Anda di halaman 1dari 6

PENGANTAR SEJARAH PERADILAN ISLAM

A. Sejarah Peradilan Islam


B. Landasan Teologis
C. Azaz-azaz Peradilan Islam
A. Sejarah Peradilan Islam
Pada mulanya peradilan Islam dilakukan langsung oleh Rasulullah Saw, beliau
#
melakukannya atas dasar perintah Allah SWT sebagai Dzat yang paling berhak
menghukum manusia. Karena pada hakikatnya menetapkan hukum itu adalah
hak Allah SWT, sebagaimana disebutkan dalam firmannya pada surah al-An’am
ayat 57 yang artinya:
“Katakanlah, Sesungguhnya aku (berada) di atas hujjah yang nyata (al-Qur’an)
dari Tuhanku sedang kamu mendustakannya. Bukanlah wewenangku (untuk
menurunkan azab) yang kamu tuntut untuk disegerakan kedatangannya.
Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah SWT. Dia menerangkan yang
sebenarnya dan Dia Pemberi keputusan yang paling baik.”

Sumber: Hendra Gunawan. Sejarah Peradilan Islam. Jurnal al-Qanuny


Landasan Teologis
● QS. Shad : 26
“Hai Daud, Sesungguhnya kami
menjadikan kamu khalifah di muka ● QS. Almaidah : 42
bumi, maka berilah keputusan (perkara) "Dan apabila kamu memutuskan
di antara manusia dengan adil dan perkara mereka, maka putuskanlah
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, (perkara itu) di antara mereka dengan
karena ia akan menyesatkan kamu dari adil. Ssungguhnya Allah SWT
jalan Allah SWT. Sesungguhnya orang- menyukai orang-orang yang adil.”
orang yang sesat dari jalan Allah SWT
akan menadapt azab yang berar, karena
mereka melampaui hari perhitungan.”
● Sunah Rasulullah
Dalam catatan siroh, bahwa Rasulullah Saw sendiri yang langsung memimpin peradilan saat itu,
beliaulah yang memberi hukum kepada umat yang salah. Sebagaimana para perawi meriwayatkannya. Di
antaranya yang diriwayatkan oleh Bukahri, Mulsim dan Ahmad, mereka meriwayatkan Ummu Salamah
berkata: Dua laki-laki telah berselisih tentang warisan dan mendatangi Rasululullah Saw tanpa membawa
bukti. Beliau bersabda: “ Kalian berdua membawa perselisihan kalian kepadaku sedang aku adalah
seorang yang seperti kalian dan salah seorang di antara kalian mungkin berbicara lebih fasih sehingga
aku mungkin menghakimi berdasarkan keinginannya. Dan apabila aku menghukumnya dengan sesuatu
yang bukan yang menjadi miliknya dan aku mengambilnya sebagai hak saudaranya maka ia tidak boleh
mengambilnya karena apapun yang aku berikan padanya akan menjadi serpihan api neraka dalam
perutnya dan dia akan datang dengan menundukkan lehernya dihari pembalasan. Kedua orang itu
menangis dan salah satu dari mereka berkata: “ Aku berikan bagianku pada saudaraku. “ Rasulullah Saw
bersabda: Pergilah kalian bersama-sama dan bagilah warisan itu di antara kalian dan dapatkan hak kalian
berdua serta masing-masing dari kalian saling mengatakan , “ Semoga Allah SWT mengampunimu dan
mengikhlaskan apa yang dia ambil agar kalain berdua mendapat pahala.”
C. Azaz-azaz Peradilan Islam
1. Mendengarkan pernyataan dari pihak yang berselisih

2. Melibatkan Majelis Hakim

3. Mendengarkan pengacara

4. Mendengarkan keterangan saksi

5. Menggunakan rasional
THANK YOU
By. Siti Samawiyah, M.Ag

Anda mungkin juga menyukai