Anda di halaman 1dari 29

Dasar Penanggulangan

Sampah dan Limbah

Fikri Ashilan
15170039
Dasar Penanggulangan Sampah dan Limbah

Penanggulangan sampah dan limbah


merupakan bagian dari pengelolaan
kebersihan. Pengertian bersih sebenarnya
bukan hanya berarti tidak adanya
sampah, melainkan juga mengandung
pengertian yang mengarah ke tinjauan
estetika
Terdapat tiga hal yang menjadi perhatian
utama dan yang harus dipertimbangkan
secara matang, yaitu :
1. Identifikasi kondisi sistem pengelolaan
sampah yang telah ada
2. Definisi baik dan benar dalam hal
pengelolaan sampah
3. Pola kebijaksanaan pembinaan dan
pengembangan
Aspek Manajemen Penanggulangan
Sampah dan Limbah
1. Aspek Organisasi Dan Manajemen
 Aspek ini mempunyai peranan pokok :
menggerakan, mengaktifkan dan mengarahkan
sistem manajemen,
 Sub sistem ini meliputi bentuk serta pola
organisasi dan komponen pelengkapnya, yakni
persoalan serta sistem manajemen.
 Struktur manajemen meliputi perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian untuk jenjang
strategis, teknik maupun operasional
2. Aspek Pembiayaan
 Aspek ini merupakan komponen sumber
dalam arti supaya sistem mempunyai
kinerja yang baik.
 Sub sistem ini diatur dengan struktur
pembiayaan dalam bentuk anggaran
serta alternatif sumber pendanaan.
3. Aspek Pengaturan
 Aspek ini merupakan komponen yang menjaga pola /
dinamika sistem agar dapat mencapai sasaran secara
efektif
 Umumnya kompleksitas permasalahan justru
diredam oleh penerbitan peraturan yang mengatur
seluruh komponen yang secara umum dibagi menjadi
tiga kelompok, yaitu :
1) Sebagai landasan pendirian instansi pengelola (Dinas
Perusahaan Daerah dan lainnya)
2) Sebagai landasan pemberlakuan struktur tarif
3) Sebagai landasan ketertiban umum (masyarakat)
dalam pengelolaan persampahan
4. Aspek Peran Serta Masyarakat

 Aspek ini merupakan komponen yang


tidak bersifat sub sistem tapi terikat erat.
Dalam kondisi keterbatasan kemampuan
sistem, yakni penyediaan kapasitas kerja
maupun pendanaan, maka salah satu
alternatif adalah peran serta masyarakat
5. Aspek Teknik Operasional

 Aspek ini merupakan komponen yang paling


dekat dengan obyek pengelolaan sampah.
 Aspek ini terdiri dari perangkat keras,
misalnya : sarana pewadahan, pengumpulan,
pengangkutan dan pembuangan akhir.
 Disini permasalahan yang timbul pada
umumnya berkisar pada perbedaan yang jauh
antara kebutuhan dan kapasitas operasi yang
dapat disediakan oleh sistem
Ruang Lingkup

Tata cara teknik operasional meliputi dasar - dasar


perencanaan untuk kegiatan - kegiatan :
1. Pewadahan sampah
2. Pengumpulan sampah
3. Pemindahan sampah
4. Pengangkutan sampah
5.Pengolahan sampah
6.Pembungan akhir
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Penanggulangan
Sampah dan Limbah
1. Rencana Penggunaan Lahan
2. Kepadatan dan Penyebaran penduduk
3. Karakteristik lingkungan fisik,biologi, dan sosial
ekonomi
4. Kebiasaan Masyarakat
5. Karakteristik sampah
6. Peraturan-peraturan/ aspek legal nasional dan
daerah setempat
7. Sarana pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan
pembuangan
8. Lokasi pembuangan akhir
9. Biaya yang tersedia
10. Rencana tata ruang kota
11. Iklim dan Musim
Perencanaan Kegiatan Operasional Daerah Pelayanan

 Hasil perencanaan daerah pelayanan berupa


identifikasi masalah dan potensi yang
tergambar dalam peta-peta sebagai berikut :
1) Peta problem minimal menggambarkan
kerawanan sampah, tingkat kesulitan
pelayanan, kerapatan timbulan sampah,
tat guna lahan
2) Peta pemecahan masalah
menggambarkan pola yang digunakan,
kapasitas perencanaan (alat dan personil),
jenis sarana dan prasarana
Tingkat Pelayanan
 Strategi Pelayanan
Mendahulukan pencapaian
keseimbangan pelayanan dilihat dari
segi kepentingan sanitasi dan ekonomis,
kuantitas dan kualitas pelayanan
 Frekuensi Pelayanan
Berdasarkan hasil penentuan skala kepentingan
daerah pelayanan, frekuensi pelayanan dapat
dibagi dalam beberapa kondisi sebagai berikut :
1) Wilayah dengan pelayanan intensif adalah
daerah di jalan protokol, pusat kota,kawasan
pemukiman tidak teratur dan daerah
komersial
2) Wilayah dengan pelayanan menengah adalah
kawasan pemukiman teratur
3) Wilayah dengan pelayanan rendah adalah
daerah pinggiran kota
Kriteria Penentuan Kualitas Operasional Pelayanan

1. Penggunaan Jenis Peralatan


2. Sampah terisolasi dari lingkungan
3. Frekuensi Pelayanan
4. Frekuensi Penyapuan lebih sering
5. Estetika
6. Tipe Kota
7. Variasi Daerah Pelayanan
8. Pendapatan dan Retribusi
9. Timbulan sampah Musiman
Penimbunan sampah sudah menjadi
masalah nasional
Dr Nyoman Aryantha - Mikrobiologi ITB telah
kembangkan “Rumah Pengolahan Sampah” di
Sabuga

Lahan di depan rumah untuk


Rumah penampungan sampah & penyortiran
Pengolahan
Sampah
Solusi ITB adalah membuat sampah menjadi
pupuk organik & menghilangkan tumpukan
sampah
Teknologi pengolahan sampahnya
relatif sangat sederhana
Sampah MIKRO
organik ORGANISME
(tanaman)
SAMPAH DIBUAT
SAMPAH ORGANIK PUPUK
DISORTIR DIGILING ORGANIK

Sampah non-organik
(plastik, kertas,
kaleng, gelas)
Pupuk organik
SAMPAH NON
ORGANIK
Enersi panas
DIBAKAR
Sampah disortir secara “manual”

Sampah organik
seperti daun,
sayuran

Sampah non-
organik seperti
plastik
Sampah diperkecil volumenya dengan
digiling

Alat penggiling sampah non-organik Alat penggiling sampah organik


Sampah organik yang telah digiling diberi Mikro-organisme agar
bisa menjadi pupuk organik

Sampah organik yang telah digiling di


Sampah organik setelah digiling
dipindahkan ke bak beton & diberi
Mikro-organisme
Pupuk organik yang dihasilkan dimasukan ke kantong untuk
dijual ke penanam sayuran & buah-buahan
Sampah non-organik setelah digiling lalu dibakar
untuk menghasilkan panas dalam unit Insinerator

Siklon penangkap
debu

Tungku
pembakaran

Untuk memulai pembakaran diperlukan


sumber energi seperti minyak solar
Dengan teknologi yang dikembangkan ITB, sampah yang
menggunung menjadi hilang (zero waste) !!!

Zero
Waste
Produk turunan PT Great Ganesha
Harga jual pupuk organik (kompos) per kantong
(berat antara 3 s/d 4 kg)
Sampah Non-organik (plastik & kertas) jika
tidak dibakar, bisa dijual
“Rumah Penanggulangan sampah dan
Limbah” dapat dibuat secara “modular”

 Di dekat kompleks perumahan


 Di dekat pasar
 Di dekat daerah perhotelan
 Di dekat Mall atau supermarket
Untuk mengolah 1000 M3 sampah per bulan
diperlukan gedung sekitar 150 M2 dan lahan
tempat penyortiran sebesar 500 m2
Sehingga sampah tidak harus dibawa ke
Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Hatur Nuhun
Mugia Mangpaat
Dunya Akherat

Anda mungkin juga menyukai