Anda di halaman 1dari 62

RENCANA KERJA JAMINAN MUTU (RKJM)

Isi Dokumen RKJM :


1.Sampul Depan
2.Sampul yg Divalidasi
3.Pendahuluan
4. Daftar Isi
5.Kebijakan Mutu
6. Tim HACCP
7. Profil Perusahaan
8. Struktur Kerja & Deskriptif Kerja
9.Deskripsi Produk
10.Kelayakan Dasar : SOP produksi
11.SSOP (Sanitation standard Operating Procedure)
12.Diagram Alir
13. Analisa Bahaya
14.Penetapan Bahaya
15. Lembar Kerja Pengendalian Mutu
16.Prosedur Verifikasi
17.Prosedur Pengaduan Konsumen
18.Prosedur Penarikan Kembali (recall)
19.Pengembangan Sumber Daya Manusia
20.Prosedur Amandemen
PENGANTAR
Hazard Analysis
Critical Control Point

H A C C P
Dr. Ir. Lilik Eka Radiati, MS.
Lab. Mikrobiologi
Fak. Peternakan Unibraw Malang
HACCP
Hazard Analysis Critical Control Point

Suatu sistem yang mengidentifikasi, mengevaluasi, dan


Mengendalikan bahaya-bahaya yang signifikan dalam
Keamanan pangan.

A system which identifies, evaluates, and control


Hazards which are significant for food safety

(Codex Alimentarius Commission, 1997)


Sistem H A C C P
• Sistem berazaskan ilmu pengetahuan dan
sistematik, yang mengidentifikasi bahaya-
bahaya dan tindakan untuk mengendalikannya
dalam rangka menjamin keamanan pangan.
• Alat (tool) untuk menilai bahaya-bahaya dan
menerapkan sistem pengendaliannya yang
berfokus pada tindakan pencegahan
(dibandingkan pengujian pada akhir
produksi/end product testing).
Sistem HACCP…
• Sistem HACCP dapat mengakomodasi
perubahan misalnya alat, prosedur, dan
perkembangan teknologi.
• Dapat diterapkan pada seluruh mata rantai
produksi “konsep aman dari peternakan ke
meja” (safe from farm to table).
• Penerapan di industri pangan: perlu melibatkan
dan mendapat komitmen dari seluruh SDM
(manajer dan karyawan).
HACCP di Indonesia
• Mengadopsi dari:
CAC/CRP 1-1969, Rev. 3(1997)-
Recommended International Code of Practice-
General Principles of Food Hygiene-Annex:
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)
System and Guidelines for its Aplication.
Menjadi:
Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-4852-1998
tentang Sistem Analisis Bahaya dan
Pengendalian Titik Kritis (HACCP) serta
Pedoman Penerapannya.
Mengapa HACCP dibutuhkan ?
• Peningkatan kejadian penyakit yang ditularkan oleh bahan makanan
-masalah kesehatan masyarakat dan ekonomi.
• Peningkatan kesadaran masyarakat tentang keamanan makanan dan
kesehatan.
• Munculnya patogen-patogen baru (new emerging pathogens).
• Peningkatan jumlah masyarakat yang rentan.
• Industrialisasi dan produksi masal pangan- resiko kontaminasi makanan
meningkat dan besarnya jumlah konsumen yang mungkin terkena wabah
penyakit.
• Urbanisasi: rantai makanan menjadi kompleks sehingga kesempatan
terjadinya kontaminasi pangan meningkat.
• Perubahan pola hidup- lebih banyak makan diluar.
• Peningkatan wisatawan dunia.
• Perdagangan internasional: pasar bebas (persaingan).
Keuntungan Penerapan HACCP
• Efektif mengoptimalkan keamanan produk-meningkatkan
kepercayaan diri, keperyacaan konsumen, dan daya saing produk.
• Biaya lebih efektif (cost-effective control) pada area kritis, sehingga
mengurangi resiko produksi dan penjualan produk tidak aman-
mengatasi beberapa keterbatasan pemeriksaan snapshct dan
pengujian produk akhir (end-product testing)
• Dapat terintegrasi dengan sistem manajemenn kualitas, seperti ISO
9000.
• Memenuhi peraturan perundang-undangan.
• Dokumen-dokumen tercatat akan menunjang pelaksanaan audit
(internal dan eksternal).
Perkembangan HACCP
• 1959 Konsep diawali Proyek The Pillsbury Co. untuk
produksi dan penelitian pangan bagi Program Ruang
Angkasa Amerika Serikat. Dasar-dasarnya
dikembangkan oleh: Pillsbury Co., The National
Aeronautics and Space Administration (NASA), The
Natick Laboratoriues of the US Armed Forces, The US
Air Force Space Laboratory Project Group.
• 1971 Pertama kali dipresentasikan pada The First
American National Conference of Food Protection.
• 1972 Dokumen komprehensif dipublikasi oleh The
Pillsbury Co.
Perkembangan HACCP…
• 1985 HACCP direkomendasi oleh National Academic
Science (NAS) untuk produksi pangan.
• 1992 National Advisory Committee on Microbiological
Criteria for Foods (NACMSF) mengembangkan konsep
HACCP.
• 1993 Codex Alimentarius Commission (CAC) mengadopsi
Guidelines for the application of the HACCP system.
• 1997 The HACCP system and guidelines for its
application masuk dalam lampiran (Annex) dari The
revised Recommended International Code of Practice-
General Principles of Food Hygiene [CAC/RCP 1-1969,
Rev.3 (1997)].
Definisi-definisi
• Urutan pertanyaan pada setiap
• Pohon Penerapan tahapan proses dengan bahaya yang
Keputusan CCP Decission teridentifikasi untuk menentukan
Tree apakah tahapan tersebut CCP atau
bukan CCP
• Mengendalikan(kata • Melakukan tindakan yang diperlukan
untuk menjamin dan memelihara
kerja)Control (verb) pemenuhan kriteria yang diterapkan
dalam perencanaan HACCP.
• Mengendalikan (kata • Keadaan dimana prosedur-prosedur
benda) Control (noun) yang benar dilaksanakan dan kriteria
dipenuhi.
• Tindakan Pengendalian • Setiap tindakan dan kegiatan yang
dapat dilakukan untuk mencegah atau
Control Measures menghilangkan bahaya keamanan
pangan atau menguranginya sampai
tingkat yang dapat diterima
Definisi-definisi…
• Setiap tindakan yang harus diambil
• Tindakan Koreksi apabila hasil pemantauan pada titik
(Corrective Action) kendali kritis menyimpang (di luar
kendali).
• Titik Kendali Kritis • Suatu tahapan dimana pengendalian
dapat dan penting diterapkan untuk
(Critical Control Point) mencegah atau menghilangkan
bahaya keamanan pangan, atau
• Batas Kritis (Critical Limit) menguranginya sampai tingkat yang
dapat diterima.
• Penyimpangan • Suatu kriteria yang memisahkan antara
(Deviation) kondisi yang dapat diterima dari kondisi
yang tidak dapat diterima.
• Diagram Alir (Flow •

Kegagalan untuk memenuhi batas kritis.
Suatu gambaran yang sistematis dari urutan
Diagram) tahapan atau pelaksanaan di dalam
produksi atau dalam menghasilkan bahan
pangan tertentu.
Definisi-definisi…

• Rencana HACCP Suatu dokumen yang dibuat sesuai dengan
prinsip-prinsip HACCP untuk menjamin
pengendalian bahaya-bahaya yang signifikan
(HACCP Plan) dalam keamanan pangan pada bagian rantai
pangan yang sedang dipertimbangkan.
• Bahaya (Hazard) • Unsur biologis, kimiawi atau fisik atau kondisi
dari pangan yang berpotensi menyebabkan
• Analisis Bahaya •
dampak buruk pada kesehatan.
Proses pengumpulan dan evaluasi informasi
(Hazard Analysis) tentang bahaya-bahaya dan kondisi-kondisi
sampai dapat terjadinya bahaya, untuk
menentukan yang mana berdampak
• Pemantauan signifikan untuk keamanan pangan, dan
harus dimasukkan dalam rencana HACCP.
(Monitor) • Tindakan melaksanakan serentetan
pengamatan atau pengukuran yang
terencana mengenai parameter pengendali
untuk menilai apakah CCP dalam kemdali.
Definisi-definisi…
• Langkah Step • Suatu titik, prosedur, operasi
atau tahap dalam rantai
pangan yang meliputi bahan
baku dari produksi primer
sampai konsumsi akhir.
• Memperoleh bukti bahwa
• Validasi Validation unsur-unsur rencana HACCP
adalah efektif.
• Verifikasi Verification • Penerapan metode, prosedur,
pengujian dan evaluasi lainnya
dalam rangka pemantauan
untuk menentukan kesesuaian
dengan rencana HACCP.
Prinsip Sistem HACCP
• Analisis bahaya
• Identifikasi titik kendali kritis (CCP)
• Penetapan batas kritis
• Penetapan prosedur pemantauan titik kendali kritis
(CCP)
• Penetapan tindakan koreksi
• Penetapan prosedur verifikasi
• Penetapan prosedur sistem rekaman dan dokumentasi
(Codex Alimentarius Commission,
1997)
Penerapan Prinsip HACCP
• Penyusunan tim HACCP
• Penguraian produk pangan dan distribusinya
• Penguraian cara penggunaan/konsumsi dan konsumennya
• Penyusunan diagram alir
• Verifikasi diagram alir
• Analisis bahaya (Prinsip 1)
• Identifikasi titik kendali kritis (CCP) (Prinsip 2)
• Penetapan batas kritis (Prinsip 3)
• Penetapan prosedur pemantauan (Prinsip 4)
• Penetapan tindakan koreksi (Prinsip 5)
• Penetapan prosedur verifikasi (Prinsip 6)
• Penetapan prosedur sistem rekaman dan dokumentasi (Prinsip 7)
• Pemerintah (competent authority) dan industri pangan
harus memiliki perhatian pada penerapan sistem
HACCP.
• Penerapan HACCP di industri pangan – setelah ada
komitmen pimpinan dan manajemen, serta didukung
seluruh SDM.
• Sebelum penerapan HACCP, industri wajib menerapkan
Good Manufacturing Practices (GMP) – sistem HACCP
menjadi efektif dan efisien.
• Pendidikan dan pelatihan HACCP merupakan kunci
keberhasilan dan efektivitas HACCP.
Pendidikan dan Pelatihan
• Pendidikan dan pelatihan- tim HACCP,
pemantauan CCP, manajer dan seluruh
karyawan.
• Pendidikan dan pelatihan- direncanakan dengan
baik (sesuai kebutuhan), berkesinambungan
dan terjadual.
• Tujuan: memberikan pengetahuan,
pengertian/pemahaman yang seragam,
meningkatkan ketrampilan teknis,
menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab,
serta mengubah perilaku.
Pendidikan dan Pelatihan…
Setiap manajer dan karyawan harus tahu tentang:
1. Apakah HACCP itu ?
2. Mengapa HACCP dibutuhkan ?
3. Apakah keuntungan penerapan HACCP ?
4. Siapa yang dilibatkan dalam pelatihan dan
tingkat pelatihan yang dibutuhkan ?
5. Perubahan apa yang diharapkan dibandingkan
dengan cara yang sampai saat ini diterapkan ?
Penerapan
Prinsip-prinsip
Hazard Analysis
Critical Control
Point (HACCP)
Urutan Logis Penerapan
HACCP
1. Pembentukan tim HACCP
2. Pembuatan deskripsi produk
3. Identifikasi rencana penggunaan
4. Penyusunan diagram alir
5. Verifikasi (konfirmasi) diagram alir di lapangan
6. Analisis bahaya (Prinsip 1)
7. Penentuan CCP (Prinsip 2)
8. Penetapan batas kritis untuk setiap CCP (Prinsip 3)
9. Penetapan sistem pemantauan setiap CCP (Prinsip 4)
10. Penetapan tindakan koreksi (Prinsip 5)
11. Penetapan prosedur verifikasi (Prinsip 6)
12. Penetapan dokumentasi dan rekaman (Prinsip 7)
Penerapan prinsip HACCP
sangat tergantung pada
komitmen managemen
(terutama pimpinan puncak) dan
mendapat dukungan dari
seluruh sumberdaya manusia
di industri pangan tersebut
Pembentukan tim
1. Tim dibentuk setelah ada keputusan dan komitmen
manajemen untuk menerapkan/melaksanakan HACCP
di perusahaan.
2. Tim mendapat mandat untuk membuat rencana
HACCP dan menerapkannya.
3. Tim terdiri dari anggota dengan pendidikan,
keterampilan dan pengalaman yang beragam
(multidisiplin); Anggota tim terdiri dari berbagai bagian
dari perusahaan, contoh: QA/QC, produksi,
teknik/mesin,dll.
Pembentukan Tim…
4. Jumlah tergantung dari besarnya perusahaan
(4-6 orang).
5. Tim dipimpin oleh 1 orang ketua yang disepakati
bersama. Ketua tim harus memiliki
pengetahuan tentang sistem HACCP dan
mampu mengorganesasi tim
6. Jika tidak ada keahlian tertentu dalam tim, dapat
menggunakan bantuan pihak luar (konsultan,
pakar)
7. Tim mendapat pelatihan HACCP.
Contoh Tim HACCP
No. Nama Jabatan Posisi dlm
tim

1. Suharto General Manajer Ketua


2. Tutut QA Anggota
3. Titi Supervisor Produksi Anggota
4. Harmoko Supervisor Pegemasan Anggota
5. Akbar Manajer Pembelian Anggota
Pembuatan Deskripsi Produk
1. Membuat deskripsi atau penjelasan mengenai
produk, termasuk informasi mengenai
komposisi, struktur fisik/kimia (aw,pH), proses,
kemasan, penyimpanan dan distribusi, masa
kedaluwarsa dan petunjuk penggunaan.
2. Deskripsi produk ini akan membantu untuk
menentukan kemungkinan terjadinya bahaya,
membuat analisis resiko dan mengembangkan
tindakan pencegahan yang efektif.
Deskripsi Produk…

•Kategori produk : Pemotongan ayam


•Nama produk/dagang: Ayam higienis
•Produk : Segar, karkas utuh (dingin)
•Cara penggunaan : Dimasak terlebih dahulu sebelum
dikonsumsi.
•Tipe kemasan : Plastik polietilen
•Masa simpan dan penyimpanan: 3 hari setelah tanggal
produksi pada suhu penyimpanan 0 sampai +4°C
•Konsumen : Nasional
•Distribusi : truk berpendingin dengan suhu –2 sampai +2
°C.
Identifikasi Rencana
Penggunaan
• Mengidentifikasi cara
penggunaan/konsumsi oleh konsumen,
cara penyajian dan kelompok konsumen.
Misalnya:
-Produk dimasak terlebih dahulu sebelum dikonsumsi oleh
konsumen
semi umur.
-Susu dicampur dengan air hangat untuk konsumen bayi 1-2 tahun.
-Produk dikonsumsi langsung tanpa pemasakan oleh konsumen
dari
segala umur.
Identifikasi Rencana
Penggunaan…
• Kelompok umur yang rentan atau memiliki resiko
tinggi:
Bayi/Balita : Young
Lanjut Usia : Old
Hamil : Pregnant
Orang dengan : Immuno compromised
gangguan imunitas
(Aids,kanker,diabetes)
• Tujuannya untuk mengambol tindakan
pengendalian yang efektif
Standar perusahaan :
Batas maksimum cemaran
Total plate count (CFU/gram): 1.000.000
Escherichia coli (CFU/gram) : 10
Staphylococcus aureus (CFU/gram): 100
Salmonella : negatif

Label : Nama dan alamat perusahaan


Tanggal produksi
Dimasak sebelum dikonsumsi
Simpan pada suhu dingin
Nomor kontrol veteriner
Halal
Penyusunan Diagram Alir
• Tujuannya: memberikan garis besar
tahapan proses yang jelas.
• Mencakup semi tahapan secara rinci dan
urut.
• Diagram alir yang disusun: hanya yang
masuk dalam ruang lingkup rencana
HACCP
• Dapat menggunakan simbul diagram alir.

Simbul untuk diagram alir

Tahapan/langkah Tahapan/langkah dan


Inspeksi

Transportasi
Inspeksi

Penyimpanan Bahan masukan

Tahapan/langkah Arus proses


Yang mengambil
keputusan
Contoh Diagram Alir:
Penerimaan ayam hidup

Pengistirahatan
Tolak
ccp Pemeriksaan Antermortem

Penimbangan dan penghitungan ayam

Penggantungan ayam

Pemingsanan ayam
Verifikasi Diagram Alir di Lapang
• Verifikasi (mencocokan dan konfirmasi)
diagram alir langsung dilapang oleh Tim
HACCP; setiap langkah/tahapan sesuai
dengan alir proses sesungguhnya.
• Cara: pengamatan, wawancara dan
pengujian.
Analisis Bahaya (Prinsip 1)
• Maksud:
1. Mengidentifikasi bahaya,
2. Menyeleksi bahaya atas dasar analisis resiko,
3. Mengembangkan tindakan preventif didalam
proses untuk menjamin keamanan pangan.
• Seluruh bahaya potensial (biologis, kimiawi dan
fisik) pada setiap tahap (dari awal sampai akhir
dalam diagram alir yang telah diverifikasi)
ditabulasi dan dideskripsikan, termasuk tindakan
pencegahannya (preventive/control measures).
Analisis Bahaya…
• Bahaya mencakup: bahaya-bahaya yang
mungkin terdapat pada bahan mentah, akibat
pencemaran/pencemaran silang, dan bahaya
yang mungkin lolos dari proses.
• Analisis bahaya meliputi:
1.Identifikasi bahaya potensial (jenis bahaya)
2.Signifikansi bahaya: keparahan (severity) dan
kemungkinan kejadian/frekuensi (reasonably
likely to occur;risk)
3.Tindakan pencegahan atau pengendalian
(preventive measures; control measures)
Analisis Bahaya…
• Dapat menggunakan lembaran analisis resiko
• Analisis resiko dapat dilakukan secara kualitatif:
1. Keparahan (severity): kapasitas untuk
menyebabkan bahaya pada konsumen:
tinggi ;sedang; rendah.
2. Kemungkinan kejadian (reasonably likely to
occur; risk): prevalensi/frekuensi kejadian
pada
tahap tersebut: tinggi; sedang; rendah.
Jenis-jenis Bahaya
1. Bahaya Biologis: bakteri, kapang (mold), virus,
parasit.
2. Bahaya kimiawi: racun (toksin) baik yang
secara alami ada dalam makanan (racun
dalam ikan, tanaman) atau dari pencemaran
(residu antibiotik, pestisida, logam berat)
3. Bahaya fisik: benda-benda asing dalam
makanan (pecahan gelas, besi, rambut,
serpihan tulang).
Penggolongan mikroorganisme dan
parasit berdasarkan tingkat bahaya
Sangat berbahaya:
Clostridium botulinum tipe A, B, E, F
Shigella dysenteriae
Salmonella typhi; Salmonella paratyphi A, B
Virus Hepatitis A dan E
Brucella abortus, Brucella suis
Vibrio vulnificus
Vibrio cholerae 01
Taenia solium
Trichinella spiralis.
Penggolongan mikroorganisme dan parasit
berdasarkan tingkat bahaya…
Bahaya sedang, penyebaran cepat:
Listeria monocytogenes
Salmonella spp
Shigella spp
Escherichia coli
Streptococcus pyogenes
Rotavirus
Grup virus Norwalk
Entamoeba histolytica
Diphyllobothrium latum
Ascaris lumbricoides
Cryptosporidium latum.
Penggolongan mikroorganisme dan parasit
berdasarkan tingkat bahaya…
Bahaya sedang, penyebaran terbatas:
Bacillus cereus
Campylobacter jejuni
Clostridium perfringens
Staphylococcus aureus
Vibriocholerae non-01
Vibrio parahaemolyticus
Yersinia entorocolitica
Giardia lamblia
Taenia saginata
Karakteristik bahaya mikrobiologis

Kelompok Karakteristik
Bahaya

Bahaya A Produk pangan tidak steril yang ditujukan untuk


kelompok konsumen beresiko tinggi (YOPI)
Bahaya B Produk pangan mengandung bahan baku yang sensitif
terhadap bahaya.
Bahaya C Didalam proses produksi tidak terdapat tahap proses
yang dapat memusnahkan, mencegah atau mengurangi
bahaya sampai tingkat yang dapat diterima.
Bahaya D Kemungkinan produk pangan akan mengalami pencemaran
kembali setelah pengolahan sebelum pengemasan.
Bahaya E Kemungkinan terjadi pencemaran kembali atau penanganan yang
salah selama distribusi atau penanganan yang salah oleh
konsumen
sehingga produk menjadi berbahaya jika dikonsumsi.
Bahaya F Tidak ada proses pemanasan setelahpengemasan atau pada saat
dipersiapkan di rumah, atau tidak ada cara bagi konsumen untuk
mendeteksi, menghilangkan bahaya.
Kategori Resiko
Kategori Karakteristi
resiko Bahaya:
0 • Tidak mengandung bahaya A s/d F
I • Terdapat 1 bahaya B s/d F
II • Terdapat 2 bahaya B s/d F
III • Terdapat 3 bahaya B s/d F
IV • Terdapat 4 bahaya B s/d F
V • Terdapat 5 bahaya B s/d F
VI • Bahaya A
Contoh kategori resiko karkas
ayam segar
Produk Karakteristik Kategori resiko
bahaya
A B C D E F
Karkas ayam - + - + + - III
Signifikansi Bahaya (Analisis kualitatif)

Keparahan (Severity)

R S T
Kejadian R R S S
(Risk) S R S T
T S S T

R=rendah; S=sedang; T=tinggi


Contoh:
Tahap proses Bahaya Signifikansi
Severity Risk Signifik

Penerimaan ayam hidup -


- - -
Pengistirahatan -
- - -
Pemeriksaan antemortem B: m.o.patogen
(Salmonella) T R S

K:residu antibiotic
S R
S
Tindakan pencegahan
• Tindakan yang dilaksanakan untuk mencegah,
menghilangkan atau mengurangi bahaya sampai
tingkat yang dapat diterima.
• Berkaitan dengan sumber bahaya (penyebab)
pada setiap tahap dan kemampuan perusahaan
(prosedur, teknologi, sumberdaya manusia)
mengendalikan bahaya.
• Contoh: program pengendalian pemasok,
pelatihan operator, kalibrasi, penambahan es, dll.
Penentuan CCP (prinsip 2)
• Setelah semua bahaya dan tindakan
pencegahan dideskripsikan, CCP (titik kendali
kritis) diidentifikasi: khususnya pada tahapan
dengan signifikansi bahaya sedang dan tinggi.
• Satu produk yang sama namun dihasilkan dari
satu produsen berbeda, maka CCP-nya tidak
sama: perbedaan fasilitas produksi, cara
produksi dan sumberdaya manusia.
Penentuan CCP…
• Untuk membantu menentukan CCP: gunakan
CCP Decission Tree.
• Contoh CCP dalam tahapan proses:
pemanasan, pendinginan, pengendalian
formulasi produk, higiene dan sanitasi
lingkungan.
• Rencana HACCP generik (generic HACCP plan)
dapat dijadikan acuan atau pedoman dalam
menentukan CCP.
Penetapan batas kritis (prinsip 3)

• Batas kritis digunakan untuk membedakan kondisi


yang “aman” dan “tidak aman” pada CCP.
• Batas kritis harus dilandaskan pada dasar ilmiah.
• Batas kritis dapat diperoleh dari peraturan, standar,
guidelines, pustaka ilmiah, hasil penelitian atau
konsultasi dengan pakar.
• Kriteria yang sering digunakan untuk CCP: waktu,
suhu,kelembaban, aktivitas air, pH, keasaman,
bahan pengawet, kadar garam, residu klorin dan
viskositas.
Penetapan batas kritis …
• Kriteria batas kritis berkaitan dengan jenis
bahaya dimana CCP didesain untuk
mengendalikan bahaya:
-Batas kimiawi: pH, kadar garam, aw, kadar maks. Mikotoksin.
-Batas fisik: tidak ada logam, waktu dan suhu.
-Batas mikrobiologis: sedapat mungkin ihindari, kecuali
terdapat
uji cepat/rapid test yang spesifik dan sensitif.
Penetapan sistem pemantauan
(prinsip 5)

• Maksud pemantauan (monitoring):


-Membantu mengendalikan proses
-Menentukan apakah terjadi hilang kendali dan
penyimpangan
pada CCP.
-Menyediakan dokumentasi tertulis yang dapat digunakan
untuk
verifikasi.
• Pemantauan terhadap batas kritis diterapkan
pada CCP dengan cara pengamatan (observasi)
dan/atau pengujian (pengukuran).
Penetapan sistem pemantauan

• Pemantauan harus bersifat efektif dan harus
mampu mendeteksi dengan cepat adanya
penyimpangan (lepas kendali) pada CCP.
• Lima aspek yang harus diperhatikan dalam
menetapkan pemantauan:
What: Variabel batas kritis (misalnya suhu produk)
How: Metode atau cara (misalnya mengukur suhu bagian
dalam daging); dilakukan dengan pengamatan
(observasi) dan/atau pengujian/pengukuran.
Penetapan sistem pemantauan

Where: pada CCP
When : Waktu dan frekuensi dilakukan
pemantauan (misalnya setiap 2 jam)
Who : Orang yang melaksanakan dan
bertanggung
jawab.
• Hasil pengamatan atau pengukuran
dicatat (direkam) dalam formulir atau
borang.
Penetapan sistem pemantauan

• Contoh variabel yang dipakai dalam
pemantauan:
-pengamatan (observasi) visual
-suhu
-waktu
-pH
-aw
Penerapan tindakan kareksi
(prinsip 5)

• Tindakan koreksi dilakukan jika hasil


pemantauan (monitoring) pada CCP
menyimpang atau mengarah kepada
penyimpangan (out of control) dari batas
kritis.
Penerapan tindakan kareksi …
• Jenis tindakan koreksi:
-Melakukanpenyesuaian pada proses (misalnya
penghentian proses, penambahan es,
penambahan
klorin)
-Melakukan tindakan pada produk (misalnya reject,
rework).
• Tindakan koreksi yang dilakukan
dicatat/direkam.
Contoh:

CCP
Pemeriksaan Batas kritis
Antemortem Ayam sehat

Tindakan
Koreksi:
Ayam sakit
Pemantauan: ditolak
Verifikasi:
Pemeriksaan
Pemeriksaan lab.
kondisi fisik ayam
Peninjauan
Hidup setiap truk
Lapangan.
Secara acak oleh QC
Penetapan prosedur verifikasi
(prinsip 6)

• Prosedur verifikasi perlu disusun dan


dikembangkan agar dapat memelihara sistem
HACCP danmenjamin bahwa sistem berjalan
efektif.
• Aktivitas verifikasi terdiri atas:
-Review rencana HACCP
-Validasi rencana HACCP
-Pengujian (Verifikasi)
-Review rekaman
-Audit (internal dan eksternal)
Penetapan dokumentasi dan
rekaman (prinsip 7)
• Rekaman yang efisien dan akurat sangat
penting dalam sistem HACCP.
• Rekaman HACCP dan rekaman harus
terdokumentasi dengan baik. Hal ini
berguna untuk keperluan audit dan
inspeksi.
Pelatihan (Training)
• Pelatihan personal di industri menunjang
efektivitas penerapan sistem HACCP
• Pelatihan harus terprogram dan
dilaksanakan secara berkelanjutan,
disesuaikan dengan kebutuhan.
Penerapan Konsultan
Laboratorium
Program
HACCP Komitmen Penerapan
Manajemen Rencana HACCP
(10x siklus)

Pelatihan
konsultan
Pembentukan Validasi
Tim HACCP

Konsultan
Laboratorium Verifikasi
Penyusunan dan
Pengembangan
Rencana HACCP

Pravalidasi Sertifikasi

Anda mungkin juga menyukai