Anda di halaman 1dari 22

PROFESI, KODE ETIK DAN PROFESIONALISME

Profesi : pekerjaan / kegiatan yang


memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi
guna memenuhi kebutuhan hidup manusia,
ketrampilan dan keahlian tsb harus dipakai
dengan cara yang benar, dan hanya dapat
dicapai dengan memiliki pengetahuan dan
latihan dengan ruang lingkup yang luas,
mencakup :
 sifat manusia, kecenderungan sejarah dan
lingkungan hidupnya;
 serta adanya disiplin etika yang
dikembangkan dan diterapkan oleh
kelompok anggota yang menyandang profesi
tersebut.
 Profesi merupakan bidang usaha manusia
berdasarkan pengetahuan, dimana keahlian dan
pengalaman sangat diperlukan.

 Profesi merupakan suatu pekerjaan yang


mengandalkan keterampilan atau keahlian khusus
yang tidak didapatkan pada pekerjaan2 pada
umumnya.

 Profesi merupakan pekerjaan yang dilakukan sebagai


sumber utama nafkah hidup dengan keterlibatan
pribadi yang mendalam.
 Profesi merupakan pekerjaan yang menuntut
pengembangan untuk terus memperbaharui
keterampilannya sesuai perkembangan teknologi.

 Profesi pada bidang tertentu yang melibatkan hajat


hidup orang banyak, gelar keprofesionalannya
harus didapatkan melalui pengujian oleh organisasi
profesional yang diakui secara nasional dan
internasional
1. Sebuah profesi mensyaratkan pelatihan
ekstensif sebelum memasuki sebuah profesi;
2. Pelatihan tersebut meliputi komponen
intelektual yang signifikan;
3. Tenaga yang terlatih mampu memberikan
jasa yang penting kepada masyarakat.
4. Adanya proses lisensi atau sertifikat;
5. Adanya organisasi;
6. Otonomi dalam pekerjaannya
 Sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis
yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan
baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi
profesional.
 Perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan
apa yang harus dilakukan dan apa yang harus
dihindari.
 Agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya
kepada pemakai atau pelanggannya. Adanya kode
etik akan melindungi perbuatan yang tidak
profesional
1.Kode etik profesi memberikan pedoman bagi
setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan;

2.Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial


bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan;

3.Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak


diluar organisasi profesi tentang hubungan etika
dalam keanggotaan profesi
1. Singkat;
2. Sederhana;
3. Jelas dan Konsisten;
4. Masuk Akal;
5. Dapat Diterima;
6. Praktis dan Dapat Dilaksanakan;
7. Komprehensif dan Lengkap, dan
8. Positif dalam Formulasinya.
1. Rekanan,
2. Profesi,
3. Badan,
4. Nasabah/Pemakai,
5. Negara, dan
6. Masyarakat.
Suatu paham yang menciptakan dilakukannya
kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam
masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi
dan berdasarkan rasa keterpanggilan, serta
ikrar untuk menerima panggilan tersebut
dengan semangat pengabdian, selalu siap
memberikan pertolongan kepada sesama.
(Wignjosoebroto, 1999).
1. Kerja seorang profesional itu beritikad untuk
merealisasikan kebajikan demi tegaknya
kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh
karenanya tidak terlalu mementingkan atau
mengharapkan imbalan upah materiil;
2. Kerja seorang profesional itu harus dilandasi oleh
kemahiran teknis yang berkualitas tinggi yang
dicapai melalui proses pendidikan dan/atau
pelatihan yang panjang, ekslusif dan berat;
3. Kerja seorang profesional diukur dengan kualitas
teknis dan kualitas moral, harus menundukkan diri
pada sebuah mekanisme kontrol berupa kode etik
yang dikembangkan dan disepakati bersama di
dalam sebuah organisasi profesi.
 Menurut Harris [1995] ruang gerak seorang
profesional ini akan diatur melalui etika profesi yang
distandarkan dalam bentuk kode etik profesi.
 Pelanggaran terhadap kode etik profesi bisa dalam
berbagai bentuk, meskipun dalam praktek yang umum
dijumpai akan mencakup dua kasus utama, yaitu:
a. pelanggaran terhadap perbuatan yang tidak
mencerminkan respek terhadap nilai-nilai yang
seharusnya dijunjung tinggi oleh profesi itu.
Memperdagangkan jasa atau membeda-bedakan
pelayanan jasa atas dasar keinginan untuk
mendapatkan keuntungan uang yang berkelebihan
ataupun kekuasaan merupakan perbuatan yang sering
dianggap melanggar kode etik profesi; dan
b. pelanggaran terhadap perbuatan pelayanan jasa
profesi yang kurang mencerminkan kualitas keahlian
yang sulit atau kurang dapat dipertanggung-jawabkan
menurut standar maupun kriteria profesional
 Menguasai ilmu secara mendalam
 Mampu mengkonversi ilmu menjadi
keterampilan
 Selalu menjunjung tinggi etika dan
integritas profesi
 Komitmen tinggi
 Tanggung jawab
 Berpikir sistematis
 Penguasan materi
 Perilaku baik sebagai masyarakat
profesional
 Karakteristik staff (Profesional) yang
dibutuhkan perusahaan ;
 Berpengalaman, (pengalaman kerja)
 Berwawasan luas, bidang keilmuan
 Trampil, skill (misal dalam bidang TI)
 Kreatif, melihat celah pekerjaan/peluang
 Daya adaptasi, beradaptasi dengan

perkembangan yang cepat


 Gaya Belajar
Komponen pokok yang harus diperhatikan
dalam menentukan standar profesi adalah
kompetensi. Kompetensi disini mencakup:
 Pendidikan yang berkaitan dengan

profesinya,
 Pengetahuan dan ketrampilan dibidang

yang bersangkutan,
 Working attitude (sikap kerja).
 Kemampuan komunikasi dan sosial serta

training
 Indonesa kini telah memasuki era
perdagangan bebas.

 Dalam WTO (World Trade Organization)


telah diatur 40 profesi yang akan bebas
terbuka untuk semua negara.
 Beberapa jenis profesi dikelompokkan
dalam 6 kelompok profesi yang meliputi:
pengacara, akuntan, profesional services,
personal computer services, tourism
services, dan medicine services.
Contoh Kode Etik:
 Kode Etik Ilmuwan Informasi

Pada tahun 1895 muncullah istilah


dokumentasi, sedangkan orang yang bergerak
dalam bidang dokumentasi menyebut diri
mereka sebagai dokumentalis, digunakan di
Eropa Barat.

Di AS, istilah dokumentasi diganti menjadi


ilmu informasi; American Documentation
Institute (ADI) kemudian diganti menjadi
American Society for Information (ASIS).
 ASIS Professionalism Committee yang
membuat rancangan ASIS Code of Ethics for
Information Professionals.

 Kode etik yang dihasilkan terdiri dari


beberapa kategori pertanggungan jawab
etika, masing-masing pada pribadi,
masyarakat, sponsor, nasabah, atasan dan
pada profesi.
 Kesulitan menyusun kode etik menyangkut
(a) apakah yang dimaksudkan dengan kode etik dan
bagaimana seharusnya;
(b) bagaimana kode etik tersebut akan digunakan;
(c) tingkat rincian kode etik dan
(d) siapa yang menjadi sasaran kode etik dan kode
etik diperuntukkan bagi kepentingan siapa.
 Secara nalar, lahirnya undang2, atau aturan berangkat dari adanya
pelanggaran yang terjadi, bisa juga untuk mengantisipasi pelanggaran
yang akan tejadi.
 Sebutkan macam-macam kode etik pada profesi yang berbeda? (untuk
menghindari subyek/isi yang sama. Kemudian analisis tentang :
- Latar belakang munculnya kode etik suatu bidang tertentu
- Tujuan dibentuknya suatu kode etik, baik itu asosiasi,
perkumpulan dan sejenisnya.
- Berikan contoh daftar pelanggaran yang telah terjadi dan
gambaran solusinya (kasus)
 Berdasarkan analisa anda di atas, tuangkan dalam bentuk paper atau
makalah dengan format :
- Ukuran kertas A4, Fontsize 12, spasi 1,5
- Jilid biasa

Anda mungkin juga menyukai