Anda di halaman 1dari 10

Menerapkan Islam Sebagai Agama dan

Al-quran Sebagai Pedoman Hidup

Kelompok 2 :
1. Windy Puspitasari (2014201043)
2. Ananda Khuzaeni (2014201044)
3. Muhammad Andriansyah (2014201072)
A. Pengertian

rasul adalah lelaki pilihan yang diutus Allah dengan membawa risalah kepada umat manusia. Hanya hamba pilihan saja
yang Allah angkat sebagari utusan-Nya, baik berupa malaikat maupun manusia sebagaimana difirmankan dalam surah al-Hajj
ayat 75.

1. Tunduk dan Pasrah Di Hadapan Allah Swt

Allah Swt dalam banyak ayat menjelaskan kedudukan dan derajat Nabi Muhammad Saw di dunia dan akhirat. Di antara

posisi istimewa itu adalah sikap tunduk dan pasrah di hadapan Tuhan. Rasul Saw memiliki kepasrahan yang begitu murni

sampai-sampai Allah Swt memuji kedudukan ini. (QS: Ali Imran:2, Al An'am:41, 17 dan 361).
2. Risalah Kenabian
Risalah kenabian termasuk posisi istimewa lain yang diberikan Allah Swt kepada Nabi Muhammad
Saw. Risalah kenabian beliau Saw memiliki keistimewaan yang khas dibanding risalah para Nabi as
sebelumnya. Karakteristik risalah Rasul Saw adalah sebagai penutup, penghapus risalah sebelumnya,
penyempurna risalah para Nabi as terdahulu, ditujukan untuk seluruh umat manusia, dan sebagai rahmat
bagi semesta alam. Ciri-ciri ini dimiliki oleh Nabi Muhammad dan tidak dimiliki oleh para Nabi as
sebelumnya. Risalah Nabi-nabi as terdahulu hanya untuk kaum tertentu saja dan sesuai dengan kondisi pada
masa itu. Sementara risalah Nabi Muhammad Saw diperuntukkan bagi seluruh umat manusia dan berlaku
hingga akhir zaman.
3. Pemberi Syafaat
Pemberi syafaat termasuk gelar lain yang disandang oleh Rasul Saw. Kedudukan ini juga dapat diperoleh
oleh manusia biasa melalui shalat tajahud dan sunnah di pertengahan malam. Hanya saja syafaat yang dimiliki
Rasul Saw adalah syafaat yang bersifat mutlak. Allah Swt memberi wewenang kepada Rasul Saw untuk
memberi syafaat kepada umatnya kelak. Meski Allah Swt dalam kitab sucinya tidak pernah menyebutkan
nama seorang pun yang kelak di hari kiamat akan memberikan syafaat, namun al-Quran menyebutkan
beberapa kriteria pemberi syafaat dan siapa saja yang memiliki sifat-sifat tersebut, berarti ia adalah pemberi
syafaat di hari kiamat. Ada beberapa golongan yang disebut oleh al-Quran sebagai pemberi syafaat. Di
antaranya adalah para Nabi as, malaikat, dan kaum mukmin yang saleh. Selain itu, amal perbuatan yang baik
juga dapat memberikan syafaat kepada pelakunya.
4. Kemaksuman Mutlak

Kemaksuman mutlak (kesucian mutlak) juga termasuk kedudukan lain yang dimiliki Rasul Saw. Mazhab Syiah
meyakini bahwa Nabi Muhammad Saw dan Nabi-nabi as lain terjaga dari dosa dan maksiat, baik dosa kecil atau
besar, yang disengaja atau tidak. Tujuan utama diutusnya Nabi Saw adalah untuk memberikan petunjuk kepada
seluruh umat manusia dan membimbing mereka kepada hakikat kebenaran. Pada dasarnya, Nabi Saw adalah duta
Tuhan untuk seluruh umat manusia. Beliau ditugaskan untuk memberi hidayah kepada jalan yang lurus. Apabila
beliau sendiri tidak konsisten dengan ajaran Ilahi, atau bahkan mengamalkan yang sebaliknya, maka umat manusia
akan tersesat dan ini bertentangan dengan tujuan pengutusan Nabi.

Metode penjelasan seperti itu dengan sendirinya membuktikan kemaksuman mutlak Rasul Saw. Beliau terjaga dari segala

bentuk kesalahan, kekeliruan, kelupaan dan sejenisnya. Jika tidak, mustahil Allah Swt memerintahkan manusia untuk

mematuhinya secara mutlak.


5. Hakim dan Pemberi Putusan
Di antara kedudukan dunia dan akhirat Nabi Muhammad Saw adalah bertindak sebagai hakim dan pemberi putusan

atas sebuah perkara dan sengketa yang terjadi di tengah umatnya. Selama di dunia, Nabi Saw juga bertugas memutuskan

perkara dan sengketa di tengah umat manusia berdasarkan hukum Allah Swt. Beliau bertindak sebagai hakim dan memberi

putusan yang adil terhadap setiap kasus. Sementara di akhirat, Nabi Saw menjadi pembagi antara penghuni surga dan

neraka.

6. Wilayah dan Kepemimpinan


Rasul Saw mengemban tugas untuk memberi penjelasan berbagai urusan dunia dan akhirat umat manusia. Beliau

menjelaskan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan wahyu. Beliau juga menjalankan roda pemerintahan yang kelak

menjadi sumber manifestasi rahmat Tuhan, keadilan Islam dan simbol memerangi kezaliman.
7. Penghambaan
Lembaran kehidupan Rasul Saw adalah kumpulan makrifat, keilmuan dan amal saleh yang mendidik umat manusia.
Manusia agung ini telah melakukan puncak penghambaan kepada Allah Swt dan melepaskan diri dari segala bentuk ikatan
selain-Nya. Di hadapan keagungan Allah Swt, beliau menjadi hamba yang pasrah secara mutlak sehingga menggapai
kekuatan spiritual yang agung. Karena itu, Rasul Saw tak pernah gentar menghadapi kekuatan syirik, kufur, gemerlap materi
atau penguasa yang berhias diri dengan harta dan bala tentara. Ibadah adalah tangga yang mengantarkan manusia ke puncak
kesempurnaan ruh dan spiritual. Setiap amal kebaikan yang dilakukan dengan niat mendekatkan diri kepada Allah Swt,
tergolong ibadah dan penghambaan.

B. Sifat Wajib bagi Rasul


1. Shiddiq ( jujur) Jujur adalah sikap menyatakan sesuatu sesuai dengan fakta

2. Amanah (dapat dipercaya) Amanah merupakan sikap yang dapat dipercaya

3. Tabligh (menyampaikan)

4. Fathonah (cerdas)
C. Tugas Para Rasul Allah SWT

1. Menyampaikan ajaran agama kepada manusia dan mengajak nya untuk beribadah kepada Allah.

2. Menjelaskan semua permasalahan agama yang diturunkan oleh Allah.

3. Membimbing manusia kepada kebaikan dan menjauh dari kejahatan.

4. Membawa kabar gembira (surga) dan peringatan (neraka)

5. Memperbaiki kondisi umat manusia

D. Risalah

Sesuatu yang diwahyukan A11ah SWT berupa prinsip hidup, moral, ibadah, aqidah untuk mengatur kehidupan
manusia agar terwujud kebahagiaan di dunia dan akhirat.
E. Kebutuhan Manusian Kepada Rasul
Iman kepada rasul menempati urutan keempat rukun iman, sebagai bagian dari ma’rifatul wasithah (perantara) di
antara Allah dan manusia. Pada hakekatnya, manusia diciptakan Allah dalam keadaan dhaif (lemah). Kelemahan manusia
membuatnya membutuhkan orang yang dapat memberikan bimbingan ke arah yang benar. Sepanjang sejarah manusia,
Tuhan selalu mengutus para rasul untuk memimpin dan membimbing manusia ke jalan yang benar.

Sejalan dengan penjelasan di atas, dalam Islam, iman kepada rasul-rasul Allah adalah suatu kewajiban yang tidak dapat
dipisahkan dari seorang muslim. Oleh karenanya, taat kepada rasul ditempatkan pada peringkat kedua setelah taat kepada
Allah. Hal ini memberi arti bahwa iman atau taat kepada rasul sama dengan iman dan taat kepada Allah (QS an-Nisa (4):
80). Manusia dengan segala perangkat dan sifat kelemahan yang dimilkinya tidak mampu memahami tuntutan dari ayat-
ayat Allah tanpa ada bimbingan dari para rasul, sebab manusia tidak mampu langsung berhubungan dengan Allah tanpa
ada sifat-sifat kekhususan yang dimilikinya. Ketidakmampuan tersebut membutuhkan orang-orang yang mampu
menjembatani antara Allah dan manusia, untuk menerjemahkan segala perintah dan larangan Allah yang harus ditaati atau
ditinggalkan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai