Anda di halaman 1dari 52

Pertumbuhan Dan

Perkembangan
Tumbuhan
 Tujuan Pembelajaran:

1. Siswa dapat membedakan pengertian


pertumbuhan dan perkembangan
2. Menjelaskan faktor luar yang
mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan
3. Menjelaskan pertumbuhan primer dan
sekunder pada tumbuhan
 Pertumbuhan : suatu proses pertambahan
ukuran yang bersifat irreversibel (tidak
kembali lagi seperti semula).

 Perkembangan : suatu proses menuju


suatu keadaan yang lebih kompleks dan
dewasa.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi
Pertumbuhan dan Perkembangan
 Faktor luar (lingkungan) contohnya
1.nutrisi dan air,
2.cahaya,
3.suhu,
4.oksigen dan
5.kelembapan.

 Faktor dalam adalah faktor yang terdapat dalam


tubuh organisme contohnya sifat genetik dan
hormon.
Faktor Luar
1. Nutrisi dan Air
 Nutrisi (zat makanan) sebagai sumber energi dan
sumber materi untuk sintesis berbagai komponen
sel yang diperlukan selama pertumbuhan.
 Nutrien dibedakan menjadi dua yaitu
1. makronutrien (unsur yang dibutuhkan dalam
jumlah banyak) dan
2. mikronutrien (unsur yang dibutuhkan dalam
jumlah sedikit).
 Tumbuhan yang kekurangan nutrien
pertumbuhannya terhambat.
2. Cahaya
 Cahaya matahari diperlukan oleh semua makhluk
hidup.
 Tumbuhan butuh cahaya matahari untuk
fotosintesis dan pertumbuhan.
 Dalam keadaan gelap, auksin merangsang
pemanjangan sel sehingga bisa tumbuh lebih
cepat. Tetapi tumbuhan tersebut mengalami
etiolasi yaitu tampak kuning pucat dan kurus.
 Hewan juga memerlukan cahaya matahari untuk
mengaktifkan provitamin D di dalam kulit menjadi
vitamin D untuk kekuatan tulang.
 Respon tumbuhan terhadap lama
penyinaran yang bervariasi disebut
fotoperiodisme.
 Respon tumbuhan terhadap
fotoperiodik berupa pembungaan,
dormansi, perkecambahan dan
perkembangan.
 Respon ini dikendalikan oleh pigmen
fitokrom.
 Berdasarkan pengaruh lamanya siang,
tumbuhan dibedakan menjadi:
a. Tumbuhan hari pendek (sort day plant)
- berbunga pada akhir musim panas/gugur
saat matahari bersinar <12 jam.
- contoh: dahlia, strawbery dan krisan.
b. Tumbuhan hari panjang (long day plant)
- berbunga pada musim semi awal musim
panas saat matahari bersinar >12 jam
- contoh: gandum, kentang dan bayam.
c. Tumbuhan hari sedang
- tumbuhan yang berbung jika mendapat
penyinaran sekitar 12 jam
- contoh: kacang dan tebu.

d. Tumbuhan hari netral


- tumbuhan yang pembungaannya tidak
tergantung pada panjang penyinaran.
- contoh: mawar, bunga matahari dan
anyelir.
3. Suhu
 Semua organisme memerlukan suhu tertentu
untuk bertahan hidup.
 Suhu berpengaruh terhadap kerja enzim dan
fisiologi orgnisme.
 Suhu optimum yang paling baik untuk
pertumbuhan adalah 10-38oC.

4. Oksigen
 Oksigen diperlukan untuk pernafasan.
 Oksigen digunakan untuk oksidasi zat makanan
agar menghasilkan energi yang digunakan untuk
beraktivitas.
5. Kelembapan
 Pada tumbuhan, kelembaban udara mempengaruhi
proses penguapan air.
 Jika kelembapan udara rendah, maka penguapan air
meningkat sehingga penyerapan air dan garam-
garam mineral oleh akar semakin banyak. Keadaan
ini akan memacu pertumbuhan.
 Kelembapan tanah mempengaruhi kandungan zat
organik di dalam tanah.
 Jika kelembapan tanah tinggi, maka kandungan air
dan bahan organik dalam tanah semakin banyak.
Faktor Dalam
1. Gen
 Gen bertanggung jawab dalam:
a. pewarisan sifat keturunan.
b. pembawa kode untuk pembentukan protein, enzim dan
hormon.
 Setiap sel hidup akan mewarisi gen dari induknya.

2. Hormon
 Hormon tumbuhan disebut fitohormon contohnya
auksin, giberelin, sitokinin, asam absisat, etilen,
asam traumatin dan kalin.
 Fungsi hormon auksin:
1. Sebagai pengatur pembesaran sel,
2. Sebagai pemacu pemanjangan sel di daerah belakang
meristem ujung,
3. Merangsang pembelahan sel-sel kambium,
4. Meningkatkan perkembangan bunga dan buah,
5. Merangsang perkembangan akar lateral,
6. Menyebabkan pembengkokan batang
7. Membentuk akar adventif pada tanaman yang
dibiakkan dengan stek,
8. Membentuk buah partenokarp,
9. Menghambat pertumbuhan tunas lateral,
10. Mempercepat terjadinya diferensiasi di daerah
meristem dan pengguguran (absisi).
 Fungsi hormoon giberelin:
1. Meransang pemanjanganbatang,
2. Merangsang aktivitas enzim amilase dan
protease yang berperan dalam mencerna
cadangan makanan,
3. Merangsang pertumbuhan tunas yang
dorman,
4. Menghilangkan dormansi biji untuk
memacu perkecambahan,
5. Merangsang perbungaan dan
pertumbuhan buah patenogenesis.
 Fungsi hormon sitokinin:
1. Merangsang pembelahan sel dan
pertumbuhan sel,
2. Merangsang pembentukan tunas lateral,
3. Menghambat efek dominansi apikal oleh
klorofil,
4. Memacu penuaan (senessece),
5. Memacu perkembangan kloroplas dan
pembentukan klorofil,
6. Mempertahankan kesegaran jaringan.
 Fungsi hormon Gas Etilen:
1. Merangsang pemasakan buah,
2. Menyebabkan pertumbuhan
batang menjadi tebal dan
menahan pemanjangan batang.
 Fungsi Hormon Asam Absisat:
1. Menghambat pembelahan dan pemanjangan
sel,
2. Menunda pertumbuhan atau dormansi
sehingga membantu tumbuhan bertahan
dalam kondisi yang buruk,
3. Merangsang penutupan mulut daun pada
musim kering sehingga mengurangi aktivitas
aktivitas transpirasi (penguapan),
4. Membantu peluruhan daun pada musim kering
sehingga tumbuhan tidak kekurangan air
melalui transpirasi.
 Fungsi hormon asam traumatin:
- merangsang pembelahan sel di bagian
jaringan tumbuhan yang luka.

 Fungsi hormon Kalin:


- merangsang pembentukan organ
tumbuhan.
- dibedakan menjadi:
1. Rhizokalin
2. Kaulokalin
3. Filokalin
4. Antokalin
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
PADA TUMBUHAN
 Calon individu
baru dilengkapi
dengan
cadangan
makanan yang
terdiri dari
plumula,
epikotil,
hipokotil,
radikula, dan
kotiledon.
 Gambar
bagian-bagian
biji.
A. Perkecambahan
 Perkecambahan dibedakan menjadi dua macam
yaitu:
1. Hipogeal, epikotil muncul di atas permukaan
tanah sedangkan hipokotil dan kotiledonnya
tetap berada di dalam tanah.
Contohnya kecambah kacang merah dan
kacang kapri.
2.Epigeal, epikotil, hipokotil dan kotiledonnya
muncul di atas permukaan tanah.
Contohnya kecambah kacang hijau dan
kacang tanah.
 Embrio yang tumbuh belum memiliki klorofil,
sehingga embrio belum dapat membuat makanan
sendiri.
 Embrio mengambil makanan dari endosperma atau
putih lembaga(biji eksalbuminus).
 Tumbuhan polong-polongan, contohnya kacang
tanah tidak memiliki endosperm sehingga embrio
mengambil makanannya dari kotiledon (biji
albuminus).
 Perkecambahan membutuhkan hormon auksin yang
mudah rusak bila terkena intensitas cahaya yang
tinggi. Oleh karena itu, kecambah tumbuh lebih
panjang di tempat gelap daripada di tempat terang.
 Tumbuhan monokotil memilik 1 kotiledon.
 Pada Gramineae misalnya jagung,
kotiledonnya disebut skutelum.
 Radikula (calon akar diselubungi oleh
koleoriza (sarung akar lembaga)
 Ujung embrio diselubungi oleh koleoptil
(sarung pucuk lembaga)
 Perkecambahan dimulai dengan proses
penyerapan air ke dalam sel-sel biji yang
disebut proses inhibisi.
C. Pertumbuhan Primer
 Aktivitas sel-sel meristem di ujung
batang atau akar menyebabkan
batang dan akar tumbuh memanjang.
 Pertumbuhan primer batang diukur
secara kuantitatif, (dengan alat
auksanometer).
 Daerah pertumbuhan pada ujung
batang dan ujung akar menurut
aktivitasnya dapat dibedakan menjadi
3 daerah:
1.Daerah pembelahan sel. Selnya
aktif untuk membelah, dan
bersifat meristemastis.
2.Daerah perpanjangan sel. Selnya
aktif untuk membesar dan
memanjang.
3.Daerah diferensiasi. Selnya
berdiferensiasi menjadi sel dengan
struktur dan fungsi yang khusus.
D. Pertumbuhan Sekunder
 Pertumbuhan sekunder tumbuhan
terjadi akibat aktivitas kambium.
 Sel kambium membelah ke arah luar
membentuk floem dan membelah ke
dalam membentuk xilem.
 Pertambahan jumlah sel floem dan
xilem menyebabkan diameter batang
bertambah besar.
 Aktivitas pembentukan floem dan
xilem dipengaruhi oleh musim yang
dapat membentuk formasi lingkaran
yang disebut lingkaran tahun.
E. Hormon Tumbuhan (Fitohormon)
 Hormon tumbuhan berperan untuk pertumbuhan,
pembelahan sel, pemanjangan sel dan ada yang
menghambat pertumbuhan. Contohnya hormon auksin,
giberelin, sitokinin, asam absisat, etilen, asam traumatin
dan kalin.
1. Auksin
 Fungsi auksin adalah:
1. mengatur pembesaran sel,
2. memacu perpanjangan sel di daerah
belakang meristem ujung.
3. merangsang pembelahan sel-sel
kambium,
4. meningkatkan perkembangan bunga
dan buah,
5. merangsang perkembangan akar
lateral.
 Auksin rusak jika terkena cahaya.
2. Giberelin
 Peranan giberelin adalah:
a. merangsang pembelahan sel,
b. merangsang aktivitas enzim amilase dan
proteinase dalam perkecambahan,
c. merangsang pembentukan tunas,
d. menghilangkan dormansi biji,
e. merangsang munculnya bunga sebelum
waktunya
f. merangsang pertumbuhan buah secara
partenokarpi.
 Giberelin dapat mengubah tanaman kerdil menjadi
3-5 kali lebih tinggi.
3. Sitokinin
 Sitokinin banyak terdapat pada organ muda (biji,
buah dan daun) dan di ujung akar.
 Sitokinin dibuat di akar.
 Peranan sitokinin adalah:
a. merangsang pembelahan sel,
b. merangsang pembentukan tunas lateral,
c. menghambat efek dominasi apikal oleh auksin,
d. menunda penuaan (senessence),
e. Memacu perkembangan kloroplas dan
pembentukan koleoptil,
f. mempertahankan kesegaran jaringan.
4. Asam Absisat

 Nama asam absisat berasal dari kemampuan zat


ini untuk mendorong absisi
 Asam absisat ditemukan oleh F.T. Addicott
(1963).
 Peranan asam absisat adalah:
a. menghambat pembelahan dan pemanjangan
sel,
b. menunda pertumbuhan atau dormansi,
c. Merangsang penutupan mulut daun pada
musim kering,
d. Membantu peluruhan daun pada musim kering.
5. Gas Etilen

 Gas etilen ditemukan pada tahun 1934 oleh R. Gane.


 Gas etilen berperan dalam mempercepat pematangan
buah.
 Nama perdagangan etilen adalah karbit.
 Etilen juga menyebabkan pertumbuhan batang
menjadi tebal yang berguna untuk menahan pengaruh
angin.
 Kombinasi etilen dengan hormon lain dapat
menguntungkan. Misalnya etilen dengan auksin dapat
memacu pembungaan pada mangga dan nanas.
 Kombinasi etilen dengan giberelin dapat mengatur
tumbuhnya bunga jantan dan bunga betina.
6. Asam Traumatin
 Asam traumatin (hormon luka), berperan
merangsang pembelahan sel-sel di bagian
tumbuhan yang luka supaya tertutup.

7. Kalin
 Hormon kalin dibedakan atas:
a. rizokalin untuk merangsang pembentukan akar;
b. kaulokalin merangsang pembentukan batang;
c. filokalin merangsang pembentukan daun; dan
d. antokalin atau florigen merangsang
pembentukan bunga.
PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN PADA HEWAN
A. Tahap-Tahap Perkembangan Hewan
 Hewan bersel satu (Protozoa) tidak memiliki proses perkembangan yang
kompleks.
 Perkembangan hewan bersel banyak dimulai dari zigot.
 Zigot berkembang menjadi embrio.
 Tahapan perkembangannya yaitu pembelahan (cleavage), gastrulasi dan
organogenesis.
1. Pembelahan (Cleavage)
 Zigot berupa satu sel yang memiliki satu
inti.
 Zigot mengalami pembelahan mitosis dari
satu menjadi dua sel, kemudian empat sel,
delapan sel, enambelas sel dan seterusnya.
 Pembelahan zigot berlanjut memberbentuk
morula. Selanjutnya dari morula
membentuk blastula.
Fase Morula
2. Gastrulasi
 Blastula berkembang membentuk gastrula.
 Pada tahap gastrulasi terjadi pengaturan sel-sel blastula
menjadi tiga lapisan yaitu ektoderm, mesoderm dan
endoderm.
3. Organogenesis
 Setelah gastrulasi selesai, lapisan ektoderm,
mesoderm dan endoderm, mengalami diferensiasi
menjadi jaringan-jaringan khusus yang akan
berkembang membentuk berbagai organ.
 Lapisan ektoderm berkembang menjadi
– saraf, - otak,
– sumsum tulang belakang, - kulit luar,
– bola mata, - lensa mata,
– hidung, - telinga,
– rambut, - kuku,
– medula kelenjar adrenal (kelenjar yang terletak di atas
ginjal).
 Lapisan mesoderm berkembang menjadi:
– lapisan kulit dalam, - otot,
– tulang, - pembuluh darah,
– ginjal, - ureter,
– testis, - ovarium,
– oviduk, - uterus
– sistem limfa.
 Lapisan endoderm berkembang menjadi:
– faring, - esofagus,
– lambung, - usus,
– hati, - pankreas,
– trakea, - bronkus
– paru-paru.
 Berdasarkan lapisan tubuhnya, organisme dibedakan
menjadi:
1. hewan diplobastik (memiliki 2 lapisan yaitu
ektoderm dan endoderm) dan
2. hewan triplobastik (memiliki 3 lapisan yaitu
ektoderm, mesoderm dan endoderm).

 Hewan diplobastik contohnya Porifera.

 Hewan triplobastik contohnya cacing, serangga,


echinodermata dan chordata.
B. Metamorfosis
 Beberapa hewan invertebrata mengalami metamorfosis yaitu
perubahan bentuk tubuh dalam hidupnya.

1. Metamorfosis pada serangga


 Berdasarkan perkembangannya, serangga dibedakan
menjadi 3 macam yaitu:
1) serangga yang bermetamorfosis sempurna
(homometabola), misalnya kupu-kupu, koleoptera, lalat
dan nyamuk.
2) serangga yang bermetamorfosis tidak sempurna
(hemimetabola), misalnya belalang, jangkrik, kecoa dan
laron.
3) serangga yang tidak bermetamorfosis (ametabola),
misalnya kutu buku. Pada serangga ini telur berkembang
menjadi imago.
 Tahap metamorfosis bermula dari perkembangan telur menjadi
larva.
 Larva memiliki bentuk yang sangat berbeda dibanding dewasa.
 Ulat adalah larva kupu-kupu.
 Larva dapat tumbuh dari kecil menjadi besar, tetapi selalu didahului
dengan ganti kulit (ekdisis atau molting).
 Setelah larva berukuran tertentu, ia akan inaktif atau dorman. Tahap
ini dinamakan pupa.
 Selama fase pupa, terjadi proses diferensiasi sel dan pembentukan
organ-organ baru, misalnya sayap, bulu, dan antena.
 Setelah semua organ dewasa terbentuk pupa mengalami ganti kulit,
dan muncul individu dewasa berupa kupu-kupu.
2. Metamorfosis Pada Katak
 Metamorfosis pada katak tidak mengalami pergantian kulit.
 Zigot mula-mula berkembang menjadi berudu.
 Berudu ini tidak memiliki kaki tetapi memiliki ekor dan sirip.
Selanjutnya tumbuh kaki belakangnya.
 Pergantian organ pada metamorfosis katak disesuaikan dengan
perubahan habitat dari air ke darat.
 Misalnya insang berubah bentuk dan fungsi menjadi paru-paru,
berudu yang mula-mula tidak berkaki tumbuh menjadi katak
yang berkaki, serta hilangnya ekor.
C. Metagenesis

 Metagenesis adalah pergiliran keturunan selama siklus hidup


organisme.

 Contohnya tumbuhan lumut dan paku.

 Pergiliran keturunan terjadi antara generasi gametofit dan


generasi sporofit.

 Generasi gametofit menghasilkan gamet (sel kelamin),


sedangkan generasi sporofit menghasilkan spora.
1. Metagenesis pada Tumbuhan
a. Metagenesis Tumbuhan Lumut
– Spora tumbuh menjadi protonema.
– Protonema tumbuh menjadi tumbuhan lumut.
– Tumbuhan lumut disebut gametofit (2n) karena
menghasilkan gamet.
– Tumbuhan lumut memiliki anteridium (kelamin
jantan) dan arkegonium (kelamin betina).
– Anteridium menghasilkan sperma, dan arkegonium
menghasilkan ovum.
– Peleburan sperma dan ovum mengasilkan zigot.
– Zigot berkembang menjadi sporofit (n) dan
menghasilkan spora.
b. Metagenesis Tumbuhan Paku
 Spora tumbuh menjadi protalium. Protalium tumbuh menjadi
gametofit yang menghasilkan anteridium dan arkegonium.

 Peleburan sperma dan ovum mengasilkan zigot. Zigot tumbuh


menjadi tumbuhan paku. Tumbuhan paku bersifat sporofit yang
mengasilkan spora.
c. Metagenesis Tumbuhan Berbiji
 Tumbuhan berbiji adalah sporofit.
 Generasi gametofit betina berkembang di dalam bakal biji yang masih
berhubungan dengan tumbuhan induknya.
 Gametofit jantan dimulai saat tebentuknya mikrospora, setelah itu
dilanjutkan pada saat setelah penyerbukan.
 Generasi gametofit tumbuhan biji waktunya singkat, perkembangannya
terlindung, dan hidupnya tergantung tumbuhan induknya.
 Mikrospora yang keluar dari kotak spora berkembang menjadi serbuk
sari.
 Setelah penyerbukan, serbuk sari berkembang menjadi buluh serbuk
sari.
 Buluh serbuk sari membentuk sel sperma.
 Buluh serbuk sari disebut sebagai generasi mikrogametofit.
 Sedangkan generasi megagametofitnya (makrogametofit) adalah
kantung lembaga (kantung embrio).
 Setelah terjadi peleburan sel sperma dan ovum, maka terbentuklah zigot.
 Zigot berkembang menjadi embrio (lembaga) di dalam biji.
 Biji tumbuh menjadi kecambah, dan akhirnya menjadi tumbuhan
dewasa.
 Tumbuhan dewasa menghasilkan bunga dan seterusnya.
2. Metagenesis pada Hewan

 Beberapa jenis hewan


Invertebrata mengalami
metagenesis, contohnya
Plasmodium dan ubur-ubur.

 Ubur-ubur hidup di laut dan


mengalami pergiliran keturunan,
yaitu fase polip yang menetap di
dasar perairan dan fase medusa
yang dapat berenang bebas.

 Polip pada ubur-ubur merupakan


generasi vegetatif, sedangkan
medusa merupakan generasi
generatif.
SENIN, 30 JULI 2018
ULANGAN HARIAN 1
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai