26 38 7 7
78
14 ROTE NDAO 18 61 20 2
101
15 SABU RAIJUA 23 12 0 0
35
16 SIKKA 62 45 37 13
157
17 SUMBA BARAT 50 61 18 3
132
18 SUMBA BARAT DAYA 50 44 16 3
113
19 SUMBA TENGAH 16 36 3 1
56
20 SUMBA TIMUR 22 61 24 1
108
21 TIMOR TIMUR SELATAN 50 45 38 4
137
22 TIMOR TENGAH UTARA 35 31 16 7
89
TOTAL 899 897 556 96
2448
RUMPUN PENDIDIKAN
GURU SLB
NO KOTA /KAB JENJANG
PERTAMA MUDA MADYA NON TOTAL
FUNGSIONAL
1 ALOR 3 6 2 2
13
2 BELU 6 3 1 2
12
3 ENDE 4 4 1 4
13
4 FLORES TIMUR 4 3 4 0
11
5 KOTA KUPANG 30 5 7 15
57
6 KUPANG 2 1 0 1
4
7 LEMBATA 4 1 1 0
6
8 MALAKA 0 0 0 0
0
9 MANGGARAI 7 8 5 5
25
10 MANGGARAI BARAT 0 1 0 0
1
11 MANGGARAI TIMUR 4 1 0 0
5
NO KOTA /KAB JENJANG
PERTAMA MUDA MADYA NON TOTAL
FUNGSIONAL
12 NAGEKEO 1 0 0 0
1
13 NGADA 2 5 2 1
10
14 ROTE NDAO 4 0 0 2
6
15 SABU RAIJUA 0 0 0 0
0
16 SIKKA 6 2 4 6
18
17 SUMBA BARAT 1 1 1 2
5
18 SUMBA BARAT DAYA 0 0 0 0
0
19 SUMBA TENGAH 2 0 0 3
5
20 SUMBA TIMUR 5 4 1 0
10
21 TIMOR TIMUR SELATAN 0 2 4 1
7
22 TIMOR TENGAH UTARA 0 0 0 0
0
TOTAL 85 47 33 44
209
RUMPUN MANAJEMEN
NO JABATAN JENJANG AHLI
PERTAMA MUDA MADYA Total

1 ANALIS KEPEGAWAIAN 1 2 0 3

2 ASSESSOR SDM APARATUR 3 2 0 5

3 PENGELOLA BARANG / JASA 2 0 0 2

4 PERENCANA 0 8 2 10

NO JABATAN JENJANG TERAMPIL


PELAKSANA PELAKSANA PENYELIA TOTAL
LANJUTAN
1 ANALIS KEPEGAWAIAN 0 0 5 5
RUMPUN ILMU HAYAT
NO JABATAN JENJANG AHLI
PERTAMA MUDA MADYA TOTAL
1 ANALIS PASAR HASIL 1 0 0 1
PERTANIAN
2 MEDIK VETERINER 3 5 2 10
3 PENYULUH PERTANIAN 0 2 5 7
4 PENGAWAS MUTU 1 0 0 1
PAKAN
5 PENGAWAS BENIH 1 2 0 3
TANAMAN
6 PENGAWAS MUTU 3 0 0 3
HASIL PERTANIAN
7 PENGAWAS BIBIT 8 1 1 10
TERNAK
RUMPUN ILMU HAYAT

NO JABATAN JENJANG TERAMPIL


PELAKSANA PELAKSANA PENYELIA TOTAL
LANJUTAN
1 PARAMEDIK 1 1 0 2
VETERINER
2 PENYULUH 0 3 0 3
PERTANIAN
3 PENGAWAS MUTU 2 0 0 2
PAKAN
4 PENGAWAS BIBIT 1 2 1 4
TERNAK
RUMPUN ILMU MATEMATIKA,
STATISTIK DAN YANG BERKAITAN
NO JABATAN JENJANG AHLI
PERTAMA MUDA MADYA TOTAL

1 PENELITI

2 STATISTISI 0 1 0 1

NO JABATAN JENJANG TERAMPIL


PELAKSANA PELAKSANA PENYELIA TOTAL
LANJUTAN
1 STATISTISI 0 1 1 2
RUMPUN KEKOMPUTERAN
NO JABATAN JENJANG AHLI
PERTAMA MUDA MADYA TOTAL

1 PRANATA KOMPUTER 6 2 0 8

NO JABATAN JENJANG TERAMPIL


PELAKSANA PELAKSANA PENYELIA TOTAL
LANJUTAN
1 PRANATA KOMPUTER 1 0 0 1
RUMPUN PENDIDIKAN LAINNYA
NO JABATAN JENJANG AHLI
PERTAMA MUDA MADYA TOTAL

1 INSTRUKTUR 3 4 1
8
2 PENGAWAS SEKOLAH 0 2 56
58
3 WIDYAISWARA 8 10 7
25

NO JABATAN JENJANG TERAMPIL


PELAKSANA PELAKSANA PENYELIA TOTAL
LANJUTAN
1 INSTRUKTUR 0 1 1 2
RUMPUN PENGAWAS KUALITAS DAN
KEAMANAN

NO JABATAN JENJANG AHLI


PERTAMA MUDA MADYA TOTAL

1 PENGAWAS 7 4 1 12
KETENAGAKERJAAN
2
RUMPUN AKUNTAN DAN ANGGARAN
NO JABATAN JENJANG AHLI
PERTAMA MUDA MADYA TOTAL

1 AUDITOR 21 10 4

2 P2UPD 3 9 4

NO JABATAN JENJANG TERAMPIL


PELAKSANA PELAKSANA PENYELIA TOTAL
LANJUTAN
1 AUDITOR 0 4 6
RUMPUN HUKUM DAN PERADILAN
NO JABATAN JENJANG AHLI
PERTAMA MUDA MADYA TOTAL

1 MEDIATOR HUBUNGAN 2 5 7
INDUSTRIAL
2
RUMPUN PENYIDIK DAN DETEKTIF
NO JABATAN JENJANG AHLI
PERTAMA MUDA MADYA TOTAL

1 POLISI KEHUTANAN 2 8 0 10

2 Sat Pol PP

NO JABATAN JENJANG TERAMPIL


PELAKSANA PELAKSANA PENYELIA TOTAL
LANJUTAN
1 POLISI KEHUTANAN 7 5 6 18

2 SAT Pol PP
RUMPUN ARSIPARIS, PUSTAKAWAN
DAN YANG BERKAITAN
NO JABATAN JENJANG AHLI
PERTAMA MUDA MADYA TOTAL

1 ARSIPARIS 23 14 7
44
2 PUSTAKAWAN 3 4 3
10

NO JABATAN JENJANG TERAMPIL


PELAKSANA PELAKSANA PENYELIA TOTAL
LANJUTAN
1 ARSIPARIS 21 8 24 53
2 PUSTAKAWAN 2 4 5 11
RUMPUN ILMU SOSIAL DAN YANG
BERKAITAN
NO JABATAN JENJANG AHLI
PERTAMA MUDA MADYA TOTAL

1 PENGANTAR KERJA 3 1 0 4

2 PENYULUH PERINDUSTRIAN 0 0 0
DAN PERDAGANGAN
3 PENGGERAK SWADAYA 1 0 1 2
MASYARAKAT
4 PEKERJA SOSIAL 0 2 0 2

5 PENYULUH SOSIAL 0 0 1 1
NO JABATAN JENJANG TERAMPIL
PELAKSANA PELAKSANA PENYELIA TOTAL
LANJUTAN
1 PENGANTAR KERJA
2 PENYULUH
PERINDUSTRIAN DAN
PERDAGANGAN
3 PENGGERAK SWADAYA
MASYARAKAT
4 PEKERJA SOSIAL 4 7 11
5 PENYULUH SOSIAL
RUMPUN PENERANGAN DAN SENI
BUDAYA
NO JABATAN JENJANG AHLI
PERTAMA MUDA MADYA TOTAL

1 PRANATA HUMAS 1 1 1 3

2 PAMONG BUDAYA 0 0 0

NO JABATAN JENJANG TERAMPIL


PELAKSANA PELAKSANA PENYELIA TOTAL
LANJUTAN
1 PRANATA HUMAS 0 0 4 4

2 PAMONG BUDAYA 0 0 0
RUMPUN KESEHATAN
N JABATAN JENJANG AHLI
O PERTAMA MUDA MADYA UTAMA TOTAL

1 DOKTER 10 28 26 3 67
2 DOKTER GIGI 2 3 1 0 6
3 PERAWAT 11 16 32 0 59
4 PERAWAT GIGI 0 1 0 0 1
5 BIDAN 10 8 5 0 23
6 APOTEKER 4 13 2 0 19
7 EPIDEMOLOG 1 1 1 0 3
8 ENTOMOLOG 0 0 1 0 1
9 FISIOTERAPIS 0 1 1 0 2
10 NUTRISIONIS 0 4 1 0 5
11 PENYULUH 1 0 1 0
KESEHATAN 2
12 PRANATA LABKES 3 5 2 0 10
RUMPUN KESEHATAN
NO JABATAN JENJANG TERAMPIL

PELAKSANA PELAKSANA LANJUTAN PENYELIA TOTAL

1 PERAWAT 39 107 87 233


2 PERAWAT GIGI 2 2 5 9
3 BIDAN 7 51 27 85
4 ASSISTEN APOTEKER 2 14 9
25
5 PEREKAM MEDIS 3 5 11
19
6 FISIOTERAPIS 0 1 1
2
7 NUTRISIONIS 1 11 6
18
8 PRANATA LABKES 7 15 11
33
9 TEKNISI 1 4 2
ELEKTROMEDIS 7
10 RADIOGRAFER 2 2 4
8
11 REFRAKSIONIS 0 1 1
2
12 SANITARIAN 1 5 1
7
13 TEKNISI TRANSFUSI 2 0 0
DARAH 2
PROGRESS PENGISIAN PPK ONLINE

7,000
3.719 PNS atau 60 % dari 6.195 PNS
yang sudah mengisi SKP Online.
6,195
Sebanyak 2.476 atau 39,97 % PNS yang
6,000
belum mengisi SKP Online.
5,000

4,000 3,719
3,142
3,000

2,000

1,000
428
26 123
-
Total PNS JPT Administrator Pengawas Pelaksana Total
PROGRES PENGISIAN PPK ONLINE > 70%
DINAS PETERNAKAN 71.27
DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA 78.95
DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN 79.38
DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN 80.19
BADAN PENGELOLA PERBATASAN 81.40
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 81.43
DINAS KESEHATAN 83.94
BIRO HUKUM SETDA 85.00
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH 86.54
DINAS KOPERASI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI 88.61
SATUAN POLISI PAMONG PRAJA 89.31
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 90.38
DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 91.30
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 92.50
DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN 93.28
BIRO PENGADAAN BARANG DAN JASA SETDA 93.48
BADAN PENGHUBUNG 94.59
BIRO EKONOMI DAN KERJASAMA SETDA 97.56
DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN 100.00
DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA 100.00
INSPEKTORAT DAERAH 100.00
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH 100.00
PROGRES PENGISIAN PPK ONLINE < 70%
BADAN KEUANGAN DAERAH 3.85
DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 14.29
DINAS SOSIAL 15.91
BADAN PENDAPATAN DAN ASET DAERAH 15.93
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH 23.85
RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG 35.48
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH 36.73
BIRO PEMERINTAHAN SETDA 39.22
BIRO HUMAS DAN PROTOKOL SETDA 41.03
DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 42.58
DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU 50.65
BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK 51.11
DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF 52.44
BIRO UMUM SETDA 61.74
SEKRETARIAT DAERAH 66.67
BIRO ORGANISASI SETDA 67.86
DINAS PERHUBUNGAN 68.59
SEKRETARIAT DPRD 68.75
PENUTUP

 Peningkatan dayaguna dan hasilguna penilaian prestasi kerja perlu dilaksanakan


dengan pendekatan partisipasi, dalam arti PNS yang dinilai terlibat langsung secara
aktif dalam proses penetapan sasaran kerja yang akan dicapai dan proses
penilaian.

 Hasil rekomendasi penilaian prestasi kerja digunakan untuk peningkatan kinerja


Perangkat Daerah melalui peningkatan prestasi kerja, pengembangan potensi, dan
karier PNS yang bersangkutan, serta pengembangan manajemen, organisasi, dan
lingkungan kerja.
TERIMA KASIH

Website : bkd.nttprov.go.id
Facebook : BKD Provinsi NTT
Twitter : @bkdprovinsintt
Instagram : bkdprovinsntt
VIDEO TUTORIAL

Tutorial aplikasi PPK online akan terbagi dalam 18 video dengan urutan
sebagai berikut :

01 - Konsep Dasar Penilaian Kompetensi dan Kinerja


02 - Selayang Pandang Aplikasi PPK Online
03 - Menjalankan dan Mengenal Antarmuka Aplikasi PPK Online
04 - Mengganti Password PPK Online
05 - Memperbaharui Data Kepegawaian
06 - Mengisi SKP Pejabat Fungsional Umum
07 - Mengisi SKP Pejabat Fungsional Tertentu
08 - Mengisi SKP Pejabat Struktural
09 - Generate Tugas Tambahan dan Kreativitas
VIDEO TUTORIAL

10 - Generate Perilaku Bulanan


11 - Mengisi Realisasi SKP Bulanan Pejabat Fungsional Umum
12 - Mengisi Realisasi SKP Bulanan Pejabat Fungsional Tertentu
13 - Mengisi Realisasi SKP Bulanan Pejabat Struktural
14 - Mengisi Realisasi Tugas Tambahan dan Kreativitas
15 - Mengisi Realisasi Perilaku Bulanan
16 - Pejabat Penilai Memverifikasi SKP Bawahan
17 - Verifikator Memverifikasi SKP Pegawai
18 - Menampilkan Hasil Prestasi Kerja

Anda mungkin juga menyukai