Bab 2
Pokok Kaidah Fundamental Bangsaku
DISUSUN OLEH :
1. DEDY SETIADI
2. DEGA KANYA SEPTIPARA ASYIQAH
3. DIMAS NURIDHO
4. FAJAR FAHRUDIN NUGROHO
5. FARID HIDAYATULLAH
6. FERRY ADI PURWITO
7. GEO IVANANDA
8. IRHAS CHOIRUR RIZKI
9. CANTIKA DEWI
POKOK
KAIDAH FUNDAMENTAL BANGSAKU
A. Mewujudkan Rasa Syukur atas
Kemerdekaan
B. Isi dan Pokok Pikiran Pembukaan UUD
Negara Republik Indonesia tahun1945
C . Cita-Cita dan Tujuan Nasional Berdasarkan
Pancasila.
D. Kedaulatan Rakyat dalam Konteks Negara
Hukum
Alenia Kedua
“Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat
yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan
pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil
dan makmur”.
Alenia Ketiga
“Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan
luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia
menyatakan dengan ini kemerdekaannya”.
Alenia Keempat
“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu
Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan
Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang
Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu
susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan
Rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan Yang Maha
Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia”.
. Pokok Pikiran Pembukaan UUD 1945
Ada 4 (empat) Pokok Pikiran yang terkandung
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 adalah sebagai
berikut:
Pokok pikiran ini menempatkan suatu tujuan atau suatu cita-cita yang
ingin dicapai dalam “Pembukaan” dan merupakan suatu sebab tujuan
(kausa finalis) sehingga dapat menentukan jalan serta aturan-aturan
mana yang harus dilaksanakan dalam Undang-Undang Dasar untuk
sampai pada tujuan yang didasari dengan bekal persatuan. Ini
merupakan pokok pikiran keadilan sosial, yang didasarkan pada
kesadaran bahwa manusia Indonesia mempunyai hak dan kewajiban
yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan
masyarakat.
Pokok Pikiran Ketiga
Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan
atas kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan
Cita-Cita Nasional
Cita-cita nasional sebagaimana diamanatkan Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia, yaitu mencapai
masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila,
tertuang dalam Alinea kedua Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 “... Negara
Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur”.
Tujuan Nasional
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia.
2. Memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Dalam rangka perwujudan cita-cita dan tujuan nasional tersebut, beberapa
upaya yang dapat dilakukan negara, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Memberikan kepastian dan perlidungan hukum terhadap semua warga
negara tanpa diskriminatif.
2. Menyediakan fasilitas umum yang memadai yang berdampak pada
kesejahteraan masyarakat.
3. Menyediakan sarana pendidikan yang memadai dan merata di seluruh
tanah air.
4. Memberikan biaya pendidikan gratis terhadap seluruh jenjang
pendidikan bagi seluruh warga negara.
5. Menyediakan infrastruktur serta sarana transportasi yang memadai dan
menunjang tingkat perekonomian rakyat.
6. Menyediakan lapangan kerja yang dapat menyerap jumlah angkatan
kerja dalam rangka penghidupan yang layak bagi seluruh warga negara.
7. Mengirimkan pasukan perdamaian dalam rangka ikut serta
berpartisipasi aktif dalam menjaga dan memelihara perdamaian dunia.
D. Kedaulatan Rakyat dalam Konteks Negara Hukum