Anda di halaman 1dari 18

AZAS

PERANCANGAN
ARSITEKTUR 3
(RUANG PAMER)

NAMA: FAUZAN RIJUL


RAMADHAN
NIM:E1B119083
MUSEUM NASIONAL REPUBLIK
INDONESIA
SEJARAH MUSEUM
NASIONAL Lembaga Swasta yang bertujuan “Untuk
Perkumpulan Ilmiah Belanda (Haalem,1752) Kepentingan Masyarakat Umum”
De Hollandsche Montschappij der Bataviaasch Genootschap van Kunsten en
Abad ke-18 Eropa berkembang Wetenschappen Wetenschappen
dalam hal intelektual.

Tujuan untuk emajukan penelitaian dalam bidang:


• Seni • Kesastraa
• Ilmu n
Gedung Museum dibuka untuk biologi • Etnologi
umum tahun 1868. Dengan gaya • Fisika • Sejarah
arsitektur neo-klasik. • Arkeologi

Rumah JMC Radermacher disumbangkan


menjadi cikal bakal museum dan
Gedung Kementrian Republik
perpustakaan di Jalan Kalibesar.
Indonesia. (2015)
Bataviaasch Genootschap van Kunsten en
Wetenschappen Masa pemerintahan Inggris (1811 – 1816),
dibuat gedung baru digunakan untuk museum
dan ruang pertemuan yang dinamakan
‘Societeit De Harmonie’, Jln Majapahit no. 3

Sekarang
menjadi Masa pemerintahan
Hindia – Belanda
Sekarang
membangun gedung menjadi
baru, Koningsplein
West (Jln Merdeka
Barat)
Gedung Sekretarian Negara Societeit De Harmonie Batavia
Area tanah meliputi Reschst Republik Indonesia. (1811- 1816)
Hogenschool (Juni, 2015)
APA ITU ARSITEKTUR NEO-KLASIK ?
Latar Belakang

Istilah ‘Classicism’ berasal dari sejarawan seni untuk menggambarkan ‘gerakan


menuju penahanan diri yang kuat dalam seni’. Pada abad pertengahan 18
‘Classicism’ digabungkan dengan minat baru di zaman kuno, khususnya seni Yunani.
Sampai waktu tertentu neo-klasik mewakili upaya yang besar untuk menciptkan
sebuah gaya ‘sejarah’ pada abad 20 yang jelas dengan beberapa karya terbaik
yang dilakukan dalam dekade terakhir dari abad 19, khususnya perancang Olbrich
dan Peter Behrens.

Diantara tahun 1900 dan 1904 keduanya mengambil gaya yang semakin
sederhana dan dalam 2 atau 3 tahun sudah merubah cara ukiran berbentuk tanam-
tanaman dan melengkung menjadi sesuatu bentuk yang resmi dan geometris. Dan
hasilnya dikembangkan pada preseden bersejarah. Behrens bersikeras sengaja untuk Neo-classicism. Part of the site of the WORLD’S Columbian
menggunakan arsitektur klasik, serta sistem proposional yang kuat. Exposition, Chicago (general plan by D. H. Burnham;
1893
Di Inggris perubahan bentuk bangunan kurang langsung ditanggapi. Reaksinya
terhadap kebebasan dalam imajinasi seni dan kerajinan kembali ke ‘vernakular’ atau
yang sering diidentifikasi dengan bangunan domestik pada abad-18. Pada waktu
yang sama, bangunan umum kembali sadar untuk mengerjakan ulang tema-tema
tertentu pada abad ke-18, pada skala yang besar dan sering kali dengan area
yang besar dari artikulasi jendela-dinding antara dasar dan atap yang klasik.
Contoh bangunan ialah Treasury Building, Washingtong D.C.
Para perancang di era ini membuat karakter arsitektur neo-klasik:
• Simetris (pintu, jendela, denah dan fasad bangunan)
• Ukiran floral, human sculptures and animals.
• Skala besar, dengan mementingkan kolom-kolom
• Use of orders
• Tringular pediment
• Proporsi Neo-classicism. Exhibitoon pavilion of the
• Pengulangan pada elemen-elemen jendela Delmenhorster Linoleum Factory, Dresden
• Beracuan pada arsitektur klasik (1906) by Peter Behrens
Dalam Perkembangan Abad Yunani
Awalnya digunakan sebagai pelayanan terhadap aspek agama. Arsitek Yunani dipanggil
untuk menyelesaikan bentuk apa yang tepat untuk sebuah kuil. Hasil dari akumulasi, memutuskan
terdapatnya a codification of the Orders. Terdiri dari Doric Order, Ionik Order, dan Corinthian
Order.

Kolom Doric merupakan pengembangan pertama di abad Yunani dan digunakan untuk kuil
besar, Kolom Ionik yang sederhana digunakan untuk kuil yang lebih kecil dan bagian dalam
bangunan, dan Kolom Corinthian seperti jenis lain dari Capital pada Kolom Ionik.
Treasury Building (Washington,
D.C.)

Treasury Building Washitong D. C. in 1860

GAYA ARSITEKTUR
Neo-Klasikal
ARSITEK:
Robert Mills 1836 – 1842 (East Wing and Central) Plan of Treasury Building, Washitong D.
Ammi B. Young dan Alexander H. Bowman 1855 – 1861 (South Wing) C.
Isaiah Rogers 1862 – 1864 (West Wing)
Alfred B. Mullet 1867 - 1869 (North Wing)

LOKASI
Pennsylvania Avenue, NW Washington, D. C.

Fungsi Bangunan
◊ Memproduksi semua mata uang dan prangko dari AS
◊ Mengumpulkan pajak, bea dan uang yang dibayarkan ke AS
◊ Membayar tagihan dari luar AS
◊ Mengelola keuangan federal
◊ Mengelola rekening pemerintah danhutang AS
◊ Menegakkan hukum keuangan dan pajak federal.
Treasury Building Washitong D. C. in 2015
NO ASPEK DISKRIPSI ILUSTRASI

Arsitektur Neo-klasik diterapkan pada Museum


Nasional ini masih mengikuti gaya arsitektur atau
langgam yang sedang berlaku di Negara Belanda. Kolom pada pilar
utama museum gajah
ialah tipe Doric Order
yang merupakan salah
Arsitektur Neo-klasik merupakan keadaan dimana 1 jenis dari 3 tipe
ditemuinya kembali peninggalan arsitektur kolom Yunani; Doric,
Ionic dan Corinthian.
Yunani dan Romawi, dengan itu karya arsitektur
Neo Klasik lebih mendekati arsitektur klasik
Detail bagian dari Gate yang mempunyai tipe kolom
(Yunani dan Romawi) yunani yang diterapkan pada Museum Nasional.

Abecus
Ciri – ciri arsitektur Neoklasik:
GAYA Echinus
ARSITEKTUR • Garis-garis bersih, elegen, penampilan yang
1 GEDUNG rapi Shaft
LAMA
• Simetris (Fasad, denah, pintu dan jendela)
Capital (Kepala)
• Kolom-kolom berdiri bebas sampai atap • Abacus (atas) berbentuk kotak
bangunan. • Echinus (tengah) berbentuk cembung
• Necking (leher) polos
• Pedimen segitiga • Echinus (tengah) berbentuk cembung
• Garis atap datar dan horizontal
Shaft (Badan)
• Bentuk mengecil di atas (tapered)
Kolom pada Museum gajah mempunyai alas tiang • Ada sedikit kurvatur (Entasis)
• Memiliki 20 buah alur
dan entablatur ( tiga bagian pada pediment),
terlihat pada fasad yang membuat garis vertikal
dari dasar ke cornice yang bertumpu sebagai
bidang horizontal klasik.
NO ASPEK DISKRIPSI ILUSTRASI

Pada bangunan
baru
Museum Nasional, bentuk
bangunan Bentuk keseluruah
Bentuk denah dari gedung dengan gedung lama
mengikuti dan gedung baru linear
Museum Nasional lama
bentukan yaitu linear karena penataan
bangunan yang serangkaian
eksisting berupa persegi memanipulasi
yang mengulang dan
2 BENTUK untuk menutup sebagian
panjang dan simetris, hal ruangan.
diatur oleh sebuah
elemen nyata yang
ini sesuai dengan konsep terpisah oleh
awalnya yang berusaha “skywalk”
tampil selaras
dengan
bangunan eksisting.

Pada bangunan
Bentuk dan ruang dapat Gedung Arca baru,
dilihat dari menyatukan ruang
perspektif interiornya dengan
Gubahan massa. ruang luar privat B
Bentuk massa dan ruang dari sebuah tapak
BENT yang
UK dinilai pada skala yang terdpat dinding.
3 A
Dapat dilihat bahwa
DAN berbeda,
RUAN dengan bangunan gedung
G lama mengelilingi dan
memperhatikan membungkus halaman
sebuah di dalam volumenya –
bangunan sebuah skema itrovert.
dengan
dampak pada
ruang
sekitarnya.
NO ASPEK DISKRIPSI ILUSTRASI

Sebuah
elemen
linear
yang
vertikal,
seperti
kolom
akan
ELEMEN –
ELEMEN menghasilkan
4 LINEAR sebuah titiik di
YANG
VERTIK atas
AL
bidang
dasar
dan
membuatnya
terlihat ada di Serangkaian kolom yang mirip antar satu dengan yang lain
pada jarak yang teratur membuat suatu rangkaian kolom.
dalam ruangan.
Barisan kolom yang teratur pada Entrance-hall menegaskan
volume didalamnya, menandai batasan zona-zona di dalam
area tersebut dan menicptakan sebuah irama dan skala yang
terukur dan membuat dimensi spasial dapat dirasakan.
NO ASPEK DISKRIPSI ILUSTRASI
GEDUNG LAMA GEDUNG LAMA
Bukaan-bukaan
pada
elemen pendefinisi ruang.
Seperti pintu sebagai akses Pedimen lantai dua terdapat
pola pergerakan dan bukaan yang berkelompok yang
kegunaan didalamnya. Jendela menjadi komposisi menyatu yang
menciptakan pergerakan visual
digunakan untuk cahaya disepanjang permukaan bidangnya.
menerangi
permukaan ruangan ataupaun
pandangan keluar, hubungan
visual antara ruang
berdekatan.

BUKAAN Museum Nasional, fasade Entrance Hall pada kedua


5 - bangunan baru mengambil bangunan merupakan bukaan antar
BUKAAN elemen-elemen seperti pintu, bidang yang dipanjangkan secara
vertikal antara lantai dengan
jendela, bahkan struktur
bidang langit.
kolom sebagai pintu masuk
sebagai bentuk usaha
menyesuaikan diri dengan
bangunan lama. Pengulangan
dari elemen-elemen fasade ini
membuat bangunan baru sulit Jendela pada kedua
untuk dibedakan secara visual bangunan merupakan
dengan bangunan bukaan pada dinding yang
dikelompokkan
bersejarahnya.
NO ASPEK DISKRIPSI ILUSTRASI
Pada Zona Parkir
& ZONA PARKIR & TAMAN
Taman terdapat Entrance- ZONA SERVICE
hall, ruang parkir, ticket ZONA OFFICE
Box, sculpture serta taman ZONA PAMER TETAP
yang ada dilokasi. ZONA PAMER TEMPORER
Pada Zona ZONA CONCESSION
Service ZONA M & E
terdapat ruang pelayanan ZONA SIMPAN
untuk para
pengunjung Pada denah Museum
mendapatkan Nasional dapat terlihat
informasi bahwa antara Gedng lama
dari pengelola dan Gedung baru merupakan
museum sebuah organisasi linear
dan juga sebagai sarana LANTAI DASAR dengan mengulang sekuen
yang sengaja difasilitasi ruang-ruang.
untuk pengunjung.
ORGANISA
6
SI Pada Zona
RUANG Office
digunakan
sebagai
perkantoran
dari
pengelola museum sendiri,
seperti ruang ilmiah, dan
ruang-ruang yang masih
diperluas.
Pada zona Pamer Tetap
merupakan wilayah yang
LANTAI 2 LANTAI 3 LANTAI 4
terdapat koleksi benda-
benda yang tidak
dirubah-rubah posisi yang
sudah diletakan
sejak
awal.
NO ASPEK DISKRIPSI ILUSTRASI

Pada zona Pamer Tetap


merupakan wilayah yang
terdapat koleksi benda-benda
yang tidak dirubah-rubah
posisi yang sudah diletakan
sejak awal.

Pada zona Pamer Temporer


merupakan wilayah koleksi-
koleksi museum yang dapat
dipindahkan atau ruang dapat
digunakan sebagai pameran
umum. Lantai 5 Lantai 6

ORGANISASI Pada zona Concession


6 RUANG Pada denah bagian lantai atas banguna
merupakan wilayah yang perlu
membentuk organisasi linear yang mempunyai
menggunakan izin tertentu titik sumbu rotasi yang tersegmentasi.
Bertujuan untuk mengekspresikan suatu arah
untuk mengaksesnya. dan menekankan suatu pergerakan untuk
pengunjung.
Pada zona Mechanical
& ZONA PARKIR & TAMAN
Electrical merupakan tempat ZONA SERVICE
dimana pusat daya listrik dan ZONA OFFICE
ZONA PAMER TETAP
sejenisnya diletakkan. ZONA PAMER TEMPORER
ZONA CONCESSION
Pada zona Simpan merupakan ZONA M & E
ZONA SIMPAN
wilayah penyimpanan kolensi-
Lantai 7
koleksi yang belum
dipamerkan karena
keterbatasan ruang.
NO ASPEK DISKRIPSI ILUSTRASI

Fungsi “Gedung Lama” pada tahun 1972 GROUND PLAN OF THE MUSEUM
berfungsi sebagai: 1972 Fungsi “Gedung Lama” yang sekarang dibagi
1. Entrance-hall menjadi 6 bagian wilayah koleksi:
2. Ticket box 1. Sejarah
3. Koleksi sejarah 2. Tekstil
4. Ruang pameran 3. Keramik
5. Koleksi mata uang 4. Etnografi
5. Prasejarah
Perpustakaan: 6. Arkeologi
6. Layanan pinjaman
7. Ruang baca
8. Ruang administrasi perpustakaan
9. Kantor perpustakaan
10. Gudang buku
11. Penjilidan
HALL ANTARA GEDUNG LAMA DAN
Koleksi Arkeologi: RUANG KOLEKSI ARKEOLOGI GEDUNG ARCHA
12. Rotunda
7 FUNGSI 13. Ruang pengadilan
RUANG 14. Ruang hartakarun (Lantai atas)
15. Koleksi perunggu (Lantai atas)
16. Ruang audio visual
RUANG KOLEKSI KERAMIK
Koleksi Etnografis: 4
17. Jawa dan Sumatra
18. Koleksi pahatan kayu 5 6
3
19. Bali, Kalimantan dan Sulawesi
21
20. Irian Barat, Maluku dan Nusa
Tenggara
21. Koleksi keramik asing ROTUNDA
22. Koleksi prasejarah
23. Koleksi naskah
24. Ruang administrasi museum
25. Ruang Direktur
26. Gudang koleksi arkeologi (lantai atas:
laboratorium)
27. Ruang pelatihan ENTRANCE HALL
GATE IN GEDUNG LAMA GEDUNG LAMA
28. WC
NO ASPEK DISKRIPSI ILUSTRASI

LANTAI 3 RUANG KOLEKSI LANTAI 2 RUANG KOLEKSI ILMU


ORGANISASI SOSIAL DAN POLA PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN
PEMUKIMAN EKONOMI

Fungsi “Gedung Baru” atau GEDUNG ARCA

disebut “Gedung Arca”,


wilayah koleksi dibagi pada
setiap lantai, yaitu:
LANTAI 4 RUANG KOLEKSI
1. Manusia dan Lingkungan KHASANAH EMAS DAN KERAMIK LANTAI 1 RUANG KOLEKSI MANUSIA
DAN LINGKUNGAN
2. Ilmu Pengetahuan,
Teknologi dan Ekonomi
3. Organisasi Sosial
FUNGSI
7 Dan Poka
RUANG Pemukiman
4. Khasanah Emas
dan Keramik
5. Lantai 5, 6, 7, 8 dan 9
merupakan Kantor Sewa. Lantai 2 Lantai 3 Lantai 4 Lantai 5

Lantai 6 Lantai 7 Lantai 8 Lantai 9, 10, dan atap


NO ASPEK DISKRIPSI ILUSTRASI

Pada museum terdapat jalur


pergerakan sebagai penyambung
indrawi yang menghungkan
ruang-ruang sebuah bangunan.

Lokasi museum nasional


berada di Jalan Merdeka Barat
yang merupakan salah satu jalan
utama di pusat kota jakarta,
sehingga mudah untuk diakses.

8 SIRKULASI
Dalam kawasan museum
terdapat sirkulasi yang cukup
besar, karena jarak diantara
Pencapaian yang ada pada tapak museum untuk mencapai pintu masuk utama tidak
koleksi-koleksi dapat dilewati secara langsung yang bertujuan untuk menekankan efek perspektif pada fasad depan dan
oleh pengunjung sebagai jalur bentuk bangunan.
Pada bagian pintu masuk museum terdapat pada tengah-tengah bidang yang frontal di
akses, terdapat juga sirkulasi sebuah bangunan agar menciptakan kesan simetris disekitar bukaannya.
untuk kendaraan, serta terdapat Konfigurasi Jalur merupakan seluruh jalur pergerakan, pada museum nasional konfigurasi
jalurnya ialah linear yang mengatur ke serangkaian ruang; bercabang atau membuat suatu
sirkulasi dimana pengunjung
putaran balik. Sedangkan pada jalur kendaraan museum nasional menggunakan konfigurasi
dapat menggunakannya sebagai spiral.
Hubungan Jalur Ruang pada museum dengan cara Lewat Menembusi Ruang aksial atau
tempat bersantai.
disepanjang tepinya, dan terciptanya pola-pola peristirahatan dn pergerakan di dalamnya.
NO ASPEK DISKRIPSI ILUSTRASI

Setiap material memiliki batas


kekuatan yang berbeda, karena
tekanan gravitasi terhadap material
tersebut akan bertambah sejalannya
waktu.

Material seperti batu alam


Material yang digunakan Museum pun memiliki batas kekuatan.
Nasional juga menghadirkan Seluruh material mempunyai
PROPO material baru berupa batu alam jenis proporsi masing-masing yang
9 marmer pada bagian atas
RSI diatur oleh kekuatannya dan
MATERIAL bangunan. Pengenalan material baru kelemahan dasarnya.
pada kedua studi kasus digunakan
untuk membedakan secara visual
pada bangunan baru dan bangunan
lama namun material yang
digunakan tidak terlalu kontras
dengan lingkungan sekitarnya.

Memorial Park Soekarno Museum Nasional

Skala merupakan perihal tentan


gukuran yang dibandingkan dengan
standard referensi atau suatu ukuran
lainnya.

Proporsi tertuju pada kepantasan


PROPO atau mempunyai hubungan harmonus
10 RSI & pada satu bagian dengan bagian Memorial Park Soekarno memiliki bangunan
SKALA lainnya atau pada seluruh bersejarah berupa makam oleh karena itu Museum Nasional, tertutupi sebagian karena
bidangnya. bangunan baru tidak lebih tinggi ketinggian dari bangunan baru yang disisipkan.
dibandingkan bangunan makam tersebut. Dengan ketinggian dua kali
Hubungan antara skala dan proporsi Kehadiran bangunan baru diupayakan agar lebih tinggi, bangunan baru tampil dominan
merupakan kuantitas dari bangunan. tidak mengganggu eksistensi dari bangunan pada kawasan. ng menuju makam dan dari
sekitarnya. Kehadiran sumbu berupa plasa sumbu ini dapat terlihat fasade.
yang mengantarkan pengunjuPada
C ONCLUSION

Pada Bangunan Arsitektur Kolonial Museum Nasional yang dibangun pada abad ke-18 berada
di Jakarta, Indonesia dengan gaya arsitektur Neo-Klasik yang berasal dari negara Eropa
mempunyai teori-teori umum mengenai bentuk , ruang, dan tatanan terhadap bangunan.

Hal ini membuktikan bahwa sebuah bangunan yang ingin diciptakan tidak terlewati oleh
perihal detail teori-teori sebuah bentuk bangunan, ruang-ruang yang berada dalam bangunan
tersebut dan juga cara pentaan denah ruang yang akan digunakan nantinya dan masiih menjadi
pegangan untuk para arsitek untuk merancang sebuah bangunan hingga kini.
DAFTAR PUSTAKA

• Pringle, Barbara.Robert, 1972. A Short Guide To The Museum Nasional: Jakarta.


• Pengembangan Museum Nasional
• Norwich, John Julius, 1975. Great Architecture Of The World:London.
• Ching, D. K. Francis, 2007. Arsitektur Bentuk, Ruang, Dan Tatanan. Erlangga.
• Irawan, I made, 2014. Penerapan Konsep Arsitektur Infill Pada Bangunan Museum Dalam Kawasan
Heritage Di Banjarmasin Studi Kasus : Memorial Park Soekarno, Blitar Dan Museum Nasional,
Jakarta.
• Luke, Firdaus, 2013. Neoklasik: Jakarta. https://www.scribd.com/doc/128942758/NEOKLASIK
• Aiviz, 2015. Greek Yunani. Tangerang
• Adam, Robert, Classical Architecture: A Comprehensive Handbook to the Tradition of Classical Style, New
York, Harry N. Abrams, Inc., 1990
• Architectural History Treasury Building, Department of the Treasury Office of the Curator Washington,
D.C.

Anda mungkin juga menyukai